Share

87. Nasehat untuk Dini

last update Huling Na-update: 2022-08-17 20:59:56

"Teteh, saya sudah besar dan saya tahu apa yang saya lakukan, pasti sudah saya pikirkan sebelumnya. Masa hanya berciuman saja tidak boleh? Yakin Teteh waktu mudanya sepolos itu? Sudah, saya mau kerjakan tugas." Dini meletakkan ponsel Puspa di atas meja, kemudian berjalan melewati Puspa yang masih berdiri di dekat pintu.

"Dini, apapun yang sudah kamu lakukan di luar sana, tolong ingat mama, dan tentu saja ingat Tuhan. Teteh juga bukan wanita baik-baik, tetapi Teteh usahakan bisa menjaga nama baik mama. Minggu depan Teteh mungkin akan dilamar dan Teteh harap kamu tidak membuat kegaduhan.

Setelah Teteh dilamar, maka Rian pun melangsungkan pernikahan dengan Sonya. Lalu kamu? Kamu harus menerima takdir, bahwa sesuatu yang bukan jodohmu, sekeras apapun kamu berjuang untuk mendekat padanya, tetap saja tidak akan bisa. Namun, jika ia sudah jodoh kamu, mau sampai gila kamu menolak, tetap akan jadi jodoh kamu. Teteh percaya sama kamu ya, Dini. Kamu jangan bikin mama sakit." Dini melepas tanga
Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Roszilah Talib
Hebat Pak Galih…sudah tau semuanya..
goodnovel comment avatar
Dita Sari
judul nya adik tak jadi kakak pun boleh
goodnovel comment avatar
Meyke Sartika
Keren pak bosky, duh senengnya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    88. Dini Melapor pada Ramon

    ["Apa kamu yakin Puspa akan menikah dengan bosnya? Bukankah Puspa berpacaran dengan Rian. Robi pun cerita pada saya. Tidak mungkin Puspa mudah pindah ke lain hati, saya tahu Puspa orangnya seperti apa?"]["Teh Puspa dan Rian sudah putus. Entahlah, saya juga gak tahu Bang, kenapa bisa Teh Puspa tiba-tiba mau dilamar bosnya? Apa teteh saya itu matre? Ya, kali aja dia kapok nikah sama sales mobil yang tahunya malah punya istri duluan. Sudah hidup gak kaya, masih dibohongi lagi."]["Dini, kenapa kamu jadi mengurusi hidup saya? Tidak perlu ungkit masa lalu."]["Tentu saja harus saya tegur, Bang. Bang Ramon itu lelaki plin-plan, katanya mau menggunakan Robi untuk mendapatkan Teh Puspa kembali. Ini malah kelamaan di Jakarta gak juga ke rumah, jadi keburu Teh Puspa digaet bosnya. Orang kaya dan pastinya tampan jauh dari Bang Ramon. Kalau saya jadi Teh Puspa, pasti saya juga gak mau kembali dengan Bang Ramon dan saya pasti pilih bos saya. Pokoknya Bang Ramon cepat ke Bandung deh, pengaruhi Rob

    Huling Na-update : 2022-08-17
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    89. Ide Konyol Dini

    Ramon mengantar Robi ke rumah Bu Suci, disaat mantan istrinya itu tidak ada. Pukul dua siang, Puspa tentu saja masih bekerja, sehingga hanya Bu Suci yang menemani Ramon berbincang sambil minum teh. Robi yang sepanjang jalan tidak tidur dan terus saja bertanya ini dan itu, begitu tiba di rumah sang Nenek, sudah langsung tidur di karpet tebal depan televisi, sambil memeluk mobil truck favoritnya yang waktu itu lupa dibawa. "Kaki kamu sudah benar baikan?" tanya Bu Suci sambil memperhatikan kaki pria itu. "Masih sedikit sakit, Ma, belum bisa ikut futsal. Sama kalau terlalu banyak berdiri, pasti linu. Untunglah saya kerjanya sekarang sudah di belakang meja, MaMa, bukan sales lagi." Ramon tersenyum. Ia harus memberitahu informasi ter-update tentang dirinya. Siapatahu Bu Suci nanti bisa mempengaruhi Puspa untuk kembali rujuk dengannya. "Makanya kalau naik motor hati-hati," pesan Bu Suci. "Iya, Ma, lagi nahas saja sepertinya, padahal saya gak terlalu ngebut. Namun, semua ada hikmahnya, M

