"Tenanglah, Tuan Romeo. Lebih baik Anda duduk dulu dan menonton acara kami."Hannah datang dan seulas senyuman tersungging di bibirnya.Romeo mengernyit sambil bertanya, "Violet sakit. Kenapa kamu baru memberitahuku sekarang?""Meskipun Nona Violet sakit, acara harus tetap dilanjutkan. Lagi pula, ini juga yang diinginkan Nona Violet."Ada maksud tersirat di dalam kalimat Hannah. Levi di sebelah bertanya, "Tuan Romeo, apa kita masih mau pergi?"Romeo diam.Hannah berjalan mendekat, kemudian dia berbisik, "Tuan Romeo, acaranya sudah mau mulai. Saya tahu Anda nggak peduli, tapi Nona Violet akan segera tiba. Tuan Romeo nggak perlu khawatir."Setelah mendengar apa yang diucapkan Hannah, kerutan di kening Romeo baru perlahan-lahan menghilang.Saat ini para tamu dan juri sudah hadir."Tuan Romeo, Tuan Dylan, senang bertemu dengan kalian."Banyak orang yang datang untuk menyapa mereka. Melihat Romeo sudah tidak berencana pergi, Hannah baru pergi dan menyeka keringatnya.Dasar si Violet itu! Ta
Sutradara tidak berani bersikap lancang dan tetap bersikap hormat kepada Megan.Megan berjalan ke depan Romeo, kemudian menyapa dengan sopan, "Tuan Romeo.""Ya," jawab Romeo dengan singkat.Megan melihat ke kiri dan ke kanan, lalu bertanya, "Apa Nyonya Fernandez nggak datang?"Hati Romeo tiba-tiba terasa perih saat dia mendengar panggilan "Nyonya Fernandez"."Nona Violet nggak enak badan hari ini, jadi dia nggak datang.""Oh, begitu .... Sayang sekali."Megan duduk di kursi tamu istimewa. Padahal dia punya kendali atas debut Violet sebagai tamu istimewa hari ini. Ternyata Violet tidak bisa datang hari ini.Sayang sekali.Melihat ketiga orang itu diam saja, sutradara pun pergi menangani urusan lain.Acara mulai syuting seperti biasa. Para trainee putri naik ke panggung untuk menari, kemudian para penonton menjadi sangat antusias.Di antara penonton, Violet yang memakai masker sedang duduk di posisi paling mencolok. Dia menonton penampilan semua orang di atas panggung dan bertepuk tangan
Itu terlihat seperti untuk kebaikan Violet, tapi sebenarnya itu membuat Bianca makin gila.Romeo yang menyadari itu berkata dengan marah, "Diam kamu!"Megan terkejut karena Romeo, jadi dia langsung membungkam mulutnya.Dylan mengernyit dan berkata, "Bianca, ya? Apa yang ingin kamu lakukan?""Aku nggak ingin melakukan apa-apa. Aku hanya ingin melenyapkannya dan menghancurkan acara ini!"Tangan Bianca gemetar. "Aku sudah berkorban banyak untuk acara ini. Tapi, ketika hampir saatnya tampil, Grup Edris malah mengeluarkanku! Aku masih harus membayar denda yang tinggi. Aku sudah nggak bisa hidup dan hanya bisa melakukan ini!"Suasana terasa tegang, tapi Violet tertawa. Dia berbisik sehingga hanya mereka dua yang bisa mendengarnya, "Megan Swiss yang mengarahkanmu, 'kan?""Ini nggak ada hubungannya dengan orang lain! Aku ingin mengambil nyawamu!""Kalaupun kamu mengambil nyawaku, Brandon juga nggak akan menyukaimu. Kamu juga nggak akan bisa lanjut berpartisipasi dalam acara ini. Kamu masih per
Megan melihat Bianca dengan gugup. Dia menunggu Bianca menusuk leher Violet.Namun, pisau Bianca malah jatuh dari tangannya.Setelah Bianca berhenti mengancam, satpam segera maju dan menarik Bianca.Violet mundur beberapa langkah. Romeo maju dengan gugup. Dia mengecek tubuh Violet untuk melihat apa dia terluka, tapi dia malah menemukan bekas merah yang jelas di tulang selangka Violet.Tubuh Romeo langsung membeku.Violet merapikan bajunya, lalu dia berkata, "Aku baik-baik saja. Terima kasih, Tuan Romeo."Violet menjaga jarak dari Romeo. Raut wajah Megan tampak masam. Dia menatap Bianca lekat-lekat.Kenapa tadi Bianca tidak menusuk leher Violet?!Bianca menatap sinis Megan, seakan-akan dia bisa membaca isi pikiran Megan.Tatapan mata Megan menjadi panik. Dia tidak pernah berpikir apa yang akan terjadi kalau Violet tidak mati dan Bianca mengeksposnya.Bagaimanapun juga, sekarang Bianca tidak melukai Violet. Semua yang dikatakan Megan bisa membuat orang merasa curiga. Itu juga akan membua
