Javier menghentikan langkahnya. Tanpa menoleh, dia berkata, “Aku tidak takut mati. Aku hanya takut mati di hadapannya.” Kemudian, Javier memalingkan kepalanya. “Besok suruh Jody datang untuk temani dia.”…Keesokan harinya, Claire sedang duduk di atas ranjang sembari membaca koran.Marco telah meninggal dan kenyataan akan masalah virus pun telah terbongkar. Orang-orang itu benar-benar mendorong semua kesalahan ke diri Keluarga Larsano.Mereka bahkan tidak mengungkit semua yang pernah dilakukan mereka bersama Keluarga Larsano. Lagi pula mereka hanya memanfaatkan teknik Keluarga Larsano untuk melakukan penelitian. Sekarang Keluarga Larsano sudah dalam keadaan terpuruk, Marco pun telah meninggal. Mereka juga tidak perlu khawatir akan terlibat dalam masalah ini.“Ibu!” Ketika mendengar suara itu, Claire pun langsung memalingkan kepalanya untuk melihat keluar dengan kaget. Kedua matanya spontan merona. “Jody?”Jody segera berjalan ke sisi ranjang. Claire pun langsung memeluknya. “Jody, apa
Selama dua hari ini, hanya Izza dan Jody yang selalu menemani Claire di rumah sakit. Javier pun tidak kelihatan batang hidungnya.Di dalam mobil. Claire memandang ke luar jendela. Dia memandang daun-daun yang berguguran di atas lantai dengan terbengong.Claire membawa Jody ke Vila Swise. Begitu memasuki rumah, tampak Owl sedang menunggunya di ruang tamu.“Ayah.” Claire menggandeng Jody ke sisinya.Owl melihat Jody. “Siapa anak ini?”“Dia anakku.” Claire meletakkan tangannya di pundak Jody. “Jody Adhitama.”Owl meletakkan cangkirnya, lalu tersenyum. “Ternyata kamu punya anak. Sudah segede ini.”Jody membalas, “Iya, aku masih ada satu adik laki-laki dan satu anak perempuan.”Terlintas ekspresi kaget di wajah Owl. Claire pun hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa lagi.Claire menyuruh Izza untuk membawa Jody berkeliling. Kemudian, dia pun berbincang-bincang dengan Owl di ruang tamu. Setelah mendengar jebakan yang dilakukan Claire dan juga Marco, Owl pun berkata, “Tak disangka, pada
Tahap akhir adalah masa terjangkit virus setelah tiga tahun. Pasien akan mulai batuk darah, sistem kekebalan tubuh menurun, dan mengalami demam ringan. Ketika organ tubuhnya tidak berfungsi lagi, dia pun akan meninggal.Tiba-tiba Claire kepikiran sesuatu dan langsung berdiri. “Oh ya, kalau … kalau ada virus yang nggak ada masa inkubasinya, orang yang tertular akan langsung demam dan bahkan batuk darah. Dia terkena virus jenis apa?”Owl memiringkan tubuhnya untuk menatapnya. “Itu adalah virus Moza varian baru. Penyebarannya lebih cepat daripada virus Moza biasa. Biasanya mereka yang terkena virus jenis ini hanya memiliki masa hidup sekitar tiga atau empat tahun saja.”Masa hidup tiga atau empat tahun ….Wajah Claire seketika memucat.Kenapa bisa seperti ini? Hanya bisa hidup tiga atau empat tahun? Sementara, Javier sudah tahun ketiga!“Claire, ada apa denganmu?” Owl menatap Claire dengan bingung.Claire tersadar dari bengongnya, lalu berkata, “Ayah, gimana kalau tertular virus varian ba
Pengawal berdiri di depan pintu. “Tuan Javier, Kak Roger, ada Nona Claire di luar.”Javier tertegun sejenak, lalu membalas dengan datar, “Suruh dia ke atas.”Awalnya Javier ingin Jody menemaninya. Dia sengaja untuk tidak menemui Claire selama beberapa hari ini. Tak disangka, dia malah datang.Beberapa saat kemudian, Claire pun datang. Raut wajahnya terlihat agak serius dan muram.Roger pun meninggalkan ruangan, sekalian menutup pintu.Claire berjalan ke depan meja baca. “Apa kamu sengaja nggak mau ketemu sama aku?”Javier tersenyum dengan tidak acuh. “Apa iya?”Tiba-tiba Claire merampas dokumen di tangan Javier, lalu meletakkannya di samping. “Iya! Padahal aku sudah keluar dari rumah sakit, kamu malah nggak cari aku. Kenapa? Apa kamu menyesal?”Javier hanya tersenyum dan tidak berbicara.Kedua tangan Claire menopang di atas meja. “Javier, kalau kamu menyesal, mulai besok aku nggak akan muncul di hadapanmu lagi.”Hingga saat ini, Javier hanya menatap Claire tanpa bergerak sama sekali.C
