"Curtis, haruskah kita menikah? Dengan status dan usiamu ... Orang-orang pasti telah mendesakmu untuk menikah juga bukan?"
Melihat wajah terkejut Marquis Curtis, Ariana akhirnya menyadari bahwa dia telah menanyakan hal yang tidak mungkin. Gadis itu termenung, sebelum dia mengalihkan tatapannya dari Marquis Curtis.
"Kamu tahu, banyak orang terus-menerus mengirimiku surat dan hadiah semenjak Baginda naik takhta. Mereka tahu keluargaku telah habis, sementara aku memiliki kewajiban untuk melanjutkan garis keturunan keluargaku. Aku pikir daripada menikahi bangsawan yang tidak aku kenal dengan baik sebelumnya ... Akan lebih baik jika aku bisa menikahi seseorang yang telah aku kenal kenal dengan baik."
Marquis Curtis merupakan pria yang cerdas, lembut, dan tidak pernah membedakan status orang lain. Selain keluarga Alison, keluarga Alodie mungkin bangsawan lain yang sukses mempertahankan kemakmuran wilayahnya bahkan di masa pemerintahan yang kacau. Marquis Curtis juga selalu memperlakukan Ariana dengan baik. Jadi gadis itu pikir, mungkin Marquis Curtis bisa menjadi pasangan hidupnya.
Namun dia mungkin meminta terlalu banyak pada pria itu. Lagipula, Ariana baru saja menyarankan pernikahan tanpa cinta pada Marquis Curtis. Pria itu pasti sadar bahwa Ariana tidak lagi peduli pada cinta, ketika keluarganya berada di ambang kepunahan.
Pada pria sebaik Marquis Curtis, Ariana baru saja menyarankan sesuatu yang jahat. Gadis itu membuang napas panjang. Tekanan dari para bangsawan lain agar dia segera menikah sepertinya telah mengacaukan otak Ariana akhir-akhir ini.
"Tolong maafkan aku karena telah menyarankan sesuatu yang tidak masuk akal. Kamu bisa melupakan pembicaraan ini, Curtis. Terlalu banyak bekerja pasti telah mengacaukan otakku."
"Ariana."
Melihat Ariana yang jelas terlihat kecewa, Marquis Curtis akhirnya sadar dari rasa terkejutnya. Marquis Curtis memang menyukai Ariana. Namun melihatnya menyarankan sebuah pernikahan tanpa cinta itu hanya menyakiti perasaannya. Marquis Curtis hanya ingin Ariana bahagia. Gadis itu sudah terlalu banyak menderita, hanya karena kewajiban keluarga Alison yang gadis itu tanggung seorang diri.
"Apa ... Kamu tidak memiliki seseorang yang kamu sukai? Bagaimana dengan ... Baginda Raja? Aku pikir ... Kamu setidaknya sudah sadar bahwa Baginda Raja memiliki perasaan padamu selama ini."
Tentu saja, Ariana tidak mungkin melewatkan tatapan penuh kekaguman yang Raoul berikan tiap kali mereka memiliki kesempatan untuk bertemu. Namun, bagi Ariana yang pernah disakiti oleh orang-orang dari kerajaan satu kali, menikahi seorang raja itu tidak mungkin lagi. Lagipula, kini Ariana merasa dia tidak pantas dicintai, ketika dia sendiri tidak lagi bisa mencintai siapa pun.
"Aku tidak bisa ... Baginda Raja ... Dia berhak mendapatkan seseorang yang lebih baik. Lagipula, perasaannya muncul hanya karena aku membantunya sejak kecil. Ketika dia menemukan perempuan lain yang bisa mencintainya dengan tulus, aku yakin dia akan menyadari apa itu cinta sebenarnya."
