Di ujung bukit yang indah, Ariana berdiri ditemani Carla yang berdiri today jauh di belakangnya. Di tangan gadis itu, kini ada sebuket bunga indah yang akhirnya dia simpan di atas dua batu nisan sederhana yang ada di sana. Ariana menatap dua kuburan itu dengan tatapan sendu, ketika dia mengingat bahwa salah satu dari pemilik batu nisan tersebut tidak pernah ditemukan mayatnya.
Setiap musim semi, Ariana akan mendatangi kuburan orang-orang tersayangnya untuk sekedar merawat tempat itu agar tidak ditinggalkan. Dengan posisinya, Ariana sebenarnya sudah menyewa seseorang untuk merawat kuburan orang-orang yang berperan besar dalam hidupnya tersebut. Namun gadis itu tetap akan datang setiap tahunnya, dengan satu buket bunga untuk setiap kuburan yang dia kunjungi.
Di ujung tebing dengan pohon wysteria yang indah itu, terdapat makam Valencia yang disejajarkan dengan makam milik Cornell. Dua makan itu kini diberikan batu nisan yang layak, agar orang-orang tahu bahwa yang beristirahat di sana merupakan salah satu pahlawan yang membantu Raja Raoul naik sebagai seorang raja.
Setidaknya, itu yang bisa Ariana lakukan setelah dia gagal menemukan tubuh Cornell yang berhasil meracuni Raja Emilio sebelum perang terakhir terjadi. Ariana berharap, setidaknya jiwa Cornell bisa terus bersama dengan Valencia jika dia menempatkan nisan keduanya bersebelahan. Keduanya mungkin tidak bisa bersama dalam kehidupan ini. Namun, Ariana terus berdoa agar pasangan itu bisa bahagia di kehidupan selanjutnya.
Setelah Ariana selesai menaruh bunga di atas makam Valencia dan Cornell, gadis itu kembali bangun untuk memberi dua makan tersebut tatapan terakhir. Ariana harus kembali setelah ini. Setelah Ariana secara resmi menjadi seorang duchess, dia tidak lagi memiliki banyak waktu luang seperti sebelumnya.
"Aku akan kembali lagi nanti. Kalian berdua, tolong beristirahatlah dengan tenang."
Selesai berbisik pelan, Ariana kembali menaiki kudanya dengan mudah. Carla mengikuti gerakan Ariana, ketika wanita itu juga segera menaiki kudanya sendiri. Keduanya memacu kuda mereka dengan cepat, meninggalkan tebing indah dengan segala kenangan pahitnya.
***
"Nona Aria, Anda akhirnya kembali."
Ketika Ariana kembali ke kediamannya di wilayah Alison, gadis itu langsung disambut oleh Jimmy yang menunggunya di depan pintu. Ariana mengangguk kecil untuk membalas ucapan Jimmy. Gadis itu melihat ke sekeliling kediaman, sebelum dia memutuskan untuk bertanya pada kepala pelayannya tersebut.
"Jimmy, apa sesuatu terjadi ketika aku pergi?"
Jimmy langsung mengangguk untuk menjawab pertanyaan Ariana. "Pengantar surat dari istana baru saja datang tadi pagi, Nona Aria. Raja Raoul telah mengirimkan Anda surat undangan untuk datang ke pesta penyambutan Putri Elle yang berkunjung ke Kerajaan Sigmund."
Ketika Ariana mengingat lagi, Putri Elle memang seharusnya akan tiba di ibu kota dalam beberapa hari lagi. Raoul secara khusus mengundang Putri Elle untuk berterima kasih pada putri tersebut, dan kerajaannya yang telah membantu Raoul untuk naik takhta dengan mengirimkan tentara mereka. Momen itu juga akan digunakan sebagai saat di mana kedua kerajaan akan membuat perjanjian baru, di mana mereka akan bersumpah kembali menjadi aliansi setelah kesalahpahaman yang berujung pada perang beberapa tahun yang lalu.
"Lalu ... Beberapa surat dari bangsawan lain juga kembali datang hari ini, disertai dengan hadiah-hadiah khusus yang mereka kirim untuk Anda."
