Cherry membangkitkan tubuhnya dengan lemas, lalu pergi membukakan pintu.“Cherry, kenapa kamu nggak angkat telepon ….” Saat Candice ingin perhitungan dengan Cherry, tatapannya tertuju pada leher Cherry. Kedua matanya spontan terbelalak.Cherry menguap. “Aku bikin mode diam. Jadi, nggak keangkat, deh.”Menyadari Candice terus menatap bagian lehernya, Cherry pun menunduk dan mengusapnya. “Kamu lagi ngapain?”Candice mengangkat tangan dan menunjuknya. “Kerjaan siapa?”Awalnya Cherry merasa syok. Ketika kepikiran gambaran semalam, dia spontan menutup leher dan juga pintu, membiarkan Candice di luar sana.Candice kembali menekan pintu bel. “Cherry, jelaskan sama aku! Apa kamu menyembunyikan lelaki di dalam rumahmu!”Cherry berlari ke kamar mandi untuk becermin. Wajahnya seketika merona. Dia pun menutup wajahnya.Kenapa Cahya sadis sekali?Di Perusahaan Soulna.Claire dan Widya sedang membahas pekerjaan. Pada saat ini, terdengar suara Candice dari koridor. “Claire, aku sedih sekali.”Claire
“Bagaimanapun, Keluarga Tanzil telah membesarkan ibuku,” balas Javier dengan datar. Dia memang tidak menyukai Keluarga Tanzil, tapi dia masih mengingat budi mereka.Kening Cecilia tampak berkerut. “Aku tidak jelas dengan masalah Keluarga Tanzil. Tapi Kata Benn, Keluarga Tanzil sedang disibukkan dengan masalah pewaris mereka.”Javier juga mengernyitkan keningnya. “Bukankah Keluarga Tanzil hanya punya satu pewaris?”Cecilia mengatakan, Tetua Keluarga Tanzil memiliki dua anak laki-laki, tapi mereka dilahirkan dari istri yang berbeda. Anak dari mantan istrinya bernama Loman Tanzil, ayah kandung dari Hengky Tanzil. Setelah mantan istrinya meninggal, dia menikahi wanita yang umurnya sebaya dengan putra sulungnya, barulah ada Andreas.Itulah sebabnya Andreas hanya lebih tua delapan tahun daripada keponakannya, Hengky. Pewaris Keluarga Tanzil seharusnya adalah cucu sulung dari Loman Tanzil, Jules Tanzil.Namun, ibunya Andreas, istrinya Tetua Keluarga Tanzil, tidak ingin mewarisi kedudukan itu
Jules mendengus dingin. “Semua-semua suruh ketua kelas. Jadi, apa tugasmu sebagai wakil ketua kelas?”Jerry langsung berdiri sembari menopang kedua tangan di atas meja. Di saat dia hendak memaki, sebatang kapur dilempar mengenai belakang kepalanya.Jessie melihatnya sambil berkacak pinggang. “Kak, kamu jangan malas-malasan. Kami semua juga lagi bantu.”Teman-teman yang lain tidak berani meminta bantuan Jerry. Hanya saja, berbeda dengan Jessie.Jerry berdecak, lalu mengambil dekorasi dari atas meja. Dia membelalaki Jules, lalu berkata, “Iya, bukannya cuma gantung saja?”Lisa yang berdiri di samping Jessie pun tersenyum. “Jangan-jangan kakakmu masih kesal karena nggak terpilih menjadi ketua kelas?”Sebelum Jules pindah sekolah, Jerry adalah ketua kelas di kelas ini. Selain itu, nilainya selalu berada di peringkat pertama, tidak ada yang bisa menandinginya.Namun semuanya berubah sejak kedatangan Jules. Jerry pun selalu mendapat peringkat dua. Itulah sebabnya Jerry dan Jules bisa menjadi
“Kak Jules, apa lenganmu baik-baik saja?”Melihat adiknya berlari pergi memperhatikan Jules, ujung bibir Jerry pun berkedut. Oke! Bagus!Jules tersenyum kepadanya. “Aku baik-baik saja.”Jessie menunduk. “Terima kasih sudah menyelamatkan kakakku. Kata Ibu, kami harus menikahi orang yang menyelamatkan kami. Kamu sudah menyelamatkan Kak Jerry, setelah dia besar nanti, kalian bisa menikah.”Jules kehabisan kata-kata.Jerry sungguh ingin muntah darah saat ini. Dia segera menarik adiknya, lalu menutup mulutnya. “Apa kamu gila? Aku itu anak laki-laki, dia juga anak laki-laki. Mana mungkin kita menikah?”Jessie memiringkan kepalanya, lalu bertanya, “Lelaki sama lelaki nggak boleh, ya?”Keduanya menjawab dengan serempak, “Nggak boleh!”Jerry dan Jules saling bertukar pandang. Keduanya mendengus, lalu memalingkan kepalanya.Jessie kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Oh ya, bukannya ada dua orang yang memegang tangga? Kenapa mereka malah melepaskan tangan mereka?”Jules menatap mereka tanpa bersua
Baru saja Claire mengantar Izza ke bandara, dia pun menerima panggilan dari Cherry.Claire mengangkat panggilan. Belum sempat dia berbicara, terdengar suara ricuh dari ujung telepon. Ada suara Cherry dan juga suara lelaki yang sedang mengancam.Claire seketika merasa kondisi tidaklah bagus. Tetiba panggilan pun diakhiri.Claire kembali menelepon, tetapi telepon sudah dalam keadaan tidak aktif. Claire menyadari sesuatu, lalu segera menghubungi Roger.Di sisi lain, Kenzi menendang ponsel Cherry. Ponsel membentur dinding. Alhasil, layar ponsel retak. Ponsel pun tidak bisa digunakan lagi.Kenzi berjalan maju untuk menjambak rambut Cherry, memaksa Cherry untuk bertatapan dengannya. “Berani telepon! Memangnya kamu ingin diselamatkan siapa? Kedua wanita waktu itu?”Raut wajah Cherry berubah pucat. Kulit kepalanya terasa sakit lantaran dijambak. “Apa kamu nggak takut ayahku akan mengetahuinya?”“Ayahmu?” Kenzi tertawa. Raut wajahnya tampak muram. “Sekarang ayahmu sudah mundur dari pemerintah.
