Punggung Ellena menempel dengan dada Hanzero yang panas. Rasanya seperti menempel pada bola api. Suhu panas ini membuat Ellena bingung."Sayang..." Hanzero menundukkan kepalanya. Nafas panasnya berhembus di sekitar telinga Ellena. Lalu dia berkata, "Aku tidak akan pulang malam ini. Aku akan tinggal di sini untuk satu malam, oke?"Asrama tempat Ellena tinggal sebelumnya adalah kamar untuk enam orang. Banyak hal yang pasti merepotkan. Karena sekarang dia sudah pindah ke asrama ganda dengan kamar tidur terpisah, Hanzero jelas tidak akan meninggalkan istrinya yang cantik dan kembali tidur sendirian.Jantung Ellena berdetak kencang seperti drum, dan wajahnya terus saja memanas. "Tidak, tidak. Kampus kami tidak mengizinkan orang asing untuk menginap."Ellena sangat gugup ketika Hanzero mengatakan jika dia ingin menginap malam ini di sini. Meskipun keduanya pernah tidur seranjang semalaman sebelumnya, malam itu Ellena tertidur dan tidak tahu apa-apa. Bedanya, sekarang dia sangat sadar dengan
Ellena terkejut sejenak dan wajahnya sontak memanas. "... Tidak bisa.""Aku tidur di lantai," Hanzero melihat ke bawah. "Seharusnya ada tambahan selimut di sini. Aku bisa tidur di lantai."Ellena belum menjawab, tapi tanpa menunggu jawabannya, mata Hanzero menyipit. Lalu, dia berkata, "Sayang, kamu benar-benar tidak mengizinkan aku tidur di tempat tidur yang sama denganmu?Jangan bilang aku juga tidak boleh tidur di lantai? Jangan lupa kalau kita sudah menikah. Kita pasangan yang baru menikah, tapi kamu mau mengusir suamimu sendiri keluar dari kamar? Bukankah itu terlalu keterlaluan?""....." Ellena kembali terdiam. Dia merasa kalau dia memang sepertinya sedikit keterlaluan. Sebelum mereka menikah, Hanzero mengatakan kalau dia tidak mau menjadi pasangan palsu dengannya. Maksudnya, dia sungguh menjadi istrinya dan perlu memenuhi kewajiban suami-istri.Tidak apa-apa jika Ellena tidak mengizinkan Hanzero tidur di tempat tidur. Tapi, mengusirnya dari ruangan... Itu keterlaluan."Maaf…. Ba
"Oh, sial. Aku ini terlalu bersemangat dan terlalu senang. Aku tidak perlu khawatir lagi kalau Kak Hanz kami akan menjadi pria perjaka seumur hidup."Ellena masih tidak bisa berkata-kata, "....."“Kakak Ipar, kamu tidak tahu ya? Kak Hanz itu pria yang acuh. Sebelum Kakak Ipar, dia tidak pernah memiliki bayangan seorang wanita di sisinya. Sejak kecil sampai besar, aku tidak tahu berapa banyak gadis yang diam-diam menyukainya, tetapi dia tidak pernah tertarik pada wanita mana pun. Selain tidak tertarik sama sekali dia seakan merasa diperkosa kalau wanita sampai menyentuhnya dan dia akan alergi sampai mau mati.”"Menurutmu, penyakit aneh apa ini? Aku sudah lama khawatir karena dia tidak tertarik pada wanita. Aku sangat takut jika dia tertarik pada pria. Coba kamu pikirkan. Aku tumbuh bersamanya sejak kecil. Kami pernah telanjang dan mandi bersama. Jika dia tertarik pada pria dan tiba-tiba mengatakan kalau dia jatuh cinta padaku suatu hari, apa yang harus aku lakukan? Kalau itu terjadi, t
