Hari sudah sore ketika Claire tiba di Kediaman Adhitama. Awalnya dia sungguh malas untuk makan di rumah, tetapi dia tidak mungkin menolak permintaan Nenek Gabriana.Ketika memasuki vila, terdengar suara riang di dalam ruang tamu. Kayla yang sedang duduk di samping Gabriana menyadari kedatangan Claire, dia pun terkejut sejenak, lalu berdiri dengan tersenyum. “Claire, kamu sudah pulang, ya?”Gabriana melihat Claire, lalu mengamatinya. “Sudah bertahun-tahun kita tidak ketemu, kamu semakin mirip dengan ibumu saja.”Imelda dan beberapa pelayan menyajikan masakan ke atas meja. Dia pun memanggil, “Ibu, makan malamnya sudah selesai dimasak.”Gabriana berjalan dengan dipapah oleh Kayla. Saat melewati sisi Claire, dia pun berkata, “Mari kita sekeluarga makan bersama.”Sekeluarga?Claire pun tersenyum sinis.Saat di ruang tamu, selain Imelda dan putrinya, Claire tidak menemukan batang hidung ayahnya. Claire pun duduk, lalu menatap bangku kosong. “Apa Ayah lagi nggak di rumah?”“Dia tidak lapar. K
“Oh? Dulu Javier juga pernah makan di rumah?” Kali ini Gabriana tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya lagi.Javier Fernando, tokoh terkemuka di ibu kota! Siapa orang di Kota Jimbar yang tidak mengenalnya? Seandainya ada anggota Keluarga Adhitama bisa menikah dengan Keluarga Fernando, bukankah hidup mereka akan makmur?Imelda pun tersenyum. “Ibu, memang benar seperti itu, tapi sekarang Javier lagi banyak kerjaan. Dia pasti tidak bisa ke sini.”“Kalau kalian nggak telepon, gimana caranya kalian tahu dia nggak bisa datang?” Claire pun tersenyum sinis.Imelda menatapnya dengan kesal. “Claire, kamu jangan cari masalah.” Imelda tidak akan mengizinkan Claire untuk membuat onar.Melihat Imelda dan Kayla yang begitu gugup, sepertinya mereka sungguh takut Javier benar-benar akan datang ke rumah. Seandainya kebohongan mereka terbongkar, sepertinya mereka tidak sanggup untuk menjelaskannya kepada Gabriana.Baru saja Claire hendak berkata sesuatu, dia menerima sebuah pesan masuk. Orang yang men
“Ibu ….”Jessie langsung berlari ke hadapan Claire. Dia mengangkat kepalanya, lalu tersenyum kepada ibunya. “Ibu, Ibu, apa benar kelak kita akan tinggal bersama Ayah?”Claire tidak berbicara hanya melihat lelaki di sampingnya. Semua itu juga bukan keinginannya!Javier membungkukkan tubuhnya untuk menggendong Jessie. “Iya, kelak kalian akan tinggal bersama Ayah.”Melihat ketiga bocah cilik berseru kegirangan, Claire yang berdiri di samping pun mengerutkan kening, lalu memalingkan wajahnya. Namun jujur saja, Claire tidak pernah melihat mereka bertiga segembira ini.Roger yang berdiri di samping Herman juga tidak menyangka Tuan Javier akan berhasil menaklukkan tiga anak dan juga ibu dari anak-anak itu. Selama ini, dia mengira Nona Kayla-lah adalah calon istri dari Javier.Semuanya sungguh di luar dugaan!Herman memalingkan kepalanya, lalu bertanya pada Roger, “Jadi, wanita ini sudah pasti akan menjadi calon nyonya rumah ini?”Roger pun menatapnya. “Sudah pasti! Wanita dari Keluarga Adhita
Menyadari Javier tidur di sampingnya, Claire bagai burung hantu saja, langsung membuka kedua matanya, lalu meningkatkan kewaspadaannya.Namun, setelah si lelaki berbaring ke atas ranjang, Claire tidak kedengaran gerak-gerik apa pun. Beberapa saat kemudian, Claire mulai membalikkan kepalanya. Tampak si lelaki sedang tidur dengan membelakanginya.Dengan jarak mereka berdua ini, sepertinya masih ada satu orang yang bisa tidur di tengah-tengah double bed mereka. Kali ini, Claire pun mulai merasa lega. Hanya saja, dia masih tidak berani menurunkan kewaspadaannya. Entah sudah berapa lama dia berjaga-jaga, dia pun ketiduran.Tiba-tiba Javier disadarkan oleh pukulan sebuah tangan. Dia mengerutkan keningnya, lalu membalikkan tubuhnya dan tampak si wanita tidur dengan lasak. Bahkan selimut juga sudah ditendangnya.Javier mengusap keningnya. Ternyata pose tidur wanita ini bagai seorang lelaki saja. Javier menurunkan tangan Claire. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu dan kedua matanya terus tertuju pa
Mobil telah berhenti di depan Perusahaan Jeewan. Fendra dan Claire menuruni mobil, lalu berjalan ke dalam lobi.Perusahaan Jeewan adalah industri perhiasan terbesar di Negara Makronesia, menduduki peringkat sepuluh besar di dalam negeri, bahkan menempati posisi penting di dunia perhiasan. Jika ingin menduduki posisi tinggi di dunia perhiasan, bekerja sama dengan Perusahaan Jeewan adalah pilihan yang tepat.Banyak bahan perhiasan yang dimonopoli oleh Perusahaan Jeewan. Mereka memiliki berlian serta batu giok yang tidak bisa dibeli di tempat lain.Namun banyak perusahaan yang tidak sanggup menerima persyaratan dan harga yang dibuka oleh Perusahaan Jeewan, mereka pun tidak berhasil bekerja sama dengan Perusahaan Jeewan.Fendra berjalan ke sisi meja resepsionis. Setelah resepsionis memastikan identitas tamu, dia baru membawa mereka ke ruang tamu. Saat ini, masih ada dua orang lainnya yang sedang duduk di ruang tamu. Sepertinya mereka berasal dari perusahaan lain.“Silakan duduk sebentar.”