    Huling Na-update : 2022-08-21
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    90. Ke Toko Perhiasan

    "Apa, melamar kamu? Heh, bocah labil, kalau bicara yang betul. Kamu bukan sedang bicara dengan anak seusia kamu, Dini. Saya sudah tiga puluh satu tahun. Ada-ada saja! Sudah, saya gak mau dengar ide gila ini. Saya mau balik saja!""Ish, tunggu dulu, Bang. Duduk dulu! Buru-buru amat!" Dini memaksa Ramon untuk duduk kembali di kursinya, padahal pria itu sudah malas dan tidak mau mendengarkan lanjutan ide Dini. Sempat-sempatnya ia menyeruput cola float terlebih dahulu sebelum bicara pada lelaki yang berwajah amat masam di depannya. Ramon melipat kedua tangan di dada sambil terus menatap Dini dengan jengah. "Bang, begini, melamar juga belum tentu menikahkan? Maksud saya, Bang Ramon pura-pura minta saya ke mama, terus bilang mau melamar saya. Kalau bisa lebih dulu dari Teh Puspa. Nah, Teh Puspa kan denger tuh, dia pasti gak setuju kalau Bang Ramon nikah sama saya, maka nanti Teh Puspa yang ngalah balikan sama Bang Ramon, gitu, Bang. Melamar saya hanya untuk pancingan perasaan Teh Puspa yan

    Huling Na-update : 2022-08-22
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    91. Lamaran

    Hari yang dinantikan Puspa dan Dini pun tiba. Keduanya sama berdebar dengan pilihan masing-masing. Jika Puspa berdebar karena sebentar lagi akan dilamar Galih, berbeda dengan Dini yang berdebar tak sabar menyaksikan acara lamaran yang pastinya akan dibatalkan oleh temennya. Ia begitu yakin rencananya berhasil. Sengaja ia belum mengatakan apapun pada mamanya dan juga Puspa agar semua menjadi kejutan. "Jadi, jam berapa?""Jam empat sore, Ma. Soalnya mamanya Pak Galih mau operasi amandel jam tujuh malam ini. Jadi acara dimajukan," kata Puspa yang baru saja kembali dari membeli kue untuk suguhan. "Oh, ya sudah, untung Mama minta Mang Caca sama Bik Erni ke sini sebelum ashar. Berarti pas semuanya. Tinggal Mama mengabari Pak RT.""Harus dilihat Pak RT ya, Ma? Bukannya kalau hanya lamaran, keluarga kita aja yang tahu." Puspa nampak tidak setuju jika ada orang lain di luar anggota keluarga yang datang nanti sore. "Di sini aturannya begitu, Puspa. Gak papa, hanya Pak RT ini. Istri atau peja

    Huling Na-update : 2022-08-25
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    92. Kehadiran Ramon

    Acara sesi foto sederhana pun berlangsung saat anggota keluarga yang lain tengah menikmati sajian yang dibuat Bu Suci. Memang yang dilamar adalah janda, tetapi calon mempelai pria adalah anak bujangan kaya yang harus disambut dan dilayani dengan baik. Tentu saja Puspa paham akan hal itu, sehingga ia pun menyewa booth lamaran sederhana milik tetangganya hanya tinggal ganti nama calon pengantin saja. "Maaf, booth-nya gak keren ya," bisik Puspa saat ia Galih berpose. "Gak papa, yang penting calon pengantinnya ada, ha ha ha... " Galih dan Puspa tertawa. Hal itu tidak luput dari pengamatan Rian yang mendadak panas dengan pemandangan manis antara kakaknya, Puspa, dan juga Robi. Walau anak kecil itu masih malu-malu, tetapi Robi mau saat diajak foto bersama. Bahkan ada sesi foto Galih meggendong Robi dengan sebelah tangannya. Diikuti gaya pamer otot ala Ade Ray. "Kenapa kamu baru cerita kalau Puspa itu juga adalah mantan kamu, kakak dari Dini, bocah kecil yang tadi keluar dari kamar mandi?

