"Buahnya, silahkan beli buahnya!"
"Sayuran segar langsung dari petani! Ayo beli sebelum kehabisan!"Putri Elle menatap takjub interaksi pasar yang ada di ibukota Kerajaan Sigmund. Mungkin karena Kerajaan Sigmund terkenal karena hasil alamnya yang luar biasa melimpah, Putri Elle bisa melihat bahwa pasar di Kerajaan Sigmund menjual berbagai sayur dan buah yang belum pernah putri tersebut makan sebelumnya. Gadis tersebut menatap sayur dan buah tersebut satu per satu, sampai beberapa penjual mau tidak mau menatap Putri Elle dengan tatapan aneh.Karena Putri Elle dengan tegas menolak penjaga khusus yang disiapkan oleh Raoul, gadis itu pergi ke pasar dengan penyamaran saat ini. Dengan pakaian bangsawan biasa, tidak ada yang bisa menebak bahwa gadis yang terus-menerus berkeliling pasar merupakan tuan putri dari Kerajaan Orvel. Gadis tersebut sangat bersemangat saat melihat hal-hal yang belum pernah dia lihat sebelumnya, sampai tangan seseorang menahan pergerakannya."Tuan Putri, tolong jangan berlarian terlalu jauh dari saya. Walaupun tingkat kriminalitas sangat rendah di tempat ini, tidak ada yang bisa menebak kapan seseorang akan berbuat jahat pada orang lain."Jenderal Dion yang terpaksa ikut menyamar atas perintah Putri Elle terlihat frustrasi ketika dia harus mengejar Putri Elle yang bergerak lincah ke berbagai tempat. Dengan hanya dia sebagai teman berjalan-jalan putri tersebut, Jenderal Dion merasa bahwa keselamatan Putri Elle berada di tangannya saat ini. Dia harus benar-benar hati-hati saat mengawasi gadis itu. Namun orang yang dia lindungi tampaknya tidak peduli sama sekali dengan keselamatannya, dan terus saja berlari ke segala arah dengan semangat penuh.Melihat wajah frustrasi Jenderal Dion, Putri Elle terlihat sedikit menyesal. Dia selalu menyukai hal-hal baru, sehingga Putri Elle tanpa sadar selalu melupakan sekelilingnya ketika dia menemukan hal baru. Putri Elle sebelumnya benar-benar tidak sadar, bahwa antusiasmenya itu telah menyusahkan orang yang telah dia anggap sebagai pamannya itu."Maafkan aku, Paman Dion. Tempat ini memiliki banyak hal baru, sehingga aku tanpa sadar malah meninggalkanmu sebelumnya."Melihat Putri Elle yang tampak manis saat dia menyesal, kerutan di dahi Jenderal Dion akhirnya hilang sepenuhnya. Pria tersebut tersenyum, ketika menepuk kepala Putri Elle dengan gerakan akrab."Selama Anda sadar akan kesalahan Anda dan tidak akan mengulanginya lagi, saya tidak akan marah lagi. Kita memiliki banyak waktu untuk menikmati keberagaman di tempat ini, Yang Mulia. Oleh karena itu, Anda tidak perlu terburu-buru untuk mengenal semuanya.""Lagipula kami sedang mengusahakan agar Anda menjadi Ratu Kerajaan Sigmund di masa depan," tambah Jenderal Dion hanya di dalam hatinya. Pria tersebut menyaksikan saat Putri Elle mengangguk antusias, lalu menoleh ke arah lain ketika mereka mendengar suara obrolan dari salah satu kedai makanan di ibu kota."Biar aku beri tahu sesuatu. Sepupuku yang bekerja di istana mengatakan bahwa Putri Elle dari Kerajaan Orvel terlihat dekat sekali dengan Baginda Raja. Baginda Raja bahkan menggunakan waktu dansa pertamanya dengan Putri Elle, dan bukannya Yang Mulia Duchess Alison. Duchess Alison merupakan orang yang mengorbankan segalanya untuk membuat Baginda berada dalam posisinya saat ini. Hampir semua orang melihat bahwa Duchess Alison datang ke pesta kemarin. Namun dibandingkan berdansa dengan orang yang mendukungnya, Baginda Raja lebih memilih berdansa dengan orang yang menyebabkan perang besar beberapa waktu yang lalu.""Aku sangat senang raja saat ini begitu peduli pada rakyatnya. Namun aku ingin Baginda Raja lebih peduli pada