Javier mencubit dagu Claire. “Apa kamu lagi mencemaskan Jessie?”Claire tersadar dari bengongnya. Ingatan Javier sudah pulih, itu berarti dia tahu masalah setelah dia kehilangan ingatannya. Tangan Claire menggenggam tangan si lelaki. “Sekarang Jessie juga sudah gadis. Aku ingin … Izza ajari dia teknik seni bela diri.”Javier mengusap kepala Claire. “Boleh, ada baiknya Jessie menguasai teknik melindungi diri sendiri.”“Oh ya.” Claire kepikiran sesuatu. “Temanku lagi tinggal di vilamu.”“Teman yang kamu maksud itu putri dari Keluarga Martini?” Javier menyipitkan matanya.Claire mengangguk. Dia tahu Paman Herman pasti akan memberitahunya. “Kamu nggak keberatan, ‘kan?”Jari tangan Javier mengusap sisa makanan di ujung bibir Claire. Dia lalu menurunkan nada bicaranya. “Berhubung dia itu temanmu, tentu saja aku tidak keberatan.”Keesokan harinya.Cherry pergi ke Perusahaan Soulna untuk mencari Claire. Menyadari wajah letih Cherry, dia pun bertanya, “Kamu nggak bisa tidur?”Cherry mengusap k
Susan gemetar. “Kamu ….”Pada saat ini, Karen berjalan kemari. “Kamu istrinya Tuan Javier? Masalah ini adalah masalah pribadi kami dengan Shelly. Apa kamu nggak merasa kamu terlalu ikut campur dalam masalah ini?”Claire pun tersenyum. “Nona Karen saja boleh datang ke perusahaanku, kenapa aku nggak boleh ikut campur dalam masalah ini? Sepertinya Nona Karen tahu siapa dalang dalam permasalahan waktu itu, ‘kan?”Raut wajah Karen berubah kaget. Dia melihat Claire dengan tatapan tidak percaya. Tak disangka, Cherry bahkan menceritakan masalah waktu itu kepadanya.Awalnya Karen mengira Claire masih tidak mengetahui masalah waktu itu. Oleh sebab itu, dia sengaja membawa anggota keluarga si lelaki ke sini supaya Claire percaya bahwa Cherry adalah seorang “pembunuh”. Tak disangka ….Hanya saja, memangnya kenapa jika Cherry mengetahui masalah itu? Video sudah hilang, lelaki itu juga sudah meninggal. Meskipun mereka mencurigai dirinya, mereka juga tidak memiliki bukti apa-apa untuk menyalahkannya.
Karen merasa kaget. Hanya tampak raut wajah tidak berekspresi Cherry. “Kamu ekspos saja. Aku sudah nggak masalah. Kalau kamu ingin ancam aku, ya silakan saja.”Kemudian, Cherry membalikkan tubuhnya. “Belum pasti Keluarga Martini akan peduli dengan ancamanmu.”Seusai berbicara, Cherry langsung berjalan pergi.Claire membalikkan kepalanya melihat mereka sekilas. Dia sedang menyuruh Fendra untuk mengantar mereka untuk pergi.Karen berkata dengan geram, “Kamu tunggu saja!”…Saat berjalan ke koridor, Cherry menopang kedua tangan di atas pegangan sembari memandang ke luar jendela.Claire berjalan ke sisinya. “Kalau sampai masalah ini diekspos, pasti akan berdampak besar terhadap Keluarga Martini.”Claire ingat Cherry pernah mengatakan bahwa ayahnya hendak mundur dari jabatannya, kemudian jabatan ayahnya akan digantikan oleh pamannya.Sementara itu, rekaman di tangan Karen memang bisa menjadi ancaman bagi Keluarga Martini. Tanpa rekaman itu, tentu saja Keluarga Martini tidak akan mempermasal
Roger tertegun sejenak.Mungkin Roger sudah terbiasa untuk memanggil Claire dengan sebutan “Nona Claire”, dia pun melupakan masalah itu. Hanya saja, sebelumnya Javier juga tidak peduli dengan masalah panggilan, kenapa dia tiba-tiba mempermasalahkannya? “Oh ya, Tuan Javier, apa kamu masih ingat dengan Karen?”Bagaimanapun juga, ingatan Javier baru pulih, entah dia masih mengingat wanita itu atau tidak.Raut wajah Javier langsung berubah muram. Dia terlihat tidak begitu fokus. “Maksudmu simpanan si Mario?”Roger menggaruk kepalanya. “Wanita itu lagi bersembunyi di ibu kota. Sebelumnya kamu pernah membantu No … Nyonya Claire mendapatkan video di dalam ponselnya. Sekarang dia malah muncul lagi, entah apa yang akan dia lakukan.”Javier terdiam sejenak. Sepertinya memang ada masalah seperti itu. Waktu itu, Claire memohonnya demi membantu Cherry.Nada bicara Javier berubah datar. “Kamu jalankan perintahnya dulu.”Roger mengangguk, lalu meninggalkan ruangan kantor.Malam semakin gelap. Lampu
