Mendengar teriakan wanita itu dan sebutan 'Yang Mulia', Jenderal Dion akhirnya sadar atas kesalahannya dan buru-buru menurunkan pedangnya lagi. Dari awal sampai akhir, gadis yang baru saja terancam hanya tersenyum lembut sambil menatap mereka. Gadis tersebut menghentikan saat pelayannya hendak memasang badan untuk dia. Selanjutnya, gadis tersebut malah mengenalkan dirinya secara hormat pada Putri Elle.
"Maaf jika saya membuat Anda terkejut, Yang Mulia. Lalu, tolong maafkan juga sikap tidak sopan pelayan saya. Saya, Duchess Alison menyapa Yang Mulia Putri Elle. Semoga kesehatan dan kemakmuran selalu menyertai Anda."Putri Elle benar-benar terkejut ketika dia menyadari bahwa gadis cantik yang ada di depannya ini merupakan seseorang yang selalu dibicarakan Raoul di waktu luangnya. Bahkan jika saat ini Ariana menggunakan pakaian yang sederhana, Putri Elle tetap saja tidak bisa berhenti mengagumi kecantikan dan kekuatan milik gadis tersebut. Ariana seharusnya memiliki umur yang tidak jauh berbeda dari Putri Elle. Namun baik penampilan maupun sikapnya terlihat berbeda jauh sekali dari Putri Elle.Setelah sadar dari keterkejutannya, Putri Elle buru-buru ikut membalas hormat Ariana bersama dengan Jenderal Dion."Senang bertemu denganmu, Duchess Alison. Maaf karena kami malah membuntutimu seperti ini. Tolong maafkan juga sikap tidak sopan Jenderal Dion sebelumnya. Dia hanya berusaha untuk melindungiku."Ariana tersenyum kecil mendengar ucapan Putri Elle. Melihat putri tersebut seakan mengingatkan Ariana pada sosoknya sendiri dari kehidupan sebelumnya. Seorang putri yang naif dan senang melakukan apa pun yang dia mau. Setidaknya, Ariana bersyukur Putri Elle tidak mengalami nasib yang sama dengannya dan kehilangan seluruh keluarganya."Kesalahan sepenuhnya berada di tangan saya, Tuan Putri. Saya mengetahui bahwa Anda dan Jenderal Dion membuntuti saya, tetapi saya memilih berpura-pura tidak tahu dan menyapa Anda secara tiba-tiba."Jenderal Dion benar-benar kagum saat anak semuda Ariana bisa merasakan bahwa mereka membuntutinya dari jauh dan mendekati mereka tanpa terdeteksi sedikit pun. Tampaknya, status Ariana sebagai Panglima Perang Kerajaan Sigmund itu bukan didapatkan dari garis keturunannya saja. Ariana telah membuktikan bahwa dia bisa bertahan di medan perang, dan kembali sebagai ahli pedang yang sangat hebat.Terhadap orang seperti itu, Jenderal Dion menaruh perasaan hormatnya yang paling tulus pada Ariana. Dari cara bicara dan tindakannya, Ariana jelas sekali menunjukkan bahwa dia pantas disanjung oleh orang-orang selama ini.Di sisi lain, Putri Elle benar-benar malu ketika dia tahu Ariana telah menangkap basah tindakan mereka sejak awal. Pipi putihnya sedikit memerah, ketika dia mengungkapkan isi hatinya pada Ariana."Na, namun ... Mengapa orang sepenting dirimu berada di tempat seperti ini? Aku dengar kamu selalu sangat sibuk, sampai di pesta kemarin saja kamu harus pergi sebelum bisa bertemu dengan Raja Raoul."Ariana terdiam ketika mendengar pertanyaan Putri Elle. Namun pada detik selanjutnya dia tersenyum, ketika Ariana menunjukkan kotak besar yang dia ambil dari kedai makanan sebelumnya."Saya hendak mengunjungi sekolah pelatihan yang saya dirikan, Yang Mulia. Namun karena cuaca hari ini cukup panas, saya berniat membelikan orang-orang di sekolah itu manisan dingin untuk dinikmati bersama-sama. Itulah mengapa saya bisa berada di kedai tadi, dan kini berada di tempat ini."Ariana menatap Putri Elle dan Jenderal Dion yang menggunakan setelan menyamar, sebelum dia menambahkan