Share

80. Dini Menyerah

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-09 15:52:07

"Heh, ternyata ada yang mengikuti jejak saya dikursi itu, naik turun seperti pecun! Cantik sih, tapi dapat lelaki bekas bocil!"

Blam!

Dini membanting pintu dengan kuat. Ia tersenyum puas saat berhasil meledek Sonya dan juga Rian. Asal mereka tahu saja, aku memang masih kecil, tapi aku gak terima kalau dipermainkan. Batin Dini sambil berlari turun dengan tangga manual. Ia tidak mau naik lift, agar tidak dihadang oleh security kantor. Pintu belakang yang menjadi tempat berkumpul OB dan juga karyawan yang merokok adalah pintu keluar yang paling aman saat ini. Apalagi motornya sengaja ia parkir di ruko depan.

Dini sempat menoleh ke lantai tiga; tepat di jendela ruangan Rian. Pria itu telah mempermainkannya dengan sangat tega. Maka ia pun tidak bisa terus berharap. Apalagi jika dibandingkan Sonya, ia tidak punya apa-apa. Oke, Dini, lupakan Rian.

Dini pun melajukan motornya untuk pulang ke rumah. Sebelum sampai di rumah, Dini membeli seblak, karena makan makanan pedas biasanya dapat sed
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    81. Puspa Bertemu Sonya

    Sonya dan Rian menghentikan aktivitas mereka setelah mendapat gangguan dari Dini. Lebih tepatnya, Sonya yang meminta berhenti, padahal keduanya belum sampai. Nafsu itu terjun bebas ke jurang setelah Dini melontarkan kalimat merendahkan dirinya. Wajah wanita cantik itu terus saja cemberut, padahal sudah hampir satu jam Dini tidak ada di sana. Rian pun menjadi salah tingkah dan juga serba salah. Jika dirayu, maka Sonya tidak akan percaya, jika ia biarkan saja, Sonya pasti akan semakin sebal padanya. "Sayang, aku lapar, mau nyobain kuliner di restoran baru gak?" kata Rian sambil membelai rambut Sonya yang setengah basah oleh keringat. "Aku gak lapar." Sonya menjawab tanpa menoleh sama sekali pada Rian. Tatapannya fokus pada layar ponsel pintar miliknya yang seharga dua puluh juta itu. "Ya sudah kalau kamu gak lapar, tapi aku lapar sayang, kita makan yuk! Kayanya ngobrol dengan perut kenyang lebih baik daripada bicara dengan keadaan perut kosong," bujuk Rian lagi pada sangat Calon ist

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    82. Dress Seksi

    Puspa merasa dirinya tidak pernah benar-benar menyukai Rian, tapi ternyata ia salah. Sakit hati dan air mata yang saat ini ia tumpahkan di kamar mandi restoran, adalah karena ia sudah menyukai lelaki itu. Mungkin juga ia sudah mencintainya. Melihat Rian bercumbu mesra dengan kekasihnya yang cantiknya seperti model yang sering ia lihat di TV, dirinya merasa sangat rendah diri. Ia tidak ada apa-apanya dibanding wanita di dalam sana. Bisa dibilang, jika mereka bersanding, maka akan terlihat seperti majikan dan pembantu. Puspa, ayolah, jika Rian mendapatkan yang lebih baik dari kamu, maka kamu juga bisa. Puspa menyemangati dirinya sendiri sebelum keluar dari kamar mandi. Cukup sepuluh menit ia menumpahkan kesedihan, di luar sedang ramai dan ia tidak boleh santai. Ingat, ia masih dalam masa percobaan. Puspa buru-buru mencuci muka, lalu merapikan sedikit riasannya setelah ia mengeringkan wajah itu dengan handuk. Sanggul di kepalanya juga ia rapikan seperti tadi. Wanita itu keluar dari ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    83. Kejutan

    "Mau apa saya ke rumah orang tua Bapak? Saya tidak punya kepentingan, Pak. Coba tolong jelaskan pada saya, kalau tidak saya akan turun dari mobil ini sekarang!" Puspa tentu saja tidak terima dengan sikap sewenang-wenang bosnya. Setelah sikap dingin berhari-hari yang ia dapat, sekarang bosnya mala mengajaknya bertemu dengan orang tua di hampir tengah malam. Mendengar ancaman Puspa, pria itu hanya tertawa sambil melirik ke arah belakang dari spion. "Turun saja kalau kamu nekat. Ini jalan tol dan saya bukan mau melakukan pelecehan terhadap kamu, cuma mau minta temani ketemu orang tua saya yang saat ini ada party kecil-kecilan di daerah Soreang. Saya janji gak akan lama, paling setengah jam, setelah itu saya akan antar kamu pulang." Puspa terdiam. Ia merasa terdesak, jika menolak pun percuma karena bosnya pemaksa. Lagi-lagi, ia tidak bisa begitu saja mundur karena ia butuh pekerjaan ini. "Apa yang harus saya lakukan nanti, Pak? Masa sama karyawan sendiri datang ke acara orang tua, Pak.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-12
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    84. Dicium