Leo berdiri di depan pintu sambil membawa beberapa tas pakaian. Ketika dia melihat Ellena, dia memanggil dengan hormat. “Nyonya Ellena.”Ellena mengangguk ke arah Leo dengan lembut."Ini pakaian yang dipesan oleh Tuan Muda.” Sambil berbicara, Leo diam-diam melirik ke dalam ruangan. Dia tidak melihat keberadaan Presiden Hanzero, tetapi dia mendengar suara samar-samar air dari arah kamar mandi. Begitu Leo mendongak lagi, dia melihat rona merah di wajah Ellena yang belum memudar. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berpikir sembarangan.Leo sendiri masih lajang dan tidak memiliki pengalaman. Jadi, ketika pikirannya mulai ke mana-mana, dia tersipu malu dan wajahnya memerah. Saat dia melihat jam, sepertinya sekarang belum jam sebelas.Presiden Hanzero begitu cepat... langsung selesai... Uhuk, uhuk... benar-benar pasangan yang baru menikah, penuh gairah. Tapi, jika dipikirkan lagi, itu bisa dimengerti, Leo berpikir. Jika dia sendiri memiliki istri yang cantik seperti Nona ini, dia juga
Hanzero menciumnya dengan kejam. Dia memegangi kepala Ellena dengan tangannya dan menekannya dengan keras ke tubuhnya. Sedikit oksigen terakhir yang tersisa di dadanya juga dihisap habis oleh pria itu. Otaknya juga mulai kekurangan oksigen.Tangan putih lembutnya memukul dada Hanzero dengan keras. Namun, kekuatan kecilnya bagi Hanzero sama seperti hanya digelitik. Pria itu mengambil tangan kecil yang sedang memukul-mukul di dadanya dengan mudah. Lalu, mengangkat tangan itu ke dekat bibirnya dan mencium punggung tangannya."Cukup! Lepaskan aku..”Ellena akhirnya bisa mengatur nafasnya kembali. Dia terengah-engah, “Kamu bilang tidak akan menyentuhku sekarang…”Ellena menggeliat dan meronta-ronta dalam pelukan Hanzero.Hanzero menarik nafas dalam-dalam. Tangannya yang berada di sekitar pinggang Ellena menegang. "Sayang, jangan sembarangan bergerak. Kamu ingin aku melakukannya di kamar mandi?"Tubuh lembut dan harum gadis itu menggeliat di pelukannya. Saat dia menunda waktu, hasratnya men
Sebenarnya, hal inilah yang membuat Ellena begitu khawatir dan sangat takut hingga dia belum juga bisa siap.Sementara pikiran Ellena masih berantakan, terdengar suara ponsel berdering. Ternyata ponsel Hanzero yang berdering lagi. Ellena berjalan mendekat, melirik ponsel itu, dan melihat nama ‘Intan' di layar yang berkedip.Karena Khale sebelumnya pernah menyebutkan Intan, Ellena sudah tidak asing dengan nama ini. Dia teringat kalau Khale memintanya untuk menyampaikan kedatangan Nona Intan pada Hanzero sebelumnya.Mungkin Intan menelepon untuk memberitahu Hanzero jika dia akan kembali besok.Ponsel Hanzero berdering untuk yang ketiga kalinya. Ellena baru saja ingin mengambil ponsel dan menyerahkannya pada Hanzero. Tiba-tiba mendengar bunyi dan pintu kamar mandi terbuka.Klik.Hanzero akhirnya keluar dari kamar mandi. Pria itu mengenakan gaun tidur hitam yang terbuat dari sutra murni dengan garis leher sedikit terbuka. Gaun itu memperlihatkan otot dadanya yang kuat dan menarik. Rambut
"Jadi kamu akhirnya menikah dengannya karena hal ini?""Ya, tapi tidak semuanya seperti itu.""Hanz, pernikahan bukanlah permainan. Kamu tidak seharusnya begitu sembarangan dan langsung...""Sudahlah," potong Hanzero. Bujukan wanita itu membuat alisnya menunjukkan ketidaksabaran dan nadanya menjadi lebih dingin, "Ini urusanku sendiri dan aku tahu harus berbuat apa. Apa masih ada urusan lain?"Ellena membawa pengering rambut dan berjalan ke sisi Hanzero. Baru saja dia mencolokkan pengering rambut, tiba-tiba dia ditarik ke pelukan Hanzero lagi. Kini Ellena duduk di pangkuan Hanzero dan lengan kuat pria itu melingkari pinggangnya. Hanzero lalu berkata kepada wanita di ujung telepon, "Besok pagi ada rapat penting. Aku akan meminta Khale dan Kimmy menjemputmu."Wanita itu mengeluh dengan tidak puas, "Rapat apa yang begitu penting? Lebih penting dariku?"“Huft. Kalau istrimu kembali ke tanah air, kamu juga tidak akan menjemputnya?”Istri? Hanzero menundukkan kepalanya, lalu menatap gadis mu
