Mendengar nada dering nyaring alarm membuat tidur nyaman Kayla terganggu. Ia membawa ponselnya untuk mematikan alarm itu, melihat sekilas jam yang sudah menunjukan pukul enam pagi. Kalau tidak bangun sekarang, Ia akan sangat terlambat. "Aduh kepalaku pusing sekali," ringis Kayla sambil memegang kepalanya. Ini bukan pusing karena sedang sakit, Kayla baru ingat jika semalam Ia minum. Untuk beberapa saat, perempuan itu terduduk sambil berusaha mengumpulkan tenaga. Setelah merasa lebih baik, baru beranjak untuk mandi. "Selamat pagi," sapa Adrian. "Pagi," balas Kayla lalu duduk di kursi makan. Adrian membawa pancakes yang selesai di buatnya, sepiring lagi Ia berikan untuk Kayla. Dengan perhatiannya lagi, sampai menuangkan saus maplenya. Setelahnya Adrian baru duduk. "Apa masih pusing?" tanya Adrian. "Iya lumayan, sepertinya semalam aku minum banyak ya?""Iya, malahan kamu mau rebut botol bir nya.""Aku gak terlalu ingat kejadian semalam, apa aku melakukan hal aneh-aneh?"Adrian mala
"Kayla, kamu tidak lupa kan malam ini kita akan berangkat ke Surabaya?" Merasa tidak ada tanggapan, membuat Abimanyu menatap sekertaris nya yang duduk di depannya itu. Ia pun menepuk tangan Kayla yang berada di atas meja, ternyata berhasil membuat perempuan itu akhirnya menatapnya juga. "Ada apa Mas?" tanya Kayla bingung. "Saya perhatikan dari tadi kamu beberapa kali melamun, kenapa?""Tidak ada apa-apa kok," elak Kayla. "Kamu gak bisa bohong, saya tahu pasti ada yang sedang kamu pikirkan. Mau cerita? "Tetapi Kayla hanya menggeleng dan memilih memendam sendiri. Ia tidak bisa fokus kerja karena memikirkan Adrian, lebih tepatnya reaksi pria itu tadi pagi saat tahu Ia akan pergi berdua dengan Abimanyu keluar kota. Bolehkan Kayla menganggap sikap ketus Adrian karena pria itu yang cemburu? "Kamu sudah siap-siap belum untuk nanti malam?""Belum Mas, nanti saja.""Kenapa belum? Kalau nanti pas pulang kerja takutnya gak keburu. Pesawatnya kan berangkat pukul tujuh malam an.""Lagian ga
"Adrian, kayanya aku sudah buat istri kamu salah paham," ucap Poppy menghampiri. Adrian hanya diam dengan pandangan tidak lepas dari Kayla yang berjalan semakin menjauh. Kenapa perasaannya tidak enak ya? Adrian merasa sudah berkhianat saja. Tetapi kan Kayla sendiri tadi yang bilang, mau dengan siapapun mereka bukan urusan satu-sama lain. "Maaf ya Adrian," ulang Poppy. "Gak papa.""Terus gimana dong? Kayanya kamu dan istri kamu tadi sempat ribut.""Nanti juga gak akan marah lagi, aku bisa selesaikan sendiri.""Apa perlu aku bilang pada Kayla dan menjelaskan?""Tidak perlu," tolak Adrian, "Nanti akan semakin buat dia salah paham.""Baiklah, sekali lagi aku minta maaf."Adrian lalu menghadapkan tubuhnya pada Poppy, "Kenapa jadi merasa bersalah begitu? Toh tadi kita tidak sedang melakukan hal aneh-aneh, kan?""Tapi tadi kan kita berduaan." Sebenarnya Poppy cukup bingung dengan reaksi santai Adrian, bukankah seharusnya takut juga sudah membuat istrinya itu salah paham? "Aku masuk dulua
Memasuki apartemennya, Kayla langsung disuguhi wangi masakan yang menggugah selera. Ia melihat ke pantri, ternyata benar Adrian yang sedang memasak. Kayla lalu menghampirinya. "Kelihatan enak, jadi laper deh," celetuk nya. Adrian menoleh, "Kamu sudah pulang?""Memang ya Koki tuh katanya kalau lagi kerja gak bisa diganggu, sampai aku pulang pun gak sadar.""Hehe iya maaf, lagi potong bawang nih.""Mau aku bantu gak?""Enggak usah, mending kamu bersih-bersih gih.""Ya sudah, aku gak akan lama.""Iya, makanannya juga sebentar lagi matang."Adrian melirik jam di dinding yang hampir pukul enam sore, itu berarti sebentar lagi Kayla pun akan pergi. Ia memang sengaja masak lumayan banyak sebelum kepergian perempuan itu ke luar kota. Tidak lama Kayla pun selesai juga, langsung duduk di kursi yang berhadapan dengannya. Melihat Kayla yang berbinar menatap banyak makanan di atas meja, membuat Adrian tersenyum sendiri. "Silahkan di cicipi, semoga suka," ucap Adrian. "Belum di cicipi aja sudah