    Huling Na-update : 2022-08-27
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    93. Tanggal Pernikahan Dini

    Demi menjaga stabilitas keamanan calon istrinya, Galih bersikeras mengajak Puspa untuk menemaninya ke rumah sakit. Di rumah wanita itu masih ada Ramon, walau kedatangan Ramon karena ingin melamar Dini, tetapi namanya mantan, tetap saja perlu diwaspadai. Termasuk Rian yang tadinya nubat ingin ikut mengantarkan mamanya ke rumah sakit, padahal sebelumnya lelaki itu menolak. "Masa tamu ditinggal, Teh," rengek Dini saat melihat tangan Puspa sudah digandeng Galih untuk masuk ke dalam mobil. "Maaf adikku, Ramon sekarang bukan tamuku lagi, tapi tamu kamu. Lagian ada mama dan Robi yang menemani. Teteh jalan dulu ya." Puspa tersenyum sambil melambaikan tangan pada Dini yang masih berdiri mematung di depan teras. Puspa digandeng oleh pria kaya juga kaya yang ketampanan itu mengalahkan Rian, padahal mereka adik-kakak. Belum lagi mobil sport calon kakak iparnya yang membuat matanya berubah hijau karena tergiur. Berbeda dengan mobil SUV Ramon yang parkir di luar pagar. "Dini, masuk sini!" Seru B

    Huling Na-update : 2022-08-28
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    94. Kedatangan Miko ke Rumah Dini

    "Papa kenapa?" tanya Desti saat menghampiri papanya yang duduk termenung di depan televisi. "Beberapa hari ini Papa gak ada pasien, emang sengaja atau bagaimana? Itu, nenek yang biasanya Papa panggil Mak Piah, udah tiga kali ke sini nyariin Papa. Tadi pagi juga ke sini, katanya mau pasang susu." Desti menutup mulutnya agar tidak terbahak. Miko menanggapi tanpa semangat. Pria itu menggeser posisi duduknya sambil mendesah malas. "Iya, itu nenek bandel. Papa udah bilang gak bisa pasang susuk. Dia tetap ngotot mau minta pasang susu, dia bilangnya susu, kurang huruf K. Katanya mau rasa coklat, tapi kalau gak bisa, rasa vanilla juga gak papa. Kalau vanilla belum ready, rasa pisang juga boleh." Miko menjawab dengan ekspresi datar, sedangkan Desti sudah tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawaban papanya. "Pasien Papa unik. Lagian Papa kenapa masih praktek aja sih? Bukannya sekarang udah kerja di ekspedisi?" Desti mengambil minuman kaleng yang di atas meja. Ia kesulitan membukanya, sehing

    Huling Na-update : 2022-08-29
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    95. Bu Suci Dilarikan ke Rumah Sakit

    “Mbak Puspa, ada telepon untuk Mbak Puspa!” seru Diah dari meja kasir. Puspa yang baru saja kembali dari mengantar pesanan, tak sabar berjalan untuk segera menerima telepon. “Dari siapa?” tanyanya. “Katanya Bu Angel.” Puspa mengerutkan kening. Nama itu asing baginya, bahkan terlalu keren. Ia tidak merasa punya teman ataupun anggota keluarga yang bernama Angel. “Halo, assalamualaykum, siapa ini/” “Wa’alaykumussalam, Mbak Puspa ya. Saya Bu Angel, teman Bu Suci yang punya punya percetakan. Sekarang saya tengah di rumah sakit membawa Bu Suci yang pingsan di teras rumah setelah menerima tamu lelaki.” “Apa? Mama di rumah sakit? B-baik, Bu, sekarang ibu membawa mama ke rumah sakit apa?” “Rumah sakit yang paling dekat dengan rumah kamu. Cepat ke sini ya.” “Baik, Bu, saya akan segera ke sana. Terima kasih banyak ya, Bu.” Puspa menutup teleponnya dengan tergesa. Lalu i