Intan semakin mengerutkan keningnya saat mendengar suara konyol ini dan berkata dengan marah, "Rindu apa? Tidak ada waktu untuk merindukanmu! Aku sedang tidak ingin membicarakan ini denganmu sekarang. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu dan kamu harus menjawab jujur...""Apa ini sangat serius?" Khale masih tertawa, "Masalah apa?"Intan menggigit bibirnya dengan erat.Setelah ia ragu-ragu selama beberapa detik, dia akhirnya bertanya. "Kamu tahu tentang pernikahan Hanzero?""Kamu menanyakan masalah ini?" Khale sepertinya terkejut dan nada bicaranya menjadi sedikit lebih serius, "Apa dia memberitahumu?""Iya," Intan menutup matanya. Ketika dia membuka matanya, jejak ketidakjelasan muncul di matanya. "Meskipun dia mengatakannya sendiri, aku masih tidak percaya itu benar. Kamu juga tahu bagaimana sikapnya terhadap wanita. Kenapa dia bisa tiba-tiba sudah menikah? Dia tidak mungkin begitu sembarangan soal pernikahannya sendiri, kan?”Setelah mendengarkan Intan, Khale terdiam beberapa saat dan
Ellena sudah melihat keterampilan pengawal Hanzero waktu itu. Seorang pengawal Hanzero pasti bisa menghadapi tiga atau empat orang biasa. Sementara itu, Hanzero tidak menanyakan apa yang terjadi dan langsung menyetujui permintaannya, "Oke, aku akan mengatur seseorang untuk pergi ke sana sekarang juga. Sayang, kamu yakin kamu aman sekarang? Perlukah aku pergi ke sana juga?"Hati Ellena terasa hangat dan manis saat dia mendengar keprihatinan dan kekhawatiran dalam kata-kata Hanzero. Bahkan, rasa yang mencekik di dalam hatinya sudah banyak menghilang. Sudut bibirnya terangkat dengan ringan dan dia menjawab, "Aku sangat aman. Jangan khawatir, kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu. Jangan pedulikan aku. Aku bisa menangani hal itu sendiri."Hanzero terdiam beberapa saat, lalu berkata lagi, "Oke, tapi jangan coba-coba yang macam-macam. Kalau kamu tidak bisa menyelesaikannya, panggil saja aku. Aku pasti akan membantumu menyelesaikannya. Sayang, kamu tidak lagi sendiri. Kamu sekarang memiliki aku,
Tentu saja Ellena juga tahu bahwa jika Hanzero menjadi orang di belakangnya, semua masalah yang dikhawatirkannya tidak akan menjadi masalah lagi. Tidak ada orang yang berani menyinggung keberadaannya. Keluarga Brahmana. Hanzero jelas memiliki kemampuan mutlak untuk melindunginya secara komprehensif.Saat Ellena memikirkannya lebih dalam, ponselnya berdering lagi. Dia mengambil ponselnya dan melihat jika itu adalah panggilan dari keluarga Lewis. Ekspresi wajahnya langsung sedikit berubah.Dia mengerutkan keningnya dan menjawab telepon, "Halo.""Nona Ellena," Bibi Tari memanggil dengan suara yang seperti sedang menangis, "Kamu harus segera pulang ke sini."Hati Ellena langsung melonjak, "Apa yang terjadi?""Hari ini... Hari ini, Nona Salma bilang kalau pencahayaan di kamar Nyonya begitu bagus, dekat dengan taman kecil, dan udaranya juga sangat bagus. Dia ingin pindah ke kamar Nyonya.""Apa?!" pekik Ellena. Ekspresinya seketika berubah dan wajahnya tenggelam, "Dia ingin pindah ke kamar i
