Otaknya pasti kemasukan air. Bisa-bisanya Violet mengajak Charles tidur di tempat tidur yang sama.Suara air mengalir dari kamar tidur membuat jantung Violet berdetak makin cepat.Saat ini, pintu kamar mandi terbuka. Violet pun memejamkan matanya dan pura-pura tidur.Charles melangkah dengan pelan, kemudian dia mematikan lampu dan tidur di samping Violet.Violet merasakan hawa panas dari kulit pria di sebelahnya. Semua saraf di tubuhnya pun menjadi tegang.Bagaimana dia bisa tidur?!Violet berbalik, tapi Charles malah memeluknya dari belakang.Jantung Violet berdebar. Charles berbisik ke telinganya, "Selamat malam."Tanpa menunggu Violet menjawabnya, Charles membenamkan mukanya di lekuk leher Violet. Violet merasa sesuatu yang lembut di lehernya. Itu adalah Charles mencium lehernya.Perasaan itu membuat napas Violet tersendat."Charles ....""Ya?""Geli ....""Mana yang geli?"Suara Charles seakan-akan memiliki kekuatan yang membuat Violet tersihir tanpa sadar.Ketika Violet membalikka
Setelah malam yang menyenangkan, Violet bangun dan di luar sudah terang. Dia membuka matanya dengan mengantuk. Dia hanya merasakan sakit di pinggang dan punggungnya. Kedua kakinya sepertinya sudah mati rasa.Semalam Charles berkata dia akan pelan-pelan, tapi tubuhnya sangat jujur. Violet disiksa tiga kali berturut-turut. Kalau bukan karena Charles melihat Violet kesakitan, sepertinya dia akan meminta lagi.Ketika Violet mengingat apa yang terjadi semalam, dia langsung membenamkan kepalanya ke dalam selimut. Pasti ada yang salah dengan otaknya semalam, makanya dia meminta Charles menginap di sini. Lalu, mereka malah langsung melakukan hal yang di luar batas.Apa yang terjadi semalam? Dia berinisiatif meminta berhubungan badan dengan Charles?Violet merasa sangat malu sampai dia tidak bisa mengangkat kepalanya. Dia lebih memilih tidak bangun seharian hari ini."Ayo bangun dan makan siang."Di luar pintu, terdengar suara rendah Charles.Setelah Violet disiksa dari semalam sampai pagi ini,
Violet mengangkat telepon, lalu dia mendengar Hannah bertanya dengan gelisah, "Sore ini kamu ada acara! Apa terjadi sesuatu padamu? Apa aku perlu mengutus orang untuk menjemputmu?""Nggak perlu. Aku hanya bangun kesiangan ...."Violet melirik Charles. Ketika dia melihat senyuman Charles, dia segera mengalihkan pandangannya. Violet berkata, "Sebentar lagi aku kembali."Setelah itu, Violet menutup telepon."Aku sudah kenyang. Hari ini para trainee ada acara. Aku harus kembali secepat mungkin.""Aku akan mengantarmu."Charles bangkit. Hanya saja, Violet belum bisa berdiri dengan stabil saat ini. Melihat itu, Charles pun menggendong Violet.Ketika Violet sampai di Grup Edris, semua trainee sudah bersiap-siap untuk berangkat.Jennie tertawa sinis di lobi Grup Edris."Hebat, ya? Kamu membuat semua orang menunggumu seorang."Alis Hannah juga berkerut. Dia menghampiri Violet, kemudian berbisik, "Sore kita sudah harus berangkat untuk mempersiapkan acara malam. Kenapa kamu terlambat?"Violet ber
