Andreas malah tersenyum. “Aku tidak akan melakukan hal di luar kendaliku. Kalau tidak ada pemutusan arus listrik, sepertinya bukan hanya sekadar masalah tali putus saja.”Javier mengerutkan keningnya. “Listrik bukan diputuskan mereka?”Andreas tersenyum. “Kalau mereka ingin membuat kecelakaan, kenapa mereka mesti menutup lampu? Orang yang bisa menyentuh tali itu setidaknya juga bisa menjamin tidak akan ada masalah dalam acara. Tuan Javier sangat pintar, kamu seharusnya bisa menemukan jawabannya.”Javier kembali terdiam.Beberapa saat kemudian, suara dering ponsel berbunyi. Javier mengeluarkan ponsel untuk melihat sekilas. Panggilan itu adalah panggilan dari pihak sekolah.Javier mengangkat panggilan. Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon. Raut wajah Javier malah tampak dingin.Panggilan diakhiri. Sepertinya Andreas juga bisa menebak isi percakapan itu. “Sepertinya ada penemuan baru dalam masalah pemutusan tali?”Javier berdiri hendak meninggalkan tempat. Tetiba dia kepikiran
Jessie bertanya dengan memiringkan kepalanya, “Kenapa? Apa karena Kak Jules telah menyinggung seseorang? Apa orang itu ingin mencelakainya?”Claire juga tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada Jessie. Pada saat ini, Jerry malah tiba-tiba bersuara, “Apa identitas Jules sangat rumit? Ada yang ingin membunuhnya?”Claire terbengong melongo. Jerry meletakkan sendok garpunya. “Aku yang ingin menukar peran sama dia. Awalnya, peran itu memang seharusnya adalah peran Jules. Dia ingin menukarnya dengan teman lain, tapi teman itu nggak ingin melakoninya. Itulah sebabnya aku membantunya.”Jessie menatap Jerry dengan kebingungan. “Memangnya apa identitas Kak Jules? Kenapa ada yang ingin membunuhnya?”Jerry tidak berbicara. Jika dia mengatakannya, bukankah mereka akan tahu Jerry telah menguping pembicaraan orang tuanya?Claire menatap mereka dengan tersenyum. “Setelah keluarganya menyelesaikan masalah itu, kalian bisa main bersama lagi.”Jessie bertanya, “Apa dia akan dalam bahaya?”Claire mengerutk
Claire meletakkan laporan keuangan ke atas meja, lalu menatap Widya. “Aku sudah memutuskan untuk membuka dua cabang baru.”Widya merasa syok. “Kamu ingin menjadikan Soulna menjadi bisnis waralaba?”Claire mengangguk. “Bisnis waralaba di seluruh dunia. Setelah Soulna stabil di dalam negeri, kita bisa mengekspansi pasar ke luar negeri.”Pemikiran awal Claire akan menjadikan Soulna sebagai merek perhiasan nomor satu di dunia. Sekarang Claire telah berubah pikiran. Dia bukan hanya ini nama Soulna terkenal di luar negeri, dia juga ingin mengekspansi Soulna sampai ke luar negeri.Widya pun tersenyum. “Aku percaya kamu pasti akan berhasil.” Widya menyemangatinya. “Aku ingin terus bekerja di sini dan menyaksikan bagaimana Soulna bisa ke kancah internasional. Kelak, nggak akan ada lagi yang mengatakan perusahaan kita itu perusahaan kecil.”Claire pun tersenyum. “Akhirnya aku mengerti kenapa Paman Fendra memilihmu menjadi asistennya. Alangkah bagusnya jika semua orang bisa bersemangat sepertimu.