"Ya."Violet tidak berencana merahasiakannya dari Romeo. Kemudian, dia berkata dengan tenang, "Aku berharap kita bisa bercerai secepat mungkin."Hati Romeo tiba-tiba terasa sesak, seolah-olah ada puluhan ribu jarum yang menusuknya sehingga dia tidak bisa bernapas."Apa kita harus seperti ini?"Setelah Violet membalikkan tubuhnya, dia berhenti. Dia memunggungi Romeo, lalu berkata dengan jujur dan dingin, "Romeo, aku sudah nggak mencintaimu."'Romeo, aku sudah nggak mencintaimu.'Kalimat yang sederhana itu bagaikan pisau yang menikam jantung Romeo.Romeo menyentuh jantungnya dengan canggung. Sebagai kepala Keluarga Fernandez selama bertahun-tahun, dia telah kehilangan sangat banyak dari kecil sampai sekarang. Dia perlahan-lahan sudah melupakan perasaan sakit hati.Akan tetapi, hanya ketika kata-kata itu diucapkan, dia merasa hatinya seperti baru ditusuk.Rasa sakit itu membuatnya hampir tidak bisa bernapas.Violet berjalan dengan ekspresi tenang.Sebelum dia mengucapkan kalimat itu, dia
Violet tertawa setelah dia mendengar jawaban Bianca. "Debut?""Aku sudah berusaha lama sebagai trainee dan memang mempunyai bakat terbaik. Aku bisa debut kalau bukan karenamu! Dari awal seharusnya aku sudah bisa berdiri di atas panggung. Aku mau kembali! Aku pantas berada di atas panggung!"Tatapan mata Bianca tampak ganas. Dia sudah dipaksa dalam situasi putus asa.Namun, Violet langsung tahu apa isi hati Bianca. Dia berkata, "Kamu telah berusaha lama sebagai trainee atau untuk Brandon?""Tentu saja aku ....""Kamu hanya melihatku mengobrol sebentar dengan Brandon, tapi kamu langsung memfitnahku tanpa memikirkan konsekuensi. Apa kamu yakin kamu menjadi trainee bukan demi Brandon?"Bianca adalah wanita yang terlihat cuek dan tidak mau mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya, tapi jauh di lubuk hatinya dia sombong. Semua yang dilakukan hanya untuk mendekati Brandon dan menarik perhatian Brandon.Bianca benar-benar terdiam. Violet pun berkata, "Mimpi yang kamu maksud adalah untuk Brand
Violet terkejut. Sepertinya dia tidak menyangka Brandon akan mengatakan itu.Telinga Brandon memerah. Sepertinya dia tidak pernah berinisiatif memedulikan orang, jadi setelah dia mengatakan itu, dia tampak sangat canggung."Kamu ... mengkhawatirkanku?""Sepertinya kamu baik-baik saja. Kalau begitu, aku pergi dulu."Brandon hendak pergi, tapi Violet segera memanggilnya, "Kembali!"Brandon berhenti, lalu dia bertanya dengan alis berkerut, "Ada apa lagi?""Hari ini adalah kesempatan yang bagus. Suruh semua trainee mengakhiri kontrak."Setelah itu, Violet memberi Brandon 20 kartu bank.Brandon tercengang saat dia melihat 20 kartu itu.Orang seperti apa yang bisa memiliki 20 kartu bank?"Kenapa? Nggak jadi pergi?""Apa uang di sini cukup?""Cukup. Kamu hanya perlu meminta mereka menandatangani dan mengakhiri kontrak, setelah itu aku akan mengatur tempat untuk mereka.""Baik ...."Brandon pergi untuk melakukan arahan Violet.Saat Violet melihat punggung Brandon yang menjauh, dia menyunggingk
Rencana Violet yang cerdas membuat Nathan tersenyum. Nathan berkata, "Kalau Dylan tahu kamu mempermainkannya dan membuatnya kehilangan semua uang yang dia investasikan, dia mungkin nggak akan memaafkanmu dengan mudah.""Aku hanya menipunya beberapa ratusan miliar. CEO Grup Dawson nggak mungkin membenciku hanya karena beberapa ratusan miliar, 'kan?"Walaupun Violet berkata seperti itu, dalam hati dia sudah menebak Dylan cepat atau lambat akan merasa kalau itu adalah rencananya.Meskipun Grup Edris dan Grup V mempunyai hubungan bisnis, Dylan tidak tahu kalau Violet adalah pemilik Grup V. Dylan tentu tidak tahu kalau Violet-lah membuat jebakan untuk memikat trainee Grup V dan mengevakuasi proyek tersebut.Namun, Violet tidak boleh berpikiran naif. Bagaimanapun juga, dulu dia pernah beromong kosong begitu besar di depan Dylan. Itu pasti akan membuat Dylan waspada dan curiga.Namun, tidak apa-apa. Violet memang ingin mencari masalah dengan Dylan.Nathan berkata, "Para trainee itu menghabisk