Ingin rasanya Marquis Curtis memberi tahu bahwa banyak orang menyukai Ariana sebagai dirinya sendiri. Gadis itu kuat dan bertanggung jawab, tetapi tetap memiliki kasih sayang dan kelembutan yang ditunjukkan pada orang lain. Ariana bersinar jauh lebih terang dari kebanyakan orang. Hanya saja, gadis itu sepertinya tidak menyadari betapa hebatnya dia bagi orang lain.
Marquis Curtis juga mencintai Ariana sebagai dirinya sendiri. Namun sebagai subjek raja yang setia, pria itu tahu dia harus mengedepankan kebaikan raja dibandingkan dirinya sendiri. Marquis Curtis masih belum menyerah, ketika dia bertanya lagi pada Ariana.
"Untuk Baginda Raja ... Apakah masih ada kesempatan baginya untuk berusaha membuatmu mencintainya?"
Kelopak mata Ariana turun ketika dia mendengar pertanyaan itu. Senyum pahitnya keluar, ketika dia akhirnya menggeleng pelan.
"Aku pikir itu tidak mungkin. Daripada berakhir melukainya ... Aku lebih suka hubungan kami tetap bertahan di batas teman saja," ujar gadis itu ketika dia membuat keputusan. Keduanya sempat terdiam untuk sementara waktu. Namun ketika Marquis Curtis menyadari bahwa Ariana terlalu lama berdiri di luar, pria itu akhirnya melepaskan pakaian terluarnya untuk menyelimuti tubuh dingin Ariana yang hanya menggunakan pakaian resminya tanpa mantel.
"Di luar dingin, Ariana. Mari masuk ke dalam terlebih dahulu."
Ariana tersenyum lalu mengikuti Marquis Curtis kembali ke dalam dengan patuh. Ketika keduanya masuk, acara dansa baru saja dimulai. Beberapa pasangan segera membawa pasangan mereka ke lantai dansa. Marquis Curtis dan Ariana memilih untuk duduk di pinggir, ketika mereka tanpa sengaja melihat Raoul memasuki lantai dansa bersama dengan Putri Elle.
Sama seperti beberapa tahun yang lalu, keduanya berdansa dan menarik perhatian para tamu undangan yang lain. Ketika mereka berdansa, keduanya benar-benar tampak serasi, sampai Ariana tanpa sadar tersenyum kecil. Sesuai dugaannya, Raoul memang lebih pantas bersanding dengan Putri Elle. Gadis itu cantik dan lembut, berbeda dengannya yang memiliki tangan kasar dan tidak lagi bisa bersikap manis.
"Mereka terlihat serasi."
Ketika Marquis Curtis mendengar komentar Ariana, pria itu merasa kali ini dia tidak bisa setuju dengan ucapan gadis itu. Walaupun Raoul berusaha terlihat memerhatikan Putri Elle, bagi Marquis Curtis yang terus bersama Raoul sejak dia membantu Raoul melakukan kudeta, raja tersebut jelas sekali tidak menyimpan pikirannya di tempat itu. Terlebih, Raoul tampak bermasalah sepanjang waktu. Hal itu membuat Marquis Curtis bertanya-tanya, apakah ekspresi itu ada hubungannya dengan raja tersebut yang berdansa dengan Putri Elle ketika Ariana ada di sana.
Ketika Marquis Curtis baru saja berpikir seperti itu, Raoul yang sejak tadi tidak bisa fokus pada pasangannya tanpa sadar beradu pandang dengan Ariana. Raja tersebut terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun sebelum seseorang menyadari bahwa Raoul semakin tidak fokus pada Putri Elle, Ariana segera tersenyum sambil membisikan pria itu agar tetap fokus pada pasangan dansanya. Akan buruk jika Putri Elle sampai sadar bahwa Raoul tidak memerhatikannya. Untungnya Raoul menurut, dan segera fokus pada Putri Elle lagi setelah Ariana memberi tahunya.