Sekarang Karen tidak memiliki kekuasaan dan juga kekayaan, apalagi dia juga sudah kehilangan perlindungan dari Mario. Jadi, tidak susah bagi Keluarga Martini untuk menjatuhkannya. Setelah dipikir dengan saksama, Jony adalah sasaran yang tepat.Seorang pelayan berjalan masuk ruangan, lalu membungkukkan tubuhnya berbisik di samping Jony.Gerakan tangan Jony yang sedang menyalakan cerutu langsung berhenti. Keningnya spontan berkerut. “Siapa?”Pelayan menjawab, “Tidak jelas, hanya saja sepertinya identitas orang itu tidak sederhana. Dia bersikeras ingin bertemu denganmu.”Karen yang berada di samping tentu bisa mendengar percakapan mereka berdua. Raut wajahnya seketika menjadi pucat.Orang dengan latar belakang tidak sederhana ingin bertemu dengan Jony? Siapa orang itu?Mario meletakkan cerutu ke dalam asbak rokok. Dia pun berdiri, lalu mengikuti pelayan berjalan keluar ruangan. Sementara itu, Karen pun hanya duduk dengan mengepal erat tangannya.Terdapat beberapa pengawal berpakaian hitam
Apalagi, Jony masih harus mengandalkan keluarga mertuanya. Jadi, dia tidak mungkin mengizinkan istrinya mengetahui simpanannya di luar sana. Jony pun berkata, “Aku, Jony, tidak pernah mengingkari janjiku. Dia hanyalah seorang wanita pendamping saja, aku pasti tidak akan ikut campur dalam masalahnya dengan Keluarga Martini.”Seusai berbicara, Jony langsung meninggalkan ruangan.Roger berjalan ke dalam ruangan. Pencahayaan di dalam ruangan seketika menjadi lebih terang.Claire melepaskan topeng, lalu kembali duduk di samping Javier. “Tak disangka Karen malah menjadi simpanan dari Jony yang punya konflik dengan Keluarga Martini. Seharusnya dia nggak dendam sama kita gara-gara kita ancam, ‘kan?”Javier memalingkan wajahnya untuk melihat Claire sembari tersenyum tipis. “Sejak kapan kita mengancam?”Roger berkata di samping, “Tenang saja, Nyonya. Kita menggunakan identitas orang lain ketika masuk ke Klub Garzia. Paling-paling Jony hanya akan curiga kita itu utusan Keluarga Martini saja.”De
Roger mengangguk. “Ruangan itu bukan ruangan Jony. Sepertinya orang di ruangan sebelah kenal dengan Tuan Javier.”Javier memicingkan matanya. “Sepertinya ada yang tahu aku lagi di Klub Garzia sekarang.”Javier memasukkan Claire ke dalam pelukannya, lalu mengecup keningnya. “Tunggu aku di sini, jangan pergi ke mana-mana. Apa kamu mengerti?”Claire ragu sejenak, baru mengangguk. “Kalau begitu, kamu cepat kembali, ya.”Javier tersenyum, lalu membawa Roger meninggalkan ruangan.Claire duduk sendirian di dalam ruangan VIP. Pengawal masih berjaga di luar sana. Saat ini, Claire menerima panggilan dari Cherry. “Apa kamu lagi ke Klub Garzia?”“Emm, aku ketemu dengan Jony. Sekarang dia itu lelakinya Karen.”Cherry terdiam, baru berkata, “Aku kenal dengan Jony. Sebelumnya ayahku pernah menyegel resor pemandiannya. Itu berarti Karen ingin memperalatnya untuk turun tangan terhadap keluargaku.”“Jony sudah berjanji nggak akan bantu dia.” Claire menyandarkan tubuhnya di sofa. “Jony takut sama istriny
Suara hancur botol minuman terdengar keras. Dalam seketika, si lelaki bertubuh kekar jatuh bergelinding di lantai sembari memegang luka di bagian kepalanya.Orang-orang di samping juga terkejut dengan kesadisan Claire. Mereka pun tidak berani untuk bertindak gegabah.Jony langsung memaki, “Dasar sekelompok orang tidak berguna! Kalian bahkan tidak sanggup menghadapi seorang wanita! Cepat tangkap dia!”Bukanlah masalah bagi Claire untuk menghadapi dua atau tiga orang sekaligus, tetapi masih tersisa tujuh atau delapan orang lagi.Claire yang mengenakan sepatu hak tinggi sudah kehilangan tenaganya. Kepingan kaca pun jatuh berserakan di atas lantai.Seorang lelaki berjalan menghampiri Claire hendak menindihnya di atas sofa. Claire mengangkat lututnya untuk menendang si lelaki. Alhasil, si lelaki meringkuk kesakitan.Kedua lelaki lainnya datang untuk menahan Claire, lalu menindihnya di atas sofa. Jony bersuara, “Lepaskan topengnya.”Saat ini, Karen hanya melipat kedua tangan di depan dada se