Duchess Alison. Dibandingkan putri dari Kerajaan Orvel itu, Duchess Alison tetap jauh lebih pantas dinikahi oleh Baginda Raja. Duchess Alison merupakan gadis yang disukai oleh banyak pria dari latar belakang yang luar biasa. Terhadap gadis seperti itu, bagaimana bisa Baginda Raja mengabaikannya begitu saja?""Itu yang aku maksud. Beberapa orang bisa melihat bahwa Duchess Alison kembali lebih awal setelah dia melihat Baginda Raja berdansa dengan Putri Elle. Melihat dari kedekatan mereka sebelumnya, Duchess Alison seharusnya cemburu karena perbuatan Baginda Raja bukan?""Ya ampun ... Malang sekali nasib Duchess kita itu ... Diabaikan hanya demi putri yang memicu perang antara dua kerajaan itu pasti telah membuatnya sangat sedih."Putri Elle termenung ketika dia mendengar pembicaraan itu. Tampaknya, walaupun dua kerajaan telah memperbaiki hubungan mereka, masih ada orang-orang yang kurang puas dengan tidak adanya hukuman bagi Kerajaan Orvel yang menyerang Kerajaan Sigmund tanpa ada diskusi terlebih dahulu. Lagipula, ribuan nyawa telah hilang karena perang sia-sia itu. Bahkan Putri Elle sendiri tahu, bahwa kerajaannya memang salah atas terjadinya perang berdarah tersebut."Yang Mulia, Anda tidak perlu mendengar ucapan mereka. Bagaimana jika kita kembali ke istana terlebih dahulu? Saya yakin Raja Raoul juga akan khawatir jika Anda pergi terlalu lama."Ketika Jenderal Dion melihat bahwa Putri Elle terlihat sedih setelah mendengar ucapan orang-orang di kedai tersebut, jenderal tersebut berusaha keras untuk menahan emosinya ketika dia lebih memilih untuk membujuk Putri Elle. Saat ini, mereka hanyalah tamu dari kerajaan lain. Jenderal Dion tidak ingin membuat masalah, apalagi ketika nama Putri Elle sudah tidak terlalu bagus di mata penduduk Kerajaan Sigmund."Putri Elle adalah putri yang dengan berani melawan Marquis Daedalus demi menyelamatkan Baginda Raja ketika dipenjara di wilayah Daedalus. Putri Elle juga telah membujuk Raja Bernard untuk menghentikan perang dan membantu Baginda Raja untuk mengambil alih kerajaan. Beliau telah menunjukkan kesetiaan dan keberanian yang tidak dimiliki oleh semua orang. Jika keduanya benar-benar saling jatuh cinta, bukankah keduanya akan menjadi pasangan yang luar biasa?"Dari arah luar, Putri Elle melihat seorang gadis cantik masuk ke dalam kedai makanan tersebut sambil tersenyum lembut. Gadis itu menunjukkan pada pemilik kedai bahwa dia datang untuk mengambil pesanan, lalu berbalik untuk menatap orang-orang yang terpana atas kedatangannya."Lagipula, Baginda Raja telah berkorban banyak demi kebahagiaan kita. Bukankah wajar bagi kita untuk mendukung apa pun yang membuatnya bahagia sekarang?"Setelah kata-kata terakhirnya, orang-orang benar-benar bungkam dan terlihat malu dengan ucapan mereka sendiri. Putri Elle menatap gadis cantik tersebut dengan tatapan kagum. Sepanjang hidupnya, Putri Elle tidak pernah menemui perempuan secantik gadis itu. Belum lagi, gadis juga memiliki momentum yang bahkan anggota kerajaan sepertinya tidak punya. Putri Elle tanpa sadar terus menatap gadis itu, sampi gadis tersebut menyadari tatapannya.Ketika gadis itu tersenyum lembut lalu menunduk hormat, Putri Elle mau tidak mau berpikir bahwa gadis cantik itu menyadari siapa dia sebenarnya. Ketika gadis cantik itu selesai dengan pesanannya dan keluar dari kedai makanan tersebut, Putri Elle segera mengajak Jenderal Dion untuk mengikuti gadis cantik tersebut. Melihat gadis tersebut bisa sadar siapa dia sebenarnya, Putri Elle sudah bisa menebak bahwa latar belakang gadis tersebut tidak sederhana. Keduanya terus mengikuti di belakang gadis itu, sampai mereka berhenti di