Terus yang tadi siapa dong? Duh pagi-pagi dah dibikin begini aja ah. Nisa sambil menggaruk keningnya padahal tidak gatel.
“Ayo cepet naik, mau kamu ga mandi?”
“Iya kak, bentar.”
Mereka berdua menyusuri rumah Syafa. Menggunakan motor jauh lebih cepat, hanya butuh 1 menit saja.
“assalamualaikum, Syafa gw numpang mandi ya.”
“Iya Lin, mandi aja. Gw aja masih bikin sarapan nih buat adek sama abang gw.”
Waktu pelajaran mapel PKN, dan guru pun sudah masuk terlebih dahulu dari guru yang lain. Ia bapak Ramli. Terkenal dengan guru muda yang berusia 26 tahun, masalah tampang tidak diragukan karena menjadi idaman para gadis SMP tersebut. Tidak lupa pak Ramli mengucapkan salam, ditambah senyuman yang manis dan menggoda. “Baik anak-anak kita akan melanjutkan pelajaran yang kemarin ya. Oh ya pr bisa dikumpulkan di ketua kelas ya. Tidak perlu basa-basi bapak akan menjelaskan semua tentang kenegaraan ini.” “Eh teman-teman bukunya lu oper aja, daripada g
Selama pembelajaran IPA tidak ada kendala apapun, berjalan mulus, meskipun anak-anak setengngah paham dan tidak. Nisa sedari tadi memahami pak Agus, ia takut pelajaran pertama IPA itu tidak paham. Cita-cita yang diinginkan Nisa menjadi perawat, entah jadi atau tidak Nisa bersungguh-sunguh mengikuti pembelajaran yang berbau hal perawat. “Nis, serius banget. Gw gapaham nih Nis”“Sssttt Rain, diem ah. Gw lagi pahamin nih nanti gw kasih tau deh.” Pelajaran berjalan 2 jam, dan hampir mendekati istirahat. Ruangan kelas sangat sepi dan tenang, tumben-tumben sekali
"Rain lu kalo ada masalah cerita ya jangan di pendam sendiri, gabaik buat kesehatan."Suasana begitu hening semua terdiam. Hanya suara angin dan dedaunan terseret.Wajah rain begitu memucat, kemungkinan ia sakit atau cemas. Nisa dan Vina membawakan obat dari UKS."Rain lu minum obat ini, kata pihak UKS ini obat buat redain kecemasan." Vina langsung menyodorkan obat dan sebotol air putih.Setelah minum obat tersebut, Rain mengatur kecemasan dan gemuruh didalam dirinya."Makasih ya teman-teman, gw udah lumayan mendingan. Biasanya gw gak kaya begini, emang lagi cemas aja sama keadaan tadi pagi."
Setelah minum obat tersebut, Rain mengatur kecemasan dan gemuruh didalam dirinya."Makasih ya teman-teman, gw udah lumayan mendingan. Biasanya gw gak kaya begini, emang lagi cemas aja sama keadaan tadi pagi.""Udah ya Rain gausah di pikirin lagi mendingan lu istirahat aja di Uks, ditemenin sama Nisa. Gimana?""Gw udah gapapa sya, udah tenang aja ya gw baik-baik aja."Wajah Rain kembali pulih, tidak seperti tadi. Gemuruh rain menurun ia tampak tenang setelah minum obat. Cukup lemas dari segi fisik Rain."Jangan dipaksain Rain, kita ke UKS aja ya Rain gw temenin. Gapapa ketinggalan pelajaran satu, nanti kita tanya sama temen lain ya." Ajak N
Nisa mengeluarkan handphone tersebut. Dan ia bertukar suara dengan orang tuanya, wajah Nisa berbinar dan senyum melekuk di pipi chabby yang memerah.Sedangkan Rain, tersenyum disaat Nisa sedang bertukar suara. Dari raut Nisa kelihatan bahagia, kemungkinan Nisa belom terbiasa jauh."Nis tetap jadi teman gw ya. Bisa jadi kita sahabat" gumam hati kecil RainDibalik itu, handphone Rain berbunyi. Rain mengeluarkan dan melihat isi chat tersebut.isi chat tersebut membuat hati Rain bahagia. Bahwa kakak perempuan Rain pulang dari pulau sebrang. Sehabis semasa kontrak kerja."Hai rain, aku udah selesai tadi. Makasih ya Rain waktumu"
Waktu memakan 15 menit, selain itu pak Rofik harus mengabsen siswa dan mendata siswa untuk hafalan surat-surat pendek, untuk tambahan nilai di raport semester."Alhamdulilah anak-anak semuanya sudah selesai, nanti namanya yang saya panggil maju kedepan ya untuk hafalan surat pendek kemarin lalu. Setelah selesai hafalan kalian mengerjakan tugas di LKS dan buku paket." Jelas pak Rofik, sekalian mengabsen siswa."Ya ampun pak, banyak banget tugasnya. Dari kemarin-kemarin isinya pr sama tugas melulu, padahal tugas hari kemarin belom selesai." Keluh murid di pojok belakang sana,"Ini buat tambahan nilai, kalian bisa menyicil satu persatu. Jangan di bawa berat, setelah ulangan kalian libur selama 3hari kan enak?"
Setelah itu, mereka berdua menuju ke mushola untuk melaksanakan kewajibannya. Tidak lupa dibarengi oleh sejoli Rain. Menaruh mukena bersandingan, dan menuju ngambil air wudhu lalu melaksanakan sholat. Tidak lupa setelah sholat mereka berdoa masing-masing untuk memanjatkan apa yang mereka mau. "Aamiin," Setelah seleesai sholat, mereka ber-5 menuju ke kantin, untuk mengisi perut yang lapar. Karena habis berfikir untuk tugas, apalagi ditambah mengatur waktu untuk mengerjakan tugas, dan membagi waktu untuk belajar ulangan. "Sya, mau beli makanan apa? Gw bingung nih. Banyak banget, sampe bingung." Tanya Vina. Tidak seperti biasanya Vina menanyakan soal makanan, biasanya Vina selalu antusias
"Hai kawan, kalian udah selesai ketawanya? Gw mau bicara serius setelah ini, mumpung masi ada waktu 10 menit lagi." Suasananya yang tadinya rame sekarang menjadi kembali semula. Tasya membuka bicara? Sangat langka sekali bukan, biasanya ia hanya menyimak temannya bercerita? "Tumben, lu kulkas biasanya irit ngomong, sekarang ngajak gibah? Emang mau cerita apaan? Cerita aja sya?" Cetus Vina. "Jadi gini, gw mau ngomong. Kalian merasa enggak sih? Sekolah kalian kaya ga baik-baik aja masa kelamnya?" "Lu ngomong tentang apaan? Sekolah gimana? Horor gitu?" Tanya Rain. "Bukan horor rain, ini dari segi gurunya. Gw ngerasa salah satu guru disini punya masa lalu yang kelam, yang gerak geriknya aneh gitulah."