Claire mengeluarkan suara sengaunya. Dia bersandar di dalam pelukan Javier tanpa bergerak sama sekali. “Aku capek.”Javier membalikkan tubuhnya. “Capek?”Claire memeluk leher Javier dengan malasnya. “Terserah kamu saja.”“Dasar siluman penggoda.” Javier mengecup dalam bibir si wanita. Malam ini dilewati dengan sangat menyenangkan.Keesokan harinya.Setelah Claire bangun, dia pun pergi mempersiapkan sarapan. Tiba-tiba terdengar ada suara dari luar sana, Claire mengangkat kepalanya, lalu tampak Berwin dan kedua pengawal berjalan ke dalam.Berwin sungguh terkejut ketika melihat keberadaan Claire. Dia spontan mengerutkan keningnya. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Jody dan Roger kebetulan hendak menuruni tangga. Raut wajah Roger langsung berubah. Dia seketika berlari ke hadapan Berwin. “Pak, datangnya pagi sekali.”“Bukankah aku sudah beri tahu kamu sebelumnya? Apa kamu menganggap ucapanku sebagai angin lalu?”Maksud ucapan Berwin tak lain adalah masalah Claire mendekati Javier.Belum sempa
Sepertinya Berwin juga menyesali keputusannya.“Tuan Javier?” Roger melihat Javier yang sedang berdiri di atas tangga dengan terkejut.Apa Javier telah mendengar semua percakapan tadi?Javier berjalan menuruni tangga dengan perlahan, lalu berhenti di hadapan Claire dengan tersenyum. “Aku kira kamu sudah pergi.”Claire menyusun sendok dan garpu di atas meja. “Sebelum pergi, aku harus mempersiapkan sarapan buat anak … dan ayah anakku, ‘kan?”Ketika mendengar kata “ayah anakku”, Javier pun tersenyum hangat. “Sepertinya kakekku akan kehilangan selera makan dan susah tidur dalam beberapa hari ini.”Claire menuangkan segelas susu untuk Jody. “Aku hanya lagi jujur saja. Memangnya aku salah?”Javier kembali tersenyum. Tanpa menghiraukan orang-orang di sekitar, Javier langsung memeluknya dan menghirup aroma rambutnya. “Emm, kamu hebat sekali.”Claire melirik sekeliling dan wajahnya spontan merona. Dia mendorong Javier dengan sikunya. “Jangan beronar, cepat makan. Sebentar lagi aku sudah harus p
Owl terbengong sejenak. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata dengan menunduk, “Iya, kelahiranmu membuktikan bahwa aku sudah berhasil ….”Mobil berhenti di depan gedung laboratorium.Terdapat seorang lelaki dan perempuan sedang menunggu di depan pintu. Mereka berdua adalah warga Negara Mardani. Usia mereka sekitar 30 tahunan. Mereka tampak mengenakan jubah putih yang biasanya dikenakan di saat eksperimen dan juga kartu identitas digantung di depan saku dada.Ketika si lelaki menyadari kedatangan Owl, dia pun tersenyum dengan antusias tinggi. “Akhirnya kamu kembali juga?”“Jangan bocorkan masalah ini kepada orang lain, termasuk Pak Dekan,” pesan Owl.Si lelaki mengangguk tanda dirinya mengerti. “Oke, dia ….”Claire tidak pernah menunjukkan wajahnya di Negara Maradani. Jadi, wajar mereka tidak mengetahuinya.Owl melihat Claire, lalu memperkenalkannya, “Dia adalah putri Vina, Alice.”Si lelaki dan si perempuan pun merasa syok.Di dalam ruangan, Claire mengambil cangkir kopi yang disuguh
Tristan menatap Owl dan berkata, "Mengembangkan antibodi baru dengan menggunakan darahnya? Tapi setelah darahnya diambil, tingkat eksistensi antibodi virus di dalam darah pada suhu ruangan akan sangat rendah."Itu berarti setiap kali pengambilan darah, mereka hanya memiliki peluang beberapa detik untuk memisahkan antibodi setelah darah diambil. Jika gagal, itu berarti mereka harus mencoba lagi. Jadi, berapa banyak pengambilan darah yang diperlukan!Bagaimana jika semua upaya mereka tidak berhasil? Bukankah darah Alice akan terkuras habis?Owl mengerti kekhawatiran Tristan. Hanya saja, awalnya dia juga tidak ingin menggunakan cara ini. Hanya saja, kepikiran Claire begitu memercayainya, Owl pun merasa terbebani.Owl tidak ingin mengecewakan kepercayaan Claire. Hanya saja, dia takut eksperimennya akan gagal.Waktu itu, Owl tidak sanggup menciptakan serum antibodi untuk menyelamatkan Vina. Sekarang apa Owl bisa melakukannya? Dia sendiri juga tidak tahu.Selama beberapa tahun ini, Owl terus