"Ya sudah kalau grup kita nggak lolos. Ada banyak orang di grup kita, siapa yang akan diperhatikan penonton? Bukankah bagus kalau nggak ada Violet?"Beberapa orang membicarakannya.Tim sutradara masuk dari luar, lalu dia berkata, "Perhatikan riasan kalian hari ini! Nanti Tuan Romeo dan Tuan Dylan datang untuk menonton!"Ketika mendengar Romeo dan Dylan akan datang, semua orang yang awalnya sudah bersemangat menjadi makin bersemangat"Nggak hanya Tuan Dylan, Tuan Romeo juga datang untuk menonton kita! Acara ini pasti akan menjadi populer!""Jangan-jangan Tuan Romeo datang untuk melihat Violet?""Mereka sudah lama mau bercerai. Sekarang Violet entah pergi ke mana. Bagaimana mungkin Tuan Romeo datang untuknya?"...Semuanya sibuk berbicara dan sama sekali tidak memperhatikan seorang staf wanita yang mengenakan topi berdiri di sudut.Romeo sedang berdiri di depan panggung. Dia melihat jam tangannya, lalu bertanya, "Apa Violet belum datang?"Levi menggelengkan kepalanya. "Saya sudah pergi m
"Tenanglah, Tuan Romeo. Lebih baik Anda duduk dulu dan menonton acara kami."Hannah datang dan seulas senyuman tersungging di bibirnya.Romeo mengernyit sambil bertanya, "Violet sakit. Kenapa kamu baru memberitahuku sekarang?""Meskipun Nona Violet sakit, acara harus tetap dilanjutkan. Lagi pula, ini juga yang diinginkan Nona Violet."Ada maksud tersirat di dalam kalimat Hannah. Levi di sebelah bertanya, "Tuan Romeo, apa kita masih mau pergi?"Romeo diam.Hannah berjalan mendekat, kemudian dia berbisik, "Tuan Romeo, acaranya sudah mau mulai. Saya tahu Anda nggak peduli, tapi Nona Violet akan segera tiba. Tuan Romeo nggak perlu khawatir."Setelah mendengar apa yang diucapkan Hannah, kerutan di kening Romeo baru perlahan-lahan menghilang.Saat ini para tamu dan juri sudah hadir."Tuan Romeo, Tuan Dylan, senang bertemu dengan kalian."Banyak orang yang datang untuk menyapa mereka. Melihat Romeo sudah tidak berencana pergi, Hannah baru pergi dan menyeka keringatnya.Dasar si Violet itu! Ta
Sutradara tidak berani bersikap lancang dan tetap bersikap hormat kepada Megan.Megan berjalan ke depan Romeo, kemudian menyapa dengan sopan, "Tuan Romeo.""Ya," jawab Romeo dengan singkat.Megan melihat ke kiri dan ke kanan, lalu bertanya, "Apa Nyonya Fernandez nggak datang?"Hati Romeo tiba-tiba terasa perih saat dia mendengar panggilan "Nyonya Fernandez"."Nona Violet nggak enak badan hari ini, jadi dia nggak datang.""Oh, begitu .... Sayang sekali."Megan duduk di kursi tamu istimewa. Padahal dia punya kendali atas debut Violet sebagai tamu istimewa hari ini. Ternyata Violet tidak bisa datang hari ini.Sayang sekali.Melihat ketiga orang itu diam saja, sutradara pun pergi menangani urusan lain.Acara mulai syuting seperti biasa. Para trainee putri naik ke panggung untuk menari, kemudian para penonton menjadi sangat antusias.Di antara penonton, Violet yang memakai masker sedang duduk di posisi paling mencolok. Dia menonton penampilan semua orang di atas panggung dan bertepuk tangan
Itu terlihat seperti untuk kebaikan Violet, tapi sebenarnya itu membuat Bianca makin gila.Romeo yang menyadari itu berkata dengan marah, "Diam kamu!"Megan terkejut karena Romeo, jadi dia langsung membungkam mulutnya.Dylan mengernyit dan berkata, "Bianca, ya? Apa yang ingin kamu lakukan?""Aku nggak ingin melakukan apa-apa. Aku hanya ingin melenyapkannya dan menghancurkan acara ini!"Tangan Bianca gemetar. "Aku sudah berkorban banyak untuk acara ini. Tapi, ketika hampir saatnya tampil, Grup Edris malah mengeluarkanku! Aku masih harus membayar denda yang tinggi. Aku sudah nggak bisa hidup dan hanya bisa melakukan ini!"Suasana terasa tegang, tapi Violet tertawa. Dia berbisik sehingga hanya mereka dua yang bisa mendengarnya, "Megan Swiss yang mengarahkanmu, 'kan?""Ini nggak ada hubungannya dengan orang lain! Aku ingin mengambil nyawamu!""Kalaupun kamu mengambil nyawaku, Brandon juga nggak akan menyukaimu. Kamu juga nggak akan bisa lanjut berpartisipasi dalam acara ini. Kamu masih per