Kali ini, Ariana mendesah lelah ketika lagi-lagi dia mendapatkan banyak surat cinta dari para bangsawan yang masih bertahan setelah Raoul menghabisi para bangsawan yang terbukti korup atau memiliki niat jahat pada Kerajaan Sigmund. Secara teori, orang-orang yang mengiriminya surat dan hadiah itu bukanlah orang-orang yang jahat. Namun Ariana tidak bisa berhenti berpikir bahwa dia harus memilih suaminya dengan hati-hati, demi kelangsungan keluarga Alison yang kini berada di tangannya seorang.
"Tolong bereskan hadiah-hadiah itu seperti biasanya, Jimmy. Aku akan mengecek surat dari Baginda Raja terlebih dahulu."
"Sesuai keinginan Anda, Nona Aria."
Jimmy menjawab dengan patuh ketika Ariana kembali mengurung diri di ruang kerjanya seperti biasa. Pria itu menatap sosok Ariana yang terlihat lelah, sebelum pria itu berbalik untuk pergi ke arah dapur.
Karena Ariana cenderung mengabaikan kondisi kesehatannya setelah kembali dari medan perang, Jimmy tahu dia harus berinisiatif untuk mengatur jadwal makan gadis itu agar kesehatannya bisa tetap terjaga. Tidak lupa, Jimmy juga mengerjakan tugas yang diperintahkan oleh Ariana. Kepala pelayan itu bergerak dengan cepat, karena dia dibantu oleh pelayan lain yang bekerja di kediaman Alison.
Untuk sekali lagi, kediaman Alison kembali sibuk untuk sementara waktu.
***
"Wah ... Tempat ini benar-benar berbeda dari kali terakhir kita datang ke sini."
Putri Elle berucap sambil berdecak kagum ketika dia melihat perbedaan kontras dari penampakan ibu kota saat ini. Pada saat Putri Elle terakhir datang ke ibu kota, gadis itu masih bisa melihat banyak orang tanpa rumah berkeliaran di gang-gang kecil ibu kota. Ketimpangan sosialnya juga terasa sekali, di mana Putri Elle bisa melihat yang kaya bertindak seenaknya sementara yang miskin hanya bisa mengigit jari. Walaupun Ibu Kota Helga selalu dianggap sebagai wilayah paling maju di Kerajaan Sigmund, tidak dipungkiri bahwa tempat ini memiliki jumlah diskriminasi paling banyak dari seluruh wilayah di kerajaan.
Namun kini, Putri Elle tidak lagi bisa melihat kesenjangan sosial yang terlalu tinggi di ibu kota tersebut. Gadis itu juga tidak lagi melihat orang-orang berkeliaran karena tidak memiliki rumah, sementara para penduduknya kini terlihat hidup dengan baik. Teknologi di ibu kota juga berkembang dengan pesat. Walaupun Kerajaan Sigmund baru saja mengalami perselisihan takhta dan perang berkepanjangan beberapa bulan yang lalu, kondisi kerajaan itu sudah jauh lebih baik dari ekspetasi semua orang kini.
Sulit bagi Putri Elle untuk mengakuinya. Namun saat ini, Kerajaan Sigmund tampaknya bahkan sudah melampaui Kerajaan Orvel dari segi kemakmuran dan kemajuan teknologi.
"Raja Raoul tampaknya telah bekerja keras untuk membangun kembali kerajaan ini. Untuk melihat bahwa raja semuda dirinya bisa membangun ulang kerajaan yang hampir jatuh sampai sejauh ini ... Sekarang aku bisa mengerti mengapa banyak orang rela melakukan apa pun hanya agar Raja Raoul bisa naik takhta pada saat itu."
Putri Elle menoleh saat Jenderal Dion yang menemani perjalanannya berkomentar tentang kehebatan Raoul. Mendengar Jenderal Dion yang jarang sekali memuji seseorang kini memuji Raoul, membuat Putri Elle ikut senang dan juga bangga. Gadis itu tersenyum lembar. Matanya ikut melembut, ketika dia melihat keadaan kota yang dipenuhi kemeriahan karena kelompoknya yang melewati jalanan ibu kota.
