Cherry menatap kamar jenazah dengan terbengong. Pikirannya seketika menjadi hampa. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Emm … nggak mungkin.”Karen telah meninggal? Cherry tidak bisa memercayainya. Mana mungkin wanita licik seperti dia akan meninggal secepat ini?Kapten Juno menatapnya. “Nona Cherry, apa kamu bisa melakukan konfirmasi?”Cherry tidak bersuara. Dia bersama Juno berjalan ke depan rak pendingin. Juno menarik rak nomor 16. Wajah wanita yang berbaring di dalam memang adalah Karen.Raut wajah Cherry yang awalnya syok berubah muram. Dia tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaannya saat ini.Beberapa saat kemudian, Cherry bersuara, “Aku akan beri tahu ayahku.”…Masalah kecelakaan Karen baru diketahui Claire setelah dua hari kejadian. Kabar itu pun didapat dari Javier.“Mendadak sekali?” Bahkan, Claire juga merasa syok. Bagaimanapun, dia kenal dengan wanita yang bernama Karen itu.Javier membalikkan majalah sembari mengangkat cangkir kopinya. “Kecelakaan selalu datang
Cahya spontan menangkap Cherry. Namun, lebih mirip seperti sedang memeluk Cherry saja. Wajah Cherry bersandar di atas pundak lebarnya. Rambutnya pun mengenai bagian leher Cahya.Cahya duduk tertegun di tempat. Dia menelan air liurnya, lalu menekan kepala Cherry.Seketika, Cherry menyandarkan kepalanya tidur di atas pundak Cahya. Napas hangat diembuskan ke bagian leher. Hati Cahya seketika terasa bergejolak.Cahya menghela napas tanda tidak berdaya. Dia menggendong Cherry ke dalam kamar, lalu membaringkannya ke atas ranjang dan menyelimutinya.Cahya duduk di samping ranjang sejenak, baru meninggalkan ruangan.Rina menghentikan mobil di samping pintu gerbang Apartemen Genting. Setelah Cahya memasuki, Rina melihatnya dari kaca spion tengah. “Kak Cahya, apa Nona Cherry baik-baik saja?”Rina tahu Cherry diterpa gosip bersama Cahya. Cahya membantu Cherry untuk mencari rumah baru dan juga datang menjenguknya. Sepertinya hubungan mereka tidaklah sederhana.Cahya sudah bukanlah idola muda. Dia
“Nona Charine, aku bisa menjalankan tugas ini juga karena mengingat koneksimu dengan Kak Lukman. Sekarang Kak Lukman sudah ditahan. Aku juga sudah membantumu untuk mengatasi nyawa satu manusia.”Suara si lelaki terdengar dari ujung telepon. “Sekarang aku telah menjadi buronan. Aku harus meninggalkan ibu kota, tapi aku membutuhkan sedikit uang.”Raut wajah Charine menjadi muram. “Bukannya aku sudah beri kamu uang empat miliar?”“Nona Charine, uang empat miliar mana cukup? Sepertinya uang yang diberikan Kak Lukman kepadamu bukan hanya empat miliar saja, ‘kan? Lagi pula, kalau aku ditangkap polisi, palingan aku hanya akan ditahan 10-20 tahun saja, sementara kamu adalah dalang di balik masalah ini. Sebentar lagi, kamu akan menjadi menantu sah dari Keluarga Chaniago. Nggak seharusnya kamu menghancurkan masa depanmu sendiri.”Charine mengerti maksud ucapan si lelaki. Dia pun emosi hingga sekujur tubuhnya gemetar. Awalnya Charine mengira semuanya akan selesai setelah mencari orang untuk menan
“Semuanya terlalu mendadak.” Cherry mengerutkan keningnya. Dia kepikiran sesuatu, lalu melanjutkan, “Tapi aku merasa kematian Karen bukanlah kecelakaan.”Claire merasa syok. “Bukan kecelakaan?”Cherry mengangguk. “Dua hari ini aku pergi ke kantor polisi untuk melihat rekaman CCTV. Mobil itu berhenti lama setelah menabrak Karen. Aku merasa semua ini sudah direncanakan.”Claire menopang dagunya sembari merenung. “Jangan-jangan Karen menyinggung orang lain?”Cherry kepikiran sesuatu. “Oh ya, satu hari sebelum kecelakaan, aku pernah memergoki dia bertemu sama Charine.”Charine?Claire menyipitkan matanya. Ternyata Karen kenal dengan Charine.Cherry menatapnya. “Pelaku penabrakan bernama Ridwan. Dia adalah buronan Kota Warma. Aku merasa mungkin si Ridwan ini kenal sama Karen atau Karen telah menyinggungnya.”Seorang buronan datang ke ibu kota untuk melakukan penabrakan. Semuanya memang terasa janggal.Claire mengangkat kepalanya. “Aku akan minta bantuan Javier untuk menyelidiki identitas Ri
