Share

17. Tak Seindah Biasa

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2024-12-04 19:57:04

Pagi-pagi sekali Radit sudah menghubungi sepupunya Agha untunglah anak itu sudah bangun,. Seminggu yang lalu Radit memang telah menanyakan, tentang toko yang diinginkan Nirmala.

Meski Nirmala sendiri belum menghubunginya, bahkan seminggu telah berlalu dan Radit berpikir memang Nirmala sudah menemukan toko yang ia maksud, apalagi dengan kesibukannya akhir-akhir ini membuatnya tak bisa memikirkan hal lain.

Dan di sinilah Radit sekarang di kompleks pertokoan milik Agha. Sampai satu belokan ke depan belum ada toko roti yang ada itu yang dia lihat. Tentu ini lokasi yang sangat bagus untuk membuka toko roti.

Anak-anak muda yang bersekolah di dekat sini mungkin tidak terlalu suka dengan jajanan kue jadul seperti yang diproduksi Nirmala saat ini, tapi orang-orang yang menghuni gedung perkantoran di seberang jalan pasti sangat menyukainya apalagi untuk mereka yang tak sempat makan pagi.

Mungkin jika nanti Nirmala setuju menyewa toko d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   18. Kejutan

    Nirmala sampai di rumah tepat pukul satu siang, sebenarnya perjalanan dari kompleks pertokoan sudirman dengan rumahnya hanya berjarak sekitar dua puluh menit kalau ditempuh dengan sepeda motor. Tapi Radit yang baru saja melamar Nirmala untuk yang ketiga kalinya dan tentu saja tidak ditanggapi serius olehnya, memaksa Nirmala untuk ikut ke rumah laki-laki itu dengan alasan ibunya yang mengundang. Sebenarnya Nirmala enggan ikut tapi mau menolak kok rasanya sangat tidak pantas apalagi dia baru saja meminta bantuan, akhirnya dia hanya mengangguk setuju. Dan masalah kembali datang saat Radit meminta Nirmala ikut saja di mobilnya dari pada mengendarai motor. “Kitakan satu arah kenapa tidak ikut mobilku saja,”“Aku bawa motor?”“Kan, bisa dititipin di Agha, tenang saja kawasan di sini sangat aman, belum pernah ada kasus kecurian.”“Lalu aku pulangnya?”“Ya aku anterin ke sini lagilah.”“Nggak praktis banget

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   19. Permintaan

    Memutuskan menjadi pengusaha memang bukan pilihan yang mudah, kebanyakan orang lebih suka untuk membawa map kesana kemari untuk menyodorkan lamaran kerja. Tidak ada yang salah memang itu hanya tentang perbedaan pilihan hidup. Tapi saat seseorang memilih untuk jadi pengusaha, dia harus rela mendapat penghasilan yang tak menentu, apalagi kalau usaha mereka baru dirintis seperti ini. Banyak sekali hal-hal yang harus mereka persiapkan, jangan tanyakan soal jam kerja mereka bisa bekerja sehari semalam tanpa kenal lelah. Target-target  yang mereka tetapkan harus bisa terpenuhi kalau tidak mau keteteran, meski usaha yang mereka miliki belum bisa dikategorikan usaha yang besar, tapi mereka tidak mau lagi menerapkan menageman yang ala kadarnya. Nirmala yaang merupakan penanggung jawab utama dibidang produksi, sudah menembuat list apa saja yang akan mereka jual di toko, mencari tahu kue-kue apa yang sedang trend di masyarakat, belajar membuatnya dan membuat penge

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   20. Salah Omong

    Selama  satu minggu mereka menyelesaikan pesanan kue yang datang, untuk satu bulan ke depan Nirmala maupun Nia sudah menghentikan sementara pesanan kue dalam jumlah besar. Mereka bukannya mau menolak rejeki yang datang tapi rencana pembukaan toko juga memerlukan waktu dan tenaga yang tak sedikit dan jangan lupa juga uang yang harus mereka keluarkan. Hanya tersisa pesanan ibu Bisma yang harus mereka kerjakan. Rina dan mbak Ratna mulai dipekerjakan untuk membantu membuat pesanan kue kering yang akan mereka jual. Mereka berdua sibuk luar biasa, membagi tugas yang telah mereka sepakati bersama. “Apa nggak sebaiknya kita nggak jualan kue basah di pasar dulu, Mbak? Mbak konsen saja buat kue kering untuk mengisi toko aku. Lagian aku masih bisa jual camilan yang kita kemas ulang dan kue titipan.” Sore yang sangat cerah, langit memapakkan semburat jingga yang indah, tapi bagi Nirmala dan Nia bukan waktu yang tepat untuk menikmati keindah

