Home / Romansa / Kesayangan Tuan Muda / Bab 2 : Bertemu Dengan Orang Baru

Share

Bab 2 : Bertemu Dengan Orang Baru

Author: Areumagi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ponsel yang terus berdering membuat Kana jengah, ia segera mengangkat telfon itu.

"Apa? mau apa sih hah?" ia sedikit meninggikan suaranya.

"Kan gue udah bilang stop ganggu gue, gue capek ngadep in orang kayak Lo!"

"Stop! pergi jauh-jauh dari hidup gue," Kana sudah terpancing emosi saat baru satu kata keluar dari mulutnya.

Saat ia sedang memarahi orang yang ada diseberang sana, pikirannya hanya terfokus untuk bicara membuat dia sedikit oleng saat mengendarai mobil.

"Udah tau salah, masih aja ngejar nggak punya harga diri apa gimana sih nyebelin," Kana mendengus kesal. Ia terus mengomel sepanjang jalan.

Bahkan ia menambah kecepatan mobilnya, sampai membuat ponselnya jatuh. Dengan satu tangan Kana meraih ponsel itu yang mana membuat pandangannya terhalang oleh dasbor mobil.

"Nah ketemu!" serunya saat berhasil menemukan ponsel.

Saat itu juga dia harus mengerem mendadak saat ia melihat seorang perempuan sedang menyebrang.

"Awas!" teriaknya dalam mobil.

Cit!!

Suara ban yang bergesekan dengan aspal terdengar begitu jelas, jika Kana tak mengerem tepat waktu mungkin sekarang sudah akan jadi masalah.

Kana buru-buru keluar dari mobil menghampiri perempuan itu yang sudah duduk diaspal.

"Kamu nggak apa-apa? Maaf," ucap Kana penuh sesal. Ia membantu perempuan itu untuk berdiri.

"Iya nggak apa-apa kok," jawab Lea.

"Itu sikumu luka, kamu tunggu disana dulu ya. Aku mau mindahin mobil dulu, aku nggak kabur kok," ucap Kana sembari menunjuk salah satu toko yang memiliki tempat duduk.

"Iya Kak," Lea menurut untuk duduk didepan toko itu sembari melihat Kana yang benar-benar memindahkan mobil sesuai dengan perkataannya.

Ia keluar membawa kotak obat, "Sini aku obatin," Kana meraih tangan Lea. Ia bersihkan dulu dengan alkohol baru memberinya betadine.

"Tahan ya ini sedikit sakit," ucap Kana.

Usai mengobati luka itu, Kana membeli minuman untuk Lea. "Ini diminum dulu, kamu pasti kagetkan?"

Lea hanya tersenyum, "Makasih Kak,"

"Kamu mau kemana malem-malem gini bawa tas besar?" tanya Kana saat ia melihat tas dibawah.

"Aku dari kampung dateng ke kota mau cari pekerjaan buat bantu Ibu dikampung Kak," ucap Lea dengan sangat lembut.

"Oh gitu, terus ini kan udah malem kamu udah dapet tempat untuk tidur?" tanya Kana dengan wajah sedikit iba.

Lea hanya menjawab dengan gelengan kepala, "Kamu ikut aku mau nggak? Kebetulan aku ada tempat tinggal untuk kamu. Kamu boleh tinggal disitu untuk sementara sampai kamu dapet tempat tinggal," ucap Kana sembari tersenyum.

Lea ragu atas tawaran yang Kana berikan, ia jadi ingat pesan ibu yang tadi berjualan di terminal. Kalo tidak semua orang kota itu baik.

"Tenang aja, aku baik kok aku nggak ada niatan jahat sama kamu. Anggap aja ini sebagai bentuk pertanggung jawabanku karena udah buat kamu luka dan itu menghambat kamu," ucap Kana lagi-lagi tersenyum.

Lea melihat sorot mata Kana yang seolah mengatakan jika dia memang orang baik, dan Kana juga tak hentinya meyakinkan Lea agar mau ikut dengannya.

Setelah berpikir panjang, "Aku mau ikut Kakak, tapi hanya untuk malam ini ya. Besok aku akan keluar dari rumah itu, sebelumnya terimakasih sudah menolong aku," ucap Lea segan.