Javier tidak berbicara.Claire menyusun dokumen sembari mengerutkan keningnya. “Seandainya benar Charine ingin membunuh Karen, kita juga mesti mendapatkan bukti ….”Tanpa bukti, mereka juga tidak bisa membuktikan Charine telah membayar Ridwan.Roger berkata, “Setelah berhasil menyelidiki mutasi rekening Ridwan, bisa jadi kita akan mendapatkan jawabannya.”Di sisi lain, di Kediaman Chaniago.Saat Charine memberi tahu Peter anak di dalam kandungannya adalah anak laki-laki, Peter merasa sangat gembira. Mereka pun disuruh berkumpul untuk makan malam bersama. Peter bahkan menyuruh pelayan untuk menambahkan beberapa jenis lauk.Charine menyadari Peter sangat memprioritaskan cucunya ini. Dia diam-diam merasa sangat gembira.Charine melihat Hardy yang tidak berbicara itu. Namun apa pun ceritanya, Charine pasti akan menikah dengannya.Peter menatap Cahya. “Coba kamu lihat si Hardy, dia akan segera menikah. Kamu lebih tua daripada Hardy. Sekarang kamu juga tidak muda lagi. Kenapa kamu masih tida
“Ayah, tidak usah menunggu sampai anak dilahirkan. Kita bisa melakukan tes sekarang.”“Kata dokter melakukan tes DNA saat anak masih di dalam kandungan nggak bagus.” Raut wajah Charine tampak pucat. Dia sungguh membenci Ester yang menjadi batu penghalangnya ini.Kenapa wanita tua ini tidak mati saja?Raut wajah Ester tampak tidak berekspresi. “Kamu tenang saja. Kami akan mengundang dokter profesional. Kami tidak akan melukai anakmu.”“Tapi ….”“Nona Charine, apa anak di dalam kandunganmu bukan milik Hardy? Apa yang lagi kamu ragukan? Bukankah wajar jika kami ingin menjaga reputasi keluarga kami?”Ucapan Ester membuat Charine kehabisan kata-kata. Hampir saja rahasianya terbongkar.Untung saja ada Peter yang menenangkan suasana. “Sudahlah, makanan sudah dingin. Makan dulu.”Kali ini, Charine baru bisa menghela napas lega.Hanya saja, Charine masih tetap merasa takut dan tidak berani lengah. Dia melihat Ester sekilas, lalu menggigit bibirnya. Keberadaan Ester memang adalah sebuah ancaman.
Cherry terbengong, tidak berbicara dalam waktu lama. Dia menonton rekaman CCTV dan keningnya spontan berkerut. Karen meminta uang seratus miliar dari Charine. Hal yang paling mengejutkan adalah Karen tahu anak di dalam kandungan Charine bukanlah anaknya Hardy.Jadi, otak di balik semua permasalahan ini adalah Charine?Beberapa saat kemudian, Cherry menopang dagunya sembari berpikir. “Ngomong-ngomong, waktu itu aku nampak Charine sama seorang lelaki. Aku nggak pernah melihat lelaki itu sebelumnya.”“Masalah kapan?”“Satu hari sebelum kecelakaan Karen.” Cherry mengingat kembali. “Lelaki itu mengantarnya ke kafe. Sepertinya hubungan mereka cukup dekat.”Sekarang Charine sedang mengandung, dia juga mendorong tanggung jawab ke diri Hardy. Sepertinya Karen tahu anak di dalam kandungan Charine bukanlah darah daging Hardy. Itulah sebabnya dia meminta uang seratus miliar dari Charine.Claire menyipitkan matanya. “Sepertinya Charine ingin memeras Keluarga Chaniago. Dia memanfaatkan kandungannya
Bagaimana Hardy bisa mengetahuinya? Raut wajah Charine tampak pucat. Jelas-jelas Karen sudah meninggal. Kenapa Hardy bisa tahu dia pernah ketemuan dengan Karen? Tidak, Charine tidak boleh gugup.Berhubung ada orang yang menyelidikinya, Charine hanya bisa menangis. “Iya, aku akui aku pernah ketemuan sama Karen. Tapi dia yang memaksaku, apa kamu tahu dia sangat obsesi terhadap Paman Mario. Dia memaksaku untuk mendapatkan cincin itu. Aku sungguh kehabisan akal, makanya aku ambil cincin itu. Tapi aku nggak kasih cincin itu kepadanya. Aku sudah mengembalikannya. Hardy, percaya sama aku.”Setelah mendengar penjelasan Charine, tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Charine masih menangis tersedu-sedu, lalu menarik lengannya. “Hardy, aku benar-benar bukan sengaja.”Hardy menurunkan tangannya sembari tersenyum. “Sepertinya kamu akan mati kalau tidak berbohong?”Tangisan Charine langsung berhenti. Dia menatap Hardy dengan kedua mata terbelalak.Raut wajah Hardy tampak serius. Dia mencubit
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di