ucapannya."Jika Anda tidak keberatan, bagaimana jika Yang Mulia dan Jenderal Dion bergabung bersama kami untuk menikmati manisan dingin ini? Manisan yang saya beli merupakan manisan khas kerajaan ini. Di cuaca panas begini, makanan ini sangat lezat disantap untuk mendinginkan tubuh."Karena Putri Elle memang sudah mulai kelelahan akibat terlalu lama berada di bawah sinar matahari, putri tersebut sama sekali tidak berniat menolak tawaran Ariana. Lagipula, Putri Elle ingin tahu kehidupan macam apa yang dijalani oleh seseorang yang selalu disukai oleh Raoul tersebut. Baik Putri Elle maupun Jenderal Dion dibimbing oleh Ariana, untuk memasuki sekolah pelatihan yang menjadi tujuan mereka."Yang Mulia telah kembali!"Ketika Ariana masuk, gadis itu segera disambut oleh teriakan bahagia anak-anak muda yang berlarian untuk menyambutnya. Ariana sama sekali tidak keberatan untuk membalas sambutan mereka. Gadis itu menyerahkan kotak makanan yang sebelumnya dia bawa pada Carla, sementara dia sendiri mengusap kepala anak-anak kecil yang menyambut kedatangannya dengan ceria.Melihat Ariana yang membalas ucapan anak-anak biasa itu dengan lembut, orang yang tidak mengenalnya mungkin tidak akan ada yang percaya bahwa gadis itu merupakan seorang bangsawan dengan kedudukan paling tinggi di Kerajaan Sigmund. Ariana sama sekali tidak terlihat keberatan untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan oleh anak penduduk biasa Kerajaan Sigmund. Meskipun dengan statusnya, dia seharusnya tidak perlu melakukan semua itu."Kalian! Berapa kali kubilang untuk tidak menyusahkan Yang Mulia seperti itu?! Yang Mulia baru saja tiba di tempat ini, jangan bertanya dan menghalangi jalannya seperti itu!"Dari dalam bangunan, keluar Greta yang segera memarahi anak-anak itu. Di belakangnya, muncul gadis lain yang tersenyum melihat Greta yang lagi-lagi kehilangan kesabarannya. Gadis tersebut merupakan Elda, anak dari Kapten Allen yang ibunya Ariana selamatkan pada saat kudeta berlangsung.Setelah tahu bahwa ibu dan adiknya berhasil selamat dari kekacauan perang karena Ariana menyelamatkan keduanya dan membawa mereka ke sekolah pelatihan, Elda yang hampir seumuran dengan Greta akhirnya memutuskan untuk membantu mengajarkan anak-anak di sekolah pelatihan setelah dia selesai dengan sekolahnya sendiri. Elda bertugas mengajarkan anak-anak itu bela diri, sementara Greta mengajarkan pelajaran ekonomi dan sosial pada anak-anak itu."Selamat datang, Yang Mulia. Yang berada di belakang Anda itu ...."Mungkin karena Elda merupakan seorang bangsawan setelah sang Ayah menjadi kepala kesatria kerajaan, Elda langsung mengenali Putri Elle dalam sekali lihat. Gadis itu jelas terkejut ketika putri dari kerajaan lain sampai datang ke sekolah pelatihan milik Ariana. Namun setelah Elda mendapat tanda dari Ariana untuk tidak mengejutkan yang lain, gadis itu segera ikut tutup mulut dan membimbing mereka untuk masuk ke dalam sekolah.Melihat bahwa Ariana bersedia menyembunyikan indetitas mereka, Putri Elle dan Jenderal Dion tanpa sadar menarik napas lega. Akan buruk juga orang lain mengetahui bahwa putri dan jenderal dari kerajaan lain berkeliaran tanpa pengawasan seseorang dari Kerajaan Sigmund. Apalagi dalam kasus Putri Elle, masih banyak orang yang waspada pada Kerajaan Orvel bahkan setelah perang telah selesai.Ketika Putri Elle memasuki sekolah besar tersebut, gadis itu tidak bisa berhenti merasa kagum ketika dia melihat betapa luas sekolah yang dibangun di ibu kota tersebut. Di sekolah tersebut, penduduk dari segala umur