"Asik!" seru Kana, "Oke ayok," Kana bahkan membantu Lea untuk memasukan beberapa tas yang Lea bawa kedalam mobil.

Untuk pertama kalinya Lea naik mobil, dia merasa heran dengan isi yang ada didalam mobil. Hanya dengan duduk mobil bisa berjalan.

"Oh ya kita belum kenalan, aku Kana. Nama kamu siapa?"

"Aku Lea Kak,"

"Kok kamu manggil aku kakak berasa tua deh,"

Lea hanya tersenyum malu, "Umurku masih sembilan belas tahun Kak,"

Cit!

Kana tiba-tiba menginjak rem secara mendadak membuat Lea terbanting ke depan untung tidak terjadi apa-apa dan jalanan juga sudah mulai sepi.

"Aduh maaf ya, aku kaget habisnya. Kamu nggak apa-apa kan Lea?" Kana mengecek Lea yang terlihat baik-baik saja.

"Iya kak," Lea memegang dadanya yang rasanya hampir saja copot.

"Sorry ya, aku pikir kita nggak jauh beda. Apa aku keliatan tua Lea, sampe kamu panggil aku Kak. Masih mending sih dibanding Ibu," cerocos Kana membuat Lea menutup mulutnya karena ia sedang menertawakan Kana yang heboh sendiri dengan nama panggilan

"Enggak kok, kakak keliatan muda. Cuma aku merasa kalau Kak Kana memang sedikit di atasku," jelas Lea.

"Itu bener kok, umurku sekarang dua puluh lima tahun. Jadi kita terpaut sekitar enam tahun, panggil aja Kakak. Aku nggak masalah, bisa loh kamu anggap aku sebagai kakak kandung sendiri," ucap Kana sembari sesekali mengerling pada Lea.

"Iya,"

Tak butuh waktu lama mereka sampai disalah satu hunian yang cukup megah di kota itu. The Imperial House, salah satu hunian apartemen bintang lima yang sangat terkenal.

Kana memarkirkan mobilnya di basement parkiran, lalu membantu Lea mengeluarkan barang-barangnya.

"Ini tempat apa Kak?" tanya Lea heran karena saat memasuki tempat ini dia sempat terkejut dengan gedung pencakar langit yang terlihat megah seperti istana.

"Ini apartemen milik keluargaku, kamu bisa tinggal disini untuk sementara waktu," jelas Kana membuat Lea mundur beberapa langkah karena terkejut.

Mereka ada didalam lift sekarang, menuju kelantai paling atas, hunian yang terkhusus untuk pemilik gedung ini.

"Kamu kenapa mundur? Sini," Kana menarik Lea agar kembali mendekat.

"Jadi kakak orang," belum sempat Lea meneruskan kalimatnya Kana sudah memotong, "Kalau yang ada di pikiranmu aku ini anak orang kaya iya kamu bener. Tapi yang kaya itu orang tuaku bukan aku, aku juga sama kayak kamu kok kerja keras," jelas Kana sembari tersenyum.

Ting!

Pintu lift terbuka, mereka keluar dari sana menuju ke salah satu pintu yang berjejer disana. Setidaknya ada empat pintu disini yang berjarak cukup jauh antara satu dengan yang lain.

"Ini apartemenku, aku akan nemenin kamu malam ini. Takut nanti kamu bingung sama beberapa hal yang ada disini," jelas Kana saat membuka pintu.

"Wah," gumam Lea saat melihat isi yang ada didalamnya. Begitu mewah bisa dilihat dari pernak pernik yang menghiasi segala sudut. Bahkan ada tangga yang menghubungkan lantai bawah dengan lantai atas.

"Baru pertama kali lihat ya?" tanya Kana, dia juga ikut melihat ke sekelilingnya. Saat dulu pertama kali datang kesini pun dia juga tak percaya akan tempat ini.

"Ekspresi kamu sama banget kayak aku pertama kali datang kesini, kaget ngelihat isi yang ada didalam sini begitu wah," ucap Kana sembari melirik ke Lea yang juga melihat ke arahnya.

"Tapi apartemen ini jarang aku tinggali, terutama sejak saudara-saudaraku pergi. Aku jadi sering tinggal dirumah orang tuaku nemenin mereka,"

"Kak ini beneran aku tinggal disini? Maaf, tapi aku nggak pantes," Lea tiba-tiba merasa tak nyaman.