"Ya. Raoul memang orang yang pantas duduk di kursi takhta itu," bisik Putri Elle dengan suara lembut.
Karena ekonomi Kerajaan Sigmund telah membaik selama beberapa bulan ini, Raoul berhasil menyimpan cukup uang untuk mengadakan pesta megah untuk merayakan diangkatnya Raoul sebagai raja dari Kerajaan Sigmund. Sejak pagi, berbagai kereta mewah melewati jalanan ibu kota untuk pergi ke istana kerajaan. Bahkan saking terkenalnya Raoul di mata kerajaan lain, antrian untuk masuk ke istana kerajaan sampai menimbulkan kemacetan di jalanan ibu kota yang besar. Ariana yang datang bersama Cale menggunakan kereta kuda sampai tidak percaya, ketika mereka ikut terjebak dalam kemacetan itu. Tampaknya bahkan sebelum Raoul menjadi seorang raja, kepopulerannya sudah tersebar di banyak kerajaan. Ariana bisa melihat bahwa kebanyakan kerajaan mengirimkan putri mereka sebagai perwakilan kerajaan. Mereka melakukan itu mungkin karena mereka tahu bahwa Raoul masih belum memiliki ratu sampai saat ini. "Yang Mulia, syukurlah Anda tiba dengan selamat."Begitu Ariana turun dari kereta kudanya, dia langsung disam
Ketika Raoul melihat Putri Elle datang ke pestanya, raja tersebut meminta ruang pribadi untuk bicara dengan gadis itu tentang pasukan Kerajaan Orvel yang masih menetap di Kerajaan Sigmund. Sebelumnya, mereka terpaksa tinggal di Kerajaan Sigmund untuk sementara waktu karena mereka diperintahkan oleh Raja Bernard untuk membantu Raoul mengamankan Kerajaan Sigmund pada masa pemerintahan yang tidak stabil. Namun karena kini semuanya telah selesai, Raoul merasa dia perlu mengembalikan pasukan itu kembali ke Kerajaan Orvel. Raoul tentu tidak bisa membicarakan hal sensitif seperti itu di tempat umum. Jadi ketika pada tamu undangan dihibur dengan berbagai acara yang sudah Raoul persiapkan, raja tersebut pergi menemui Putri Elle yang telah terlebih dahulu memasuki ruangan pribadi yang telah dipilih oleh Raoul. "Raoul!"Putri Elle yang semula tampil sebagaimana dia masih berteman dengan Raoul segera berhenti ketika Jenderal Dion berpura-pura batuk untuk memperingati gadis itu. Di hadapannya saa
"Curtis, haruskah kita menikah? Dengan status dan usiamu ... Orang-orang pasti telah mendesakmu untuk menikah juga bukan?"Melihat wajah terkejut Marquis Curtis, Ariana akhirnya menyadari bahwa dia telah menanyakan hal yang tidak mungkin. Gadis itu termenung, sebelum dia mengalihkan tatapannya dari Marquis Curtis. "Kamu tahu, banyak orang terus-menerus mengirimiku surat dan hadiah semenjak Baginda naik takhta. Mereka tahu keluargaku telah habis, sementara aku memiliki kewajiban untuk melanjutkan garis keturunan keluargaku. Aku pikir daripada menikahi bangsawan yang tidak aku kenal dengan baik sebelumnya ... Akan lebih baik jika aku bisa menikahi seseorang yang telah aku kenal kenal dengan baik."Marquis Curtis merupakan pria yang cerdas, lembut, dan tidak pernah membedakan status orang lain. Selain keluarga Alison, keluarga Alodie mungkin bangsawan lain yang sukses mempertahankan kemakmuran wilayahnya bahkan di masa pemerintahan yang kacau. Marquis Curtis juga selalu memperlakukan Ar
