Menyadari Javier tidur di sampingnya, Claire bagai burung hantu saja, langsung membuka kedua matanya, lalu meningkatkan kewaspadaannya.Namun, setelah si lelaki berbaring ke atas ranjang, Claire tidak kedengaran gerak-gerik apa pun. Beberapa saat kemudian, Claire mulai membalikkan kepalanya. Tampak si lelaki sedang tidur dengan membelakanginya.Dengan jarak mereka berdua ini, sepertinya masih ada satu orang yang bisa tidur di tengah-tengah double bed mereka. Kali ini, Claire pun mulai merasa lega. Hanya saja, dia masih tidak berani menurunkan kewaspadaannya. Entah sudah berapa lama dia berjaga-jaga, dia pun ketiduran.Tiba-tiba Javier disadarkan oleh pukulan sebuah tangan. Dia mengerutkan keningnya, lalu membalikkan tubuhnya dan tampak si wanita tidur dengan lasak. Bahkan selimut juga sudah ditendangnya.Javier mengusap keningnya. Ternyata pose tidur wanita ini bagai seorang lelaki saja. Javier menurunkan tangan Claire. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu dan kedua matanya terus tertuju pa
Mobil telah berhenti di depan Perusahaan Jeewan. Fendra dan Claire menuruni mobil, lalu berjalan ke dalam lobi.Perusahaan Jeewan adalah industri perhiasan terbesar di Negara Makronesia, menduduki peringkat sepuluh besar di dalam negeri, bahkan menempati posisi penting di dunia perhiasan. Jika ingin menduduki posisi tinggi di dunia perhiasan, bekerja sama dengan Perusahaan Jeewan adalah pilihan yang tepat.Banyak bahan perhiasan yang dimonopoli oleh Perusahaan Jeewan. Mereka memiliki berlian serta batu giok yang tidak bisa dibeli di tempat lain.Namun banyak perusahaan yang tidak sanggup menerima persyaratan dan harga yang dibuka oleh Perusahaan Jeewan, mereka pun tidak berhasil bekerja sama dengan Perusahaan Jeewan.Fendra berjalan ke sisi meja resepsionis. Setelah resepsionis memastikan identitas tamu, dia baru membawa mereka ke ruang tamu. Saat ini, masih ada dua orang lainnya yang sedang duduk di ruang tamu. Sepertinya mereka berasal dari perusahaan lain.“Silakan duduk sebentar.”
Jika dibandingkan, jujur saja putrinya lebih menjengkelkan daripada ayahnya.Fendra tersenyum dengan tidak berdaya. “Sepertinya tujuan kedatangan Nona Noni hari ini juga sama seperti kita.”“Iya, sepertinya dia juga ingin mendapatkan suplai dari Perusahaan Jeewan.” Claire mengerutkan keningnya.Ketika membahas hal ini, Fendra jadi merasa agak gugup. “Entah persyaratan apa yang akan dibuka Perusahaan Jeewan, sepertinya uang 16 miliar tidaklah cukup.”Bagaimanapun juga, Perusahaan Jeewan adalah satu-satunya perusahaan yang berkualifikasi untuk bekerja sama dengan Kota Betorlee. Perusahaan Jeewan pasti telah menghabiskan banyak dana dalam memonopoli suplai dari luar negeri.Setelah mereka menunggu sekitar satu jam, tampak seorang karyawan berdiri di depan pintu. “Maaf, kata dirut kami, berhubung kalian adalah studio yang baru didirikan dan bahkan belum ada produk yang pernah dipasarkan, dirut kami juga tidak bisa menilai performa perusahaan kalian. Jadi, dia ingin kalian menstabilkan stud
Mereka tidak melakukan keonaran dan juga tidak melakukan apa-apa, hanya saja perusahaan mereka masih baru. Seandainya Perusahaan Jeewan mengusir mereka, bukankah akan menciptakan kesempatan untuk diterpa gosip yang akan mencemarkan nama perusahaan. Nantinya Perusahaan Jeewan malah dicap meremehkan perusahaan baru?“Biarkan mereka saja.”Satu jam kemudian, karyawan perempuan kembali untuk membuat laporan. Gina juga tidak meladeninya.Hingga sore harinya, karyawan itu datang lagi, sepertinya mereka berencana untuk menginap di perusahaan. “Mereka masih belum pergi dan memesan makanan dari luar. Sepertinya mereka tidak berencana untuk pulang.”Mereka bisa menunggu, bukan berarti Perusahaan Zeewan bisa menunggu.Gina memutar kursi rodanya. “Bawa aku untuk ketemu mereka.”Sepertinya Gina telah meremehkan kegigihan karyawan perusahaan baru itu. Mungkin karena begitu, Gina baru penasaran terhadap mereka. Dia juga penasaran seberapa percaya dirinya perusahaan perhiasan yang baru dirintis itu!“