Gina tersenyum. “Kamu merendah sekali. Aku hanya memberimu suplai pemasok saja. Mengenai Tuan Javier, kalau kamu mengandalkannya, merek Soulna pasti sudah bertaraf internasional.”Gina menepuk-nepuk punggung tangan Claire. “Nenek yakin sama kamu. Kamu berkompeten dan juga merendah. Sungguh berbeda dengan desainer hebat yang pernah kujumpai. Ada banyak desainer merasa arogan setelah tenar. Tentu saja, mereka mengorbankan jerih payah mereka untuk menikmati kemewahan. Meski mereka arogan, setidaknya mereka juga bisa membuktikan keberhasilan mereka sendiri.”“Sangatlah langka jika ada yang bisa merendah setelah seseorang memiliki nama, kedudukan, dan kekuasaan. Jadi, Claire setelah kamu tenar nanti, jangan lupa untuk merendah.”Claire menatap Gina, lalu tersenyum sembari mengangguk.Selesai minum bersama Gina, Claire mendorong kursi rodanya keluar ruangan. Pengawal wanita dan asisten wanitanya pun mengikuti di belakang mereka.“Nek, apa kamu sudah lama kenal Pak Andreas?” Sebenarnya ada tu
Seandainya mereka saling mencintai, kenapa ibunya Andreas tidak menyukai putranya sendiri? Jangan-jangan dia bisa menikah dengan Tetua Keluarga Tanzil juga demi keuntungan?Namun jika ibunya Andreas mengharapkan kekayaan Keluarga Tanzil, dia seharusnya malah akan menyayangi putranya. Jika dia bisa membantu putranya untuk mewarisi kekuasaan Keluarga Tanzil, bukankah dia juga akan kecipratan rezeki?Sebelumnya Javier malah berkata, ibunya Andreas tidak menyukai putranya dan tidak ingin putranya mewarisi kekuasaan Keluarga Tanzil.Seandainya ibunya Andreas menguasai kekuasaan Keluarga Tanzil. Itu berarti semua keputusan berada di tangannya. Wanita seperti apa yang akan begitu ambisi? Memonopoli harta kekayaan suami yang telah meninggal, bahkan ingin menghabisi keturunan Keluarga Tanzil?Gina menggeleng. “Saling cinta atau tidak, aku juga tidak jelas. Tapi setahuku, setelah istrinya Tetua Keluarga Tanzil memegang kuasa, internal Keluarga Tanzil menjadi sangat kacau. Aku cuma bisa mengataka
Andreas menggigit bibirnya, lalu meletakkan anak panah di tangannya. “Kenapa kamu merasa aku mengetahuinya?”Javier tersenyum. “Meski kamu tidak tahu, seharusnya ibumu tahu, ‘kan? Bukankah dia berasal dari Yanno Timur?”Kali ini Andreas tidak berbicara.Javier menyandarkan tubuhnya ke bangku, lalu mengetuk meja. “Sebenarnya kamu curiga ada mata-mata ibumu di sisimu? Aku rasa tidak mungkin kamu tidak mengetahuinya?”Beberapa saat kemudian, Andreas pun tersenyum. Dia menegakkan tubuhnya, lalu menatap Javier. “Masalah ini tidak gampang untuk diatasi.”“Meski kamu tahu semua ini ulah ibumu, kamu juga tidak mungkin turun tangan terhadapnya. Wajar kamu merasa masalah ini sulit untuk diatasi.”Javier melihatnya. Andreas dan Javier bertatapan sejenak. Kemudian, Andreas berkata dengan masam, “Aku hanya ingin tahu kenapa dia bisa membenciku. Hanya itu saja.”“Masalah ini seharusnya mulai diselidiki dari Keluarga Tanzil. Kalau bukan karena dia memiliki dendam kesumat terhadap Keluarga Tanzil, man
Satunya kelihatan pemalu, sedangkan satunya lagi kelihatan sangat percaya diri.Claire mengerutkan keningnya, lalu spontan bergumam, “Untuk apa Javier menyelidikinya?”Claire meletakkan dokumen itu. Tetiba ada selembar kertas yang jatuh dari dalam sana. Claire memungut kertas itu, lalu membacanya. Ekspresi syok langsung terlukis di wajahnya.“Apa yang lagi kamu lihat?”Entah sejak kapan Javier berada di depan pintu. Claire mengembalikan dokumen itu. “Aku lagi lihat hasil penyelidikanmu.”Javier meletakkan jas yang digantung di atas lengan ke atas kursi, lalu berjalan ke sisi Claire. “Apa kamu juga tertarik dengan orang ini?”Claire tertegun sejenak, lalu menatap raut wajah Javier yang agak serius. Dia pun spontan tersenyum. “Kamu lagi fitnah aku?”Javier mendekatinya. “Jadi, kenapa kamu melihatnya? Apa kamu merasa dia lebih tampan daripada aku?”Claire mengulurkan tangan untuk memeluknya. Jari tangannya menoel hidung Javier. “Tentu saja suamiku lebih ganteng.”Javier menggenggam telapa
Jules menunduk. Belum sempat Jessie berbicara, tetiba muncul seorang wanita di dekat tangga. “Tuan Jules.”Jules memalingkan kepalanya melihat wanita yang berjalan ke sisinya. Dia mengerutkan keningnya menatap si wanita.Si wanita pun tersenyum. “Pak Andreas suruh aku untuk menjemputmu.”Jules meningkatkan kewaspadaannya. Dia spontan menggeser Jessie ke belakangnya. “Aku tidak pernah bertemu kamu sebelumnya.”Si wanita tersenyum. “Tuan Jules memang pintar. Sebenarnya aku mendapat perintah dari nenek buyutmu.”Saat ini Jessie berjalan maju. “Kamu pasti penipu. Paman Andreas nggak akan suruh orang untuk jemput Jules. Dia akan jemput Jules sendiri.”“Jessie, kamu pulang dulu.” Jules menarik Jessie ke belakang.Raut wajah Jessie menjadi serius. “Nggak boleh! Kamu dalam bahaya. Kamu harus pulang sama aku.”Sepertinya si wanita telah kehilangan kesabarannya. “Tuan Jules, jangan persulit aku.”Saat Jules hendak pergi bersamanya, tetiba Jessie berkata, “Aku pergi bersamamu.”Jules merasa kaget