    "Jadi kalian saling kenal?" tanya Galih berpura-pura tidak tahu. "Kami teman sekolah," jawab Puspa santai. Untung saja mama dan papa bosnya sudah tidak ada di sana dan sibuk berkeliling menyapa anggota keluarga lainnya yang baru saja datang. Sudah hampir jam dua belas, tetapi tamu lain baru pada berdatangan. Ada ketegangan di wajah Rian. Tentu saja itu terbaca oleh Galih dan juga Sonya, tetapi Puspa bersikap biasa saja. Ini justru kesempatan baginya untuk menunjukkan pada Rian, bahwa ia sudah bisa menerima takdir dan cepat move on. "Dekat?" kali ini, Sonya yang melontarkan pertanyaan. "Tidak juga, hanya kenal saja karena kelasnya sama, hanya beda ruangan," jawab Puspa lagi. "Sayang, aku mau nyobain sate maranggi itu, boleh gak?" tanya Puspa dengan suara manja pada Galih. Suara yang belum pernah didengar oleh Rian. Lelaki itu syok, bagaimana mungkin Puspa bisa berubah menjadi sangat cantik dan juga seksi. Ia baru tahu, panggil Puspa seperti artis pemilik goyang itik. Satu lagi, ia

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    85. Waspada Terhadap Dini

    Tuut!Percayalah, ini adalah hari yang paling memalukan bagi Galih karena ia buang angin saat melamar sangat Kekasih. Semua keluarga yang ada di sana tentu saja mendengar suara itu karena dalam keadaan hening menunggu jawaban dari Puspa, pantat Galih malah mengeluarkan suara dari neraka. "Maafkan kekasih saya. Kalau buang angin ditahan malah tidak baik, betulkan? Sayang, aku menerima lamaran kamu. Ayo, berdiri, jangan kelamaan jongkok, nanti kentut lagi, bisa pingsan semua orang di sini," ujar Puspa sembari menarik tangan Galih untuk segera bangun. Saudara yang lain pun kembali tertawa. Begitu juga Galih dan wajahnya merona karena malu. Ia merasa sangat bersyukur Puspa bisa sedikit mengalihkan perhatian para tamu. "Kamu bikin malu Mama saja," bisik Bu Gina. Galih hanya bisa menyeringai dengan tatapan memohon maaf pada sang Mama. Untunglah saudara semua, jadi malunya masih setengah hidup. Coba kalau acara pernikahan sakral dan ia kentut, dijamin harta warisan sepeser pun tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    86. Telepon dari Rian

    "Kenapa harus membawa mantan pacar adik kamu semalam? Apa tidak ada wanita lain lagi di muka bumi ini? Yang mungkin lebih cantik, lebih berkelas, dan yang pasti masih gadis," tegur Bu Gina pada Galih, saat mereka tengah menikmati sarapan. Rian mengulum senyum puas karena mamanya telah berhasil ia pengaruhi. "Mantan kan, Ma? Bukan pacar? Lagian, pacaran sama gadis, belum tentu juga masih gadis, benar gak, Rian? Menikah dengan janda sudah pasti yang pakai hanya suaminya, tapi kalau gadis yang sudah tidak gadis lagi saat dinikahi, maka lelaki manapun bisa jadi tersangka, bukan begitu, Ma?" jawaban Galih membuat Rian panas. Nasi goreng ikan teri favoritnya sudah tidak nikmat lagi dipandang mata. "Saya orang yang paling malas berdebat tentang masa lalu. Mama tahukan saya juga bukan lelaki baik-baik banget. Puspa adalah pilihan saya jika Mama ingin saya menikah, jika Mama dan Papa tidak setuju, maka saya tidak akan menikah. Simple'kan? Cukup menantu dari Rian, bukan begitu, Ian?" "Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    87. Nasehat untuk Dini