Claire sungguh merasa geram. Dia mengangkat vas bunga di meja, hendak menghantamkannya. Namun, langkahnya langsung dihalangi oleh Roger. “Nyonya, jangan sampai memakan korban jiwa.”Claire tersenyum sinis. “Orang seperti ini pantas mati.”“Setelah dia mati, kamu pun akan terlibat dalam masalah ini. Jangan sampai kamu terlibat dalam kasus pembunuhan. Serahkan dia kepadaku. Kamu jaga Nona Cherry saja.” Roger tahu Claire telah kehilangan akal sehatnya. Seandainya Roger tidak menghalanginya, sepertinya dia benar-benar akan menghantam Kenzi dengan vas bunga.Saat ini, Claire baru menenangkan dirinya. Dia melempar vas bunga, lalu berjalan ke sisi Cherry. Cherry memeluk pakaiannya yang compang-camping meringkuk di sofa. Tubuhnya tampak gemetar.Claire langsung membungkus tubuhnya dengan jas, lalu membawanya keluar ruangan. Claire pun berkata dengan nada rendah, “Sekarang semuanya sudah baik-baik saja.”Kedua kaki Cherry terasa lemas. Wajahnya juga kelihatan sangat pucat. Meski dia sudah berha
Kenzi tertegun dan tidak berbicara.Claire menunduk untuk melihat kukunya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Sepertinya salah nggak membiarkan kalian di penjara seumur hidup.”Raut wajah Kenzi langsung berubah. Dia mengira Claire adalah orang yang membantu Cherry waktu itu. “Masalah waktu itu … semua itu jebakan Karen. Kami semua juga sudah dibohonginya.”Claire mengangkat kepala untuk melihatnya. Dia menatap Kenzi dengan emosi. “Aku akui, aku hanya ingin melampiaskan emosiku saja. Awalnya aku ingin cari Karen, memeras uang darinya. Bagaimanapun juga, dia yang membuat kami di penjara. Siapa sangka wanita itu malah mati, jadi aku terpaksa ….”Claire menyipitkan matanya. Tatapannya sangatlah tajam. “Karen meninggal karena uang. Jangan-jangan uang itu untuk diberikan kepada kalian?”Ucapan Kenzi mulai terbata-bata. “Aku … aku memang minta uang sama dia. Tapi masalah kematiannya nggak ada hubungannya sama aku. Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa mati.”“Kamu minta berapa?”“Seratus mili
Setelah mendengar ada suara buka pintu, Javier pun mengangkat kepalanya. “Sudah pulang.”Claire duduk di sampingnya, lalu menyandarkan kepala di atas pundaknya. Dia kelihatan sangat capek saat ini. Dia pun hanya mengiakan saja.Javier mengusap kepalanya. “Bukannya semua sudah diatasi?”“Iya.” Claire menunduk. “Hukumanku terlalu berat. Sepertinya aku semakin jahat saja.”Javier memalingkan kepala untuk melihatnya. Dia pun tersenyum. “Apa aku tidak jahat?”Claire menyandarkan dagu di atas pundak Javier, lalu mengangkat kepala untuk melihat Javier. “Jadi, aku dapat warisan dari kamu?”Javier mengecupnya, lalu meraba pipinya. “Kamu sudah mengatasinya dengan sangat bagus.”Setelah hukuman itu, Kenzi diantar ke rumah sakit. Sejak itu, dia mulai jijik dengan masalah sejenis itu, dia bahkan tidak berminat lagi.Ketika Cherry mengetahui masalah itu, dia juga tidak berencana untuk menggugat mereka lagi. Kenzi pun meninggalkan ibu kota setelah keluar rumah sakit.Claire bertanya kenapa Cherry mal