Jika dibandingkan dengan rumahnya yang dikampung jelas berbeda level, rumah dikampung level satu dan apartemen ini level sepuluh. Jauh sekali.

"Kenapa gitu? Nggak apa-apa, kamu nggak sendiri kok disini ada aku," Kana meyakinkan.

"Tapi?"

"Hust! Sekarang kalau kamu keluar dari tempat ini kamu mau tidur dimana?"

Lea berpikir cukup keras, benar juga yang dikatakan Kana. Tapi melihat tempat ini membuat dia minder.

"Udah nggak usah banyak mikir, ayo ikut aku. Aku tunjukkin kamar kamu," Kana menggandeng Lea agar mengikutinya. Menuju kamar yang ada didekat tangga.

"Ini kamar kamu, kalo kamarku ada dilantai atas,"

Jika diruang tamu tadi sudah sangat luas. Kamar ini juga tak kalah luas mungkin hampir sebanding dengan rumah Lea dikampung.

"Kamu istirahat ya, aku tinggal. Tidur yang nyenyak Lea, selamat malam. Oh ya, kalau butuh sesuatu bilang ya, kalau mau makan atau minum bisa ambil di dapur udah sedia kok," ucap Kana yang kemudian pergi meninggalkan Lea sendirian didalam kamar. Dia masih bingung dengan kondisinya saat ini.

Bisakah dia berkata jika dirinya beruntung saat baru pertama kali datang ke kota. Ia bertemu tanpa sengaja dengan Kana yang berlaku baik padanya.

"Pokoknya besok aku harus keluar dari tempat ini, aku harus cari kerja dan tempat tinggal," tekadnya bulat untuk itu

Saat Lea akan berganti baju, pintu diketuk dan Kana masuk dengan membawa makanan dan minuman untuk Lea.

"Ini untuk kamu, aku takutnya kamu kelaparan dan takut buat ambil. Jadi aku bawain," ucap Kana menaruh makanan itu di atas meja dekat sofa.

"Makasih Kak,"

"Sama-sama dihabisin ya Lea," saat Kana akan keluar ponselnya berdering ada panggilan masuk.

"Iya pak Anton ada apa?"

"Oh iya, saya ada di apartemen,"

"Oh ya pak, saya nggak sendiri disini. Saya bawa temen namanya Lea dia orang baik jangan curigai dia ya. Mungkin untuk beberapa hari kedepan dia akan ada disini, saya infokan terlebih dahulu takut ada salah paham nanti. Kalau dia keluar nanti saya kabari lagi,"

"Iya sama-sama,"

Kana berbalik badan menghadap pada Lea yang sedang memeluk baju yang dia bawa.

"Yang telfon aku tadi Pak Anton dia pimpinan keamanan disini, dan aku udah lapor kalo aku disini sama kamu," jelas Kana.

"Makasih ya Kak,"

"Iya sama-sama, udah ah dari tadi makasih mulu. Buruan ganti baju, makan terus tidur ya adik kecil,"

Kana benar-benar keluar dari kamar baru Lea bisa berganti baju, dan menghabiskan makanan yang Kana berikan padanya.

Padahal ini hanya roti tapi rasanya sangat enak. Saat Lea akan keluar kamar untuk mencuci piring dan gelas ia samar mendengar percakapan Kana dengan seseorang dibalik pintu.

"Kapan dia pulang? Aku udah kangen," ucap Kana disana.

Merasa tak pantas berlaku seperti ini Lea mengurungkan niat dan kembali masuk kedalam kamar.

"Besok saja," pikirnya.

Ia duduk bersandar di atas ranjang sembari memejamkan mata. Hari ini banyak peristiwa terjadi dalam hidupnya mulai dari Pak Broto yang datang ke rumah, lalu dia yang harus pergi ke kota. Hampir ditabrak dan sekarang dia ada disini.

"Tuhan, bantu aku untuk segera mendapatkan pekerjaan besok. Aku nggak mau keluargaku terus-terusan diganggu sama Pak Broto," doa Lea.

Saat dia akan berbaring, Kana tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu,

"Udah mau tidur ya Lea. Maaf sebelumnya, besok kamu ikut aku ya,"

"Kemana kak?"