Ellena menutup telepon. Yunita yang mengikutinya bertanya, "Ellena, apa yang menelepon barusan adalah Star Entertainment?”"Mm-hm."Ellena menunduk dan menatap nomor asing di layar ponselnya. Benaknya dipenuhi banyak pikiran. Panggilan telepon dari Star Entertainment ini rasanya agak aneh. Meskipun pihak sana mengatakan jika seorang teman memperkenalkannya pada mereka, Ellena masih merasa ada beberapa hal yang tidak masuk akal.Masalahnya, bukankah ini hanya peran pengganti? Tidak perlu perwakilan Star Entertainment untuk meneleponnya secara langsung. Seharusnya orang yang memperkenalkannya pada mereka yang menghubunginya.Paling pentingnya lagi, Ellena belum pernah mengambil pekerjaan peran pengganti sebelumnya. Sejak awal, dia sudah mengatakan pada rumah produksi yang terus bekerja sama dengannya itu jika dia tidak akan mengambil tawaran peran pengganti. Karenanya, pihak rumah produksi itu tidak akan menawarkannya sebagai peran pengganti karena dia tidak memiliki permintaan seperti
"Iya, kita tidak bisa menyinggung perasaan mereka," Ami mendengus dingin dan mencibir, "Kudengar Vira dan yang lainnya masih terjebak di kantor polisi. Jelas-jelas itu bukan masalah besar dan seharusnya mereka sudah lama dibebaskan. Ternyata ada juga ya, orang yang benar-benar kejam dan ingin menghukum mereka sampai mati. Dijebloskan di tempat seperti itu dan tinggal di sana selama sehari saja bisa membuat mereka putus asa. Apalagi jika mereka berlama-lama di sana, pasti mereka bisa depresi.""Oh, siapa yang bisa disalahkan? Itu karena tidak ada orang besar di belakang Vira, seperti mereka."Ellena tidak merespons apa pun, tetapi Yunita tidak dapat berdiam diri saja mendengar celaan mereka. Dia pun menyahut dengan nada yang tak kalah mencibir, "Bagus kalau kalian paham. Kalau kalian prihatin pada Vira dan menganggap kondisinya menyedihkan, kalian bisa ikut masuk ke sana untuk menemaninya. Dia pasti akan sangat tersentuh dengan kebaikan kalian.”"Yunita! Kamu lagi, kamu lagi!" Ami meng
"Iya," Ellena mengangguk. Dia mengambil kursi untuk duduk dengan santai, mengambil sepasang sendok dan garpu, dan menyerahkannya pada Yunita."Duduk dan makanlah yang banyak, mana yang kamu suka."Bagaimanapun, mereka berdua tidak akan bisa menghabiskan sarapan di atas meja ini. Dia harus memberitahu Hanzero nanti agar tidak terlalu boros lain kali. Makanan untuk sarapan ini sangat mahal! Jika tidak dihabiskan, hanya bisa dibuang... Jika membuang begitu banyak makanan mahal seperti itu, aku akan merasa sangat bersalah! batin Ellena.Yunita mengambil kursi di sebelah Ellena dan duduk. Dia mengambil pangsit dan mencoba segigit. Di dalam pangsit itu ada kuah sup yang lezat. Rasanya benar-benar sangat lezat. "Benar saja, yang mahal itu memang berbeda. Ini adalah pangsit terenak dari semua pangsit yang pernah aku makan!"Ellena mengambil sebuah pangsit lagi dan meletakkannya di mangkuk Yunita, "Kalau begitu, makan lebih banyak."Yunita benar-benar sibuk menikmati makanan sekarang dan tidak
Ellena sangat ketakutan sampai tidak berani bergerak lagi. Di atas kepalanya, dia dapat merasakan napas Hanzero awalnya agak pendek. Setelah satu menit, napas pria itu perlahan menjadi tenang. Ciuman lembut dan ringan perlahan mendarat di dahi Ellena. Hanzero mengencangkan rengkuhan lengannya, mencium aroma harum dari rambut gadis itu, dan menutup matanya dengan puas, "Sayang, tidurlah." Ritme napas Ellena membuat seluruh tubuh Hanzero benar-benar rileks. Sebelumnya, setiap dia akan tidur, dia selalu merasa sangat mudah tersinggung, cemas, dan tidak sabar. Setiap saraf di otaknya menjadi kencang. Usaha Hanzero untuk tidur setiap malam ibarat berkelahi dengan dirinya yang lain dalam tubuhnya. Terlepas dari dia menang atau kalah, dia akhirnya akan selalu terseret ke dunia yang gelap itu. Di dunia itu tidak ada cahaya sama sekali dan hanya kegelapan tak berujung yang terlihat. Setiap kali dia bangun dan kembali ke dunia nyata setelah keluar dari dunia gelap itu, dia merasa sanga