depan bangunan besar yang ada di ibu kota."Sekolah ... Pelatihan?"Putri Elle menatap papan nama besar di gerbang bangunan tersebut dengan bingung. Karena gerbang sekolah tersebut dijaga oleh seseorang, keduanya tidak lagi bisa melanjutkan perjalanan mereka. Pada akhirnya Putri Elle hanya bisa mengamati dari jauh. Namun putri tersebut terkejut, ketika dia tidak bisa menemukan gadis yang dia ikuti di mana pun setelah itu."Senang bertemu dengan Anda, Yang Mulia."Putri Elle benar-benar terkejut ketika dia melihat bahwa gadis cantik yang dia ikuti kini sudah berada di dekatnya. Suasana dibuat semakin kacau saat Jenderal Dion secara refleks mengarahkan pedangnya pada gadis itu untuk melindungi Putri Elle. Keduanya benar-benar terlihat terkejut, karena mereka benar-benar tidak bisa merasakan hawa keberadaan gadis cantik tersebut sampai gadis itu tiba-tiba muncul di dekat mereka.Pedang Jenderal Dion masih berada di dekat leher gadis cantik tersebut, sampai suara seseorang menyadarkan keterkejutan mereka."Siapa kalian?! Jauhkan pedang kalian dari Yang Mulia saat ini juga!" teriak seorang wanita sambil menghampiri mereka dengan tergesa-gesa.Mendengar teriakan wanita itu dan sebutan 'Yang Mulia', Jenderal Dion akhirnya sadar atas kesalahannya dan buru-buru menurunkan pedangnya lagi. Dari awal sampai akhir, gadis yang baru saja terancam hanya tersenyum lembut sambil menatap mereka. Gadis tersebut menghentikan saat pelayannya hendak memasang badan untuk dia. Selanjutnya, gadis tersebut malah mengenalkan dirinya secara hormat pada Putri Elle. "Maaf jika saya membuat Anda terkejut, Yang Mulia. Lalu, tolong maafkan juga sikap tidak sopan pelayan saya. Saya, Duchess Alison menyapa Yang Mulia Putri Elle. Semoga kesehatan dan kemakmuran selalu menyertai Anda."Putri Elle benar-benar terkejut ketika dia menyadari bahwa gadis cantik yang ada di depannya ini merupakan seseorang yang selalu dibicarakan Raoul di waktu luangnya. Bahkan jika saat ini Ariana menggunakan pakaian yang sederhana, Putri Elle tetap saja tidak bisa berhenti mengagumi kecantikan dan kekuatan milik gadis tersebut. Ariana seharusnya memiliki umur yang tidak jauh
"Yang Mulia, tolong tunggu saya!"Bahkan ketika Jenderal Dion memanggil di belakangnya, Putri Elle tetap tidak berhenti berlari sampai dia cukup jauh dari tempat Ariana berada. Putri tersebut hanya berhenti ketika dia akhirnya mencapai tempat yang cukup sepi. Pandangan Putri Elle buram, ketika dia sadar bahwa dia sebenarnya telah menangis di sepanjang jalan. Sepanjang waktu, Putri Elle sebenarnya sadar bahwa Raoul tidak pernah menatapnya sebagai pasangan yang romantis. Bahkan jika mereka melewati waktu sulit bersama, lalu berdansa di tengah gemerlapnya pesta, Putri Elle selalu tahu bahwa pikiran Raoul hanya tertuju pada Ariana. Sebelumnya, Putri Elle dengan percaya diri mengatakan bahwa dia tetap akan berada di samping Raoul sampai raja tersebut bisa menerima cintanya. Namun ketika Putri Elle melihat lawan cintanya secara langsung, gadis itu langsung tahu bahwa dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menang. Ariana mungkin berusaha terlihat tidak memiliki perasaan untuk Raou