"Udah ikut aja, good night Lea,"

Dia dibuat penasaran dengan ajakan Kana yang tiba-tiba, "Mau dibawa kemana lagi aku? Semoga itu hal baik,"

Related chapters

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 3 : Mencari Pekerjaan

    Pagi hari tiba dan Lea sudah bersiap dengan pakaiannya yang terlihat rapi dan formal.Bahkan dia sudah menyiapkan amplop coklat berisi dokumen seperti yang Kana katakan tadi pagi."Hari ini kamu aku bantu cari kerja, semoga aja dapet ya," ucap Kana sembari menghidangkan sarapan."Makasih kak, tapi aku bisa sendiri kok," tolak Lea dengan sopan."Udah kamu ikutin aja, lagian cari kerja di kota sebesar ini tuh nggak gampang Lea. Dan belum tentu kamu bisa langsung dapet kerja,"Lea mengamati wajah Kana yang terlihat cantik, bahkan kecantikannya semakin terpancar karena hatinya juga baik."Makasih kak, aku nggak tau lagi harus bilang apa sama Kakak. Suatu saat aku akan balas semua kebaikan Kak Kana," ucap Lea sungguh-sungguh."Aduh apa sih, kalau suatu saat aku butuh bantuan kamu. Apa kamu bisa Lea? Anggap aja itu sebagai balas budimu aku nggak mau kalau kamu nilai kebaikanku dengan uang,""Iya, pasti Lea bantu apapu

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 4 : Rendra

    "Kamu mau jadi office girl disini, tugasnya membersihkan seluruh kantor dan menjaga agar kantor ini selalu dalam keadaan bersih disetiap sudut ruangan," jelas Desi."Office girl? Saya mau Bu, mau banget!" jawab Lea penuh antusias. Ini lah yang ia mau sejak awal mendapatkan pekerjaan. Apapun pekerjaannya akan ia lakukan.Ia pikir akan ditolak mentah-mentah tapi ternyata ia akan diterima disini. Senangnya."Kamu yakin?" tanya Desi memastikan."Iya Bu, saya yakin seratus persen," jawab Lea penuh semangat."Baiklah kalau begitu, besok kamu bisa mulai kerja. Dan besok akan saya jelaskan tentang peraturan dan sistem kerja di kantor ini,""Iya Bu, sekali lagi terimakasih banyak atas bantuan dan kesempatannya saya janji akan bekerja sungguh-sungguh," Lea meraih tangan Desi menggenggamnya dengan penuh keyakinan.Lea keluar setelahnya, dilihat dari raut wajahnya tanpa bertanya Kana bisa tahu jika Lea mendapatkan apa yang dia mau.

  • Kesayangan Tuan Muda    bab 5 : Maling?

    "Lepas!" Jessica berteriak, memberontak minta dilepas dari genggaman seseorang yang tak tau siapa."Sebaiknya anda pergi, sebelum saya laporkan ke security agar kalian diusir dari sini," ucap Rendra dengan sangat halus. Bahkan ia mempersilahkan Jessica pergi dengan tangan yang menunjuk ada arah pintu keluar."Akh! Sial awas aja Lo Na. Sampai kapanpun urusan kita nggak akan pernah selesai," ancam Jessica yang akhirnya pergi dari sana.Kana merasa lega ada Rendra disini. Rendra adalah salah satu orang kepercayaan keluarganya. Dia asisten pribadi Kakaknya."Ngapain disini?" tanya Kana "Saya diperintah oleh Tuan untuk menjaga anda selagi dia belum kembali," jawab Rendra dengan sangat formal.Kana melirik sekilas pada Lea, lalu menarik Rendra agar sedikit menjauh, "Kapan dia pulang?" tanyanya to the point."Minggu ini,""Minggu ini?" Kana menatap Rendra tak percaya, "Ah iya hampir lupa, cewek yang disana itu Lea. Dia akan kerja di kantornya Papa aku titip dia bisa kan?"Rendra mengernyitka

