Gina tersenyum. “Kamu merendah sekali. Aku hanya memberimu suplai pemasok saja. Mengenai Tuan Javier, kalau kamu mengandalkannya, merek Soulna pasti sudah bertaraf internasional.”Gina menepuk-nepuk punggung tangan Claire. “Nenek yakin sama kamu. Kamu berkompeten dan juga merendah. Sungguh berbeda dengan desainer hebat yang pernah kujumpai. Ada banyak desainer merasa arogan setelah tenar. Tentu saja, mereka mengorbankan jerih payah mereka untuk menikmati kemewahan. Meski mereka arogan, setidaknya mereka juga bisa membuktikan keberhasilan mereka sendiri.”“Sangatlah langka jika ada yang bisa merendah setelah seseorang memiliki nama, kedudukan, dan kekuasaan. Jadi, Claire setelah kamu tenar nanti, jangan lupa untuk merendah.”Claire menatap Gina, lalu tersenyum sembari mengangguk.Selesai minum bersama Gina, Claire mendorong kursi rodanya keluar ruangan. Pengawal wanita dan asisten wanitanya pun mengikuti di belakang mereka.“Nek, apa kamu sudah lama kenal Pak Andreas?” Sebenarnya ada tu
Seandainya mereka saling mencintai, kenapa ibunya Andreas tidak menyukai putranya sendiri? Jangan-jangan dia bisa menikah dengan Tetua Keluarga Tanzil juga demi keuntungan?Namun jika ibunya Andreas mengharapkan kekayaan Keluarga Tanzil, dia seharusnya malah akan menyayangi putranya. Jika dia bisa membantu putranya untuk mewarisi kekuasaan Keluarga Tanzil, bukankah dia juga akan kecipratan rezeki?Sebelumnya Javier malah berkata, ibunya Andreas tidak menyukai putranya dan tidak ingin putranya mewarisi kekuasaan Keluarga Tanzil.Seandainya ibunya Andreas menguasai kekuasaan Keluarga Tanzil. Itu berarti semua keputusan berada di tangannya. Wanita seperti apa yang akan begitu ambisi? Memonopoli harta kekayaan suami yang telah meninggal, bahkan ingin menghabisi keturunan Keluarga Tanzil?Gina menggeleng. “Saling cinta atau tidak, aku juga tidak jelas. Tapi setahuku, setelah istrinya Tetua Keluarga Tanzil memegang kuasa, internal Keluarga Tanzil menjadi sangat kacau. Aku cuma bisa mengataka
Andreas menggigit bibirnya, lalu meletakkan anak panah di tangannya. “Kenapa kamu merasa aku mengetahuinya?”Javier tersenyum. “Meski kamu tidak tahu, seharusnya ibumu tahu, ‘kan? Bukankah dia berasal dari Yanno Timur?”Kali ini Andreas tidak berbicara.Javier menyandarkan tubuhnya ke bangku, lalu mengetuk meja. “Sebenarnya kamu curiga ada mata-mata ibumu di sisimu? Aku rasa tidak mungkin kamu tidak mengetahuinya?”Beberapa saat kemudian, Andreas pun tersenyum. Dia menegakkan tubuhnya, lalu menatap Javier. “Masalah ini tidak gampang untuk diatasi.”“Meski kamu tahu semua ini ulah ibumu, kamu juga tidak mungkin turun tangan terhadapnya. Wajar kamu merasa masalah ini sulit untuk diatasi.”Javier melihatnya. Andreas dan Javier bertatapan sejenak. Kemudian, Andreas berkata dengan masam, “Aku hanya ingin tahu kenapa dia bisa membenciku. Hanya itu saja.”“Masalah ini seharusnya mulai diselidiki dari Keluarga Tanzil. Kalau bukan karena dia memiliki dendam kesumat terhadap Keluarga Tanzil, man
Satunya kelihatan pemalu, sedangkan satunya lagi kelihatan sangat percaya diri.Claire mengerutkan keningnya, lalu spontan bergumam, “Untuk apa Javier menyelidikinya?”Claire meletakkan dokumen itu. Tetiba ada selembar kertas yang jatuh dari dalam sana. Claire memungut kertas itu, lalu membacanya. Ekspresi syok langsung terlukis di wajahnya.“Apa yang lagi kamu lihat?”Entah sejak kapan Javier berada di depan pintu. Claire mengembalikan dokumen itu. “Aku lagi lihat hasil penyelidikanmu.”Javier meletakkan jas yang digantung di atas lengan ke atas kursi, lalu berjalan ke sisi Claire. “Apa kamu juga tertarik dengan orang ini?”Claire tertegun sejenak, lalu menatap raut wajah Javier yang agak serius. Dia pun spontan tersenyum. “Kamu lagi fitnah aku?”Javier mendekatinya. “Jadi, kenapa kamu melihatnya? Apa kamu merasa dia lebih tampan daripada aku?”Claire mengulurkan tangan untuk memeluknya. Jari tangannya menoel hidung Javier. “Tentu saja suamiku lebih ganteng.”Javier menggenggam telapa