"Raoul, apa kamu baik-baik saja?"Di lantai dansa, Raoul kembali tersadar ketika Putri Elle menegurnya dengan suara pelan. Ketika raja tersebut melihat wajah khawatir Putri Elle, pria itu akhirnya sadar bahwa dia tengah berdansa di tengah lantai dansa bersama dengan gadis itu. Banyak orang menyingkir untuk memberikan mereka ruang untuk berdansa. Suasana dibuat begitu khidmat, sehingga orang-orang mungkin bisa salah paham dengan status keduanya pada saat ini. Sebenarnya, Raoul terpaksa menggunakan kesempatan pertamanya untuk berdansa dengan Putri Elle karena orang-orang terus mendesaknya. Mereka bilang, Raoul dan Putri Elle harus bisa menunjukkan bahwa kedua kerajaan telah berada dalam hubungan yang baik dalam pesta dansa kali ini. Belum lagi, Putri Elle juga memang terlihat ingin berdansa dengan Raoul. Raja tersebut merasa dia tidak bisa mengecewakan Putri Elle, apalagi ketika banyak orang terus memerhatikan interaksi mereka sejak keduanya mulai terlihat bicara berdua. "Aku baik-bai
"Buahnya, silahkan beli buahnya!""Sayuran segar langsung dari petani! Ayo beli sebelum kehabisan!"Putri Elle menatap takjub interaksi pasar yang ada di ibukota Kerajaan Sigmund. Mungkin karena Kerajaan Sigmund terkenal karena hasil alamnya yang luar biasa melimpah, Putri Elle bisa melihat bahwa pasar di Kerajaan Sigmund menjual berbagai sayur dan buah yang belum pernah putri tersebut makan sebelumnya. Gadis tersebut menatap sayur dan buah tersebut satu per satu, sampai beberapa penjual mau tidak mau menatap Putri Elle dengan tatapan aneh.Karena Putri Elle dengan tegas menolak penjaga khusus yang disiapkan oleh Raoul, gadis itu pergi ke pasar dengan penyamaran saat ini. Dengan pakaian bangsawan biasa, tidak ada yang bisa menebak bahwa gadis yang terus-menerus berkeliling pasar merupakan tuan putri dari Kerajaan Orvel. Gadis tersebut sangat bersemangat saat melihat hal-hal yang belum pernah dia lihat sebelumnya, sampai tangan seseorang menahan pergerakannya. "Tuan Putri, tolong jang
Mendengar teriakan wanita itu dan sebutan 'Yang Mulia', Jenderal Dion akhirnya sadar atas kesalahannya dan buru-buru menurunkan pedangnya lagi. Dari awal sampai akhir, gadis yang baru saja terancam hanya tersenyum lembut sambil menatap mereka. Gadis tersebut menghentikan saat pelayannya hendak memasang badan untuk dia. Selanjutnya, gadis tersebut malah mengenalkan dirinya secara hormat pada Putri Elle. "Maaf jika saya membuat Anda terkejut, Yang Mulia. Lalu, tolong maafkan juga sikap tidak sopan pelayan saya. Saya, Duchess Alison menyapa Yang Mulia Putri Elle. Semoga kesehatan dan kemakmuran selalu menyertai Anda."Putri Elle benar-benar terkejut ketika dia menyadari bahwa gadis cantik yang ada di depannya ini merupakan seseorang yang selalu dibicarakan Raoul di waktu luangnya. Bahkan jika saat ini Ariana menggunakan pakaian yang sederhana, Putri Elle tetap saja tidak bisa berhenti mengagumi kecantikan dan kekuatan milik gadis tersebut. Ariana seharusnya memiliki umur yang tidak jauh
"Yang Mulia, tolong tunggu saya!"Bahkan ketika Jenderal Dion memanggil di belakangnya, Putri Elle tetap tidak berhenti berlari sampai dia cukup jauh dari tempat Ariana berada. Putri tersebut hanya berhenti ketika dia akhirnya mencapai tempat yang cukup sepi. Pandangan Putri Elle buram, ketika dia sadar bahwa dia sebenarnya telah menangis di sepanjang jalan. Sepanjang waktu, Putri Elle sebenarnya sadar bahwa Raoul tidak pernah menatapnya sebagai pasangan yang romantis. Bahkan jika mereka melewati waktu sulit bersama, lalu berdansa di tengah gemerlapnya pesta, Putri Elle selalu tahu bahwa pikiran Raoul hanya tertuju pada Ariana. Sebelumnya, Putri Elle dengan percaya diri mengatakan bahwa dia tetap akan berada di samping Raoul sampai raja tersebut bisa menerima cintanya. Namun ketika Putri Elle melihat lawan cintanya secara langsung, gadis itu langsung tahu bahwa dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menang. Ariana mungkin berusaha terlihat tidak memiliki perasaan untuk Raou