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 6 : Bos Datang

    Lea memukul orang itu tanpa henti sampai tangannya dicekal oleh Rendra yang entah sejak kapan sudah ada disana."Dia bukan maling," ucapnya lirih."Kok Om bisa disini, om juga maling ya? Maling! Maling!" Lea berteriak sekencang mungkin."Berisik!" seketika Lea terdiam saat suara orang yang tidur di ranjangnya berteriak. Lea mundur beberapa langkah ia takut. Ada dua orang asing disini sementara sang pemilik rumah sedang tak ada."Siapa sih, berisik banget ganggu orang tidur aja!" ucap orang itu dengan dingin.Lea melirik pada Rendra sekilas meminta penjelasan atas ini, hanya Rendra yang ia kenal disini."Ada apa Pak?" tanya security yang tiba-tiba sudah ada diambang pintu."Enggak apa-apa, bisa bantu saya untuk mindahin dia ke kamar sebelah," ucap Rendra memohon. Lantas kedua security itu membopong tubuh laki-laki itu keluar.Lea mengikuti juga sampai keluar, Rendra menatap Lea dari atas sampai bawah. Menyelidik pada wanita yang baru saja ia temui beberapa waktu lalu."Bersyukurlah kamu

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 7 : Kesan Pertamaku - Kamu Menyebalkan Ken

    Usai acara sambutan dan perkenalan singkat itu, masing-masing karyawan kembali pada pekerjaannya masing-masing."Rendra, tolong ambil berkas yang saya minta pada HRD tadi, sekarang!" ucap Ken saat baru saja memasuki kantornya."Baik,"Ken melihat ke sekelilingnya, kantor yang luas dan juga fasilitas yang bagus tak jauh berbeda dengan yang ada di Amerika bahkan disini lebih baik.Sebuah bingkai kecil di meja kerjanya pun masih ada disana, sebuah foto keluarga yang diambil saat terakhir Ken datang ke Indonesia waktu itu.Pintu diketuk dari luar, Rendra masuk dengan membawa berkas berisikan identitas para karyawan di kantor ini."Ini Pak," ucap Rendra. "Taruh diatas meja, kamu boleh keluar,""Sebelum saya keluar, boleh saya tanya sesuatu?" "Apa?" tanya Ken sembari ia membuka berkas itu membacanya dengan seksama. Anggap saja sebagai bentuk perkenalan yang tanpa melibatkan sentuhan ataupun obrolan."Kenapa

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 8 : Mencari Tahu Kejadian Semalam

    "Lo yang bener dong, bersihin itu sekarang!" tegasnya kemudian meninggalkan Lea begitu saja.Lea berdecak kesal, ia juga merasa beruntung karena Ken tak mengenalinya. Memang benar ya kata banyak orang jika sedang dalam keadaan mabuk dalam semalam semuanya hilang dalam ingatan yang tersisa hanyalah kepingan-kepingannya.Lea mulai membersihkan apa yang sudah ia kacau kan setelahnya ia pergi dari sana meninggalkan Bos menyebalkan itu."Bener kata Kak Kana kalo bos disini galak, udahlah nggak usah dipikir lanjut kerja aja," gumam Lea.Didalam kantor Ken sulit untuk melanjutkan pekerjaannya, ia seperti teringat sesuatu saat Lea tadi berteriak. Ia kemudian mengambil ponselnya menghubungi seseorang yang bisa memberikan jawaban tentang kejadian semalam."Pak Anton, tolong siapkan rekaman CCTV sejak kedatangan saya ke apartemen terutama lantai atas. Saya akan kesana setelah makan siang," ucap Ken to the point lalu menutup telfon itu tanpa mendenga

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 9 : Fakta Terungkap

    Hari berganti setelah fajar menyingsing, semalam Kana tak kembali ke Apartemen ia memilih untuk menginap di rumah sekaligus mengawasi gerak gerik Ken."Selamat pagi Pak Ken," sapa para pegawai saat Ken memasuki lobi. Wajahnya terlihat tak bersahabat pagi ini.Bahkan Rendra pun hanya berbicara seperlunya saja, ia bisa membaca suasana hati Ken hanya dari wajahnya."Bawa ob yang kemarin buatin gue kopi, sekarang!" pintanya saat baru duduk di kursinya."Baik," sudah bisa Rendra duga jika Ken sudah tau siapa yang membuatnya babak belur tempo hari. Tak ada yang bisa Rendra lakukan jika begini, "Apa Kana tau?" cicitnya."Lea kamu dipanggil ke ruangan CEO sekarang," ucap Rendra pada Lea yang sepertinya baru saja tiba.Semua pegawai yang ada disana bergidik ngeri saat mendengar Lea disuruh ke ruangan paling menyeramkan itu. "Kamu ada buat masalah Lea?" tanya Ola."Hati-hati ya Lea, dulu juga ada yang di suruh ke ruang CEO tanpa t