Ellena meraih selimutnya. Dia ragu-ragu selama beberapa detik sebelum kemudian bertanya dengan lembut, "Tidur di lantai tidak nyaman, ya? Kamu tidak terbiasa, kan?"Pria itu tidak segera menjawabnya. Setelah terdiam beberapa saat, dia berkata, "Ya, aku tidak terbiasa.”Ellena tertegun. Seperti yang sudah diduga... Tidak terbiasa.Ellena meraih selimut di tangan lagi, menggigit sudut bibirnya, dan bertanya lagi, "Apa ini pertama kalinya kamu tidur di lantai?""Hm."Meskipun Ellena sudah menduga jika ini memang benar pertama kalinya Hanzero tidur di lantai, perasaan sedih kembali memenuhi hatinya lagi ketika dia mendengar jawaban pria itu."Sebenarnya, aku bisa tidur di sofa."Hanzero pasti tidak pantas untuk tidur di sofa kecil di ruang tamu itu. Tetapi, cukup bagi Ellena untuk tidur di sana.Dia tidur di sofa sedangkan Hanzero bisa tidur di tempat tidur. Hal ini bisa diselesaikan dengan sempurna. Tapi, Hanzero harus berbagi kamar, dan juga berbagi ranjang, dengannya. Hal ini yang tida
Intan semakin mengerutkan keningnya saat mendengar suara konyol ini dan berkata dengan marah, "Rindu apa? Tidak ada waktu untuk merindukanmu! Aku sedang tidak ingin membicarakan ini denganmu sekarang. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu dan kamu harus menjawab jujur...""Apa ini sangat serius?" Khale masih tertawa, "Masalah apa?"Intan menggigit bibirnya dengan erat.Setelah ia ragu-ragu selama beberapa detik, dia akhirnya bertanya. "Kamu tahu tentang pernikahan Hanzero?""Kamu menanyakan masalah ini?" Khale sepertinya terkejut dan nada bicaranya menjadi sedikit lebih serius, "Apa dia memberitahumu?""Iya," Intan menutup matanya. Ketika dia membuka matanya, jejak ketidakjelasan muncul di matanya. "Meskipun dia mengatakannya sendiri, aku masih tidak percaya itu benar. Kamu juga tahu bagaimana sikapnya terhadap wanita. Kenapa dia bisa tiba-tiba sudah menikah? Dia tidak mungkin begitu sembarangan soal pernikahannya sendiri, kan?”Setelah mendengarkan Intan, Khale terdiam beberapa saat dan
"Jadi kamu akhirnya menikah dengannya karena hal ini?""Ya, tapi tidak semuanya seperti itu.""Hanz, pernikahan bukanlah permainan. Kamu tidak seharusnya begitu sembarangan dan langsung...""Sudahlah," potong Hanzero. Bujukan wanita itu membuat alisnya menunjukkan ketidaksabaran dan nadanya menjadi lebih dingin, "Ini urusanku sendiri dan aku tahu harus berbuat apa. Apa masih ada urusan lain?"Ellena membawa pengering rambut dan berjalan ke sisi Hanzero. Baru saja dia mencolokkan pengering rambut, tiba-tiba dia ditarik ke pelukan Hanzero lagi. Kini Ellena duduk di pangkuan Hanzero dan lengan kuat pria itu melingkari pinggangnya. Hanzero lalu berkata kepada wanita di ujung telepon, "Besok pagi ada rapat penting. Aku akan meminta Khale dan Kimmy menjemputmu."Wanita itu mengeluh dengan tidak puas, "Rapat apa yang begitu penting? Lebih penting dariku?"“Huft. Kalau istrimu kembali ke tanah air, kamu juga tidak akan menjemputnya?”Istri? Hanzero menundukkan kepalanya, lalu menatap gadis mu