tinggal dan hidup sambil mengembangkan bakat mereka masing-masing. Para ahli pedang, bela diri, pelajar, sampai ke ahli seni semuanya bebas belajar di sekolah pelatihan yang dibangun oleh Ariana. Mereka semua diberi fasilitas untuk mengembangkan kemampuan mereka, sampai mereka bisa menghasilkan karya dari kemampuan yang mereka miliki.Walaupun Kerajaan Orvel terkenal karena rajanya yang adil dan bijaksana, kerajaan itu tidak pernah sampai menerapkan inovasi yang sebesar ini. Memikirkan bahwa Ariana bisa membangun tersebut dalam situasi kacau membuat Putri Elle semakin mengagumi sosok duchess tersebut. Sekarang Putri Elle mengerti mengapa orang-orang di pasar begitu mengagumi sosok Ariana. Orang yang hanya memikirkan kesejahteraan penduduk sepanjang hidupnya memang pantas dihormati oleh semua orang.Ketika Putri Elle memikirkan hal itu, dia tiba-tiba kembali mengingat ucapan orang-orang di kedai makanan sebelumnya. Putri Elle sama sekali tidak tahu bahwa pasangan dansa pertama begitu penting di Kerajaan Sigmund. Putri tersebut menatap Ariana yang berjalan di sebelahnya, sebelum dia menyentuh tangan Ariana dengan lembut agar gadis itu bisa berhenti berjalan dan memberikan sedikit perhatian untuknya."Apa ada sesuatu yang Anda butuhkan, Yang Mulia?" balas Ariana sama pelannya. Putri Elle menatap wajah cantik Ariana untuk beberapa saat, sebelum dia akhirnya siap untuk bicara."Aku ... Ingin tahu apa artinya pasangan dansa pertama di Kerajaan Sigmund."Tatapan Ariana sedikit melembut ketika dia mendengar pertanyaan Putri Elle. Ariana tahu Putri Elle sepertinya terganggu dengan ucapan orang-orang di kedai makanan sebelumnya. Gadis itu tersenyum kecil, ketika dia menjelaskan segalanya pada Putri Elle."Ketika seorang pria dewasa mengajak perempuan yang belum menikah untuk menjadi pasangan dansa pertamanya, orang-orang di Kerajaan Sigmund biasa mengartikannya sebagai usaha bagi si pria untuk mengajak perempuan itu menikah dengannya di masa depan. Yang Mulia, tolong lupakan ucapan orang-orang sebelumnya. Mereka hanya tidak tahu betapa menawan Anda sesungguhnya."Putri Elle melihat bahwa Ariana benar-benar tulus dengan kata-katanya dan segera merasa malu. Putri tersebut malu karena dia pernah merasa cemburu pada perempuan seperti Ariana, dan sempat merasa bahwa dirinya lebih baik dari gadis itu."Akan tetapi, Raja Raoul itu hanya mencintaimu," ujar Putri Elle pada akhirnya. Kini, Putri Elle merasa bahwa dia tidak bisa membohongi perasaannya lagi. Putri Elle tahu dia harus segera menyerah, atau dia hanya akan menyakiti Raoul maupun Ariana."Dia hanya mencintaimu, Duchess Alison. Sejak awal aku bertemu dengannya, aku sadar bahwa dunianya hanya berputar di sekitarmu. Dia rela menjadi raja dan melewati semua cobaan ... Hanya agar dia bisa melindungimu dan berada dalam posisi yang pantas untuk menikahimu."Putri Elle berusaha keras untuk menahan perasaan sakit hatinya, ketika dia tersenyum lalu melanjutkan ucapannya dengan nada yang tenang."Aku mencintainya. Namun karena aku mencintainya, aku hanya ingin dia bahagia bersama dengan seseorang yang dia suka. Duchess Alison, tolong jangan mengatakan bahwa kamu mendukung hubungan antara aku dengan Raja Raoul. Dia mencarimu dengan putus asa di pesta kemarin. Dia sangat ingin bicara denganmu. Jadi tolong ... Jangan menghindar lagi dan bukalah hatimu untuk melihat betapa tulus cinta yang dia berikan padamu selama ini."Di lain sisi, Ariana benar-benar terkejut saat Putri Elle juga sadar akan perasaan yang Raoul miliki padanya. Ariana tiba-tiba merasa