Marquis Curtis menyaksikan interaksi kecil itu dari awal sampai akhir dengan ekspresi terkejut. Karena pria itu tidak pernah secara langsung melihat Ariana berinteraksi dengan Raoul, pria itu tidak pernah tahu bahwa raja mereka bisa bersikap sepatuh itu di depan Ariana. Marquis Curtis sempat termanggu untuk beberapa saat, sampai Ariana tiba-tiba melepas jas yang Marquis Curtis pinjamkan padanya.
"Aku pikir Baginda Raja akan sibuk untuk hari ini. Tolong sampaikan padanya, bahwa aku minta maaf harus kembali sebelum bertemu dengannya. Masih ada banyak hal yang harus aku lakukan. Curtis, terima kasih telah meminjamkanku pakaianmu sebelumnya. Aku harap kamu juga memiliki malam yang baik."
"Kamu tidak akan berada di sini lebih lama lagi? Kamu baru saja tiba di tempat ini."
Melihat bahwa Ariana akan segera pergi, Marquis Curtis segera menahan tangan gadis itu. Namun Ariana dengan lembut melepasnya. Gadis itu tersenyum, ketika dia menatap Marquis Curtis yang terlihat khawatir.
"Masih ada banyak hal yang harus aku kerjakan di rumah. Lagipula, aku datang ke pesta ini untuk melihat bahwa Baginda baik-baik saja tanpa kehadiranku," ujar Ariana memberi tahu. Marquis Curtis tanpa sadar mengerutkan dahinya. Ariana sudah tampak kehilangan berat badan dan wajahnya tidak terlalu bagus. Bahkan saat Ariana mengurus wilayah Alison ketika sang Kakek berperang, Ariana tidak pernah terlihat selelah ini. Mereka seharusnya bahagia setelah perang selesai. Namun hal tersebut tampaknya tidak berlaku bagi Ariana.
"Apa ada seseorang yang menekanmu, Ariana? Kamu tahu, Baginda Raja pasti akan membantumu jika kamu memiliki kesulitan. Aku juga pasti akan membantumu jika kamu memiliki sesuatu untuk dikhawatirkan. Kamu tahu bahwa kamu tidak perlu menanggung semuanya seorang diri bukan?"
Tidak tahan lagi, Marquis Curtis segera bicara tentang perubahan sikap Ariana. Setelah perang selesai, Ariana hampir tidak pernah tersenyum lagi. Dan setelah Raoul resmi menjadi raja, Ariana bahkan mulai membuat jarak dengan mereka semua. Ariana terus saja sibuk dengan urusannya, sehingga gadis itu tidak akan menemui mereka jika pesta semacam ini tidak terjadi.
Jujur saja, kondisi itu semakin membuat Marquis Curtis khawatir. Raoul dan dia berharap mereka bisa mengecek keadaan Ariana di pesta ini. Namun seperti biasa, Ariana lebih memilih pergi terlebih dahulu untuk menghindari mereka.
"Aku baik-baik saja," ujar Ariana memulai. "Aku tahu aku bisa mengandalkan Baginda dan kamu jika aku menemui masalah. Aku sangat berterima kasih karena kalian mengkhawatirkanku. Namun aku baik-baik saja," lanjut Ariana lagi. Gadis itu memberi Raoul pandangan terakhir, sebelum Ariana akhirnya pergi meninggalkan Marquis Curtis yang terus terlihat khawatir atas keadaan Ariana.