Jika dibandingkan, jujur saja putrinya lebih menjengkelkan daripada ayahnya.Fendra tersenyum dengan tidak berdaya. “Sepertinya tujuan kedatangan Nona Noni hari ini juga sama seperti kita.”“Iya, sepertinya dia juga ingin mendapatkan suplai dari Perusahaan Jeewan.” Claire mengerutkan keningnya.Ketika membahas hal ini, Fendra jadi merasa agak gugup. “Entah persyaratan apa yang akan dibuka Perusahaan Jeewan, sepertinya uang 16 miliar tidaklah cukup.”Bagaimanapun juga, Perusahaan Jeewan adalah satu-satunya perusahaan yang berkualifikasi untuk bekerja sama dengan Kota Betorlee. Perusahaan Jeewan pasti telah menghabiskan banyak dana dalam memonopoli suplai dari luar negeri.Setelah mereka menunggu sekitar satu jam, tampak seorang karyawan berdiri di depan pintu. “Maaf, kata dirut kami, berhubung kalian adalah studio yang baru didirikan dan bahkan belum ada produk yang pernah dipasarkan, dirut kami juga tidak bisa menilai performa perusahaan kalian. Jadi, dia ingin kalian menstabilkan stud
Mereka tidak melakukan keonaran dan juga tidak melakukan apa-apa, hanya saja perusahaan mereka masih baru. Seandainya Perusahaan Jeewan mengusir mereka, bukankah akan menciptakan kesempatan untuk diterpa gosip yang akan mencemarkan nama perusahaan. Nantinya Perusahaan Jeewan malah dicap meremehkan perusahaan baru?“Biarkan mereka saja.”Satu jam kemudian, karyawan perempuan kembali untuk membuat laporan. Gina juga tidak meladeninya.Hingga sore harinya, karyawan itu datang lagi, sepertinya mereka berencana untuk menginap di perusahaan. “Mereka masih belum pergi dan memesan makanan dari luar. Sepertinya mereka tidak berencana untuk pulang.”Mereka bisa menunggu, bukan berarti Perusahaan Zeewan bisa menunggu.Gina memutar kursi rodanya. “Bawa aku untuk ketemu mereka.”Sepertinya Gina telah meremehkan kegigihan karyawan perusahaan baru itu. Mungkin karena begitu, Gina baru penasaran terhadap mereka. Dia juga penasaran seberapa percaya dirinya perusahaan perhiasan yang baru dirintis itu!“
Selesai berbicara, Claire berjalan ke sisi Gina, lalu berjongkok di hadapannya. Dia mengangkat kepalanya, lalu berkata dengan tersenyum, “Perusahaan Jeewan bisa memonopoli pasar tanzanite juga karena merasa tanzanite memiliki ruang untuk berkembang, ‘kan? Sepertinya kita sepemikiran?”“Dari seluruh pasar perhiasan di Negara Makronesia, jarang sekali ada perhiasan yang menggunakan tanzanite. Anak muda zaman sekarang juga tidak paham seberapa indahnya tanzanite. Apa gunanya jika tanzanite hanya untuk disimpan saja?”Gina menatap tatapan tulus gadis muda di hadapannya. Selama beberapa tahun ini, memang ada banyak orang yang memohon untuk disuplai tanzanite, tetapi orang-orang itu tidak menyadari betapa bagusnya tanzanite, mereka semua hanya merasa tanzanite sangatlah langka.Masa penggalian tanzanite juga memiliki batas waktu tertentu. Dalam beberapa puluh tahun mendatang, mungkin tidak akan ditemukan tanzanite lagi. Pada saat itu, nilai koleksinya juga akan melampaui aqua marina.Barang