Setelah Putri Elle berlari meninggalkan Ariana begitu saja, Duchess Alison itu menghabiskan sisa harinya untuk memikirkan ucapan putri tersebut. Bahkan Marquis Curtis ikut mengatakan hal yang sama pada Ariana sebelumnya. Orang-orang ingin Ariana membuka hatinya untuk Raoul, agar gadis itu bisa melihat betapa tulus raja tersebut mencintainya selama ini. Ariana memang memerlukan pasangan secepat mungkin. Namun ketakutan bahwa dia akan mengacaukan segalanya dengan menikah dengan Raoul membuat Ariana kembali memikirkan segalanya. Gadis itu terus saja melamun sepanjang hari. Dan bahkan jika dia tidur, gadis itu tidak bisa mendapatkan tidur yang nyenyak. Pada hari itu, Ariana memimpikan sesuatu yang dia lupakan bahkan di kehidupan sebelumnya. Dia bermimpi tentang kehidupan masa kecilnya. Di mimpi itu, dia kembali menjadi Ariana berusia sebelas tahun yang belum mengetahui banyak hal. Saat itu dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya, dan terpaksa tinggal bersama sang Kakek di kediaman u
Ketika Ariana bangun kembali, gadis itu segera duduk dan merenung untuk waktu yang cukup lama. Tidak pernah sekalipun Ariana berpikir, bahwa ada alasan lain dibalik jatuhnya dia di kolam belakang kediamannya. Ariana tidak pernah tahu bahwa dia telah terlebih dahulu jatuh cinta pada Raoul, dan bukannya Emilio seperti yang selama ini dia duga. Perasaannya pada Raoul bahkan jauh lebih kuat, karena pada saat itu, hanya Raoul yang benar-benar menghiburnya selama dia berada dalam situasi sulit. Ariana tanpa sadar tersenyum pahit. Gadis itu sama sekali tidak menyangka, bahwa Raoul tetap akan menjadi anak baik yang sama bahkan setelah dia tumbuh dewasa. Pada saat itu, Ariana masih terlalu kecil untuk sadar bahwa Raoul sama sekali tidak bersalah dan hanya berusaha untuk melindunginya. Namun sekarang dia tahu, dan perasaannya mendadak kembali rumit tentang raja tersebut. Setelah mendapatkan kepingan ingatan terakhir yang tidak bisa dia dapatkan di dunia sebelumnya, Ariana akhirnya menyadari se
Di sepanjang jalan, Raoul sangat gugup seakan menemui Ariana merupakan hal yang besar. Setelah mereka hampir tidak berhubungan lagi karena kesibukan masing-masing, Raoul takut Ariana akan canggung jika mereka tiba-tiba bertemu. Namun Marquis Curtis telah meyakinkannya bahwa Ariana tidak akan marah bahkan jika Raoul datang tanpa membuat janji terlebih dahulu. Poin itu saja sudah membuktikan bahwa Ariana memang memiliki titik lemah untuk raja tersebut. "Baginda Raja, kita telah tiba."Jantung Raoul berdegup semakin kencang ketika Kapten Allen memberi tahu bahwa mereka berhasil memasuki gerbang kediaman Alison dengan mudah. Ariana benar-benar memberi kelonggaran untuknya. Telinga Raoul perlahan memerah, ketika dia merasa malu dengan pemikirannya sendiri. Begitu Raoul turun dari kereta kudanya, pria itu melihat bahwa Ariana juga sudah siap untuk pergi ke suatu tempat menggunakam kereta kudanya. Raja tersebut tiba-tiba merasa dia tidak bisa mengatakan apa pun. Semangatnya turun secara dr
"Wow ...."Ketika Putri Elle melihat persiapan pernikahan antara Ariana dengan Raoul, putri tersebut tidak bisa lagi menahan perasaan kagumnya tentang hal itu. Mungkin karena pernikahan itu merupakan pernikahan yang diharapkan semua orang, hampir seluruh penduduk Kerajaan Sigmund ikut merayakan hari bahagia tersebut. Sebuah festival diadakan di seluruh daerah yang ada di Kerajaan Sigmund. Hampir ke mana pun Putri Elle pergi, dia akan melihat kemeriahan festival untuk menyambut pernikahan raja mereka tersebut. "Melihat keramaian ini, aku bersyukur kita tidak pulang terlebih dahulu sebelum mendengar kabar pernikahan ini. Dengan keramaian ini, kita mungkin akan telat menghadiri pesta pernikahan mereka jika kita memutuskan untuk kembali ke Kerajaan Orvel terlebih dahulu."Jenderal Dion melihat saat Putri Elle tersenyum lepas sambil mengamati kemeriahan pesta yang ada di sekitarnya. Pria tersebut mengingat Putri Elle yang masih menangisi Raoul beberapa bulan yang lalu, kemudian bicara pad