    Huling Na-update : 2022-08-29

Pinakabagong kabanata

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    138. Ending

    Bu Suci belum benar-benar tidur saat anak menantunya pulang. Ia sengaja sedikit berbohong agar Ramon dan Dini mau segera pulang ke rumah. Bagaimanapun ini adalah malam pengantin putrinya, tidak lucu kalau malam pengantin dihabiskan dengan menemani nenek-nenek yang sedang sakit. Bu Suci mengambil ponsel, lalu ia mengirimkan pesan pada Puspa.Assalamualaykum, Puspa, Pak RT dan kepala keamanan komplek sudah kamu beritahu perihal pernikahan Dini belum?SendPesan itu tidak langsung dibalas oleh Puspa. Mungkin anaknya itu sudah tidur. Pikir Bu Suci. PuspaWa'alaykumussalam. Iya, Ma, Puspa sudah informasikan pada Pak RT dan kepala keamanan. Kertas bukti pernikahan siri Dini dan juga foto Dini tadi sudah saya kirimkan sekalian. Mama jangan khawatir. Istirahat ya, tidurnya jangan kemaleman.Oke, terima kasih sayang. Kamu juga istirahat. Jangan lupa besok kalau kemari bawakan Mama bubur candil ya.SendBu Suci tersenyum lega setelah membaca pesan Puspa. Akhirnya ia bisa tidur nyenyak malam

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    137. Hari Pernikahan

    Saya terima nikah dan kawinnya Andini binti fulan, dengan mas kawin seperangkat alat salat serta perhiasan emas lima belas gram, dibayar tunai. SahSemua orang yang ada di dalam ruangan kamar perawatan Bu Suci mengucap syukur atas sudah terlaksananya pernikahan siri yang dilakukan oleh Ramon dan juga Dini. Ada saudara dari pihak ibunya sebagai saksi, sedangkan dari pihak Ramon ada salah satu teman pria lelaki itu yang kebetulan sedang ikut pameran di Bandung. Lalu untuk Dini, dinikahkan oleh wali hakim karena memang tidak ada yang tahu ke mana dan di mana keluarga Dini yang asli. Dini yang siang ini diminta memakai baju panjang dan selendang panjang untuk menutupi kepalanya, terlihat semakin ayu dan mempesona. Make up tipis yang dibantu oleh Puspa berhasil membuat Ramon tidak bisa berkedip menatap istri kecilnya. Setelah ijab kabul, semuanya mengalami Dini dan juga Ramon, tidak lupa Dini mencium punggung tangan mamanya sebagai bentuk sungkem hormat pada wanita yang dengan sepenuh

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    136. Kasih Ibu Sepanjang Masa

    Setahun setelah kepergian suaminya, Bu Suci hanya berdua saja dengan Puspa. Putri semata wayang yang baru duduk di bangku kelas satu sekolah dasar. Kepergian suaminya yang sakit tiba-tiba tentu saja meninggalkan luka teramat dalam untuknya. Keluarga mereka sedang menikmati indahnya berumah tangga dengan satu anak yang cerdas. Namun, tidak ada yang dapat menebak umur, rejeki, dan jodoh manusia. Sang Suami dipanggil untuk selamanya menghadap Khalik. Bu Suci mencoba tegar sebagai istri dan juga ibu, walau tidak ada satu pun yang tahu bahwa hatinya benar-benar patah. Separuh jiwanya pergi. Ia yang sehari-hari menjadi ibu rumah tangga, harus berusaha lebih giat lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Memang ada pensiun yang ia dapat dari kantor suaminya, karena suaminya adalah Pegawai Negeri Sipil di kantor pengadilan negeri, tetapi tetap saja berbeda saat ia masih memiliki suaminya tercinta. Sampai suatu hari, suara tangisan bayi berada begitu dekat di telinganya saat ia tengah salat tahaj