Setelah Putri Elle berlari meninggalkan Ariana begitu saja, Duchess Alison itu menghabiskan sisa harinya untuk memikirkan ucapan putri tersebut. Bahkan Marquis Curtis ikut mengatakan hal yang sama pada Ariana sebelumnya. Orang-orang ingin Ariana membuka hatinya untuk Raoul, agar gadis itu bisa melihat betapa tulus raja tersebut mencintainya selama ini. Ariana memang memerlukan pasangan secepat mungkin. Namun ketakutan bahwa dia akan mengacaukan segalanya dengan menikah dengan Raoul membuat Ariana kembali memikirkan segalanya. Gadis itu terus saja melamun sepanjang hari. Dan bahkan jika dia tidur, gadis itu tidak bisa mendapatkan tidur yang nyenyak. Pada hari itu, Ariana memimpikan sesuatu yang dia lupakan bahkan di kehidupan sebelumnya. Dia bermimpi tentang kehidupan masa kecilnya. Di mimpi itu, dia kembali menjadi Ariana berusia sebelas tahun yang belum mengetahui banyak hal. Saat itu dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya, dan terpaksa tinggal bersama sang Kakek di kediaman u
Aku pikir aku harus membuat bab penjelasan, sehingga aku dapat menjelaskan apa yang telah terjadi dalam cerita ini. Pertama-tama, mereka yang kembali ke masa lalu atau melakukan perjalanan ke dunia lain tidak begitu saja mengirimkan jiwa mereka untuk melakukannya. Mereka tidak melakukannya. Mereka hanya mengirimkan sebagian dari jiwa mereka untuk memperbaiki penyesalan terbesar mereka yang belum terselesaikan. Tidak semua orang juga bisa kembali ke masa lalu seperti Ariana atau Emilio. Hanya mereka yang memiliki penyesalan terbesar, atau bertanggung jawab atas kematian banyak nyawa, yang dapat kembali ke masa lalu atau pindah ke dunia lain untuk memperbaiki kesalahan mereka. Aku harap itu menjelaskan mengapa jiwa Raoul tidak berpindah di arc terakhir. Ya, dia juga mungkin membunuh banyak orang untuk mengambil alih tahta. Namun Raoul sudah puas dengan kehidupan yang dia jalani, jadi dia tidak bertransmigrasi atau kembali ke masa lalu setelah dia meninggal. Lalu, adakah yang menyadari
["Apa ujianmu berjalan dengan lancar? Aku dengar dari Bibi Melisa bahwa kamu baru pulang dari perjalanan bisnis ketika musim ujian dimulai. Emilio, bahkan jika kamu ingin sesegera mungkin terjun dalam dunia bisnis seperti orang tuamu, memaksakan diri untuk melakukannya juga bukan sesuatu yang baik."]Emilio tersenyum lembut ketika dia mendengar omelan kekasihnya dari earphone yang dia gunakan. Pria itu merasa beruntung karena di dunia ini, meskipun mereka kini terpisahkan oleh jarak, keduanya tetap bisa berhubungan seakan mereka selalu bersama selama ini. Tatapan Emilio melembut ketika dia menatap Ariana yang melakukan video call dengannya sambil berbaring di tempat tidur besarnya. Setidaknya dengan melihat bahwa Ariana nyaman saat bersama keluarganya sendiri, Emilio merasa pilihan yang dia ambil dua tahun yang lalu memanglah pilihan yang tepat. "Semua berjalan dengan lancar, Ariana. Namun tetap saja ... Aku hampir tidak percaya kekasihku sudah bisa mengomeliku saat ini."Ariana terta