bahwa dia kehilangan kata-katanya. Gadis itu bingung harus membalas Putri Elle dengan cara apa, apalagi ketika Ariana melihat Putri Elle seperti tengah berusaha untuk menahan tangisnya di depan Ariana."Itu saja yang ingin aku katakan. Maaf, tetapi aku harus pergi sekarang!"Ketika Putri Elle tidak lagi bisa menahan perasaan sesak di dadanya, gadis itu berlari meninggalkan Ariana dan yang lain. Melihat Putri Elle yang tiba-tiba berlari pergi, Jenderal Dion segera meminta maaf pada Ariana dan berlari untuk mengejar Putri Elle. Keduanya pergi begitu saja, meninggalkan Ariana yang tiba-tiba terlihat sedikit rumit dengan berbagai pikiran yang memenuhi otaknya."Yang Mulia, tolong tunggu saya!"Bahkan ketika Jenderal Dion memanggil di belakangnya, Putri Elle tetap tidak berhenti berlari sampai dia cukup jauh dari tempat Ariana berada. Putri tersebut hanya berhenti ketika dia akhirnya mencapai tempat yang cukup sepi. Pandangan Putri Elle buram, ketika dia sadar bahwa dia sebenarnya telah menangis di sepanjang jalan. Sepanjang waktu, Putri Elle sebenarnya sadar bahwa Raoul tidak pernah menatapnya sebagai pasangan yang romantis. Bahkan jika mereka melewati waktu sulit bersama, lalu berdansa di tengah gemerlapnya pesta, Putri Elle selalu tahu bahwa pikiran Raoul hanya tertuju pada Ariana. Sebelumnya, Putri Elle dengan percaya diri mengatakan bahwa dia tetap akan berada di samping Raoul sampai raja tersebut bisa menerima cintanya. Namun ketika Putri Elle melihat lawan cintanya secara langsung, gadis itu langsung tahu bahwa dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menang. Ariana mungkin berusaha terlihat tidak memiliki perasaan untuk Raou
Setelah Putri Elle berlari meninggalkan Ariana begitu saja, Duchess Alison itu menghabiskan sisa harinya untuk memikirkan ucapan putri tersebut. Bahkan Marquis Curtis ikut mengatakan hal yang sama pada Ariana sebelumnya. Orang-orang ingin Ariana membuka hatinya untuk Raoul, agar gadis itu bisa melihat betapa tulus raja tersebut mencintainya selama ini. Ariana memang memerlukan pasangan secepat mungkin. Namun ketakutan bahwa dia akan mengacaukan segalanya dengan menikah dengan Raoul membuat Ariana kembali memikirkan segalanya. Gadis itu terus saja melamun sepanjang hari. Dan bahkan jika dia tidur, gadis itu tidak bisa mendapatkan tidur yang nyenyak. Pada hari itu, Ariana memimpikan sesuatu yang dia lupakan bahkan di kehidupan sebelumnya. Dia bermimpi tentang kehidupan masa kecilnya. Di mimpi itu, dia kembali menjadi Ariana berusia sebelas tahun yang belum mengetahui banyak hal. Saat itu dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya, dan terpaksa tinggal bersama sang Kakek di kediaman u
Ketika Ariana bangun kembali, gadis itu segera duduk dan merenung untuk waktu yang cukup lama. Tidak pernah sekalipun Ariana berpikir, bahwa ada alasan lain dibalik jatuhnya dia di kolam belakang kediamannya. Ariana tidak pernah tahu bahwa dia telah terlebih dahulu jatuh cinta pada Raoul, dan bukannya Emilio seperti yang selama ini dia duga. Perasaannya pada Raoul bahkan jauh lebih kuat, karena pada saat itu, hanya Raoul yang benar-benar menghiburnya selama dia berada dalam situasi sulit. Ariana tanpa sadar tersenyum pahit. Gadis itu sama sekali tidak menyangka, bahwa Raoul tetap akan menjadi anak baik yang sama bahkan setelah dia tumbuh dewasa. Pada saat itu, Ariana masih terlalu kecil untuk sadar bahwa Raoul sama sekali tidak bersalah dan hanya berusaha untuk melindunginya. Namun sekarang dia tahu, dan perasaannya mendadak kembali rumit tentang raja tersebut. Setelah mendapatkan kepingan ingatan terakhir yang tidak bisa dia dapatkan di dunia sebelumnya, Ariana akhirnya menyadari se
