Apa yang terjadi?Pengawal membiarkan mereka masuk.Owl mengenakan APD berjalan keluar ruangan ICU. “Di mana barangnya?”River menyerahkan koper perak ke tangan Owl. Berwin pun berdiri dengan perlahan seraya menatap mereka. “Apa … kalian bisa menyelamatkan Javier?”Owl mengambil koper. “Tergantung Pak Berwin bersedia memercayaiku atau tidak.”Berwin tidak berbicara. Dia merasa ragu lantaran serum vaksin yang diberikan Sofie sebelumnya telah mencelakai cucunya. Namun dalam kondisi seperti ini, Berwin pun tidak memiliki pilihan lain selain memercayainya.Owl menentang koper perak ke dalam ruangan ICU.Sofie yang dicegat pengawal menjerit ke sisi Claire dan River. “Semua ini perangkap, ‘kan?”Pasti mereka!Jelas-jelas serum antibodi sudah dirampasnya. Kenapa bisa ada serum antibodi lagi? Pasti semua ini adalah perangkap mereka!Claire membalikkan tubuhnya melihat ke sisi Sofie. Ujung bibirnya melengkung ke atas. “Perangkap apa?”Sofie menggertakkan giginya. “Owl hanya meneliti satu serum
“Sebenarnya dampaknya tidak besar.” Owl memalingkan tubuhnya. “Hanya saja, ada beberapa reaksi penolakan terjadi di tubuhnya. Virus Moza adalah virus yang cukup tangguh. Ketika serum antibodi itu disuntikkan ke dalam tubuh, sel yang menyebar akan mulai aktif dan mempercepat metabolisme tubuh. Tubuhnya tidak mampu menahannya, tapi dia tidak akan mati.”Claire terdiam mengatupkan bibirnya dengan erat. Jika Claire tahu bahwa serum antibodi ini memiliki reaksi penolakan yang begitu besar, bisa jadi Claire tidak akan mengambil risiko ini.Owl menghiburnya, "Kamu tidak perlu merasa bersalah. Sebenarnya aku juga berencana memberikan serum antibodi itu untuk diteliti Aaron. Meski kamu tidak beri tahu River untuk berwaspada, memang ada dua jenis serum antibodi di tangannya waktu itu.”Tidak peduli jenis serum antibodi mana yang digunakan, semuanya tidak akan membahayakan kondisi Javier. Hanya saja, kebetulan rencana Sofie dan Rega tidak tercapai saja.Setelah Owl pergi, Claire sendirian terdiam
Roger kepikiran sesuatu. “Oh ya, beberapa hari ini Sofie ingin menemuimu. Aku juga tidak tahu dari mana Sofie tahu Nona Claire menjebaknya dalam masalah serum antibodi. Dia memberi tahu masalah ini kepada Pak Berwin. Pak Berwin malah percaya dengannya dan menyalahkan Nona Claire.”Tangan Javier terhenti. Dia membalikkan tubuhnya dengan menunjukkan tatapan tajam.Sebuah mobil sedan putih melaju kencang dengan pemandangan pepohonan di dua sisi. Tempat indah dan terpencil ini tak lain adalah tempat tinggal Aaron.Izza menghentikan mobilnya di depan vila tiga tingkat. Pintu gerbang di luar sana tertutup dengan rapat.Claire berjalan menuruni mobil. Izza pun pergi menekan bel. Beberapa saat kemudian, ada orang yang pergi membukakan pintu. Lelaki itu mengintip dari celah pintu, lalu bertanya, “Kalian cari siapa?”“Apa Pak Aaron ada di rumah?”“Tidak.” Si lelaki hendak menutup pintu, tapi Izza malah menendangnya.Saat si lelaki hendak mengeluarkan pistol untuk melakukan pertahanan, dia malah