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    135. Sidang Pertama

    Seminggu sudah berlalu dan kondisi Bu Suci masih sama. Tidak ada pergerakan apapun atau perkembangan lainnya. Puspa dan Dini masih bergantian jaga, menunggui mamanya tanpa keluh kesah karena rasa sayang keduanya. Dokter sempat mengatakan bahwa jika mama mereka sadar, maka itu adalah sebuah mukjizat. Sama saja bukan dengan mengatakan bahwa mereka harus ikhlas jika hal buruk terjadi pada mamanya. Dini dan Puspa sempat syok saat dokter mengatakan hal itu, tetapi keduanya kembali saling menguatkan. Tentu saja dengan support pasangan masing-masing. Puspsa didukung oleh suaminya, sedangkan Dini didukung dan dikuatkan oleh Ramon. Dua lelaki yang selalu mendukung dan menyemangati dua beradik itu karena rasa sayang mereka. "Jam berapa sidang hari ini?" tanya Ramon pada Dini saat pria itu meneleponnya setelah salat subuh. "Jam delapan, Bang, doakan lancar ya. Dini sedikit takut, tapi kata Mas Galih dan pengacara, Dini gak boleh takut karena Dini gak salah. Dini akan ceritakan kejadian yang s

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    134. Puspa Pulang ke Rumah Mertua

    "Mana, Ramon?" tanya Puspa saat Dini muncul bersama Robi, keluar dari lift. "Bunda!" Robi memeluk bundanya yang sudah sangat ia rindukan. Puspa pun berjongkok untuk memeluk Robi yang baru tidak ia lihat satu minggu, sudah semakin montok badannya. Terutama di bagian perut dan pipi. "Aduh, anak Bunda, lucu banget sih. Ndut banget! Baru gak ketemu sebentar saja, rasanya kamu udah naik sekarung," kata Puspa yang diikuti tawa Robi dan juga Dini. "Belajaan apa itu?" tanya Puspa saat Dini berjalan ke arah sofa sambil meletakkan tiga bungkusan milik Robi. "Ini baju Robi tiga stel, mainan, sama makanan, Teh. Ini, Teteh mau? Makan saja. Saya dan Robi sudah makan tadi. Bang Ramon hanya antar sampai depan pintu lobi karena harus buru-buru pulang ke Jakarta. Bang Ramon salam untuk Teh Puspa dan Mas Galih." "Kalian pergi sama anaknya Ayu juga? Kamu gak papa, Dini? Jalan sama anak calon suami?" tanya Puspa sembari memperhatikan dengan jeli ekspresi yang ditunjukkan Dini. "Iya, Teh, sama Ana da

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    133. Sonya Bertemu Dini

    Ramon dan Dini sudah bersama dengan Ana, Mona, dan Robi di dalam sebuah mall. Acara dimulai dengan berbelanja aneka pakaian lucu untuk si Kembar, dilanjut dengan nonton film di bioskop, beli aksesoris, dan perlengkapan sekolah, lalu ditutup dengan makan sore. Ya, tidak terasa sudah pukul lima sore. Sejak pukul sepuluh pagi kelimanya bersenang-senang di mall. Dini dengan senang menemani Ramon berkeliling membawa putri kembarnya. Tidak ada protes ataupun rasa cemburu. Ia percaya sikap dan perasaan pria itu saat ini hanya ingin membahagiakan anak-anak yang tadinya hanya bisa ia temui lewat video call. Tidak mungkin ia cemburu pada bentuk kasih sayang ayah pada putrinya. Ia adalah anak yang lahir dan tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah, untuk itu ia tidak mau ada yang merasakan sama sepertinya, apalagi jelas-jelas ayah si Kembar ada dan berkecukupan. "Capek ya?" Ramon merangkul pundak Dini sambil mengusapnya pelan. "Nggak, seru tahu, jalan-jalan di mal. Sampai malam juga saya mau. S