Di sepanjang jalan, Raoul sangat gugup seakan menemui Ariana merupakan hal yang besar. Setelah mereka hampir tidak berhubungan lagi karena kesibukan masing-masing, Raoul takut Ariana akan canggung jika mereka tiba-tiba bertemu. Namun Marquis Curtis telah meyakinkannya bahwa Ariana tidak akan marah bahkan jika Raoul datang tanpa membuat janji terlebih dahulu. Poin itu saja sudah membuktikan bahwa Ariana memang memiliki titik lemah untuk raja tersebut. "Baginda Raja, kita telah tiba."Jantung Raoul berdegup semakin kencang ketika Kapten Allen memberi tahu bahwa mereka berhasil memasuki gerbang kediaman Alison dengan mudah. Ariana benar-benar memberi kelonggaran untuknya. Telinga Raoul perlahan memerah, ketika dia merasa malu dengan pemikirannya sendiri. Begitu Raoul turun dari kereta kudanya, pria itu melihat bahwa Ariana juga sudah siap untuk pergi ke suatu tempat menggunakam kereta kudanya. Raja tersebut tiba-tiba merasa dia tidak bisa mengatakan apa pun. Semangatnya turun secara dr
"Wow ...."Ketika Putri Elle melihat persiapan pernikahan antara Ariana dengan Raoul, putri tersebut tidak bisa lagi menahan perasaan kagumnya tentang hal itu. Mungkin karena pernikahan itu merupakan pernikahan yang diharapkan semua orang, hampir seluruh penduduk Kerajaan Sigmund ikut merayakan hari bahagia tersebut. Sebuah festival diadakan di seluruh daerah yang ada di Kerajaan Sigmund. Hampir ke mana pun Putri Elle pergi, dia akan melihat kemeriahan festival untuk menyambut pernikahan raja mereka tersebut. "Melihat keramaian ini, aku bersyukur kita tidak pulang terlebih dahulu sebelum mendengar kabar pernikahan ini. Dengan keramaian ini, kita mungkin akan telat menghadiri pesta pernikahan mereka jika kita memutuskan untuk kembali ke Kerajaan Orvel terlebih dahulu."Jenderal Dion melihat saat Putri Elle tersenyum lepas sambil mengamati kemeriahan pesta yang ada di sekitarnya. Pria tersebut mengingat Putri Elle yang masih menangisi Raoul beberapa bulan yang lalu, kemudian bicara pad
Ketika Ariana akhirnya tiba di taman belakang rumahnya, dia bisa melihat bahwa Putri Elle telah duduk di salah satu kursi yang dia siapkan dengan Jenderal Dion yang berdiri di belakangnya. Ketika Putri Elle menyadari kedatangan Ariana, gadis itu segera berdiri untuk menyambut kedatangan calon ratu Kerajaan Sigmund tersebut. "Salam, Duchess Alison. Aku harap aku tidak menganggumu dengan datang pada hari ini."Setelah perpisahan canggung mereka beberapa bulan yang lalu, Ariana sedikit lega saat dia melihat Putri Elle tampaknya sudah melupakan kejadian itu. Ariana ikut memberi salam formal untuk putri tersebut. Wanita itu membungkuk dengan anggun, lalu membalas sapaan dari Putri Elle. "Lama tidak berjumpa, Yang Mulia. Merupakan sebuah kehormatan bagi saya untuk menerima Anda di kediaman saya."Putri Elle tersenyum setelah dia mendengar salam dari Ariana. "Aku harap kamu tidak terlalu formal padaku, Duchess Alison. Lagipula, sebentar lagi kamu akan menjadi Ratu Kerajaan Sigmund," ucapny