    "Teteh, saya sudah besar dan saya tahu apa yang saya lakukan, pasti sudah saya pikirkan sebelumnya. Masa hanya berciuman saja tidak boleh? Yakin Teteh waktu mudanya sepolos itu? Sudah, saya mau kerjakan tugas." Dini meletakkan ponsel Puspa di atas meja, kemudian berjalan melewati Puspa yang masih berdiri di dekat pintu. "Dini, apapun yang sudah kamu lakukan di luar sana, tolong ingat mama, dan tentu saja ingat Tuhan. Teteh juga bukan wanita baik-baik, tetapi Teteh usahakan bisa menjaga nama baik mama. Minggu depan Teteh mungkin akan dilamar dan Teteh harap kamu tidak membuat kegaduhan. Setelah Teteh dilamar, maka Rian pun melangsungkan pernikahan dengan Sonya. Lalu kamu? Kamu harus menerima takdir, bahwa sesuatu yang bukan jodohmu, sekeras apapun kamu berjuang untuk mendekat padanya, tetap saja tidak akan bisa. Namun, jika ia sudah jodoh kamu, mau sampai gila kamu menolak, tetap akan jadi jodoh kamu. Teteh percaya sama kamu ya, Dini. Kamu jangan bikin mama sakit." Dini melepas tanga

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17
  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    88. Dini Melapor pada Ramon

    ["Apa kamu yakin Puspa akan menikah dengan bosnya? Bukankah Puspa berpacaran dengan Rian. Robi pun cerita pada saya. Tidak mungkin Puspa mudah pindah ke lain hati, saya tahu Puspa orangnya seperti apa?"]["Teh Puspa dan Rian sudah putus. Entahlah, saya juga gak tahu Bang, kenapa bisa Teh Puspa tiba-tiba mau dilamar bosnya? Apa teteh saya itu matre? Ya, kali aja dia kapok nikah sama sales mobil yang tahunya malah punya istri duluan. Sudah hidup gak kaya, masih dibohongi lagi."]["Dini, kenapa kamu jadi mengurusi hidup saya? Tidak perlu ungkit masa lalu."]["Tentu saja harus saya tegur, Bang. Bang Ramon itu lelaki plin-plan, katanya mau menggunakan Robi untuk mendapatkan Teh Puspa kembali. Ini malah kelamaan di Jakarta gak juga ke rumah, jadi keburu Teh Puspa digaet bosnya. Orang kaya dan pastinya tampan jauh dari Bang Ramon. Kalau saya jadi Teh Puspa, pasti saya juga gak mau kembali dengan Bang Ramon dan saya pasti pilih bos saya. Pokoknya Bang Ramon cepat ke Bandung deh, pengaruhi Rob

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17

Bab terbaru

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    138. Ending

    Bu Suci belum benar-benar tidur saat anak menantunya pulang. Ia sengaja sedikit berbohong agar Ramon dan Dini mau segera pulang ke rumah. Bagaimanapun ini adalah malam pengantin putrinya, tidak lucu kalau malam pengantin dihabiskan dengan menemani nenek-nenek yang sedang sakit. Bu Suci mengambil ponsel, lalu ia mengirimkan pesan pada Puspa.Assalamualaykum, Puspa, Pak RT dan kepala keamanan komplek sudah kamu beritahu perihal pernikahan Dini belum?SendPesan itu tidak langsung dibalas oleh Puspa. Mungkin anaknya itu sudah tidur. Pikir Bu Suci. PuspaWa'alaykumussalam. Iya, Ma, Puspa sudah informasikan pada Pak RT dan kepala keamanan. Kertas bukti pernikahan siri Dini dan juga foto Dini tadi sudah saya kirimkan sekalian. Mama jangan khawatir. Istirahat ya, tidurnya jangan kemaleman.Oke, terima kasih sayang. Kamu juga istirahat. Jangan lupa besok kalau kemari bawakan Mama bubur candil ya.SendBu Suci tersenyum lega setelah membaca pesan Puspa. Akhirnya ia bisa tidur nyenyak malam

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    137. Hari Pernikahan

    Saya terima nikah dan kawinnya Andini binti fulan, dengan mas kawin seperangkat alat salat serta perhiasan emas lima belas gram, dibayar tunai. SahSemua orang yang ada di dalam ruangan kamar perawatan Bu Suci mengucap syukur atas sudah terlaksananya pernikahan siri yang dilakukan oleh Ramon dan juga Dini. Ada saudara dari pihak ibunya sebagai saksi, sedangkan dari pihak Ramon ada salah satu teman pria lelaki itu yang kebetulan sedang ikut pameran di Bandung. Lalu untuk Dini, dinikahkan oleh wali hakim karena memang tidak ada yang tahu ke mana dan di mana keluarga Dini yang asli. Dini yang siang ini diminta memakai baju panjang dan selendang panjang untuk menutupi kepalanya, terlihat semakin ayu dan mempesona. Make up tipis yang dibantu oleh Puspa berhasil membuat Ramon tidak bisa berkedip menatap istri kecilnya. Setelah ijab kabul, semuanya mengalami Dini dan juga Ramon, tidak lupa Dini mencium punggung tangan mamanya sebagai bentuk sungkem hormat pada wanita yang dengan sepenuh