Ketika Ariana akhirnya tiba di taman belakang rumahnya, dia bisa melihat bahwa Putri Elle telah duduk di salah satu kursi yang dia siapkan dengan Jenderal Dion yang berdiri di belakangnya. Ketika Putri Elle menyadari kedatangan Ariana, gadis itu segera berdiri untuk menyambut kedatangan calon ratu Kerajaan Sigmund tersebut. "Salam, Duchess Alison. Aku harap aku tidak menganggumu dengan datang pada hari ini."Setelah perpisahan canggung mereka beberapa bulan yang lalu, Ariana sedikit lega saat dia melihat Putri Elle tampaknya sudah melupakan kejadian itu. Ariana ikut memberi salam formal untuk putri tersebut. Wanita itu membungkuk dengan anggun, lalu membalas sapaan dari Putri Elle. "Lama tidak berjumpa, Yang Mulia. Merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk menerima Anda di kediaman saya."Putri Elle tersenyum setelah dia mendengar salam dari Ariana. "Aku harap kamu tidak terlalu formal padaku, Duchess Alison. Lagipula, sebentar lagi kamu akan menjadi Ratu Kerajaan Sigmund," ucapny
Segera, waktu tunggu Raja Raoul akhirnya selesai juga. Setelah berbulan-bulan keduanya harus sibuk untuk menyiapkan pesta pernikahan, hari pernikahan yang ditunggu oleh semua orang akhirnya tiba juga. Pada umur 22 tahun, Ariana akhirnya menikah dengan Raoul yang telah lebih tua dua tahun dari dirinya sendiri. Upacara pernikahan mereka akan diadakan di istana kerajaan, yang akan dilanjutkan dengan pesta besar pada malam harinya. Sejak dini hari, Ariana telah dibangunkan untuk menerima perawatan sebelum pernikahan. Calon ratu tersebut berendam dalam air yang diberi wewangian, lalu didandani oleh belasan pelayan. Semua orang bergerak dengan sangat hati-hati pada hari itu. Dan karena waktu mendandani calon ratu akan berlangsung sangat lama, Ariana akhirnya diijinkan untuk kembali tidur saat orang-orang sibuk untuk mendandaninya. Ketika Ariana kembali bangun, Carla segera membimbingnya untuk mengenakan gaun pengantin yang menjadi pilihan Ariana dan Raoul. Gaun cantik itu terasa begitu p
Aku pikir aku harus membuat bab penjelasan, sehingga aku dapat menjelaskan apa yang telah terjadi dalam cerita ini. Pertama-tama, mereka yang kembali ke masa lalu atau melakukan perjalanan ke dunia lain tidak begitu saja mengirimkan jiwa mereka untuk melakukannya. Mereka tidak melakukannya. Mereka hanya mengirimkan sebagian dari jiwa mereka untuk memperbaiki penyesalan terbesar mereka yang belum terselesaikan. Tidak semua orang juga bisa kembali ke masa lalu seperti Ariana atau Emilio. Hanya mereka yang memiliki penyesalan terbesar, atau bertanggung jawab atas kematian banyak nyawa, yang dapat kembali ke masa lalu atau pindah ke dunia lain untuk memperbaiki kesalahan mereka. Aku harap itu menjelaskan mengapa jiwa Raoul tidak berpindah di arc terakhir. Ya, dia juga mungkin membunuh banyak orang untuk mengambil alih tahta. Namun Raoul sudah puas dengan kehidupan yang dia jalani, jadi dia tidak bertransmigrasi atau kembali ke masa lalu setelah dia meninggal. Lalu, adakah yang menyadari
["Apa ujianmu berjalan dengan lancar? Aku dengar dari Bibi Melisa bahwa kamu baru pulang dari perjalanan bisnis ketika musim ujian dimulai. Emilio, bahkan jika kamu ingin sesegera mungkin terjun dalam dunia bisnis seperti orang tuamu, memaksakan diri untuk melakukannya juga bukan sesuatu yang baik."]Emilio tersenyum lembut ketika dia mendengar omelan kekasihnya dari earphone yang dia gunakan. Pria itu merasa beruntung karena di dunia ini, meskipun mereka kini terpisahkan oleh jarak, keduanya tetap bisa berhubungan seakan mereka selalu bersama selama ini. Tatapan Emilio melembut ketika dia menatap Ariana yang melakukan video call dengannya sambil berbaring di tempat tidur besarnya. Setidaknya dengan melihat bahwa Ariana nyaman saat bersama keluarganya sendiri, Emilio merasa pilihan yang dia ambil dua tahun yang lalu memanglah pilihan yang tepat. "Semua berjalan dengan lancar, Ariana. Namun tetap saja ... Aku hampir tidak percaya kekasihku sudah bisa mengomeliku saat ini."Ariana terta