"Raoul, apa kamu baik-baik saja?"Di lantai dansa, Raoul kembali tersadar ketika Putri Elle menegurnya dengan suara pelan. Ketika raja tersebut melihat wajah khawatir Putri Elle, pria itu akhirnya sadar bahwa dia tengah berdansa di tengah lantai dansa bersama dengan gadis itu. Banyak orang menyingkir untuk memberikan mereka ruang untuk berdansa. Suasana dibuat begitu khidmat, sehingga orang-orang mungkin bisa salah paham dengan status keduanya pada saat ini. Sebenarnya, Raoul terpaksa menggunakan kesempatan pertamanya untuk berdansa dengan Putri Elle karena orang-orang terus mendesaknya. Mereka bilang, Raoul dan Putri Elle harus bisa menunjukkan bahwa kedua kerajaan telah berada dalam hubungan yang baik dalam pesta dansa kali ini. Belum lagi, Putri Elle juga memang terlihat ingin berdansa dengan Raoul. Raja tersebut merasa dia tidak bisa mengecewakan Putri Elle, apalagi ketika banyak orang terus memerhatikan interaksi mereka sejak keduanya mulai terlihat bicara berdua. "Aku baik-bai
"Buahnya, silahkan beli buahnya!""Sayuran segar langsung dari petani! Ayo beli sebelum kehabisan!"Putri Elle menatap takjub interaksi pasar yang ada di ibukota Kerajaan Sigmund. Mungkin karena Kerajaan Sigmund terkenal karena hasil alamnya yang luar biasa melimpah, Putri Elle bisa melihat bahwa pasar di Kerajaan Sigmund menjual berbagai sayur dan buah yang belum pernah putri tersebut makan sebelumnya. Gadis tersebut menatap sayur dan buah tersebut satu per satu, sampai beberapa penjual mau tidak mau menatap Putri Elle dengan tatapan aneh.Karena Putri Elle dengan tegas menolak penjaga khusus yang disiapkan oleh Raoul, gadis itu pergi ke pasar dengan penyamaran saat ini. Dengan pakaian bangsawan biasa, tidak ada yang bisa menebak bahwa gadis yang terus-menerus berkeliling pasar merupakan tuan putri dari Kerajaan Orvel. Gadis tersebut sangat bersemangat saat melihat hal-hal yang belum pernah dia lihat sebelumnya, sampai tangan seseorang menahan pergerakannya. "Tuan Putri, tolong jang
Mendengar teriakan wanita itu dan sebutan 'Yang Mulia', Jenderal Dion akhirnya sadar atas kesalahannya dan buru-buru menurunkan pedangnya lagi. Dari awal sampai akhir, gadis yang baru saja terancam hanya tersenyum lembut sambil menatap mereka. Gadis tersebut menghentikan saat pelayannya hendak memasang badan untuk dia. Selanjutnya, gadis tersebut malah mengenalkan dirinya secara hormat pada Putri Elle. "Maaf jika saya membuat Anda terkejut, Yang Mulia. Lalu, tolong maafkan juga sikap tidak sopan pelayan saya. Saya, Duchess Alison menyapa Yang Mulia Putri Elle. Semoga kesehatan dan kemakmuran selalu menyertai Anda."Putri Elle benar-benar terkejut ketika dia menyadari bahwa gadis cantik yang ada di depannya ini merupakan seseorang yang selalu dibicarakan Raoul di waktu luangnya. Bahkan jika saat ini Ariana menggunakan pakaian yang sederhana, Putri Elle tetap saja tidak bisa berhenti mengagumi kecantikan dan kekuatan milik gadis tersebut. Ariana seharusnya memiliki umur yang tidak jauh