Selesai berbicara, Claire berjalan ke sisi Gina, lalu berjongkok di hadapannya. Dia mengangkat kepalanya, lalu berkata dengan tersenyum, “Perusahaan Jeewan bisa memonopoli pasar tanzanite juga karena merasa tanzanite memiliki ruang untuk berkembang, ‘kan? Sepertinya kita sepemikiran?”“Dari seluruh pasar perhiasan di Negara Makronesia, jarang sekali ada perhiasan yang menggunakan tanzanite. Anak muda zaman sekarang juga tidak paham seberapa indahnya tanzanite. Apa gunanya jika tanzanite hanya untuk disimpan saja?”Gina menatap tatapan tulus gadis muda di hadapannya. Selama beberapa tahun ini, memang ada banyak orang yang memohon untuk disuplai tanzanite, tetapi orang-orang itu tidak menyadari betapa bagusnya tanzanite, mereka semua hanya merasa tanzanite sangatlah langka.Masa penggalian tanzanite juga memiliki batas waktu tertentu. Dalam beberapa puluh tahun mendatang, mungkin tidak akan ditemukan tanzanite lagi. Pada saat itu, nilai koleksinya juga akan melampaui aqua marina.Barang
Wajah Javier terlihat sangat tampan. Hanya saja, semua itu pasti hanyalah halusinasi!Javier mengangkat kepalanya untuk menatap Claire. “Kamu sudah pulang?”Claire menyimpan tatapannya, lalu masuk ke ruangan dengan memegang kontrak. “Kenapa Tuan Javier santai sekali?”“Dengar-dengar, kamu sudah menunggu setengah hari di Perusahaan Jeewan, baru bisa bertemu dengan Bu Gina?”“Jangan-jangan Tuan Javier pasang kamera CCTV di tubuhku?” Claire memeriksa pakaiannya. Dia pasti telah memasangnya!Javier menggigit bibir bawahnya, lalu berjalan ke sisinya dengan perlahan. “Kenapa kamu tidak bilang kamu berasal dari Grup Angkasa?”Jika Claire pergi membahas kontrak kerja sama dengan nama perusahaan barunya, sepertinya dia akan dipersulit oleh Gina. Sebab, mereka tidak mengetahui kemampuannya, mana mungkin mereka akan menyetujuinya?Namun, jika Claire menyebut nama Grup Angkasa, Perusahaan Jeewan pasti akan mempertimbangkannya. Modal besar yang dimiliki Grup Angkasa telah terpampang jelas di depan
Claire mengenakan kemeja putih kerah tinggi dipadukan dengan celana kulot panjang pinggang tinggi berwarna krim. Selain itu, tampak sepotong kain sutra diikat di bagian pinggangnya. Penampilan Claire kelihatan sederhana dan fesyen.Pelayan membawa mereka ke dalam ruangan VIP. Tampak ada dua pengawal berseragam hitam sedang berjaga di depan pintu.“Tuan Javier.” Pengawal mengangguk untuk memberi hormat, lalu membukakan pintu.Dekorasi ruangan terlihat sangat berkelas. Tampak seorang lelaki paruh baya sedang duduk di tengah-tengah meja. Lelaki yang penuh wibawa ini tak lain adalah ayahnya Javier.Sepertinya dari latar belakang Keluarga Fernando yang hebat ini, persyaratan mereka dalam memilih calon menantu pasti sangatlah tinggi? Setidaknya calon menantu mereka harus berasal dari keluarga kerajaan atau anak dari keluarga kaya raya.Javier merangkul pinggang langsung Claire, membawanya ke depan. “Ayah, aku sudah membawa menantumu kemari.”Claire pun tertegun.Steven terus mengamati Claire
“Paman, kamu nggak usah kasih hadiah, nggak usah hambur-hamburkan uang.” Claire segera berdiri. Dia sungguh tidak enak hati untuk mengambil hadiah dari tangan senior.Steven mengeluarkan sebuah kotak, lalu membukanya di hadapan Claire. “Aku tidak tahu apakah kamu menyukainya atau tidak.”Di dalamnya terdapat sebuah gelang giok dengan harga selangit. Claire mengamatinya dengan saksama dan dia pun terbengong. “Ini … bukankah ini Imperial Green Jade?”Kedua mata Steven langsung berkilauan. “Ternyata kamu memahami jenis giok?”Javier pun tersenyum. “Ayah, Claire adalah desainer perhiasan. Tentu saja dia paham.”“Ternyata begitu. Pantas saja, seleranya sangat bagus. Hanya saja, Imperial Green Jade sangatlah langka, ia adalah barang berharga dari Keluarga Fernando sekaligus mahar di saat pernikahan ibunya Javier. Sebelum dia meninggal, dia pernah mengatakan ingin mewarisi gelang ini kepada calon menantunya.”Mendengar ucapan Steven, Claire semakin tidak berani untuk menerimanya. “Paman, Impe
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me