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   21. Lowongan Cinta

    “Nanti enaknya aku kerja apa, ya?” laki-laki itu memegangi dagunya dengan sebelah tangan, keningnya berkerut tanda berpikir keras.“Kerja bantuin saya saja, Mas. Teman saya nggak masuk.” pak Kardi salah satu tukang yang dipekerjakan Nirmala untuk membuat desain menyahut. Nirmala menghela nafas kenapa juga jadi pak Kardi ikut-ikutan.“Boleh juga itu, Pak. Bagaimana, La kebetulan ada lowongan di tempat kamu, apa aku diterima? Tenang saja aku akan bekerja dengan rajin apalagi ditemani bos yang cantik … eh salah calon istri rasa bos.” “Terserah kamulah.” Nirmala mengoloyor pergi, buru-buru dia menaiki tangga menuju lantai dua.Ya ampun wajahnya pasti sekarang sudah seperti kepiting rebus, laki-laki itu memang menyebalkan dan oh mulut sialan juga kenapa juga tadi salah omong segala. Dia perempuan dewasa yang sudah pernah berpacaran bagaimana mungkin salah tingkah hanya karena rayuan receh bocoh itu. Tapi yang kamu bi

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   22. Benarkah?

    Nirmala sedang menikmati secangkir teh dan sepiring singkong goreng saat Nia sampai di rumah sore itu. Siang tadi setelah membantu pak kardi Nia memang pulang terlebih dahulu bersama Salwa, dan dia pamit main dulu ke rumah sahabatnya itu. Bibirnya sesekali tersenyum sesekali cemberut, didekapnya erat-erat cangkir teh yang masih mengepulkan uap hangat itu erat-erat. Pengalamannya punya pacar sangat minim, setelah beranjak remaja ayahnya sangat protektif padanya. Karena itu masa-masa sekolahnya banyak diisi dengan berbagai kegiatan belajar, hanya sesekali dia berkumpul dengan teman-temannya untuk nongkrong itupun ramai-ramai bukan dalam konteks berdua yang melibatkan emosi lebih. Hubungan yang terjalin dengan Bismapun hanya mengalir mengikuti arus kehidupan, bukan cinta yang menggebu-gebu seperti layaknya anak muda. Mereka sama-sama dua orang dewasa yang memiliki kesibukan masing-masing dan hanya menyempatkan bertukar kabar sekali waktu. Bahkan bisa dihitung dengan jari kunjunga

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   23. Wejangan Mama

    Radit memarkirkan mobilnya di halaman rumah orang tuanya yang luas, sejak kembali ke kota ini dan mendapat pekerjaan, dia memang memilih tinggal terpisah dari orang tuanya. Meski pada awalnya sang ibu keberatan karena dengan tiga orang anak yang sudah dewasa memilih untuk tinggal terpisah. Kakak Radit yang bekerja sebagai seorang akuntan memilih ikut suaminya tinggal di Jakarta. Demikian juga dengan adiknya yang tahun ini memasuki tahun ketiga di bangku kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Bogor. Untuk laki-laki seperti Radit yang memiliki berbagai kesibukan, bukan hal mudah kalau dia harus kembali tinggal bersama orang tua. Profesinya menuntut jam kerja yang tidak normal, dia bisa saja mendapat panggilan pekerjaan pada jam satu malam, setelah sebelumnya baru pulang setelah lewat waktu makan malam. Dan sebagai kompensasi laki-laki itu setuju untuk menginap di rumah orang tuanya saat libur kerja. 