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    136. Kasih Ibu Sepanjang Masa

    Setahun setelah kepergian suaminya, Bu Suci hanya berdua saja dengan Puspa. Putri semata wayang yang baru duduk di bangku kelas satu sekolah dasar. Kepergian suaminya yang sakit tiba-tiba tentu saja meninggalkan luka teramat dalam untuknya. Keluarga mereka sedang menikmati indahnya berumah tangga dengan satu anak yang cerdas. Namun, tidak ada yang dapat menebak umur, rejeki, dan jodoh manusia. Sang Suami dipanggil untuk selamanya menghadap Khalik. Bu Suci mencoba tegar sebagai istri dan juga ibu, walau tidak ada satu pun yang tahu bahwa hatinya benar-benar patah. Separuh jiwanya pergi. Ia yang sehari-hari menjadi ibu rumah tangga, harus berusaha lebih giat lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Memang ada pensiun yang ia dapat dari kantor suaminya, karena suaminya adalah Pegawai Negeri Sipil di kantor pengadilan negeri, tetapi tetap saja berbeda saat ia masih memiliki suaminya tercinta. Sampai suatu hari, suara tangisan bayi berada begitu dekat di telinganya saat ia tengah salat tahaj

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    135. Sidang Pertama

    Seminggu sudah berlalu dan kondisi Bu Suci masih sama. Tidak ada pergerakan apapun atau perkembangan lainnya. Puspa dan Dini masih bergantian jaga, menunggui mamanya tanpa keluh kesah karena rasa sayang keduanya. Dokter sempat mengatakan bahwa jika mama mereka sadar, maka itu adalah sebuah mukjizat. Sama saja bukan dengan mengatakan bahwa mereka harus ikhlas jika hal buruk terjadi pada mamanya. Dini dan Puspa sempat syok saat dokter mengatakan hal itu, tetapi keduanya kembali saling menguatkan. Tentu saja dengan support pasangan masing-masing. Puspsa didukung oleh suaminya, sedangkan Dini didukung dan dikuatkan oleh Ramon. Dua lelaki yang selalu mendukung dan menyemangati dua beradik itu karena rasa sayang mereka. "Jam berapa sidang hari ini?" tanya Ramon pada Dini saat pria itu meneleponnya setelah salat subuh. "Jam delapan, Bang, doakan lancar ya. Dini sedikit takut, tapi kata Mas Galih dan pengacara, Dini gak boleh takut karena Dini gak salah. Dini akan ceritakan kejadian yang s

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    134. Puspa Pulang ke Rumah Mertua

    "Mana, Ramon?" tanya Puspa saat Dini muncul bersama Robi, keluar dari lift. "Bunda!" Robi memeluk bundanya yang sudah sangat ia rindukan. Puspa pun berjongkok untuk memeluk Robi yang baru tidak ia lihat satu minggu, sudah semakin montok badannya. Terutama di bagian perut dan pipi. "Aduh, anak Bunda, lucu banget sih. Ndut banget! Baru gak ketemu sebentar saja, rasanya kamu udah naik sekarung," kata Puspa yang diikuti tawa Robi dan juga Dini. "Belajaan apa itu?" tanya Puspa saat Dini berjalan ke arah sofa sambil meletakkan tiga bungkusan milik Robi. "Ini baju Robi tiga stel, mainan, sama makanan, Teh. Ini, Teteh mau? Makan saja. Saya dan Robi sudah makan tadi. Bang Ramon hanya antar sampai depan pintu lobi karena harus buru-buru pulang ke Jakarta. Bang Ramon salam untuk Teh Puspa dan Mas Galih." "Kalian pergi sama anaknya Ayu juga? Kamu gak papa, Dini? Jalan sama anak calon suami?" tanya Puspa sembari memperhatikan dengan jeli ekspresi yang ditunjukkan Dini. "Iya, Teh, sama Ana da

