Tak disangka dari kejauhan tampak pasukan dan teman se Geng nya. Rambut hitam campur coklat dan sedikit ikal di ujung rambut, berkulit kuning langsat ditambah jalan seperti model. Tubuh ramping dan sedikit berisi itu menggiurkan mata untuk menatap lama.
Siapalagi kalo bukan Chellyn dan teman-temannya.
"Puji Tuhan, cantik banget ciptaan mu ini." Siapalagi kalo bukan Vina.
Semua mata ber arah pada chellyn dan se Geng nya, kecuali Tasya. Ia tidak peduli sedikit pun, melirik pun sekilas.
"Haii Nisa, gimana udah selesai kerja kelompoknya?" Kak chellyn menghampiri dan duduk disamping Nisa. Wangi parfum vanila yang semerbak di Indra penciuman.
"Oh,
Akhirnya selesai juga, dan dimana saatnya gw ngelanjutin tugas gw yang se Abrek ini."Lalu Nisa keluar dari dapur dan menuju kamar, lalu belajar diruang tamu, yang beralas tikar."Dek, udah selesai kamu?""Udah kak, tenang aja ya. Semua udah aku beresin, oh, iya aku mau ngerjain tugas dulu ya.""Yaudah kerjain fokus ya, jangan Ampe salah."Nisa mengeluarkan buku-buku yang harus Nisa kerjakan. Sebelum melanjutkan niugas, Nisa menmbuka ponsel tersebut, ada beberapa pesan yang tak dikenal entah itu siapa.Nisa membuka pesan dari rain, rain menanyakan tugas dan menceritakan sesu
Malam berganti pagi, ayam berkokok menguatkan Indra pendengaran agar sang empu bangun. Kringgggg… kringgg. Jam alarm Nisa berbunyi keras, sampai-sampai Nisa kaget dari tidurnya. "Ya, ampun masih jam 5 ternyata, Masi ada waktu buat tidur lagi. Sebelum tidur mending sholat dulu deh." Lalu Nisa menuruni kasur dan menuju kamar mandi, untuk mengambil air di bilik, yang hanya tersisa sedikit, lalu melaksanakan kewajiban. Hampir 5 menit, nisa sangat khusyuk. Tidak lupa setelah sholat berdoa kepada sang pencipta. Agar doa-doanya dikabulkan. "Aamiin." Setelah selesai sholat, mata dan pikiran sedikit tenang. Ia ingin melanjutkan tidur, tetapi tidak bisa.
Sesampai sekolah chellyn dan Nisa langsung masuk kelas, dikarenakan bel sudah berbunyi."Kak aku duluan, Babay." Nisa langsung menuju kelas bawah.Disaat Nisa menuju kelasnya, Nisa tak sengaja berpapasan dengan pria itu lagi? Nisa tak menggubris laki-laki itu. Ia harus cepat-cepat menuju kelas."Ya ampun akhirnya sampai" gumam hati Nisa.Nisa memasuki kelas yang tadinya rame menjadi sepi. Ia menuju bangku belakang, untuk duduk dan menghampiri teman gesreknya."Tumben, lu Nis telat?" Sapa Maudy."Eh, iya dy. Hehe ga sengaja telat."
Ketua kelas langsung berdiri dari bangku, ia langsung menarik kertas-kertas teman-temannya, ia tidak peduli rengekkan teman-temannya bahwa ada yang belom selesai.Tidak butuh waktu lama semua sudah terkumpul. Meskipun sebagian ada yang belom mengerjakan."Hitung jumlahnya ada berapa, dan siapa yang belom mengumpulkan, tulis di kertas merah ini!" Suara berat nan tegas itu membuat siswa diem ditempat tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.Waktu hampir 2menit untuk mengoreksi yang sudah mengumpulkan."Pak sudah selesai semua" ketua kelas mengangkat tangan, dan menuju meja guru sangngar itu."Baik anak-anak semua jumlah dari si
Nisa memberhentikan langkah kakinya menuju pintu depan. Ia langsung menoleh ke arah yang memanggil."Pak Ramli manggil saya? Ada apa ya pak""Em, gapapa saya hanya reflek manggil kamu. Maaf ya, yaudah silahkan lanjut lagi ke kelas" pak Ramli menggaruk tengkuknya yg tak gatal, yang sedang salah tingkah."Oh,iya pak permisi." Nisa langsung menuju kelas tanpa aba-abaSetiba Nisa didepan pintu kelas semua murid tertuju pada Nisa. Tatapan yang tak mengenakkan dan sinis, apalagi belum dengan cibirannya.Nisa acuh tak acuh, menuju tempat duduk yang dimana tepat disamping rain.Ia hanya duduk nun
Hai teman-teman perkenalkan namaku Nissa rahma, asalku dari metropolitan. Niatku pindah disini dikarenakan orang tua ku dipindahkan tugas ke kota ini. “Baik Nisa, kamu silahkan duduk disana bersama rain.” tutur Bu Darin“Baik anak-anak kita akan melanjutkan pelajaran sejarah yang minggu lalu.” “Baik bu.” serempak siwa didalem kelas. “Eh Nisa, boleh kenalan gak?” Rain menyodorkan tangan agar berjabat tangan dengan nisa. “Oh boleh banget kok, namamu siapa?”
***Nisa sedang mengingat pelajaran yang pernah dipelajari sewaktu di sekolah lama. “Emm, ini hampir sama kaya di pelajaran dulu tapi gw lupa Rain” tanpa salah Nisa menggaruk keningnya.“Ya Udah mending kita kerjain bareng-bareng aja Nis gimana?”Mereka berdua mencari cara di handphone maupun di buku, agar memudahkan jawaban yang ia cari. 5 menit kemudian Nisa menemukan cara pythagoras “Rain gw nemu nih caranya, sapa tau aja bisa ketemu jawabanya Rain.”“Yasudah ayo kita cari, mau salah atau betul yang penting dah usaha Nis” Rain dengan semangat untuk mengerjakan matematika. Ia tetap optimis dari raut wajahnya pun sudah kelihatan.“Alhamdulillah Nis jawaban ketemu, ini berkat lu yang nyariin caranya. Makasih banyak ya Nis.”“Iya Rain sama-sama, yg penting usaha dulu iya kan?”“Yaudah Nis kita tunggu saja gurunya sampe masuk, eh btw namanya pak yatno Nis. orangnya ga terlalu galak kok kadang bis
Rainn jangan cemberut dong ayo semangat lagi, udah biarin aja omongan mereka jangan didengerin yang tadi, gimana nanti istirahat yang kedua kita main kekelas sebelah?” “Gw ga mood Nis, salah gw juga, gw ga ngasih tau ke teman-teman kalo ada Pr matematika.”“Lu ga salah kok, seharusnya mereka intropeksi dong. Dah ah Rain yuk senyum lagi.” Nisa membujuk Rain agar bisa tersenyum kembali. “Iya-iya gw senyum ni, ciss” Rain sambil senyum lebar.“Nah gitu dong. Rain kan tambah cantik. Btw habis ini mapelnya Ipa Nis.” “Oala