Ketika Ariana membuka matanya lagi, kali ini gadis itu langsung disambut oleh cahaya terang dari lampu ruangan yang serba putih. Gadis itu mendengar beberapa langkah kaki yang datang untuk mendekatinya. Ariana perlahan mengubah pandangannya, dan melihat Emilio, Melisa, dan Alister sama-sama menghampirinya dengan raut wajah terkejut sekaligus lega. Ah, aku masih hidup. Itu yang Ariana langsung pikirkan ketika dia sadar bahwa dia berada di rumah sakit selama ini. Jantung Ariana seakan diremas ketika dia melihat Emilio menangis dan memegang tangannya dengan erat. Walaupun Emilio tidak mengatakan apa pun, Ariana tahu pria itu merupakan orang yang paling beryukur dia sadar pada saat ini. "Kamu akhirnya sadar, Ariana," ujar Emilio dengan suara bergetar. Pria itu mengigit bibirnya kuat-kuat. Meskipun Emilio telah setuju untuk mengikuti sesi konseling yang bertujuan untuk mengurangi obsesi tidak sehatnya pada Ariana, Emilio tetap saja merasa napasnya tercekik ketika dia melihat Ariana telah
"Ariana yang selama ini kita kenal merupakan putri keluarga Alison yang hilang selama ini. Emilio, keluarga Ariana masih hidup, dan mereka masih mencari anak mereka sampai saat ini."Pikiran Emilio berantakan ketika dia mendengar ucapan ayahnya. Selama ini, walaupun dia terdengar jahat, Emilio merasa bahagia ketika dia mendengar bahwa Ariana tidak lagi memiliki siapa pun di dunia ini. Emilio pikir tidak akan ada lagi yang merebut Ariana darinya mulai sekarang. Namun kini, dia harus menerima fakta bahwa seseorang bisa saja mengambil Ariana darinya kapan pun mereka mau. Jika Ariana diminta memilih antara keluarga atau kekasihnya, pilihan Ariana selalu jelas dalam dua kehidupan sebelumnya. Emilio menatap Ariana dengan tatapan gelap. Pikiran buruknya naik kembali, ketika dia mulai merencanakan bagaimana cara menyembunyikan Ariana dari keluarga Alison. Begitu Alister dan Melisa melihat tatapan jahat yang terlihat dari mata Emilio, mereka akhirnya semakin yakin dengan pilihan mereka. Kedua
Dengan diculiknya Ariana, Alister dan Melisa yang seharusnya pergi selama seminggu untuk urusan bisnis akhirnya mempersingkat urusan mereka dalam tiga hari. Keduanya mengambil penerbangan paling awal, dan tiba di rumah sakit pada pagi hari. Di ruang rawat Ariana, keduanya bertemu dengan Ian, dan beberapa bodyguard yang terlihat seperti mereka tidak tidur selama beberapa hari. Yang terlihat paling parah tentu saja Ian. Pria berkacamata yang biasanya selalu tampak rapi itu kini tampil dengan rambut berantakan. Bahkan kacamatanya yang biasa terpasang dengan benar tampak sedikit miring karena Ian terburu-buru dalam memperbaikinya. "Selamat datang kembali, Tuan Alister, Nyonya Melisa."Mereka dengan serempak menyambut kedatangan Alister dan Melisa sambil sedikit menunduk. Alister mengangguk lalu memberi tanda agar mereka bisa duduk lagi. Pria itu tidak tega melihat mereka berdiri ketika mereka sudah tampak seperti mayat hidup. "Ian, di mana Emilio ketika Ariana ada di sini?"Begitu merek
Dor! Ariana menutup matanya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Namun setelah sekian lama, rasa sakit dan kematian yang dia harapkan tidak terjadi juga. Sebaiknya, Ariana bisa merasakan bahwa cengkeraman pria bertopeng yang memegangnya semakin melemab seiring berjalannya waktu. Ariana membuka matanya, lalu melihat luka mengerikan di bagian samping kepala pria itu. "Polisi, jangan bergerak!"Tidak jauh dari posisi mereka, Ariana melihat bahwa Emilio baru saja melepaskan tembakan demi menyelamatkan Ariana. Di belakang remaja itu, sekumpulan polisi tiba-tiba saja muncul entah dari mana. Sebagian polisi bergerak cepat untuk melawan anggota perampok yang bersenjata, sementara sebagian yang lain segera mengamankan para sandera. Ariana yang terluka parah terjebak di tengah-tengah kekacauan tersebut. Dia bisa mendengar seseorang berjalan mendekat lalu memanggil namanya. Ariana tersenyum kecil. Tidak salah lagi, orang yang tengah menghampirinya ini merupakan orang yang sama den