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    132. Usaha Sonya

    "Kamu gak ke dokter memeriksakan kehamilan kamu?" tanya seorang wanita setengah baya pada putri semata wayangnya. "Males, Ma." Sonya menjawab tanpa semangat.. Ini adalah hari ketujuh ia menjauh dari Rian. Berharap pria ia menghubunginya, memberikan maaf untuknya. Wanita itu menyadari bahwa ia sudah jatuh cinta pada Rian yang awalnya ia setuju untuk dijodohkan dengan pria itu, hanya untuk menutupi kehamilannya saja. Bukan murni karena ia mau dijodohkan. Setelah melewati beberapa bulan bersama Rian dan menikah, dan hari itu juga gagal, barulah ia sadar bahwa dirinya benar mencintai Rian. "Masih memikirkan soal Rian?" tanya Bu Karina sambil menyentuh lembut rambut putrinya. Sonya mengangguk dengan air mata yang siap tumpah. "Sonya mencintai Rian, Ma. Benar-benar mencintai Rian. Sonya ingin semuanya balik lagi seperti awal. Sonya ingin Rian mau menerima Sonya lagi setelah anak ini lahir, tetapi Rian sepertinya begitu jijik dengan Sonya. Rian gak mau sedikit pun mendengarkan alasan da

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    131. Ciuman Mendebarkan

    Ia pria dewasa yang sudah makan asam garam kehidupan rumah tangga. Kenal dengan tidak banyak wanita dan menurutnya, Dini adalah wanita kedua paling polos setelah Ayu yang pernah ia temui. Jika dengan Ayu ia melakukan kesalahan yang sangat buruk, memanfaatkan kepolosan serta kebaikan keluarganya, maka dengan Dini, ia tidak akan berbuat hal yang seperti itu. Bibir Dini baginya terlalu manis sehingga ia tidak bisa segera melepas pagutannya. Namun, jika tidak dihentikan sekarang, maka akan ada setan membisikinya untuk hal yang lebih nekat lagi. Ciuman itu pun terlepas saat keduanya hampir kehabisan napas. Ramon mengusap bibir Dini yang merah merekah karena ulahnya. "Bibir kamu manis sekali, kayaknya saya bisa kena diabetes kalau sering-sering cium kamu," kata Ramon membuat rasa hangat di pipi Dini kembali terasa hingga ke telinganya. "Apaan sih?" Dini menunduk malu, tangannya mencoba melepas pelukan Ramon, tetapi tidak bisa. "Masih mau peluk, karena besok udah gak bisa dan saya harus

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    130. Apakah Dini Cemburu?

    Acara makan berdua dengan Ramon berganti dengan acara makan bersama anak-anak dan mantan istrinya. Bagi Dini yang terbiasa dengan anak kecil, tentu tidak sulit untuk berinteraksi. Lihat berapa jahatnya ia waktu itu pada Puspa, tetapi pada Robi ia tetap sayang dan juga perhatian. Mungkin karena ia tipe perempuan penyuka anak kecil, sehingga tidak masalah baginya harus berkenalan dengan dua anak lagi dari Ramon. "Apa kalian pacaran?" tanya Ayu pada Ramon, tetapi matanya juga beralih pada Dini. "Tidak pacaran. Kami hanya dekat saja, tetapi akan segera menikah." Suara pria itu begitu tenang dan terkendali. Seolah-olah menegaskan bahwa ia dan gadis di dekatnya sudah sangat serius. "Kelihatan seperti ayah dan anak. Apa kamu yakin memilih Mas Ramon sebagai suami?" tanya Ayu lagi kali ini diiringi gelak tawa. Namun, menurut Dini, hal ini tidak lucu, justru tengan mencemoohnya. Lalu apa ia harus marah? Tentu tidak, masalah hidupnya suda lebih banyak dan ia tidak berminat untuk mencari masal

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status