Selama pembelajaran IPA tidak ada kendala apapun, berjalan mulus, meskipun anak-anak setengngah paham dan tidak.
Nisa sedari tadi memahami pak Agus, ia takut pelajaran pertama IPA itu tidak paham. Cita-cita yang diinginkan Nisa menjadi perawat, entah jadi atau tidak Nisa bersungguh-sunguh mengikuti pembelajaran yang berbau hal perawat.
“Nis, serius banget. Gw gapaham nih Nis”
“Sssttt Rain, diem ah. Gw lagi pahamin nih nanti gw kasih tau deh.”
Pelajaran berjalan 2 jam, dan hampir mendekati istirahat. Ruangan kelas sangat sepi dan tenang, tumben-tumben sekali
"Rain lu kalo ada masalah cerita ya jangan di pendam sendiri, gabaik buat kesehatan."Suasana begitu hening semua terdiam. Hanya suara angin dan dedaunan terseret.Wajah rain begitu memucat, kemungkinan ia sakit atau cemas. Nisa dan Vina membawakan obat dari UKS."Rain lu minum obat ini, kata pihak UKS ini obat buat redain kecemasan." Vina langsung menyodorkan obat dan sebotol air putih.Setelah minum obat tersebut, Rain mengatur kecemasan dan gemuruh didalam dirinya."Makasih ya teman-teman, gw udah lumayan mendingan. Biasanya gw gak kaya begini, emang lagi cemas aja sama keadaan tadi pagi."
Setelah minum obat tersebut, Rain mengatur kecemasan dan gemuruh didalam dirinya."Makasih ya teman-teman, gw udah lumayan mendingan. Biasanya gw gak kaya begini, emang lagi cemas aja sama keadaan tadi pagi.""Udah ya Rain gausah di pikirin lagi mendingan lu istirahat aja di Uks, ditemenin sama Nisa. Gimana?""Gw udah gapapa sya, udah tenang aja ya gw baik-baik aja."Wajah Rain kembali pulih, tidak seperti tadi. Gemuruh rain menurun ia tampak tenang setelah minum obat. Cukup lemas dari segi fisik Rain."Jangan dipaksain Rain, kita ke UKS aja ya Rain gw temenin. Gapapa ketinggalan pelajaran satu, nanti kita tanya sama temen lain ya." Ajak N
Nisa mengeluarkan handphone tersebut. Dan ia bertukar suara dengan orang tuanya, wajah Nisa berbinar dan senyum melekuk di pipi chabby yang memerah.Sedangkan Rain, tersenyum disaat Nisa sedang bertukar suara. Dari raut Nisa kelihatan bahagia, kemungkinan Nisa belom terbiasa jauh."Nis tetap jadi teman gw ya. Bisa jadi kita sahabat" gumam hati kecil RainDibalik itu, handphone Rain berbunyi. Rain mengeluarkan dan melihat isi chat tersebut.isi chat tersebut membuat hati Rain bahagia. Bahwa kakak perempuan Rain pulang dari pulau sebrang. Sehabis semasa kontrak kerja."Hai rain, aku udah selesai tadi. Makasih ya Rain waktumu"
Waktu memakan 15 menit, selain itu pak Rofik harus mengabsen siswa dan mendata siswa untuk hafalan surat-surat pendek, untuk tambahan nilai di raport semester."Alhamdulilah anak-anak semuanya sudah selesai, nanti namanya yang saya panggil maju kedepan ya untuk hafalan surat pendek kemarin lalu. Setelah selesai hafalan kalian mengerjakan tugas di LKS dan buku paket." Jelas pak Rofik, sekalian mengabsen siswa."Ya ampun pak, banyak banget tugasnya. Dari kemarin-kemarin isinya pr sama tugas melulu, padahal tugas hari kemarin belom selesai." Keluh murid di pojok belakang sana,"Ini buat tambahan nilai, kalian bisa menyicil satu persatu. Jangan di bawa berat, setelah ulangan kalian libur selama 3hari kan enak?"
Setelah itu, mereka berdua menuju ke mushola untuk melaksanakan kewajibannya. Tidak lupa dibarengi oleh sejoli Rain. Menaruh mukena bersandingan, dan menuju ngambil air wudhu lalu melaksanakan sholat. Tidak lupa setelah sholat mereka berdoa masing-masing untuk memanjatkan apa yang mereka mau. "Aamiin," Setelah seleesai sholat, mereka ber-5 menuju ke kantin, untuk mengisi perut yang lapar. Karena habis berfikir untuk tugas, apalagi ditambah mengatur waktu untuk mengerjakan tugas, dan membagi waktu untuk belajar ulangan. "Sya, mau beli makanan apa? Gw bingung nih. Banyak banget, sampe bingung." Tanya Vina. Tidak seperti biasanya Vina menanyakan soal makanan, biasanya Vina selalu antusias
"Hai kawan, kalian udah selesai ketawanya? Gw mau bicara serius setelah ini, mumpung masi ada waktu 10 menit lagi." Suasananya yang tadinya rame sekarang menjadi kembali semula. Tasya membuka bicara? Sangat langka sekali bukan, biasanya ia hanya menyimak temannya bercerita? "Tumben, lu kulkas biasanya irit ngomong, sekarang ngajak gibah? Emang mau cerita apaan? Cerita aja sya?" Cetus Vina. "Jadi gini, gw mau ngomong. Kalian merasa enggak sih? Sekolah kalian kaya ga baik-baik aja masa kelamnya?" "Lu ngomong tentang apaan? Sekolah gimana? Horor gitu?" Tanya Rain. "Bukan horor rain, ini dari segi gurunya. Gw ngerasa salah satu guru disini punya masa lalu yang kelam, yang gerak geriknya aneh gitulah."
Semua menuju kelas masing-masing. Rain-nisa menuju Utara dan Vina dengan yang lainnya menuju barat.Sembari menunggu pelajaran berlanjut, semua murid menyiapkan buku untuk disetor kepada guru mapel. Sebagian mengerjakan dengan deadline, sebagian tenang karena sudah selesai, dan ssbagian acuh tak acuh.Unik ternyata sifat manusia, kita tidak bisa memaksakan, apa yang harus kita paksakan. Bila butuh ya, dikejar kalo tidak ya Itu urusan mereka. Toh, yang menentukan nasib dia dan tuhan.Selagi masi ada otak, tenaga, dan badan sehat. seharusnya kudu bisa menyeimbangi lawanmu. Entah itu manusia, masa depan atau bisa jadi musuh. Apalagi berhadapan dengan ajal?Maka dari itu kita, harus siap sejak dini. Me
"Saya disini tidak mau bertele-tele lama. Saya menugaskan kalian, kalian belajar dengan giat dan memahami materi yang saya berikan selama pelajaran Minggu lalu ya? Kalo kalian tidak bisa mungkin bisa bertanya dengan saya yang ganteng ini" tampak Pede dan mengibaskan rambut pirang itu, lalu menyipitkan mata sebelah kiri bisa dibilang Mata genit. Semua terkekeh kecil, ulah guru yang dihadapan nya membuat bibir melengkung ke atas. "Haish- gw bingung Banget ah." Dengus gatha, yang berdampingan dengan nisa. "Hei Nisa, kan kamu anak kota nih pasti tau dong bahasa Inggris, sekiranya ya paham lah. Tolong ajarin dong?" Gatha mencolek kaki nisa dengan sepatu nya. "Hmm, kamu yang gapaham bagian mananya tha?" "Nih,bagian