Mengenai mengapa mereka hanya mengikat Jaxon, mungkin karena latar belakang keluarganya. Jaxon adalah anak semata wajah di keluarganya, berbeda dengan Aaron.Setelah dokter berjalan keluar dari kamar pasien, Claire pun bertanya, “Gimana kondisi Tuan Jaxon?”Dokter tersenyum. “Untung saja dia segera dibawa ke rumah sakit. Aku sudah menjahit luka di betisnya. Dia hanya perlu istirahat selama beberapa hari ini.”Claire berjalan ke dalam kamar. Tampak Jaxon sedang berbaring di atas ranjang. Dia mengalihkan pandangannya dari sisi jendela ke sisi Claire. “Terima kasih.”“Tuan Jaxon nggak perlu sungkan.” Claire berdiri tegak di samping ranjang. “Sebelumnya kita pernah bertemu di Perusahaan Luxury. Aku pernah bertanya mengenai hubungan Nona Sofie dengan pamanmu. Apa kamu ingin membantu pamanmu untuk merahasiakan masalah itu?”Berhubung masalah itu rahasia, Jaxon pun mengalihkan topik pembicaraan.Jaxon tertegun sejenak. Dia pun tersenyum. “Pamanku tidak sedang bekerja sama dengan Rega. Dia han
Javier menunduk, lalu mendengus dingin. “Cerai? Kemudian?” Tetiba Javier menaikkan kepalanya, menunjukkan ekspresi dinginnya. “Kamu ingin aku menerima Sofie?”Berwin tertegun sejenak. Serum antibodi itu memang dicuri Sofie dari tangan Owl, tapi dia melakukannya juga demi menyelamatkan Javier. Seandainya mereka tidak menukar serum antibodi itu, nyawa Javier juga tidak akan dalam bahaya.Hanya saja, sekarang Berwin juga tidak sepenuhnya memercayai Sofie. Tentu saja dia tidak akan menjodohkan Sofie dengan Javier. “Kamu boleh bersama siapa pun, kecuali Claire.”Javier tersenyum. Ekspresinya semakin muram lagi. “Sudah tiga tahun. Kamu masih saja suka ikut campur dalam masalahku.”Berwin berkata dengan emosi, “Aku itu kakekmu. Aku melakukan semua ini demi kebaikanmu. Meskipun masalah tiga tahun lalu tidak ada hubungannya dengan Claire, jika bukan karena Claire, kamu juga tidak mungkin akan terinfeksi virus. Kamu juga tidak akan masuk ke dalam jebakannya!”Berwin tahu Claire memang tidak bers
Melihat lelaki di atas ranjang tidak bergerak, Sofie duduk di samping ranjang, lalu menyentuh tangan dingin si lelaki. “Javier, kamu nggak boleh mati. Aku nggak pernah kepikiran untuk mencelakaimu. Aku benar-benar ingin menyelamatkanmu.”Air mata berlinang di dalam mata Sofie. Dia memang baru berhubungan dengan Javier dalam waktu pendek, tetapi dia dapat merasakan bahwa Javier tidak membencinya. Semua ini adalah permulaan yang bagus.Dengan tidak mudahnya Sofie memiliki kesempatan ini, kenapa dia masih tidak bisa menyelamatkan Javier?“Javier, maafkan aku. Semua ini salahku. Bukan! Semua ini karena Claire. Dia ingin mencelakaiku, makanya dia mengganti isi dari serum antibodi itu. Aku benar-benar tidak tahu serum itu memiliki efek samping sebesar ini. Javier, aku nggak ingin kamu mati ….”Tangan Sofie mengelus wajah Javier.“Apa yang sedang kamu lakukan?” Terdengar suara dari depan pintu yang mengagetkan Sofie. Dia memalingkan kepalanya, lalu tampak Claire sedang berdiri di depan pintu.