"Yang Mulia, tolong tunggu saya!"Bahkan ketika Jenderal Dion memanggil di belakangnya, Putri Elle tetap tidak berhenti berlari sampai dia cukup jauh dari tempat Ariana berada. Putri tersebut hanya berhenti ketika dia akhirnya mencapai tempat yang cukup sepi. Pandangan Putri Elle buram, ketika dia sadar bahwa dia sebenarnya telah menangis di sepanjang jalan. Sepanjang waktu, Putri Elle sebenarnya sadar bahwa Raoul tidak pernah menatapnya sebagai pasangan yang romantis. Bahkan jika mereka melewati waktu sulit bersama, lalu berdansa di tengah gemerlapnya pesta, Putri Elle selalu tahu bahwa pikiran Raoul hanya tertuju pada Ariana. Sebelumnya, Putri Elle dengan percaya diri mengatakan bahwa dia tetap akan berada di samping Raoul sampai raja tersebut bisa menerima cintanya. Namun ketika Putri Elle melihat lawan cintanya secara langsung, gadis itu langsung tahu bahwa dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menang. Ariana mungkin berusaha terlihat tidak memiliki perasaan untuk Raou
Setelah Putri Elle berlari meninggalkan Ariana begitu saja, Duchess Alison itu menghabiskan sisa harinya untuk memikirkan ucapan putri tersebut. Bahkan Marquis Curtis ikut mengatakan hal yang sama pada Ariana sebelumnya. Orang-orang ingin Ariana membuka hatinya untuk Raoul, agar gadis itu bisa melihat betapa tulus raja tersebut mencintainya selama ini. Ariana memang memerlukan pasangan secepat mungkin. Namun ketakutan bahwa dia akan mengacaukan segalanya dengan menikah dengan Raoul membuat Ariana kembali memikirkan segalanya. Gadis itu terus saja melamun sepanjang hari. Dan bahkan jika dia tidur, gadis itu tidak bisa mendapatkan tidur yang nyenyak. Pada hari itu, Ariana memimpikan sesuatu yang dia lupakan bahkan di kehidupan sebelumnya. Dia bermimpi tentang kehidupan masa kecilnya. Di mimpi itu, dia kembali menjadi Ariana berusia sebelas tahun yang belum mengetahui banyak hal. Saat itu dia baru saja kehilangan kedua orang tuanya, dan terpaksa tinggal bersama sang Kakek di kediaman u
Ketika Ariana bangun kembali, gadis itu segera duduk dan merenung untuk waktu yang cukup lama. Tidak pernah sekalipun Ariana berpikir, bahwa ada alasan lain dibalik jatuhnya dia di kolam belakang kediamannya. Ariana tidak pernah tahu bahwa dia telah terlebih dahulu jatuh cinta pada Raoul, dan bukannya Emilio seperti yang selama ini dia duga. Perasaannya pada Raoul bahkan jauh lebih kuat, karena pada saat itu, hanya Raoul yang benar-benar menghiburnya selama dia berada dalam situasi sulit. Ariana tanpa sadar tersenyum pahit. Gadis itu sama sekali tidak menyangka, bahwa Raoul tetap akan menjadi anak baik yang sama bahkan setelah dia tumbuh dewasa. Pada saat itu, Ariana masih terlalu kecil untuk sadar bahwa Raoul sama sekali tidak bersalah dan hanya berusaha untuk melindunginya. Namun sekarang dia tahu, dan perasaannya mendadak kembali rumit tentang raja tersebut. Setelah mendapatkan kepingan ingatan terakhir yang tidak bisa dia dapatkan di dunia sebelumnya, Ariana akhirnya menyadari se
Di sepanjang jalan, Raoul sangat gugup seakan menemui Ariana merupakan hal yang besar. Setelah mereka hampir tidak berhubungan lagi karena kesibukan masing-masing, Raoul takut Ariana akan canggung jika mereka tiba-tiba bertemu. Namun Marquis Curtis telah meyakinkannya bahwa Ariana tidak akan marah bahkan jika Raoul datang tanpa membuat janji terlebih dahulu. Poin itu saja sudah membuktikan bahwa Ariana memang memiliki titik lemah untuk raja tersebut. "Baginda Raja, kita telah tiba."Jantung Raoul berdegup semakin kencang ketika Kapten Allen memberi tahu bahwa mereka berhasil memasuki gerbang kediaman Alison dengan mudah. Ariana benar-benar memberi kelonggaran untuknya. Telinga Raoul perlahan memerah, ketika dia merasa malu dengan pemikirannya sendiri. Begitu Raoul turun dari kereta kudanya, pria itu melihat bahwa Ariana juga sudah siap untuk pergi ke suatu tempat menggunakam kereta kudanya. Raja tersebut tiba-tiba merasa dia tidak bisa mengatakan apa pun. Semangatnya turun secara dr