    Last Updated : 2024-12-06
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   24. Kunjungan Mantan

    Nia memandang kakaknya dengan khawatir, dia tahu benar mobil siapa yang memasuki halaman rumah mereka, toyota camry warna hitam mengkilat yang dulu sering kali berkunjung ke rumah ini. Bisma.Nia segera menegakkan tubuhnya, bersiap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Meski dia sendiri bingung apa yang akan terjadi, jika mengandalkan kekutan fisik mereka berdua jelas kalah tenaga dengan Bisma yang seorang laki-laki dengan tinggi 170 cm. Tidak. Nia takkan membiarkan hal itu terjadi apa dia bersiap-siap lari saja panggil tetangga. Tapi Bisma belum tentu mengandalkan fisik sih kalau para tetangga tahu permasalahan ini bisa jadi gosip se-RT.Berbeda dengan Nia yang panik dengan kedatangan Bisma, Nirmala nampak tenang, meski dalam hati dia sudah was-was. Sejak kedatangan ibu Bisma waktu itu Nirmala memang mengabaikan semua pesan dan telpon Bisma. Bahkan dia juga sudah menghapus nomer laki-laki itu dari d

    Last Updated : 2024-12-06
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   25. Analisa sok Tahu

    "Kamu benar pacaran dengan Nirmala, Dit?"Agha yang sore itu berkunjung ke rumah orang tua Radit, mencecar laki-laki yang sibuk dengan sebuah buku tebal."Tahu dari mama?""Yup tante cerita begitu aku sampai tadi.""Kamu serius sama dia?"Radit yang sedang serius membaca bukunya memandang sepupunya tajam. "Ya tentu saja, kamu meragukanku.""Yah bukannya begitu, kulihat dia wanita baik-baik dan pekerja keras.""Lalu, aku nggak boleh gitu macari wanita baik-baik.""Ya bukan begitu, Dit aku hanya takut seperti yang sudah-sudah kamu hanya main-main.”Radit menghela nafas rekornya sebagai playboi memang tak diragukan lagi, dalam satu bulan saja dia bisa berganti pacar sebanyak dua kali. Dan sepupunya ini tau benar akan hal itu, Agha sosok yang dingin dan terkesan serius, dia hanya pernah pacaran sekali dengan seorang gadis yang dipacarinya dari kelas sat

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   111. Yang Dinanti

    “Mama minta kita program bayi tabung.” Radit yang baru saja melipat sarungnya menoleh pada Nirmala yang masih berbalut mukena. “Untuk apa?” tanya Radit. Nirmala menghela napas, waktu setelah sholat subuh dia pilih karena hanya waktu itu yang selalu memungkinkan mereka untuk bersama, Radit yang kadang pulang sangat malam atau bahkan dini hari dan Nirmala yang sudah terlelap membuat tak ada waktu untuk sekedar bercakap-cakap. “Kok untuk apa? sudah lama kita belum punya anak? Memangnya mas tidak mau punya anak,” kata Nirmala kesal. Untuk bicara masalah ini dia sudah berlatih sepanjang malam tadi. Sejujurnya Nirmala juga tidak suka dengan ide itu, tapi dia sadar beberapa tahun menikah belum juga punya anak dan usianya juga bertambah tua. “Aku sudah akan punya anak.” “Hah!” kepala yang semula tertunduk penuh rasa bersalah langsung terangkat, matanya melebar. R

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   110. Ibu Mertua

    Nirmala memasuki rumah mertuanya sore ini, pagi tadi Bu Lastri meneleponnya dan memintanya untuk ke mari.Mempunyai anak-anak yang telah beranjak dewasa membuat Bu Lastri kesepian itulah alasan beliau selalu meminta Nirmala datang ke rumahnya, meski wanita itu tak jarang juga memiliki kesibukan sendiri sehingga tak bisa memenuhi permintaan mertuanya.Berbeda untuk kali ini Bu Lastri tak mau mendengar apapun alasan Nirmala, bahkan menelepon berkali-kali untuk memastikan Nirmala bisa datang, saat ditanya ada apa beliau hanya mengatakan ada hal penting yang ingin dia katakan, membuat Nirmala sedikit was-was, apalagi hubungannya dengan Radit akhir-akhir ini agak merenggang.Radit yang lebih mementingkan pekerjaannya membuat Nirmala selalu snewen setiap hari, mereka paling hanya bertemu saat pagi hari, itu pun Radit akan buru-buru balik lagi ke rumah sakit. Tak ada lagi acara berbincang santai, atau pun membicarakan hal-hal konyol yang membuat me