Dia adalah Sofie!Dia berusaha mengingatkan dirinya bahwa dirinya adalah Sofie!Sofie memalingkan kepalanya untuk bertatapan dengan mata Claire. Dia pun tersenyum. “Maaf, aku nggak kenal sama orang yang kamu maksud. Aku nggak tahu kenapa kamu bisa punya prasangka buruk sama aku dan apa maksudmu untuk memojokkanku, tapi perasaanku terhadap Tuan Javier itu tulus ….”“Plak!”Sofie langsung ditampar dengan kuat. Dia terbengong di tempat, lalu berucap dengan galak, “Beraninya kamu menamparku?”“Apa kamu pantas untuk mengatakan kata ‘tulus’?” Claire mengusap pergelangan tangannya. Terlihat kobaran api di alam tatapannya. “Nggak terima?”Sofie mengangkat tangan hendak membalasnya. Namun, Izza langsung meraih pergelangan tangannya dan menekannya, memaksanya untuk berlutut.Sofie menjerit, “Claire, kamu berani sekali!”“Kamu nggak mau bersandiwara lagi?”Claire mencondongkan tubuhnya untuk melihat Sofie sembari tersenyum tipis. “Kenapa kalau ditampar sama aku? Apa kulitmu tertarik?”Sofie menga
Raut wajah Claire berubah muram. “Seingatku, aku pernah beri kamu kesempatan untuk mengaku?”Sofie terisak-isak.Claire berdiri, lalu berhenti di hadapan Sofie. Dia menunduk untuk menatap Sofie. “Rosy, aku pernah beri kamu kesempatan waktu itu karena aku tahu kamu nggak ingin dengar apa kata Marco lagi. Tapi kamu nggak menghargai kesempatan ini.”“Kenapa aku bisa menjebakmu? Semua itu karena kamu ikut serta dalam rencana Marco. Kamu yang melakukan penembakan dan menculikku. Kamu memasukkan Javier ke dalam perangkap Marco. Ini yang dinamakan suka?”Claire mengangkat dagu Sofie. “Kalau kamu benar-benar mencintai Javier, kamu nggak akan biarkan dia dalam bahaya. Kamu juga nggak mungkin nggak menyelamatkan ibunya Javier!”Kedua mata Sofie seketika menyipit. Hatinya terasa tersayat-sayat saat ini.Kemudian, Claire melanjutkan, “Apa kamu tahu, karena kamu nggak menolong ibunya Javier dan merahasiakan informasi, Javier jadi kehilangan ibunya. Dengan masalah ini, atas dasar apa Keluarga Fernan
Waktu itu, Jeska melakukan operasi plastik dengan mereferensi wajah Jessie. Meskipun wajah mereka tidak 100% mirip, setidaknya ada kesamaan di wajah mereka.Pria paruh baya mengenakan jasnya. “Aku tidak keberatan kalau kamu masuk ke dunia hiburan, tapi lebih baik kamu jaga mulutmu.”Jeska tersenyum. “Aku akan jaga mulutku.”Beberapa hari kemudian, Jeska berhasil tanda tangan kontrak kerja sama dengan Agensi Solar melalui jalur belakang. Saat manajer Agensi Solar ditunjuk untuk mengurus Jeska, dia pun terbengong. Sebab, wajah wanita ini sungguh mirip dengan Jessie.Tidak lama kemudian, berita yang tersebar luas di dalam perusahaan, juga sudah terdengar sampai ke telinga Samuel. Setelah asisten Samuel menjelaskan kepadanya, dia pun mendengus dingin. “Apa gunanya punya wajah mirip? Apa semua orang di muka bumi ini bisa menggantikan Jessy? Mimpi!”Asisten tahu temperamen Samuel. Perusahaan tiba-tiba menandatangani artis pendatang baru yang memiliki wajah mirip dengan Jessie. Dia malah disu
Ucapan Hiro sudah sangat jelas.Tatapan Jeska menjadi dingin. “Kamu lagi minta putus?”Hiro menatap Jeska dengan tenang. “Iya, aku merasa hubungan kita tidak usah dilanjutkan lagi. Aku juga sudah capek.”Setiap kali melihat wajah yang mirip dengan Jessie, perasaan Hiro terasa tidak nyaman. Dia menganggap Jeska sebagai Jessie. Perbuatannya sama saja dengan membohongi dirinya sendiri.Jeska dan Jessie adalah dua individu yang berbeda, mereka bukanlah orang yang sama.“Kak Hiro, kenapa? Apa aku kurang baik?” Jeska menggenggam tangan Hiro. “Kenapa kamu tiba-tiba minta putus? Jangan-jangan … karena Yura?”Raut wajah Hiro menjadi muram. “Tidak ada hubungannya dengan dia.”Jeska pun tersenyum. “Apa kamu yakin nggak ada hubungannya sama dia? Hiro, sejak kamu tahu Yura diam-diam menyukaimu, apa kamu mulai goyah?”“Jeska.” Tatapan Hiro sangat dingin. “Jangan sembarangan menebak isi hatiku.”Jeska mengepal erat tangannya sembari menarik napas dalam-dalam. “Hiro, aku tahu selama ini kamu mengangga