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    133. Sonya Bertemu Dini

    Ramon dan Dini sudah bersama dengan Ana, Mona, dan Robi di dalam sebuah mall. Acara dimulai dengan berbelanja aneka pakaian lucu untuk si Kembar, dilanjut dengan nonton film di bioskop, beli aksesoris, dan perlengkapan sekolah, lalu ditutup dengan makan sore. Ya, tidak terasa sudah pukul lima sore. Sejak pukul sepuluh pagi kelimanya bersenang-senang di mall. Dini dengan senang menemani Ramon berkeliling membawa putri kembarnya. Tidak ada protes ataupun rasa cemburu. Ia percaya sikap dan perasaan pria itu saat ini hanya ingin membahagiakan anak-anak yang tadinya hanya bisa ia temui lewat video call. Tidak mungkin ia cemburu pada bentuk kasih sayang ayah pada putrinya. Ia adalah anak yang lahir dan tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah, untuk itu ia tidak mau ada yang merasakan sama sepertinya, apalagi jelas-jelas ayah si Kembar ada dan berkecukupan. "Capek ya?" Ramon merangkul pundak Dini sambil mengusapnya pelan. "Nggak, seru tahu, jalan-jalan di mal. Sampai malam juga saya mau. S

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    132. Usaha Sonya

    "Kamu gak ke dokter memeriksakan kehamilan kamu?" tanya seorang wanita setengah baya pada putri semata wayangnya. "Males, Ma." Sonya menjawab tanpa semangat.. Ini adalah hari ketujuh ia menjauh dari Rian. Berharap pria ia menghubunginya, memberikan maaf untuknya. Wanita itu menyadari bahwa ia sudah jatuh cinta pada Rian yang awalnya ia setuju untuk dijodohkan dengan pria itu, hanya untuk menutupi kehamilannya saja. Bukan murni karena ia mau dijodohkan. Setelah melewati beberapa bulan bersama Rian dan menikah, dan hari itu juga gagal, barulah ia sadar bahwa dirinya benar mencintai Rian. "Masih memikirkan soal Rian?" tanya Bu Karina sambil menyentuh lembut rambut putrinya. Sonya mengangguk dengan air mata yang siap tumpah. "Sonya mencintai Rian, Ma. Benar-benar mencintai Rian. Sonya ingin semuanya balik lagi seperti awal. Sonya ingin Rian mau menerima Sonya lagi setelah anak ini lahir, tetapi Rian sepertinya begitu jijik dengan Sonya. Rian gak mau sedikit pun mendengarkan alasan da

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    131. Ciuman Mendebarkan

    Ia pria dewasa yang sudah makan asam garam kehidupan rumah tangga. Kenal dengan tidak banyak wanita dan menurutnya, Dini adalah wanita kedua paling polos setelah Ayu yang pernah ia temui. Jika dengan Ayu ia melakukan kesalahan yang sangat buruk, memanfaatkan kepolosan serta kebaikan keluarganya, maka dengan Dini, ia tidak akan berbuat hal yang seperti itu. Bibir Dini baginya terlalu manis sehingga ia tidak bisa segera melepas pagutannya. Namun, jika tidak dihentikan sekarang, maka akan ada setan membisikinya untuk hal yang lebih nekat lagi. Ciuman itu pun terlepas saat keduanya hampir kehabisan napas. Ramon mengusap bibir Dini yang merah merekah karena ulahnya. "Bibir kamu manis sekali, kayaknya saya bisa kena diabetes kalau sering-sering cium kamu," kata Ramon membuat rasa hangat di pipi Dini kembali terasa hingga ke telinganya. "Apaan sih?" Dini menunduk malu, tangannya mencoba melepas pelukan Ramon, tetapi tidak bisa. "Masih mau peluk, karena besok udah gak bisa dan saya harus

  • Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?    130. Apakah Dini Cemburu?

    Acara makan berdua dengan Ramon berganti dengan acara makan bersama anak-anak dan mantan istrinya. Bagi Dini yang terbiasa dengan anak kecil, tentu tidak sulit untuk berinteraksi. Lihat berapa jahatnya ia waktu itu pada Puspa, tetapi pada Robi ia tetap sayang dan juga perhatian. Mungkin karena ia tipe perempuan penyuka anak kecil, sehingga tidak masalah baginya harus berkenalan dengan dua anak lagi dari Ramon. "Apa kalian pacaran?" tanya Ayu pada Ramon, tetapi matanya juga beralih pada Dini. "Tidak pacaran. Kami hanya dekat saja, tetapi akan segera menikah." Suara pria itu begitu tenang dan terkendali. Seolah-olah menegaskan bahwa ia dan gadis di dekatnya sudah sangat serius. "Kelihatan seperti ayah dan anak. Apa kamu yakin memilih Mas Ramon sebagai suami?" tanya Ayu lagi kali ini diiringi gelak tawa. Namun, menurut Dini, hal ini tidak lucu, justru tengan mencemoohnya. Lalu apa ia harus marah? Tentu tidak, masalah hidupnya suda lebih banyak dan ia tidak berminat untuk mencari masal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status