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   109. Berjarak

    Seminggu sudah Radit dibuat sibuk dengan pekerjaan di rumah sakit, suaminya itu bahkan setiap hari pulang diatas jam dua belas malam dan akan berangkat lagi jam lima pagi. Mereka bahkan sudah jarang berkomunikasi bahkan lewat pesan singkat sekalipun. Kalau ditanya apa Nirmala tidak protes, jawabanya adalah sesering dia membuat kue. Tapi jawaban Radit tetap saja memintanya menunggu dengan alasan banyak pasienlah , atau akan ada seminar disuatu tempat, yang membuat Nirmala pusing sendiri dan akhirnya hanya membiarkan saja Radit dengan segala kesibukannya. Di rumah pun komunikasi mereka hanya seputaran Radit yang menanyakan baju ganti untuknya dan bekal sarapan di tiap pagi karena laki-laki itu tak akan sempat makan di rumah. Nirmala yang mengantar suaminya pergi kerja hanya menatap malas saat Radit berkata akan mengusahakan pulang secepatnya. Bukannya dia tak percaya lagi pada sang suami tapi sudah banyak k

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   108. Php

    Nirmala meregangkan tubuhnya yang meringkuk di atas ranjang. Dia menoleh ke samping, tak ada sosok yang selama dua tahun ini menemani tidurnya. "Apa tadi malam aku mimpi? tapi kok terasa nyata?" Nirmala segera memeriksa bagian samping ranjang, tidak terlalu dingin dan agak kusut, berarti tadi malam dia tidak mimpi lalu di mana sekarang suaminya? Apa sudah berangkat kerja, sepagi ini?Wanita itu bergerak malas, matanya masih sangat mengantuk, tadi malam dia menangis lama sekali, entah kenapa akhir-akhir ini dia berubah menjadi cengeng, matanya sudah pasti akan terlihat bengkak. Dengan malas Nirmala memaksakan diri untuk bangun, dia harus mengompres mukanya, akan banyak pertanyaan kalau dia muncul dengan wajah seperti itu.Benar saja matanya sebesar bola pimpong, dengan sebal dia menekan-nekan matanya dengan handuk hangat berharap matanya akan kembali seperti sedia kala. Nirmala keluar dari kamar d

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   107. Maaf

    Berpuluh-puluh pesan telah dia kirim tapi tak satupun yang diabalas oleh sang suami bahkan dibaca pun tidak. Nirmala sudah menyerah dengan langkah lemas dia memberekan semua, tak diperdulikannya perutnya yang sejak tadi belum terisi. Sekarang dia hanya ingin tidur dan melupakan semuanya. Jam dinding bahkan sudah menunjukkan pukul sebelas malam, mungkin sang suami sebentar lagi akan pulang tapi Nirmala sudah tak perduli. Dia terlanjur kecewa. Selama satu jam dia hanya berguling ke kanan dan ke kiri di atas ranjang. Di kejauhan terdengar sirine yang berbunyi menandakan hari telah berganti. Nirmala semakin gelisah. Tidak biasanya Radit pulang selarut ini apa dia baik-baik saja? Apa perlu dia menyusul ke rumah sakit tempatnya bekerja? cuma jalan kaki sepuluh menit juga.Tapi Nirmala juga takut ini sudah tengah malam, kalau Radit sedang sibuk dengan pasiennya bagaimana? Dia akan sangat menganggu nanti. Hatinya berdebar tak nyaman akhi

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   106. Tak Sampai

    Sejak pagi hari Nirmala sudah berkutat dengan berbagai macam bahan yang akan dia gunakan untuk membuat sebuah kue tart spesial.  Dia sengaja membuat kue di rumahnya sendiri tidak di rumah yang dia tempati bersama Radit. Lagi pula dengan dia membuat kue di rumahnya ada Rina dan pegawai yang lain yang bisa membantu. Hari ini memang bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahannya dengan Radit yang berusia dua tahun, tak ada perayaan khusus memang dia hanya ingin makan malam bersama sang suami, berdua saja, untuk itu dia sudah memastikan berkali-kali pada Radit harus pulang kerja sebelum makan malam dan suaminya itu menyanggupi. Semoga saja memang terlaksana, sejak pembicaraan mereka beberapa hari memang belum ada perubahan sama sekali Radit tetap saja pulang sampai larut malam lalu pagi-pagi buta pergi lagi. Nirmala hanya perlu menunggu waktu satu bulan yang dijanjikan Radit.“Seneng banget yang mau makan malam