"Wow ...."Ketika Putri Elle melihat persiapan pernikahan antara Ariana dengan Raoul, putri tersebut tidak bisa lagi menahan perasaan kagumnya tentang hal itu. Mungkin karena pernikahan itu merupakan pernikahan yang diharapkan semua orang, hampir seluruh penduduk Kerajaan Sigmund ikut merayakan hari bahagia tersebut. Sebuah festival diadakan di seluruh daerah yang ada di Kerajaan Sigmund. Hampir ke mana pun Putri Elle pergi, dia akan melihat kemeriahan festival untuk menyambut pernikahan raja mereka tersebut. "Melihat keramaian ini, aku bersyukur kita tidak pulang terlebih dahulu sebelum mendengar kabar pernikahan ini. Dengan keramaian ini, kita mungkin akan telat menghadiri pesta pernikahan mereka jika kita memutuskan untuk kembali ke Kerajaan Orvel terlebih dahulu."Jenderal Dion melihat saat Putri Elle tersenyum lepas sambil mengamati kemeriahan pesta yang ada di sekitarnya. Pria tersebut mengingat Putri Elle yang masih menangisi Raoul beberapa bulan yang lalu, kemudian bicara pad
Aku pikir aku harus membuat bab penjelasan, sehingga aku dapat menjelaskan apa yang telah terjadi dalam cerita ini. Pertama-tama, mereka yang kembali ke masa lalu atau melakukan perjalanan ke dunia lain tidak begitu saja mengirimkan jiwa mereka untuk melakukannya. Mereka tidak melakukannya. Mereka hanya mengirimkan sebagian dari jiwa mereka untuk memperbaiki penyesalan terbesar mereka yang belum terselesaikan. Tidak semua orang juga bisa kembali ke masa lalu seperti Ariana atau Emilio. Hanya mereka yang memiliki penyesalan terbesar, atau bertanggung jawab atas kematian banyak nyawa, yang dapat kembali ke masa lalu atau pindah ke dunia lain untuk memperbaiki kesalahan mereka. Aku harap itu menjelaskan mengapa jiwa Raoul tidak berpindah di arc terakhir. Ya, dia juga mungkin membunuh banyak orang untuk mengambil alih tahta. Namun Raoul sudah puas dengan kehidupan yang dia jalani, jadi dia tidak bertransmigrasi atau kembali ke masa lalu setelah dia meninggal. Lalu, adakah yang menyadari
["Apa ujianmu berjalan dengan lancar? Aku dengar dari Bibi Melisa bahwa kamu baru pulang dari perjalanan bisnis ketika musim ujian dimulai. Emilio, bahkan jika kamu ingin sesegera mungkin terjun dalam dunia bisnis seperti orang tuamu, memaksakan diri untuk melakukannya juga bukan sesuatu yang baik."]Emilio tersenyum lembut ketika dia mendengar omelan kekasihnya dari earphone yang dia gunakan. Pria itu merasa beruntung karena di dunia ini, meskipun mereka kini terpisahkan oleh jarak, keduanya tetap bisa berhubungan seakan mereka selalu bersama selama ini. Tatapan Emilio melembut ketika dia menatap Ariana yang melakukan video call dengannya sambil berbaring di tempat tidur besarnya. Setidaknya dengan melihat bahwa Ariana nyaman saat bersama keluarganya sendiri, Emilio merasa pilihan yang dia ambil dua tahun yang lalu memanglah pilihan yang tepat. "Semua berjalan dengan lancar, Ariana. Namun tetap saja ... Aku hampir tidak percaya kekasihku sudah bisa mengomeliku saat ini."Ariana terta