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 10 : Mencari Kana

    Kana membawa mobilnya hingga sampai ke sebuah pantai, tempat yang biasa ia kunjungi saat sedang dalam mood yang buruk."Lea turun, kita hirup udara segar," ujar Kana. Ia turun lebih dulu baru disusul dengan Lea dengan langkah ragu nya. Ia masih senantiasa menunduk sedari tadi."Udaranya seger ya,""I-iya," jawabnya lirih. "Aku kenal tempat ini karena seseorang, tapi sayang kita harus berpisah entah sampai kapan."Ucapan Kana barusan membuat Lea berani mengangkat kepalanya, mengerling pada Kana yang ada disamping kanannya."Lea, aku minta maaf sama kamu Karna nggak cerita tentang siapa aku sebenernya," Kana balas mengerling pada Lea."Bukannya aku nggak mau cerita ke kamu. Hanya saja aku ingin mencari waktu yang tepat kapan aku harus bercerita ke kamu, tapi mungkin ini adalah waktu yang tepat.""Kak Kana nggak perlu minta maaf, kakak nggak salah kok itu hak kakak mau cerita ke aku atau enggak. Aku disini memang salah Karn

Latest chapter

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 40 : Bertengkar

    Biasanya saat malam mulai datang dan waktu semakin mengarah ke tengah malam, Ken dan para karyawannya sudah ada dibawah alam mimpi.Namun kali ini berbeda karena mereka harus bekerja. “Cepat! Cepat sebentar lagi mereka datang!” seru Rendra memberi semangat pada semuanya.Ia baru saja mendapat kabar jika Sheila bersedia untuk menjadi model namun jadwal yang ia punya hanya di malam hari lebih tepatnya tengah malam.Karena waktu semakin mepet dan juga tidak bisa mengajukan jam lain jadi mereka setuju jika malam ini mereka akan lembur yang terpenting perusahaan tidak rugi dan mereka tetap masih bisa bekerja.Lantas apa jawaban Ken iya?---“Gimana setuju atau enggak? Waktuku nggak banyak.” Sheila mendesak Ken saat ini karena Ken tak kunjung menjawab pertanyaannya.“Boleh saya tau apa alasan kamu meminta syarat seperti itu?”“Simpel aja, saya suka sama bapak dan saya mau bapak jadi milik saya.”“Apa nggak terlalu mendadak dan juga ini pertemuan pertama kita setelah yang terakhir itu. Kamu

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 39 : Ingatan

    Tak pernah ada yang mau hal buruk terjadi pada diri kita bukan?Suara Sheila yang mengganggu Ken itu bukan dari arwah Sheila yang sengaja mengganggu tapi karena isi pikiran Ken yang saat itu belum bisa menerima kenyataan jika Sheila sudah tidak ada.Beruntunglah Ken saat itu ada orang yang langsung menelepon ambulance hingga ia berhasil dibawa ke rumah sakit tepat waktu, disusul Rendra dan keluarganya yang shock mendengar kondisi Ken yang kritis.Dalam situasi ini tak ada yang bisa disalahkan dan saling menyalahkan.Ken dalam keadaan kritis dan harus di rawat di ruang ICU, ia mengalami koma selama kurang lebih tiga bulan. Saat ia membuka mata ia malah tidak mengenali anggota keluarganya dan juga Rendra.Hati keluarganya sangat terpukul kala itu, dokter menjelaskan jika sebelum kecelakaan Ken sempat mengalami shock berat dan juga pikirannya tidak stabil membuat kondisi kepalanya menjadi trauma yang mengakibatkan dia amnesia.Ini h