Megan melihat Bianca dengan gugup. Dia menunggu Bianca menusuk leher Violet.Namun, pisau Bianca malah jatuh dari tangannya.Setelah Bianca berhenti mengancam, satpam segera maju dan menarik Bianca.Violet mundur beberapa langkah. Romeo maju dengan gugup. Dia mengecek tubuh Violet untuk melihat apa dia terluka, tapi dia malah menemukan bekas merah yang jelas di tulang selangka Violet.Tubuh Romeo langsung membeku.Violet merapikan bajunya, lalu dia berkata, "Aku baik-baik saja. Terima kasih, Tuan Romeo."Violet menjaga jarak dari Romeo. Raut wajah Megan tampak masam. Dia menatap Bianca lekat-lekat.Kenapa tadi Bianca tidak menusuk leher Violet?!Bianca menatap sinis Megan, seakan-akan dia bisa membaca isi pikiran Megan.Tatapan mata Megan menjadi panik. Dia tidak pernah berpikir apa yang akan terjadi kalau Violet tidak mati dan Bianca mengeksposnya.Bagaimanapun juga, sekarang Bianca tidak melukai Violet. Semua yang dikatakan Megan bisa membuat orang merasa curiga. Itu juga akan membua
"Ruby bukan seorang aktris rendahan. Dia cantik dan baik. Dia sangat mencintai hidupnya. Tapi, Ibu malah menganggapnya sebagai alat untuk pernikahan. Kamu menyuruhnya menikah denganku dan dia menerimanya dengan senang hati, tapi kamu nggak seharusnya membunuhnya! Demi Grup Fernandez, aku sudah menyerah mengenai lumayan banyak hal!""Kamu!"Nyonya Besar Fernandez menatap putranya, lalu matanya tiba-tiba menjadi merah. "Aku melakukan ini demi siapa? Aku melakukan ini semua untuk Keluarga Fernandez! Aku sudah mengabdikan seluruh hidupku kepada Keluarga Fernandez! Tapi, balasan yang kudapatkan malah orang yang nggak tahu berterima kasih seperti kalian berdua! Kamu keluar! Keluar! Kamu bukan putraku! Kamu nggak pantas!"Saat Nyonya Besar Fernandez mengatakan itu, jantungnya terasa sakit. Dia jatuh ke kursi dan sekujur tubuhnya tidak bisa bergerak.Edward tidak menunjukkan ekspresi apa pun saat melihat ibunya yang sudah berkorban banyak untuknya selama puluhan tahun ini. Dia berkata, "Semua
Selesai bicara, Edward naik lift.Meskipun Romeo diam saja, dia sudah mempunyai rencana.Edward tidak memberitahunya semua kebenaran.Setidaknya Romeo percaya dia tidak terlahir kembali.Kalau dia tidak terlahir kembali, itu berarti mungkin Edward hanya menanamkan pikiran tentang ingatannya dari kehidupan masa lalu kepadanya.Kalau ingatan-ingatan itu bisa ditanam di kepalanya, itu berarti ingatan seperti itu juga bisa ditanamkan ke kepala orang lain.Sepertinya dia masih harus mencari tahu lebih dalam. Sebenarnya apa yang telah dilakukan Edward selama 20 tahun ini.Saat ini, Kediaman Fernandez, kamar Nyonya Besar Fernandez."Di mana Romeo? Kenapa dia nggak datang menjumpaiku setelah pulang? Apa dia ingin mengurungku di sini untuk selamanya? Panggil Romeo dan suruh dia menemuiku sekarang juga!"Beberapa hari ini Nyonya Besar Fernandez dikurung dan kebebasannya dibatasi oleh Romeo. Saat ini dia juga tidak bisa keluar meskipun itu yang diinginkannya.Martha yang sedang berdiri di samping