Ketika Ariana membuka matanya lagi, kali ini gadis itu langsung disambut oleh cahaya terang dari lampu ruangan yang serba putih. Gadis itu mendengar beberapa langkah kaki yang datang untuk mendekatinya. Ariana perlahan mengubah pandangannya, dan melihat Emilio, Melisa, dan Alister sama-sama menghampirinya dengan raut wajah terkejut sekaligus lega. Ah, aku masih hidup. Itu yang Ariana langsung pikirkan ketika dia sadar bahwa dia berada di rumah sakit selama ini. Jantung Ariana seakan diremas ketika dia melihat Emilio menangis dan memegang tangannya dengan erat. Walaupun Emilio tidak mengatakan apa pun, Ariana tahu pria itu merupakan orang yang paling beryukur dia sadar pada saat ini. "Kamu akhirnya sadar, Ariana," ujar Emilio dengan suara bergetar. Pria itu mengigit bibirnya kuat-kuat. Meskipun Emilio telah setuju untuk mengikuti sesi konseling yang bertujuan untuk mengurangi obsesi tidak sehatnya pada Ariana, Emilio tetap saja merasa napasnya tercekik ketika dia melihat Ariana telah
"Ariana yang selama ini kita kenal merupakan putri keluarga Alison yang hilang selama ini. Emilio, keluarga Ariana masih hidup, dan mereka masih mencari anak mereka sampai saat ini."Pikiran Emilio berantakan ketika dia mendengar ucapan ayahnya. Selama ini, walaupun dia terdengar jahat, Emilio merasa bahagia ketika dia mendengar bahwa Ariana tidak lagi memiliki siapa pun di dunia ini. Emilio pikir tidak akan ada lagi yang merebut Ariana darinya mulai sekarang. Namun kini, dia harus menerima fakta bahwa seseorang bisa saja mengambil Ariana darinya kapan pun mereka mau. Jika Ariana diminta memilih antara keluarga atau kekasihnya, pilihan Ariana selalu jelas dalam dua kehidupan sebelumnya. Emilio menatap Ariana dengan tatapan gelap. Pikiran buruknya naik kembali, ketika dia mulai merencanakan bagaimana cara menyembunyikan Ariana dari keluarga Alison. Begitu Alister dan Melisa melihat tatapan jahat yang terlihat dari mata Emilio, mereka akhirnya semakin yakin dengan pilihan mereka. Kedua
Dengan diculiknya Ariana, Alister dan Melisa yang seharusnya pergi selama seminggu untuk urusan bisnis akhirnya mempersingkat urusan mereka dalam tiga hari. Keduanya mengambil penerbangan paling awal, dan tiba di rumah sakit pada pagi hari. Di ruang rawat Ariana, keduanya bertemu dengan Ian, dan beberapa bodyguard yang terlihat seperti mereka tidak tidur selama beberapa hari. Yang terlihat paling parah tentu saja Ian. Pria berkacamata yang biasanya selalu tampak rapi itu kini tampil dengan rambut berantakan. Bahkan kacamatanya yang biasa terpasang dengan benar tampak sedikit miring karena Ian terburu-buru dalam memperbaikinya. "Selamat datang kembali, Tuan Alister, Nyonya Melisa."Mereka dengan serempak menyambut kedatangan Alister dan Melisa sambil sedikit menunduk. Alister mengangguk lalu memberi tanda agar mereka bisa duduk lagi. Pria itu tidak tega melihat mereka berdiri ketika mereka sudah tampak seperti mayat hidup. "Ian, di mana Emilio ketika Ariana ada di sini?"Begitu merek
Dor! Ariana menutup matanya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Namun setelah sekian lama, rasa sakit dan kematian yang dia harapkan tidak terjadi juga. Sebaiknya, Ariana bisa merasakan bahwa cengkeraman pria bertopeng yang memegangnya semakin melemab seiring berjalannya waktu. Ariana membuka matanya, lalu melihat luka mengerikan di bagian samping kepala pria itu. "Polisi, jangan bergerak!"Tidak jauh dari posisi mereka, Ariana melihat bahwa Emilio baru saja melepaskan tembakan demi menyelamatkan Ariana. Di belakang remaja itu, sekumpulan polisi tiba-tiba saja muncul entah dari mana. Sebagian polisi bergerak cepat untuk melawan anggota perampok yang bersenjata, sementara sebagian yang lain segera mengamankan para sandera. Ariana yang terluka parah terjebak di tengah-tengah kekacauan tersebut. Dia bisa mendengar seseorang berjalan mendekat lalu memanggil namanya. Ariana tersenyum kecil. Tidak salah lagi, orang yang tengah menghampirinya ini merupakan orang yang sama den