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 38 : Cara Bertahan Hidup

    “Tapi yang mau saya bahas disini bukan tentang kebodohan pasien saya melainkan kondisi mentalnya. Kenapa saya bilang begitu? Penyakit mental itu datang dengan sendirinya kita nggak minta tapi dia datang tiba-tiba buat kita stress bahkan menghasut kita buat melakukan hal negatif. Bener kan?”“Iya!”“Mungkin jawaban dari audiens tadi benar, normalnya orang saat mendengar kabar duka tentang orang terdekat adalah menangis, tertunduk diam dan merenung. Tapi pernah nggak kalian melihat dari beberapa hari sebelum hari kejadian itu? Bagaimana hubungan orang itu dengan orang yang sudah meninggal, apa komunikasinya baik atau justru ada cekcok dan lain sebagainya.”Ken dan Rendra benar-benar menyimak setiap kata yang dokter Robert katakan.“Kalau kita cari tau pasti kita akan tau sedikit alasan kenapa orang melakukan kesalahan seperti pasien saya. Kunci dari tindakan bodoh manusia itu pada dasarnya ada dipikiran dan kondisi mentalnya.Nggak semua orang p

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 37 : Apa Aku Sebodoh Itu?

    Salah satu keputusan yang diharapkan membuahkan hasil seperti yang diinginkan.“Udah siap Ken?” tanya Rendra yang datang ke kamar Ken.“Bentar lagi selesai,” jawab Ken yang sedang merapikan pakaiannya.Sembari menunggu Ken, Rendra melihat-lihat kamar Ken sebelum mereka benar-benar pergi untuk waktu yang masih belum diketahui dan tak ada yang bisa memprediksi apakah ingatan Ken akan kembali atau tidak.Usai berkemas, mereka memasukkan barang-barang ke bagasi. Hari ini mereka akan diantar oleh Karel, Thea dan juga Kana pastinya.“Harusnya kalian dirumah aja, nggak perlu repot-repot nganter.” Ken tak suka jika merepotkan keluarganya, apalagi hanya dengan mengantar ke bandara.“Biarin lah kak, biar mama tuh bisa memastikan kalo lo tuh sampe bandara aman. Tau nggak?”“Iya-iya bawel lu, awas aja kalo sampe lo bandel disini. Pulang-pulang gue cincang lo!”“Dipikir gue daging kali ah.”Padahal mereka akan berpi

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 36 : Karena Mereka Kembar

    “Mau minum apa Ken?” tawar Rendra saat mereka baru saja tiba di apartemen Rendra.“Soda.”Rendra mengambil dua minuman kaleng bersoda untuk menemani malam mereka yang terlihat sedikit berbeda dengan sebelumnya. Antara tegang dan juga penasaran.“Kata dokter ingatan gue itu bisa kembali nggak?”“Ada kemungkinan bisa kembali kalo lo pengen bisa konsultasi sama dokter Robert, dulu gue sempet tanya-tanya sama dia soal pengobatan lo dan kalau lo mau lo bisa dateng kesana.”“Kerjaan di kantor masih banyak Ndra?”“Sejauh ini sih enggak paling cuma ngontrol proyek yang sama Niko itu aja sih, selebihnya nggak ada.”“Jadi bisa dong gue tinggal untuk berobat sebentar.”“Maksud lo, mau cuti?”Ken menganggukkan kepalanya, lalu menenggak minumannya. Memejamkan matanya sejenak, ia ingin ini segera berakhir.“Lo yakin Ken?”“Yakin, gue nggak mau dihantui terus kayak ini. Capek Ndra.”“Kalau i

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 35 : Bodoh Karena Cinta

    Pagi-pagi sudah dihebohkan dengan kabar jika Ken dan Rendra tak ada dirumah. Mereka menghilang, tanpa kabar dan tanpa jejak, satu yang mereka tau jika keduanya pergi bersama dengan mobil Rendra karena mobil itu tidak ada halaman depan.“Mereka kemana mas?” tanya Thea khawatir. Walaupun hal ini sudah sering terjadi tapi tetap saja menghilang tanpa kabar itu membuat khawatir.Karel mencoba untuk menghubungi keduanya namun tak ada satu pun yang menjawab.“Kamu yang tenang ya sayang, mereka pasti baik-baik aja. Nanti juga ngabarin, kita sarapan dulu ya.” Karel mencoba menenangkan istrinya yang selalu khawatir tentang anaknya.Ibu mana yang bisa tenang saat anaknya tak ada didepan matanya, tanpa kabar pula. Sementara dalam hati Kana sedang mengumpati Ken dan Rendra yang seenaknya pergi begitu saja.Lea pun juga bertanya-tanya kemana mereka pergi. Semoga saja mereka tidak dalam keadaan buruk, hanya itu harapan mereka saat ini.***