Ketika Ariana membuka matanya lagi, kali ini gadis itu langsung disambut oleh cahaya terang dari lampu ruangan yang serba putih. Gadis itu mendengar beberapa langkah kaki yang datang untuk mendekatinya. Ariana perlahan mengubah pandangannya, dan melihat Emilio, Melisa, dan Alister sama-sama menghampirinya dengan raut wajah terkejut sekaligus lega. Ah, aku masih hidup. Itu yang Ariana langsung pikirkan ketika dia sadar bahwa dia berada di rumah sakit selama ini. Jantung Ariana seakan diremas ketika dia melihat Emilio menangis dan memegang tangannya dengan erat. Walaupun Emilio tidak mengatakan apa pun, Ariana tahu pria itu merupakan orang yang paling beryukur dia sadar pada saat ini. "Kamu akhirnya sadar, Ariana," ujar Emilio dengan suara bergetar. Pria itu mengigit bibirnya kuat-kuat. Meskipun Emilio telah setuju untuk mengikuti sesi konseling yang bertujuan untuk mengurangi obsesi tidak sehatnya pada Ariana, Emilio tetap saja merasa napasnya tercekik ketika dia melihat Ariana telah
"Ariana yang selama ini kita kenal merupakan putri keluarga Alison yang hilang selama ini. Emilio, keluarga Ariana masih hidup, dan mereka masih mencari anak mereka sampai saat ini."Pikiran Emilio berantakan ketika dia mendengar ucapan ayahnya. Selama ini, walaupun dia terdengar jahat, Emilio merasa bahagia ketika dia mendengar bahwa Ariana tidak lagi memiliki siapa pun di dunia ini. Emilio pikir tidak akan ada lagi yang merebut Ariana darinya mulai sekarang. Namun kini, dia harus menerima fakta bahwa seseorang bisa saja mengambil Ariana darinya kapan pun mereka mau. Jika Ariana diminta memilih antara keluarga atau kekasihnya, pilihan Ariana selalu jelas dalam dua kehidupan sebelumnya. Emilio menatap Ariana dengan tatapan gelap. Pikiran buruknya naik kembali, ketika dia mulai merencanakan bagaimana cara menyembunyikan Ariana dari keluarga Alison. Begitu Alister dan Melisa melihat tatapan jahat yang terlihat dari mata Emilio, mereka akhirnya semakin yakin dengan pilihan mereka. Kedua
Dengan diculiknya Ariana, Alister dan Melisa yang seharusnya pergi selama seminggu untuk urusan bisnis akhirnya mempersingkat urusan mereka dalam tiga hari. Keduanya mengambil penerbangan paling awal, dan tiba di rumah sakit pada pagi hari. Di ruang rawat Ariana, keduanya bertemu dengan Ian, dan beberapa bodyguard yang terlihat seperti mereka tidak tidur selama beberapa hari. Yang terlihat paling parah tentu saja Ian. Pria berkacamata yang biasanya selalu tampak rapi itu kini tampil dengan rambut berantakan. Bahkan kacamatanya yang biasa terpasang dengan benar tampak sedikit miring karena Ian terburu-buru dalam memperbaikinya. "Selamat datang kembali, Tuan Alister, Nyonya Melisa."Mereka dengan serempak menyambut kedatangan Alister dan Melisa sambil sedikit menunduk. Alister mengangguk lalu memberi tanda agar mereka bisa duduk lagi. Pria itu tidak tega melihat mereka berdiri ketika mereka sudah tampak seperti mayat hidup. "Ian, di mana Emilio ketika Ariana ada di sini?"Begitu merek