Ketika semua orang tengah sibuk untuk mencari keberadaan sandera yang dibawa oleh para perampok, Ariana yang sebelumnya dibawa oleh sang Paman akhirnya terbangun karena goncangan tidak normal yang dia rasakan sejak tadi. Begitu mata gadis itu terbuka, Ariana terkejut saat mendapati dia tenyata berada di mobil yang bergerak cepat selama ini. Tubuhnya yang lemas dihimpit di tengah-tengah dua pria dengan badan yang besar. Kedua tangannya terikat dengan erat, sementara mulutnya disumpal menggunakan kain yang ditutup plester agar dia tidak bisa bicara apalagi berteriak. Di kursi sebelah supir, Daedalus yang menyadari gerakan dari Ariana berbalik untuk menatap gadis itu. Wajahnya yang semula diselimuti kemarahan kini telah kembali terlihat lembut. Pria tersebut tersenyum kecil, ketika dia berbicara dengan nada lembut pada Ariana. "Ariana, kamu bisa tidur lebih lama, kamu tahu. Kita akan pergi ke tempat yang begitu jauh setelah ini. Paman telah memikirkannya dengan benar. Agar tidak ada la
Perampokan yang terjadi di ibu kota tersebut termasuk sebagai kejadian paling mengejutkan bagi polisi, termasuk kejadian paling memalukan bagi mereka. Kompleks apartemen elit yang seharusnya memiliki pengamanan tertinggi ternyata dengan mudah mampu dibobol. Dan polisi yang diharapkan datang dengan cepat nyatanya malah terlambat menyelamatkan sandera. Efek dari kejadian itu begitu besar sampai banyak orang mulai berkumpul di sekitar kawasan apartemen itu untuk melihat kemajuan situasi di tempat itu. Masyarakat melihat bagaimana polisi berada dalam tekanan, apalagi ketika kekasih dari anak satu-satunya raja dunia bisnis ikut dijadikan sebagai sandera kali ini. Dengan bantuan Alister dan Melisa yang segera mengerahkan kekuatan mereka, dalam waktu satu jam setelah Ariana diculik, para elit dari negara mereka telah berkumpul untuk melacak komplotan perampok tersebut. Bantuan dari Alister telah membuat pekerjaan anggota kepolisian ibu kota menjadi lebih mudah. Dengan kerja sama yang baik,
Sejak Emilio selesai dengan kerja kelompoknya, pemuda itu tidak berhenti mengecek teleponnya dengan dahi berkerut. Tidak biasanya Ariana mengabaikan panggilannya seperti ini. Sejak Melisa membelikan ponsel baru untuk gadis itu, Ariana selalu siap menjawab panggilan mereka bahkan jika gadis itu tengah tertidur. Namun kali ini, Emilio tidak juga mendapatkan jawaban yang dia inginkan bahkan jika dia telah menelepon puluhan kali. Perasaan pemuda itu mulai tidak enak, sehingga dia akhirnya meminta Ian untuk memberikannya nomor telepon dari bodyguard yang diminta menjaga Ariana di rumahnya. [Nomor yang Anda tujui, tidak dapat dihubungi.]Emilio semakin tidak sabar ketika dia tidak juga mendapat jawaban positif dari orang-orang di sekitar Ariana. Pemuda itu memanggil semua nomor yang dia tahu. Namun pada akhirnya, hanya Bibi May yang menjawab dan mengatakan bahwa dia telah pulang ke rumahnya sendiri sejak matahari telah terbenam. "Ian, percepat perjalanan pulang kita. Lalu, katakan pada A