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 34 : Lukisan

    Lingkaran dengan angka yang memutar mengelilinginya beserta jarum yang terus berputar masih menunjukkan pada angka dua.Dimana langit masih gelap dan semua orang sedang tertidur dengan nyenyak, namun Ken ia terbangun. Ia mengerjapkan mata beberapa kali, lalu menilik pada jendela yang terasa sunyi. Seharusnya ia tidak bangun sekarang.Ia melihat pada ponselnya yang baru saja menyala, ada sebuah pesan singkat dari Niko.‘Gue kemarin ngasih Rendra sesuatu, entah lo udah baca atau belum yang pasti itu mungkin bisa ngebantu lo. Gue kayak gini bukan karena gue baik tapi karena ada maunya lo tau itu.’‘Jangan percaya sama gue seratus persen, lo harus percaya sama diri lo sendiri. Satu lagi gue yakin lo udah tau Sheina kan, cewek yang lo temuin di kantor waktu itu dia mirip kan sama Sheila. Gue yakin lo penasaran sama dia, entah mereka ada hubungan apa. Bener kan Ken?’‘Well, selamat berjuang untuk mencari kebenaran itu. Satu pesen gue saat lo menggali ini lebih dalam akan semakin banyak ancam

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 33 : Semakin Dekat

    Setidaknya kalian harus sedikit tau tentang keluarganya Ken, karena bentukan antara luar dan dalam itu berbeda. Jika diluar sangat memikat hati siapapun yang melihat tapi dari dalam belum tentu kalian akan terpesona.Mereka berlibur disalah satu pedesaan didaerah Bandung, dengan view pemandangan yang sangat menyegarkan jiwa dan raga. Alasan kenapa Lea diajak? Ya, pengen aja ngajak Lea. Mungkin sekaligus sebagai ajang untuk bisa saling mengenal.Jangan lupakan Rendra yang selalu jadi ekornya Ken, dia baru saja tiba. Sebuah villa dengan desain minimalis terpampang nyata didepan mata Lea. Ia sungguh tak habis pikir dengan keluarga ini, sebenarnya aset yang dimiliki itu berapa banyak sih.“Lea bantu tante masukin ini kedalam ya,” ujar Thea sembari menjinjing plastik.“Iya tan.”Mereka sedang sibuk memindahkan barang.---Dibelakang villa terdapat sebuah pekarangan kecil dan ada ring basketnya, ya berhubung Karel dan anak-anaknya hobi main basket jadi dimana pun pasti ada ring basket.Rendr

  • Kesayangan Tuan Muda    Bab 32 : Ragu

    ***Lea perlahan membuka matanya, samar-samar ia melihat seseorang sedang menatapnya. Apa dia sedang bermimpi, ia juga samar mendengar orang itu memanggil namanya.Ia mengucek matanya, saat ia tau bahwa itu adalah Ken sontak Lea mendorong Ken hingga ia jatuh ke lantai.“Akh!” rintih Ken.“Pak Ken ngapain disini!” Lea berteriak dan langsung menutupi dadanya dengan kedua tangan yang menyilang. Wajah Lea panik, ia takut Ken berbuat yang tidak-tidak padanya.“Lo kira-kira dong kalo mau dorong, udah tidur sembarangan dipindahin ke kamar bukannya makasih malah didorong. Kalo lo masih tidur di kolam, jadi makanan nyamuk lo.” Ken mencerca Lea dengan segala perkataan yang membuat Lea sadar jika ia ternyata tertidur setelah bercerita dengan Thea tadi.Matanya menjelajah kamar ini, yang memang bukan kamarnya. Lea terunduk malu, karena dia salah. “Maaf pak, nggak sengaja. Saya pikir bapak macem-macem sama saya, lagian bapak kenapa ngeliatin saya kayak gitu? Kan saya kaget.”“Gue mau makan lo karen

DMCA.com Protection Status