Jules terdiam membisu.Jessie menginjak kaki Levin. “Kenapa banyak sekali omong kosongmu?”Selesai makan, hari pun sudah sore. Jessie dan Jules mengantar Yusa ke depan pintu. Yusa minum banyak hari ini. Dia berkata kepada Jessie, “Biasanya artis yang sudah melahirkan akan kehilangan pasarnya di dunia hiburan. Posisi juga akan digantikan oleh artis yang lebih muda. Tapi, bagiku, usia bukanlah masalah bagi seorang artis. Jessie, kamu tidak usah mencemaskan masalah itu. Kamu rawat dirimu dengan baik. Kelak, kalau ada naskah bagus dan cocok denganmu, aku pasti akan mempertimbangkanmu.”Jessie mengangguk dengan tersenyum. “Tenang saja. Kelak kita pasti akan ada kesempatan buat kerja sama lagi.”Setelah mengantar Yusa dan yang lain ke mobil, Jessie memalingkan kepalanya melihat Jules. “Entah kenapa, aku merasa diriku sangat beruntung.”Setidaknya di dalam dunia hiburan yang mengejar reputasi dan kekuasaan itu, Jessie bisa bertemu dengan orang seperti Yusa dan juga Samuel, yang tidak memanfa
Kabar pernikahan Jodhiva viral di internet. Selain meliput dekorasi indah di aula, pusat perhatian mereka juga tertuju pada gaun pengantin antik.Tidak sedikit orang familier dengan gaun pengantin antik itu. Ada banyak warganet mengunggah gaun pengantin yang dikenakan zaman nenek mereka dulu.Sementara itu, setelah Jessie hamil, ini pertama kalinya dia menampakkan diri di depan umum. Nama Jessie juga menjadi viral dalam seketika.Sebelumnya ada banyak warganet mengira Jessie sudah vakum dari dunia hiburan. Sebab, mereka semua merasa tidaklah mungkin seorang Tuan Putri akan melakukan syuting lagi. Hanya saja, dalam wawancara Jessie kali ini, para penggemar Jessie juga tidak menyatakan bahwa mereka sangat menghormati keputusan Jessie. Tidak peduli dia akan tetap bergumul di dunia hiburan atau tidak, para penggemar akan senantiasa mendukungnya.Setelah “Embun” tayang, ratingnya menduduki peringkat pertama dan menjadi drama yang sangat populer. Sutradara Yusa dan para kru mengundang beber
Jerremy mendengus dingin. “Memang sengaja.”Jessie kelihatan kesal.Jules pun membujuknya. “Tidak usah takut. Nanti kita tidak usah undang dia ke pernikahan kita saja.”Jerremy terkekeh. “Kamu rasa kamu bisa melakukannya?”Jules pun tersenyum. “Apa ini hari pertama kamu kenal sama aku?”Dacia sungguh merasa tidak berdaya. “Kalian itu anak SD, ya?”Mereka berdua selalu saja beradu mulut. Semuanya spontan tertawa.Resepsi pernikahan dimulai. Pencahayaan di dalam ruangan menjadi gelap, hanya tersisa kilauan bintang di atas langit.Pembawa acara berjalan ke atas panggung, lalu mulai mengucapkan doa restu kepada kedua mempelai. Disusul, sepasang pengantin berjalan memasuki aula.Semua orang menghadap ke belakang. Terlihat juga Dessy dan Bastian yang bertugas sebagai pengiring pengantin berjalan di belakang mereka.Ariel merangkul tangan Jodhiva dan buket bunga, berjalan ke hadapan semua orang. Ada yang berbisik, “Kenapa gaun pengantin istrinya Jody kelihatan familier sekali?”“Bukannya ga