Diulang?Mengulangi semuanya?Bagaimana mungkin ada hal yang segila itu di dunia ini?Namun, untuk menenangkan Edward, Romeo bertanya dengan sabar, "Apa rencanamu?""Putri Keluarga Gloria itu sudah terlahir kembali. Putra Keluarga Edris itu juga sepertinya sudah terlahir kembali."Edward menatap Romeo sambil berkata, "Selama ini aku mencari momen mereka terlahir kembali, tapi aku nggak pernah menemukannya. Tapi, siapa yang berani mencobanya? Hanya dengan menemukan harta karun Kota Poseidon, kita baru bisa memahami caranya dan mengulang lagi.""Mengulang lagi ...."Romeo berkata, "Siapa yang akan memercayai omong kosong ini?""Aku adalah contoh hidupnya.""Kamu telah terlahir kembali?""Aku stres pada hari aku kehilangan ibumu. Pada akhirnya, aku memilih untuk pergi bersama ibumu. Tapi, saat aku membuka mata, aku masih hidup dan semuanya terulang kembali. Tapi, aku terlahir kembali hanya saat ibumu meninggal. Aku nggak bisa mengubah kematian ibumu. Saat itu aku merasa aku sudah menembua
Dia menunjuk foto-foto di sekitar sambil berkata, "Bersatu seperti ini yang kamu inginkan? Edward, aku mau mengingatkanmu kalau kamu sudah mati bagi orang luar! Kamu sudah mati selama 20 tahun! Di Grup Fernandez nggak ada kamu dan aku juga nggak membutuhkanmu!"Seingat Romeo, ayahnya adalah mesin yang serius, dingin dan tidak berperasaan.Orang ini sangat asing padanya. Dua puluh tahun sudah berlalu. Edward telah menjadi bayangan di benaknya.Namun, pada saat ini dia malah kembali.Dan bahkan menimbulkan begitu banyak masalah!Romeo mengingat dengan jelas 20 tahun yang lalu Edward mendadak meninggal dan Keluarga Fernandez menjadi kacau. Ketika Nyonya Besar Fernandez memakamkan Edward, dia pernah berkata, "Penguasa Grup Fernandez sudah mati. Keluarga Fernandez sudah kehilangan orang ini."Pada saat itu Romeo bersumpah dia mau menjadi orang yang lebih hebat daripada ayahnya. Dia ingin membangkitkan Keluarga Fernandez lagi.Walaupun suatu hari Edward muncul di hadapannya, dia tidak akan m
Pria itu mengulurkan tangan, lalu menepuk bahu Romeo dan berkata, "Ikut aku."Romeo melirik kamar pintu Violet yang tertutup. Pada akhirnya, dia mengikuti pria itu ke lantai lima Kediaman Fernandez.Koridor lantai lima gelap gulita.Pria itu membuka pintu sebuah kamar. Interior di dalam masih sama dengan puluhan tahun yang lalu. Ini adalah sebuah kamar utama. Begitu masuk, akan terlihat sebuah lukisan yang besar.Di dalam bingkai itu adalah foto pernikahan sepasang suami istri.Wajah wanita tampak kalem dan lembut. Tampangnya bisa membuat orang merasa tenang. Sementara pria yang berdiri di sebelah wanita itu mempunyai wajah yang sangat mirip dengan Romeo dan tampak tegas.Pria itu maju beberapa langkah, lalu berhenti di depan vas bunga.Dia hanya memindahkan vas bunga itu sedikit, lalu lemari kamar bergeser. Sebuah pintu besi muncul di hadapan mereka dan di dalam pintu besi adalah lift modern.Romeo sudah lama tinggal di rumah ini, tapi dia tidak pernah sadar kalau ada lift di dalam ka
"Sherman Knowles."Ketika mendengar nama Sherman, Nathan terdiam untuk beberapa saat."Sepertinya yang dipikirkan Tuan, Keluarga Knowles memang memiliki rahasia."Saat ini Nathan melihat komputer CCTV di depannya. Itu adalah gambar di hari Jacob melompat keluar dari jendela lantai dua.Gambar itu menunjukkan dengan jelas setelah Jacob pingsan sekitar satu menit, dia bangkit dari tanah dan menepuk debu-debu di pakaiannya.Setelah itu, Sherman melihat ke arah kamera CCTV.Lalu, Sherman menembak kamera CCTV menggunakan pistol dengan peredam suara."Penerus Keluarga Knowles memiliki kondisi kepribadian ganda. Kalau hal ini tersebar keluar, pasti akan menjadi heboh. Pantas saja Tuan Besar Knowles selalu memikirkan cara untuk merahasiakan hal ini.""Tuan, sebenarnya Sherman adalah musuh atau teman kita?""Untuk saat ini, sepertinya dia adalah musuh."Nathan diam untuk beberapa saat, kemudian berkata, "Suruh Charles dan yang lainnya pulang dulu.""Baik."Setelah Eddie keluar, baru Nathan mene