Jules menunduk. Belum sempat Jessie berbicara, tetiba muncul seorang wanita di dekat tangga. “Tuan Jules.”Jules memalingkan kepalanya melihat wanita yang berjalan ke sisinya. Dia mengerutkan keningnya menatap si wanita.Si wanita pun tersenyum. “Pak Andreas suruh aku untuk menjemputmu.”Jules meningkatkan kewaspadaannya. Dia spontan menggeser Jessie ke belakangnya. “Aku tidak pernah bertemu kamu sebelumnya.”Si wanita tersenyum. “Tuan Jules memang pintar. Sebenarnya aku mendapat perintah dari nenek buyutmu.”Saat ini Jessie berjalan maju. “Kamu pasti penipu. Paman Andreas nggak akan suruh orang untuk jemput Jules. Dia akan jemput Jules sendiri.”“Jessie, kamu pulang dulu.” Jules menarik Jessie ke belakang.Raut wajah Jessie menjadi serius. “Nggak boleh! Kamu dalam bahaya. Kamu harus pulang sama aku.”Sepertinya si wanita telah kehilangan kesabarannya. “Tuan Jules, jangan persulit aku.”Saat Jules hendak pergi bersamanya, tetiba Jessie berkata, “Aku pergi bersamamu.”Jules merasa kaget
Pada akhirnya, Jules diangkat si pengawal, lalu dibawa ke dalam vila.Di dalam ruangan, tampak seorang wanita beruban di dalam layar monitor. Dia tampak sedang menyisir anjing pomerania di dalam pelukannya.Si wanita berjalan ke dalam ruangan, lalu berdiri di depan komputer. Wanita yang berdiri di samping laptop itu tak lain adalah Jolin.Wanita memberi hormat ke depan layar. “Bu, kami sudah berhasil membawa Tuan Muda. Hanya saja, ada seorang anak perempuan yang mengikutinya. Dengar-dengar latar belakang anak perempuan itu tidak sederhana.Gerakan tangan Lidora yang sedang mengusap anjingnya berhenti. Dia mengangkat kepalanya menunjukkan ekspresi dingin. “Apa latar belakang gadis itu?”Wanita itu menggeleng, lalu mengatakan anak perempuan itu adalah teman satu sekolah Jules.Jolin mengerutkan keningnya. “Dia adalah putri dari Tuan Javier. Kenapa kamu bawa dia kemari?”Si wanita merasa syok. “Aku … aku nggak tahu identitasnya. Dia yang bersikeras ingin mengikuti Jules.”Saat Jolin henda
Tetiba Javier menerima panggilan dari Andreas. Andreas bertanya, “Jules dan putrimu dibawa pergi?”Javier menggertakkan giginya. “Semuanya sudah terlambat kalau menunggu kabar darimu. Sekarang mereka berada di Pelabuhan Kandara.”Andreas bergumam, “Pelabuhan Kandara ….” Akhirnya dia mengerti. “Celaka, mereka ingin membawa anak-anak ke area kekuasaan Keluarga Ozara.”…Dalam kondisi kacau, Jessy berlari menyelundup ke dalam vila. Dia bersembunyi di balik dinding, tampak dua orang pengawal membawa Jules berjalan keluar vila.Melihat Jules hendak dibawa pergi oleh mereka, Jessie pun merasa panik. Entah apa yang harus dia lakukan? Pada saat ini, Jessie tidak menyadari ada yang sedang mendekatinya dari belakang.Dalam sesaat, Jules mendengar suara jeritan Jessie. Dia membalikkan tubuhnya, lalu tampak seorang lelaki berpakaian hitam mengapit Jessie di bawah lengannya, kemudian membawanya keluar.Jessie tak berhenti meronta. Namun apa daya, kekuatan Jessie tidak sanggup menandinginya.“Dasar
Claire meremas tasnya dengan erat. Tatapannya kelihatan semakin galak lagi. “Apa kamu tahu Jolin adalah mata-mata ibumu?”“Tahu.”“Jadi, kamu biarkan anak-anak dalam bahaya?”Beberapa saat kemudian, Andreas mengangkat kepalanya untuk melihat Claire. “Bu Claire, semuanya bukan di bawah kendaliku. Awalnya aku hanya mencurigai Jolin saja, aku tidak yakin dia adalah mata-mata ibuku. Masalah pada hari Natal itu memang adalah perangkapku. Sejak saat itu, aku baru memastikan semua itu berhubungan dengan Jolin.”“Aku akui aku bisa melibatkan Javier dalam masalah ini karena dia cukup berkuasa di ibu kota. Dengan adanya campur tangan Keluarga Fernando, mereka pasti tidak akan berani sembarangan bergerak. Hanya saja, aku sungguh tidak menyangka mereka akan turun tangan secara mendadak, bahkan membawa anak ke area Andes.”Andreas juga buka maha tahu. Dia juga ingin menjamin keselamatan semua orang. Hanya saja, semua tindakan mereka hari ini di luar dugaan Andreas. Dia mengutus orang untuk memantau
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di