Ariel menunduk melihat gaun pengantin di tubuhnya. “Aku sungguh nggak percaya dengan mataku.”“Coba kamu lihat.”Ariel berjalan ke depan cermin, lalu menatap dirinya yang sedang mengenakan gaun pengantin. Dia seolah-olah berbaur dalam era itu.Herla berjalan keluar ruang ganti, lalu berkata pada Jodhiva, “Coba kamu lihat pengantinmu.”Ariel membalikkan tubuhnya. Ketika melihat Jodhiva berdiri di depan pintu, tiba-tiba dia merasa tidak enak hati.Jodhiva menatapnya. Ujung bibirnya melengkung ke atas. “Kamu memang cantik sekali.”…Pada hari ini, seluruh kota sedang menyiarkan kabar pernikahan putra Javier. Resepsi pernikahan kali ini terbuka untuk umum. Bahkan, awak media juga diperbolehkan untuk menghadirinya. Jessie yang berperut besar itu berjalan ke dalam aula dengan dipapah oleh Jules. Dia menerima wawancara dari awak media, mereka menanyakan kapan Jessie akan kembali ke layar kaca. Pada saat ini, Jessie menjawab dengan tersenyum, “Aku nggak buru-buru. Aku masih ingin istirahat s
“Suka, aku bagai berdiri di bawah langit saja. Begitu mengulurkan tanganku, aku sudah bisa menggapai bintang.” Ariel mengangkat tangannya, seolah-olah hendak meraihnya.Tiba-tiba Ariel kepikiran sesuatu, lalu memalingkan kepalanya. “Berapa banyak uang yang sudah kamu habiskan?”Jodhiva berjalan di sisi Ariel, kemudian menghentikan langkahnya. “Aku tidak peduli. Yang penting kamu menyukainya.”“Hanya sebuah resepsi pernikahan saja, jangan menghamburkan uang yang terlalu banyak. Kalau sampai ayahku tahu, dia pasti akan memarahiku boros.”Jodhiva tersenyum, lalu merangkul Ariel ke dalam pelukannya. “Kalau Tuan Tobias tahu aku menghabiskan banyak uang untuk menyewa sepotong gaun pengantin, sepertinya dia bakal emosi hingga pingsan?”Ariel tertegun dan tidak berbicara lagi.Jodhiva mengusap kepalanya. “Pernikahan hanya sehidup sekali. Aku tidak ingin meninggalkan penyesalan untukmu.”Pada saat ini, direktur dekorasi pernikahan datang. Dia bertanya dengan tersenyum, “Tuan Jody, apa kamu suda
“Ayah pergi ke Kediaman Keluarga Gufree.”Pada saat yang sama, di Kediaman Keluarga Gufree.Javier sedang mengobrol dengan Louis di ruang baca. Saat Louis mengetahui masalah Jodhiva mengalami kecelakaan, dia pun bertanya, “Bagaimana kondisi Jody sekarang?”“Sudah istirahat selama seminggu. Kondisinya sudah membaik. Dia sudah diperbolehkan keluar minggu depan.”Louis mengangkat cangkir teh. “Keluar rumah sakit minggu depan? Seingatku, resepsi pernikahan Jody diadakan tanggal sembilan?”Javier mengangkat kelopak matanya. “Terpaksa diundur ke pertengahan bulan. Bukannya hari Valentine cocok untuk mengadakan hari pernikahan?”Louis tertegun sejenak, lalu tertawa dan menyesap teh dengan perlahan. “Betul juga, tanggal 14 Februari memang adalah hari bagus.”“Siapa yang mengadakan resepsi pernikahan di hari Valentine? Jody?” Caden membawa camilan ke dalam ruang baca.Louis tersenyum lebar. “Siapa lagi selain anak angkatmu?”“Bagus juga.” Candice meletakkan camilan di atas meja. “Kebetulan kami
Bastian tersenyum menyeringai. “Nyonya Herla, berhubung dia bukan sengaja ingin mengingkari janjinya, bisa tidak kamu meminjamkan gaun pengantin itu kepadanya?”Herla mengangkat kepalanya, lalu menaikkan gagang kacamatanya. “Kalau dia mau pinjam gaun pengantin, dia bisa datang sendiri. Kenapa kamu yang datang?”“Aku melakukan semua ini juga demi teman baikku. Sepertinya masih butuh setengah bulan lagi untuk dia bisa membahas masalah gaun denganmu. Waktu dengan jadwal resepsi pernikahannya terlalu mepet. Kalau kamu tidak meminjamkannya, dia pun tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada istrinya.” Bastian menghela napas berat. “Demi gaun pengantin, dia hampir saja kehilangan nyawanya.”“Apa kamu merasa semua ini salahku?”“Bukan, mana mungkin aku berani ….” Bastian berjalan ke samping Herla. “Nyonya Herla, aku hanya ingin bilang, tolong pinjamkan gaun itu kepadanya. Meski cuma setengah hari, juga tidak masalah.”Selesai menyusun bunga, Herla meletakkan vas bunga di samping. Dia mengambil v