Saat Romeo melihat Nicholas, dia berjalan ke arah lain. Dia menyerahkan Violet kepada Nicholas, kemudian berkata, "Hentikan pendarahannya. Jangan sampai dia mati."Nicholas mendongak, lalu melihat tatapan mata Romeo. Dia menatap Violet dan berpura-pura berkata dengan tenang, "Aku mengerti."Nicholas pun membawa pergi Violet.Isabella memelototi Romeo dan berkata, "Tuan Romeo, jangan-jangan kamu belum melupakan Violet? Kamu ingin sekali dia hidup. Sepertinya Tuan Romeo masih sangat mencintainya."Melihat Isabella sedang menyindirnya, Romeo pun melirik Isabella dengan sinis sambil berkata, "Kamu nggak punya hak untuk bersuara. Tutup mulutmu! Kalau kamu sudah nggak menginginkan mulutmu, aku bisa membantumu menjahitnya.""Kamu ...."Isabella ingin membalas, tapi pria di sebelah berkata, "Cukup. Violet memang belum boleh mati. Aku harus tahu keberadaan harta karun darinya.""Baik, Bos ...."Isabella melangkah mundur.Saat ini Nicholas sudah mengantar Violet ke dalam mobil. Dia segera membuk
Sebelum Howard bisa merebut pistolnya, Glenn di sebelah bersiap untuk membantu Howard. Namun, dia belum sempat mengulurkan tangannya dan semua orang terdengar suara tembak.Violet meringis kesakitan.Darah pekat mengalir dari bahu Violet. Muka Violet langsung memucat dan keningnya mulai berkeringat karena dia sedang menahan sakit.Howard yang awalnya masih ingin menyerang langsung membeku.Raut wajah Charles tampak sangat masam. Dia sudah mengangkat lengannya dan mengarahkan pistol ke belakang kepala Sherman, tapi Sherman membelakangi Charles tanpa rasa takut."Charles, pikir baik-baik. Berikutnya ... bukan bahunya lagi."Karena perkataan Sherman, tangan Charles sedikit gemetar.Tadi semua orang telah melihat kemampuan Sherman. Kalau Sherman tidak melakukannya dengan sengaja, yang ditembaknya pasti bukan bahu Violet.Walaupun pikiran itu hanya tebersit sebentar di benak Charles, ketika dia tersadar, Sherman sudah membawa pergi Violet."Charles! Charles!"William terus mengguncang tubuh
Saat melihat anak buah yang dibawa Howard, suasana langsung menjadi makin berat."Menyerahlah. Orang-orang kalian sudah ditahan oleh anak buahku. Mereka nggak akan bisa masuk dan melindungi kalian."Nada Howard terdengar sinis.Pria itu tertawa sinis, lalu berkata, "Setelah kalian repot-repot, ternyata ini untuk menjebakku. Anak muda sekarang benar-benar kurang ajar .... Sayangnya, kalian nggak benar-benar berpikir aku nggak melakukan persiapan, 'kan?"Saat Violet mendengar itu, dia tiba-tiba menyadari ada yang tidak beres.Namun, sebelum dia bisa bereaksi, moncong pistol telah diarahkan ke belakang kepalanya.Moncong pistol yang dingin membuatnya langsung menegang.Gwen di sebelah berkata dengan marah, "Sherman! Ngapain kamu?!"Ekspresi Howard langsung menjadi masam.Wajah Sherman terlihat datar. Ekspresi terkejut dari sebelumnya sudah tak terlihat kini, melainkan ekspresinya tampak penuh dengan arti."Kak!"Agnes juga tercengang.Charles di sebelah mengerutkan alisnya. Dia tanpa sada