Segera, waktu tunggu Raja Raoul akhirnya selesai juga. Setelah berbulan-bulan keduanya harus sibuk untuk menyiapkan pesta pernikahan, hari pernikahan yang ditunggu oleh semua orang akhirnya tiba juga. Pada umur 22 tahun, Ariana akhirnya menikah dengan Raoul yang telah lebih tua dua tahun dari dirinya sendiri. Upacara pernikahan mereka akan diadakan di istana kerajaan, yang akan dilanjutkan dengan pesta besar pada malam harinya. Sejak dini hari, Ariana telah dibangunkan untuk menerima perawatan sebelum pernikahan. Calon ratu tersebut berendam dalam air yang diberi wewangian, lalu didandani oleh belasan pelayan. Semua orang bergerak dengan sangat hati-hati pada hari itu. Dan karena waktu mendandani calon ratu akan berlangsung sangat lama, Ariana akhirnya diijinkan untuk kembali tidur saat orang-orang sibuk untuk mendandaninya. Ketika Ariana kembali bangun, Carla segera membimbingnya untuk mengenakan gaun pengantin yang menjadi pilihan Ariana dan Raoul. Gaun cantik itu terasa begitu p
Begitu Raoul dan Ariana kembali memasuki aula istana, keduanya langsung sibuk untuk berbicara dengan para utusan yang dikirim untuk menghadiri pernikahan mereka. Selama beberapa jam, Ariana hanya bisa aterus tersenyum dan menyapa mereka satu per satu. Sekarang Ariana mengerti mengapa Raoul begitu cemas dengan kondisinya sebelum pesta pernikahan. Untuk menghadapi gelombang tamu yang tidak ada hentinya, dia memang harus berada dalam kesehatan prima. "Aria."Tepat ketika mereka akhirnya mendapat waktu untuk beristirahat sejenak, Raoul yang semula fokus berbicara dengan para tamu, langsung kembali memberikan seluruh perhatiannya pada Ariana. Raoul mengusap wajah Ariana dengan hati-hati, sebelum dia berbisik dengan suara suram. "Aku pasti telah mendorongmu terlalu jauh. Istirahatlah untuk saat ini, Aria. Biar aku saja yang menangani para tamu mulai dari sini."Walaupun Ariana yakin dia masih bisa mengikuti Raoul sampai acara benar-benar selesai, tidak dapat dipungkiri bahwa Ariana memang
Aku pikir aku harus membuat bab penjelasan, sehingga aku dapat menjelaskan apa yang telah terjadi dalam cerita ini. Pertama-tama, mereka yang kembali ke masa lalu atau melakukan perjalanan ke dunia lain tidak begitu saja mengirimkan jiwa mereka untuk melakukannya. Mereka tidak melakukannya. Mereka hanya mengirimkan sebagian dari jiwa mereka untuk memperbaiki penyesalan terbesar mereka yang belum terselesaikan. Tidak semua orang juga bisa kembali ke masa lalu seperti Ariana atau Emilio. Hanya mereka yang memiliki penyesalan terbesar, atau bertanggung jawab atas kematian banyak nyawa, yang dapat kembali ke masa lalu atau pindah ke dunia lain untuk memperbaiki kesalahan mereka. Aku harap itu menjelaskan mengapa jiwa Raoul tidak berpindah di arc terakhir. Ya, dia juga mungkin membunuh banyak orang untuk mengambil alih tahta. Namun Raoul sudah puas dengan kehidupan yang dia jalani, jadi dia tidak bertransmigrasi atau kembali ke masa lalu setelah dia meninggal. Lalu, adakah yang menyadari
["Apa ujianmu berjalan dengan lancar? Aku dengar dari Bibi Melisa bahwa kamu baru pulang dari perjalanan bisnis ketika musim ujian dimulai. Emilio, bahkan jika kamu ingin sesegera mungkin terjun dalam dunia bisnis seperti orang tuamu, memaksakan diri untuk melakukannya juga bukan sesuatu yang baik."]Emilio tersenyum lembut ketika dia mendengar omelan kekasihnya dari earphone yang dia gunakan. Pria itu merasa beruntung karena di dunia ini, meskipun mereka kini terpisahkan oleh jarak, keduanya tetap bisa berhubungan seakan mereka selalu bersama selama ini. Tatapan Emilio melembut ketika dia menatap Ariana yang melakukan video call dengannya sambil berbaring di tempat tidur besarnya. Setidaknya dengan melihat bahwa Ariana nyaman saat bersama keluarganya sendiri, Emilio merasa pilihan yang dia ambil dua tahun yang lalu memanglah pilihan yang tepat. "Semua berjalan dengan lancar, Ariana. Namun tetap saja ... Aku hampir tidak percaya kekasihku sudah bisa mengomeliku saat ini."Ariana terta