Dor! Ariana menutup matanya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Namun setelah sekian lama, rasa sakit dan kematian yang dia harapkan tidak terjadi juga. Sebaiknya, Ariana bisa merasakan bahwa cengkeraman pria bertopeng yang memegangnya semakin melemab seiring berjalannya waktu. Ariana membuka matanya, lalu melihat luka mengerikan di bagian samping kepala pria itu. "Polisi, jangan bergerak!"Tidak jauh dari posisi mereka, Ariana melihat bahwa Emilio baru saja melepaskan tembakan demi menyelamatkan Ariana. Di belakang remaja itu, sekumpulan polisi tiba-tiba saja muncul entah dari mana. Sebagian polisi bergerak cepat untuk melawan anggota perampok yang bersenjata, sementara sebagian yang lain segera mengamankan para sandera. Ariana yang terluka parah terjebak di tengah-tengah kekacauan tersebut. Dia bisa mendengar seseorang berjalan mendekat lalu memanggil namanya. Ariana tersenyum kecil. Tidak salah lagi, orang yang tengah menghampirinya ini merupakan orang yang sama den
Ketika semua orang tengah sibuk untuk mencari keberadaan sandera yang dibawa oleh para perampok, Ariana yang sebelumnya dibawa oleh sang Paman akhirnya terbangun karena goncangan tidak normal yang dia rasakan sejak tadi. Begitu mata gadis itu terbuka, Ariana terkejut saat mendapati dia tenyata berada di mobil yang bergerak cepat selama ini. Tubuhnya yang lemas dihimpit di tengah-tengah dua pria dengan badan yang besar. Kedua tangannya terikat dengan erat, sementara mulutnya disumpal menggunakan kain yang ditutup plester agar dia tidak bisa bicara apalagi berteriak. Di kursi sebelah supir, Daedalus yang menyadari gerakan dari Ariana berbalik untuk menatap gadis itu. Wajahnya yang semula diselimuti kemarahan kini telah kembali terlihat lembut. Pria tersebut tersenyum kecil, ketika dia berbicara dengan nada lembut pada Ariana. "Ariana, kamu bisa tidur lebih lama, kamu tahu. Kita akan pergi ke tempat yang begitu jauh setelah ini. Paman telah memikirkannya dengan benar. Agar tidak ada la
Perampokan yang terjadi di ibu kota tersebut termasuk sebagai kejadian paling mengejutkan bagi polisi, termasuk kejadian paling memalukan bagi mereka. Kompleks apartemen elit yang seharusnya memiliki pengamanan tertinggi ternyata dengan mudah mampu dibobol. Dan polisi yang diharapkan datang dengan cepat nyatanya malah terlambat menyelamatkan sandera. Efek dari kejadian itu begitu besar sampai banyak orang mulai berkumpul di sekitar kawasan apartemen itu untuk melihat kemajuan situasi di tempat itu. Masyarakat melihat bagaimana polisi berada dalam tekanan, apalagi ketika kekasih dari anak satu-satunya raja dunia bisnis ikut dijadikan sebagai sandera kali ini. Dengan bantuan Alister dan Melisa yang segera mengerahkan kekuatan mereka, dalam waktu satu jam setelah Ariana diculik, para elit dari negara mereka telah berkumpul untuk melacak komplotan perampok tersebut. Bantuan dari Alister telah membuat pekerjaan anggota kepolisian ibu kota menjadi lebih mudah. Dengan kerja sama yang baik,
Sejak Emilio selesai dengan kerja kelompoknya, pemuda itu tidak berhenti mengecek teleponnya dengan dahi berkerut. Tidak biasanya Ariana mengabaikan panggilannya seperti ini. Sejak Melisa membelikan ponsel baru untuk gadis itu, Ariana selalu siap menjawab panggilan mereka bahkan jika gadis itu tengah tertidur. Namun kali ini, Emilio tidak juga mendapatkan jawaban yang dia inginkan bahkan jika dia telah menelepon puluhan kali. Perasaan pemuda itu mulai tidak enak, sehingga dia akhirnya meminta Ian untuk memberikannya nomor telepon dari bodyguard yang diminta menjaga Ariana di rumahnya. [Nomor yang Anda tujui, tidak dapat dihubungi.]Emilio semakin tidak sabar ketika dia tidak juga mendapat jawaban positif dari orang-orang di sekitar Ariana. Pemuda itu memanggil semua nomor yang dia tahu. Namun pada akhirnya, hanya Bibi May yang menjawab dan mengatakan bahwa dia telah pulang ke rumahnya sendiri sejak matahari telah terbenam. "Ian, percepat perjalanan pulang kita. Lalu, katakan pada A