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   104. Ngambek

    “Aku benar-benar minta maaf untuk siang tadi tapi jangan lagi mengatakan perpisahan, itu membuat aku kesakitan.”“Lalu untuk apa hubungan kita ini jika selama ini kamu seperti menjauhiku?”Radit menatap Nirmala tak mengerti. “Apa kamu masih nggak percaya sama aku dan lebih percaya pada Sazi?”“Apa hubungan permbicaraan kita dengan Sazi?” “Kejadian dua tahun yang lalu,” jawab Nirmala lirih. Mengingat kejadian itu seolah mengorek luka yang masih basah. Kehilangan memang bukan hal yang mudah untuk dilupakan apalagi dia harus kehilangan anak, meski wujudnya belum dapat dia lihat. Tapi rasa bersalah itu terus bercokol dalam hatinya, dan semakin kuat berakar saat sampai sekarang belum ada yang tumbuh di rahimnya. Tak ingin Radit tahu serapuh apa dirinya saat mengingat kejadian itu, Nirmala memutar tubuhnya membelakangi sang suami. Air matanya menetes tak bisa ditahan lagi. Radit menghela nafasnya sedih, kejadian dua tahun yang lalu juga masih membekas dalam ingatannya, bukan dia menyal

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   104. Tak Cukup

    Nirmala memandang Radit tajam. “Kamu sok tahu banget ini, aku dari tadi juga istirahat. Sudahlah aku mau menyelesaikan ini kamu sebaiknya pulang dulu, Mas. Aku bisa tidur di sini besok pagi pasti kamu berangkat pagi sekali.” Nirmala menekankan ucapannya pada kata ‘pasti’ yang dia yakini sebagai kebiasaan Radit. Dia bukan sedang ingin membalas dendam atau membantah suaminya sekali lagi bukan, dia hanya ingin sekali dimengerti sekali saja. Kali ini dia ingin egois, tak mau menjadi orang yang pengertian, dia sudah lelah, sangat lelah dengan semua ini. Andai saja sang suami mau sedikit berbagi dengannya membicarakannya secara baik-baik mungkin Nirmala akan bisa mengerti. Hanya itu. Dia bukan ibu peri yang selalu bisa mengerti dan memaklumi dengan sikapnya. Sesekali dia juga ingin dimengerti dan dipahami. Dia wanita yang sudah bersuami jadi selayaknya kalau dia ingin seperti orang-orang lain yang bisa sesekali pergi dengan suaminya, menghabisk

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   103. Obat Hati

    Nirmala merebahkan tubuhnya yang lelah di sebuah sofa yang memang dia sedikan untuk tempat istirahat saat sibuk di toko. Belanja bersama Gita ternyata sama lelahnya dengan berbelanja dengan Bu Lastri, mertuanya. Nirmala harus rela diseret ke sana ke mari hanya untuk membeli sebuuah gaun yang diinginkan Gita. Meski begitu Nirmala senang pergi bersama gita hari ini sedikit banyak dia bisa melupakan masalahnya. “Mbak  Mala, nggak pulang?” Mbak  Ratna menyapa Nirmala yang masih duduk bersandar dengan nyaman. “Mbak  Ratna duluan saja, masih ada yang harus aku kerjakan.” Mbak  Ratna memandang sejenak pada Nirmala, tapi kemudian menelan kembali apapun kalimat yang sudah ada di ujung lidahnya.“Ya sudah, Mbak  kalau begitu aku pamit, dulu . Mbak  Mala benar nggak apa-apa ditinggal sendiri atau perlu saya hubungi Nia biar kemari.” “Lah buat apa wong saya cuma mau selesaikan cupcake saja, tenang saja, Mba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status