Ketika Ariana membuka matanya lagi, kali ini gadis itu langsung disambut oleh cahaya terang dari lampu ruangan yang serba putih. Gadis itu mendengar beberapa langkah kaki yang datang untuk mendekatinya. Ariana perlahan mengubah pandangannya, dan melihat Emilio, Melisa, dan Alister sama-sama menghampirinya dengan raut wajah terkejut sekaligus lega. Ah, aku masih hidup. Itu yang Ariana langsung pikirkan ketika dia sadar bahwa dia berada di rumah sakit selama ini. Jantung Ariana seakan diremas ketika dia melihat Emilio menangis dan memegang tangannya dengan erat. Walaupun Emilio tidak mengatakan apa pun, Ariana tahu pria itu merupakan orang yang paling beryukur dia sadar pada saat ini. "Kamu akhirnya sadar, Ariana," ujar Emilio dengan suara bergetar. Pria itu mengigit bibirnya kuat-kuat. Meskipun Emilio telah setuju untuk mengikuti sesi konseling yang bertujuan untuk mengurangi obsesi tidak sehatnya pada Ariana, Emilio tetap saja merasa napasnya tercekik ketika dia melihat Ariana telah
"Ariana yang selama ini kita kenal merupakan putri keluarga Alison yang hilang selama ini. Emilio, keluarga Ariana masih hidup, dan mereka masih mencari anak mereka sampai saat ini."Pikiran Emilio berantakan ketika dia mendengar ucapan ayahnya. Selama ini, walaupun dia terdengar jahat, Emilio merasa bahagia ketika dia mendengar bahwa Ariana tidak lagi memiliki siapa pun di dunia ini. Emilio pikir tidak akan ada lagi yang merebut Ariana darinya mulai sekarang. Namun kini, dia harus menerima fakta bahwa seseorang bisa saja mengambil Ariana darinya kapan pun mereka mau. Jika Ariana diminta memilih antara keluarga atau kekasihnya, pilihan Ariana selalu jelas dalam dua kehidupan sebelumnya. Emilio menatap Ariana dengan tatapan gelap. Pikiran buruknya naik kembali, ketika dia mulai merencanakan bagaimana cara menyembunyikan Ariana dari keluarga Alison. Begitu Alister dan Melisa melihat tatapan jahat yang terlihat dari mata Emilio, mereka akhirnya semakin yakin dengan pilihan mereka. Kedua
Dengan diculiknya Ariana, Alister dan Melisa yang seharusnya pergi selama seminggu untuk urusan bisnis akhirnya mempersingkat urusan mereka dalam tiga hari. Keduanya mengambil penerbangan paling awal, dan tiba di rumah sakit pada pagi hari. Di ruang rawat Ariana, keduanya bertemu dengan Ian, dan beberapa bodyguard yang terlihat seperti mereka tidak tidur selama beberapa hari. Yang terlihat paling parah tentu saja Ian. Pria berkacamata yang biasanya selalu tampak rapi itu kini tampil dengan rambut berantakan. Bahkan kacamatanya yang biasa terpasang dengan benar tampak sedikit miring karena Ian terburu-buru dalam memperbaikinya. "Selamat datang kembali, Tuan Alister, Nyonya Melisa."Mereka dengan serempak menyambut kedatangan Alister dan Melisa sambil sedikit menunduk. Alister mengangguk lalu memberi tanda agar mereka bisa duduk lagi. Pria itu tidak tega melihat mereka berdiri ketika mereka sudah tampak seperti mayat hidup. "Ian, di mana Emilio ketika Ariana ada di sini?"Begitu merek