Ketika semua orang tengah sibuk untuk mencari keberadaan sandera yang dibawa oleh para perampok, Ariana yang sebelumnya dibawa oleh sang Paman akhirnya terbangun karena goncangan tidak normal yang dia rasakan sejak tadi. Begitu mata gadis itu terbuka, Ariana terkejut saat mendapati dia tenyata berada di mobil yang bergerak cepat selama ini. Tubuhnya yang lemas dihimpit di tengah-tengah dua pria dengan badan yang besar. Kedua tangannya terikat dengan erat, sementara mulutnya disumpal menggunakan kain yang ditutup plester agar dia tidak bisa bicara apalagi berteriak. Di kursi sebelah supir, Daedalus yang menyadari gerakan dari Ariana berbalik untuk menatap gadis itu. Wajahnya yang semula diselimuti kemarahan kini telah kembali terlihat lembut. Pria tersebut tersenyum kecil, ketika dia berbicara dengan nada lembut pada Ariana. "Ariana, kamu bisa tidur lebih lama, kamu tahu. Kita akan pergi ke tempat yang begitu jauh setelah ini. Paman telah memikirkannya dengan benar. Agar tidak ada la
Perampokan yang terjadi di ibu kota tersebut termasuk sebagai kejadian paling mengejutkan bagi polisi, termasuk kejadian paling memalukan bagi mereka. Kompleks apartemen elit yang seharusnya memiliki pengamanan tertinggi ternyata dengan mudah mampu dibobol. Dan polisi yang diharapkan datang dengan cepat nyatanya malah terlambat menyelamatkan sandera. Efek dari kejadian itu begitu besar sampai banyak orang mulai berkumpul di sekitar kawasan apartemen itu untuk melihat kemajuan situasi di tempat itu. Masyarakat melihat bagaimana polisi berada dalam tekanan, apalagi ketika kekasih dari anak satu-satunya raja dunia bisnis ikut dijadikan sebagai sandera kali ini. Dengan bantuan Alister dan Melisa yang segera mengerahkan kekuatan mereka, dalam waktu satu jam setelah Ariana diculik, para elit dari negara mereka telah berkumpul untuk melacak komplotan perampok tersebut. Bantuan dari Alister telah membuat pekerjaan anggota kepolisian ibu kota menjadi lebih mudah. Dengan kerja sama yang baik,
Sejak Emilio selesai dengan kerja kelompoknya, pemuda itu tidak berhenti mengecek teleponnya dengan dahi berkerut. Tidak biasanya Ariana mengabaikan panggilannya seperti ini. Sejak Melisa membelikan ponsel baru untuk gadis itu, Ariana selalu siap menjawab panggilan mereka bahkan jika gadis itu tengah tertidur. Namun kali ini, Emilio tidak juga mendapatkan jawaban yang dia inginkan bahkan jika dia telah menelepon puluhan kali. Perasaan pemuda itu mulai tidak enak, sehingga dia akhirnya meminta Ian untuk memberikannya nomor telepon dari bodyguard yang diminta menjaga Ariana di rumahnya. [Nomor yang Anda tujui, tidak dapat dihubungi.]Emilio semakin tidak sabar ketika dia tidak juga mendapat jawaban positif dari orang-orang di sekitar Ariana. Pemuda itu memanggil semua nomor yang dia tahu. Namun pada akhirnya, hanya Bibi May yang menjawab dan mengatakan bahwa dia telah pulang ke rumahnya sendiri sejak matahari telah terbenam. "Ian, percepat perjalanan pulang kita. Lalu, katakan pada A