Saat sedang asik berduaan, suara pintu apartemen diketuk membuat mereka terhenti. Adrian memilih beranjak untuk membukakan pintu, ekspresi wajahnya menjadi datar melihat yang datang ternyata Abimanyu. "Dimana Kayla? Dia sudah siap belum?" tanya Abimanyu. "Silahkan masuk dulu," ucap Adrian berusaha sopan. Dua pria itu masuk dan pandangan mereka langsung tertuju pada Kayla di sofa. Perempuan itu yang melihat Abimanyu datang, membuatnya langsung bergegas ke kamar untuk bersiap berangkat. "Abimanyu, saya boleh minta sesuatu pada kamu?"Abimanyu menoleh, "Apa?""Tolong jangan bersikap kasar pada Kayla, dia perempuan.""Dari mana kamu tahu kalau saya suka bersikap kasar?""Tadi saya tidak sengaja melihat luka lebam di pergelangan tangannya, katanya itu karena kamu."Abimanyu mencebikkan bibirnya langsung mengerti, memang Ia pun mengakui luka itu karenanya. Apa mungkin Kayla mengadu? Apa-apa an perempuan itu? "Namanya juga pasangan kekasih, pasti ada ributnya," celetuk Abi. "Jadi kamu
"Ayo masuk," ucap Abimanyu sambil membukakan pintu kamar hotel. Kayla pun masuk sambil menyeret kopernya. Ia lalu menyimpan kopernya itu asal sambil memperhatikan sekitar kamar yang di pesannya. Cukup luas, ada balkon juga yang bisa melihat pemandangan kota. "Loh Mas kok ikut masuk?" tanya Kayla bingung. "Memangnya kenapa?""Bukannya kita berbeda kamar ya?""Memangnya saya sempat bilang gitu sama kamu?"Tidak sih, batin Kayla. Abimanyu berjalan mendekati Kayla dan mengusap pipinya lembut, "Saya itu kan kesini pengen sekalian berduaan sama kamu, kapan lagi bisa begini."Kayla menelan ludahnya kasar merasa mulai tidak nyaman dengan suasana ini. Saat melihat wajah pria itu mendekat, membuatnya semakin panik. Apakah Abimanyu akan menciumnya? Tetapi untungnya sebelum bibir mereka bersentuhan, suara deringan ponsel yang nyaring menghentikan. "Ck siapa sih? Ganggu banget," dengus Abimanyu kesal. Ternyata itu panggilan dari Bella, membuatnya semakin kesal. Abimanyu sempat melirik Kayla,
Prang!Semua yang sedang bekerja terkejut mendengar suara keras itu, terlihat Adrian yang langsung berjongkok mengambil mangkuk yang terbuat dari aluminium. Ia kembali berdiri sambil meminta maaf dan tersenyum canggung. "Kenapa Adrian, aku perhatikan kamu dari tadi ngelakuin kesalahan terus?" tanya teman Koki nya. "Gak papa kok.""Masa ah? Bohong. Pasti sedang ada pikiran ya?"Adrian menghela nafasnya, "Iya, Kayla ada tugas di luar kota.""Pantesan aja, pasti sedih di tinggal istri."Entahlah apa Adrian sedih atau tidak, padahal perempuan itu pun pergi karena ada pekerjaan. Masalahnya perginya dengan Abimanyu, apalagi hanya berdua. Kalau saja bukan dengan Abimanyu, pasti Adrian akan lebih tenang. "Dari kapan istri kamu pergi?""Kemarin malam.""Emangnya perginya berapa hari?""Cuma tiga hari sih katanya.""Sebentar lagi, sabar." Temannya itu lalu menepuk-nepuk bahunya, "Emang sih pengantin baru itu pengennya terus bareng, masih mesra-mesra juga.""Emangnya kamu sudah nikah berapa l
"Kayla beruntung punya suami seperti kamu," ucap Bella dengan senyuman cerahnya. Adrian menggeleng pelan, "Saya juga beruntung memiliki istri seperti dia. ""Benarkah?""Iya.""Tapi kamu tampan loh, seorang koki lagi. Saya perhatikan juga, kamu punya sikap yang baik.""Terima kasih, tapi tentu setiap orang pasti memiliki kekurangannya."Adrian sebenarnya sedikit canggung berduaan dengan Bella, istri dari Abimanyu ini. Jika saat berempat waktu itu biasa saja, tapi kalau berdua begini cukup canggung. Adrian juga masih bingung kenapa perempuan itu malah mengajaknya. "Kamu tidak ada perasaan curiga pada istri kamu?" tanya Bella tiba-tiba. "Curiga bagaimana?""Khawatir begitu Kayla dengan suami saya di sana.""Tidak kok, saya percaya pada dia," jawab Adrian tanpa ragu. Padahal nyatanya Adrian tahu apa saja kejadian di sana yang Kayla dan Abimanyu lakukan, sampai tidur satu kamar juga. Sepertinya kalau Bella mengetahui ini akan marah, juga pastinya kecewa. "Kamu berbeda sekali dengan s