Dor! Ariana menutup matanya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Namun setelah sekian lama, rasa sakit dan kematian yang dia harapkan tidak terjadi juga. Sebaiknya, Ariana bisa merasakan bahwa cengkeraman pria bertopeng yang memegangnya semakin melemab seiring berjalannya waktu. Ariana membuka matanya, lalu melihat luka mengerikan di bagian samping kepala pria itu. "Polisi, jangan bergerak!"Tidak jauh dari posisi mereka, Ariana melihat bahwa Emilio baru saja melepaskan tembakan demi menyelamatkan Ariana. Di belakang remaja itu, sekumpulan polisi tiba-tiba saja muncul entah dari mana. Sebagian polisi bergerak cepat untuk melawan anggota perampok yang bersenjata, sementara sebagian yang lain segera mengamankan para sandera. Ariana yang terluka parah terjebak di tengah-tengah kekacauan tersebut. Dia bisa mendengar seseorang berjalan mendekat lalu memanggil namanya. Ariana tersenyum kecil. Tidak salah lagi, orang yang tengah menghampirinya ini merupakan orang yang sama den
Ketika semua orang tengah sibuk untuk mencari keberadaan sandera yang dibawa oleh para perampok, Ariana yang sebelumnya dibawa oleh sang Paman akhirnya terbangun karena goncangan tidak normal yang dia rasakan sejak tadi. Begitu mata gadis itu terbuka, Ariana terkejut saat mendapati dia tenyata berada di mobil yang bergerak cepat selama ini. Tubuhnya yang lemas dihimpit di tengah-tengah dua pria dengan badan yang besar. Kedua tangannya terikat dengan erat, sementara mulutnya disumpal menggunakan kain yang ditutup plester agar dia tidak bisa bicara apalagi berteriak. Di kursi sebelah supir, Daedalus yang menyadari gerakan dari Ariana berbalik untuk menatap gadis itu. Wajahnya yang semula diselimuti kemarahan kini telah kembali terlihat lembut. Pria tersebut tersenyum kecil, ketika dia berbicara dengan nada lembut pada Ariana. "Ariana, kamu bisa tidur lebih lama, kamu tahu. Kita akan pergi ke tempat yang begitu jauh setelah ini. Paman telah memikirkannya dengan benar. Agar tidak ada la
Perampokan yang terjadi di ibu kota tersebut termasuk sebagai kejadian paling mengejutkan bagi polisi, termasuk kejadian paling memalukan bagi mereka. Kompleks apartemen elit yang seharusnya memiliki pengamanan tertinggi ternyata dengan mudah mampu dibobol. Dan polisi yang diharapkan datang dengan cepat nyatanya malah terlambat menyelamatkan sandera. Efek dari kejadian itu begitu besar sampai banyak orang mulai berkumpul di sekitar kawasan apartemen itu untuk melihat kemajuan situasi di tempat itu. Masyarakat melihat bagaimana polisi berada dalam tekanan, apalagi ketika kekasih dari anak satu-satunya raja dunia bisnis ikut dijadikan sebagai sandera kali ini. Dengan bantuan Alister dan Melisa yang segera mengerahkan kekuatan mereka, dalam waktu satu jam setelah Ariana diculik, para elit dari negara mereka telah berkumpul untuk melacak komplotan perampok tersebut. Bantuan dari Alister telah membuat pekerjaan anggota kepolisian ibu kota menjadi lebih mudah. Dengan kerja sama yang baik,
Sejak Emilio selesai dengan kerja kelompoknya, pemuda itu tidak berhenti mengecek teleponnya dengan dahi berkerut. Tidak biasanya Ariana mengabaikan panggilannya seperti ini. Sejak Melisa membelikan ponsel baru untuk gadis itu, Ariana selalu siap menjawab panggilan mereka bahkan jika gadis itu tengah tertidur. Namun kali ini, Emilio tidak juga mendapatkan jawaban yang dia inginkan bahkan jika dia telah menelepon puluhan kali. Perasaan pemuda itu mulai tidak enak, sehingga dia akhirnya meminta Ian untuk memberikannya nomor telepon dari bodyguard yang diminta menjaga Ariana di rumahnya. [Nomor yang Anda tujui, tidak dapat dihubungi.]Emilio semakin tidak sabar ketika dia tidak juga mendapat jawaban positif dari orang-orang di sekitar Ariana. Pemuda itu memanggil semua nomor yang dia tahu. Namun pada akhirnya, hanya Bibi May yang menjawab dan mengatakan bahwa dia telah pulang ke rumahnya sendiri sejak matahari telah terbenam. "Ian, percepat perjalanan pulang kita. Lalu, katakan pada A