Selama dua hari ini, hanya Izza dan Jody yang selalu menemani Claire di rumah sakit. Javier pun tidak kelihatan batang hidungnya.Di dalam mobil. Claire memandang ke luar jendela. Dia memandang daun-daun yang berguguran di atas lantai dengan terbengong.Claire membawa Jody ke Vila Swise. Begitu memasuki rumah, tampak Owl sedang menunggunya di ruang tamu.“Ayah.” Claire menggandeng Jody ke sisinya.Owl melihat Jody. “Siapa anak ini?”“Dia anakku.” Claire meletakkan tangannya di pundak Jody. “Jody Adhitama.”Owl meletakkan cangkirnya, lalu tersenyum. “Ternyata kamu punya anak. Sudah segede ini.”Jody membalas, “Iya, aku masih ada satu adik laki-laki dan satu anak perempuan.”Terlintas ekspresi kaget di wajah Owl. Claire pun hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa lagi.Claire menyuruh Izza untuk membawa Jody berkeliling. Kemudian, dia pun berbincang-bincang dengan Owl di ruang tamu. Setelah mendengar jebakan yang dilakukan Claire dan juga Marco, Owl pun berkata, “Tak disangka, pada
Tahap akhir adalah masa terjangkit virus setelah tiga tahun. Pasien akan mulai batuk darah, sistem kekebalan tubuh menurun, dan mengalami demam ringan. Ketika organ tubuhnya tidak berfungsi lagi, dia pun akan meninggal.Tiba-tiba Claire kepikiran sesuatu dan langsung berdiri. “Oh ya, kalau … kalau ada virus yang nggak ada masa inkubasinya, orang yang tertular akan langsung demam dan bahkan batuk darah. Dia terkena virus jenis apa?”Owl memiringkan tubuhnya untuk menatapnya. “Itu adalah virus Moza varian baru. Penyebarannya lebih cepat daripada virus Moza biasa. Biasanya mereka yang terkena virus jenis ini hanya memiliki masa hidup sekitar tiga atau empat tahun saja.”Masa hidup tiga atau empat tahun ….Wajah Claire seketika memucat.Kenapa bisa seperti ini? Hanya bisa hidup tiga atau empat tahun? Sementara, Javier sudah tahun ketiga!“Claire, ada apa denganmu?” Owl menatap Claire dengan bingung.Claire tersadar dari bengongnya, lalu berkata, “Ayah, gimana kalau tertular virus varian ba
Pengawal berdiri di depan pintu. “Tuan Javier, Kak Roger, ada Nona Claire di luar.”Javier tertegun sejenak, lalu membalas dengan datar, “Suruh dia ke atas.”Awalnya Javier ingin Jody menemaninya. Dia sengaja untuk tidak menemui Claire selama beberapa hari ini. Tak disangka, dia malah datang.Beberapa saat kemudian, Claire pun datang. Raut wajahnya terlihat agak serius dan muram.Roger pun meninggalkan ruangan, sekalian menutup pintu.Claire berjalan ke depan meja baca. “Apa kamu sengaja nggak mau ketemu sama aku?”Javier tersenyum dengan tidak acuh. “Apa iya?”Tiba-tiba Claire merampas dokumen di tangan Javier, lalu meletakkannya di samping. “Iya! Padahal aku sudah keluar dari rumah sakit, kamu malah nggak cari aku. Kenapa? Apa kamu menyesal?”Javier hanya tersenyum dan tidak berbicara.Kedua tangan Claire menopang di atas meja. “Javier, kalau kamu menyesal, mulai besok aku nggak akan muncul di hadapanmu lagi.”Hingga saat ini, Javier hanya menatap Claire tanpa bergerak sama sekali.C
Claire mengeluarkan suara sengaunya. Dia bersandar di dalam pelukan Javier tanpa bergerak sama sekali. “Aku capek.”Javier membalikkan tubuhnya. “Capek?”Claire memeluk leher Javier dengan malasnya. “Terserah kamu saja.”“Dasar siluman penggoda.” Javier mengecup dalam bibir si wanita. Malam ini dilewati dengan sangat menyenangkan.Keesokan harinya.Setelah Claire bangun, dia pun pergi mempersiapkan sarapan. Tiba-tiba terdengar ada suara dari luar sana, Claire mengangkat kepalanya, lalu tampak Berwin dan kedua pengawal berjalan ke dalam.Berwin sungguh terkejut ketika melihat keberadaan Claire. Dia spontan mengerutkan keningnya. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Jody dan Roger kebetulan hendak menuruni tangga. Raut wajah Roger langsung berubah. Dia seketika berlari ke hadapan Berwin. “Pak, datangnya pagi sekali.”“Bukankah aku sudah beri tahu kamu sebelumnya? Apa kamu menganggap ucapanku sebagai angin lalu?”Maksud ucapan Berwin tak lain adalah masalah Claire mendekati Javier.Belum sempa
Sepertinya Berwin juga menyesali keputusannya.“Tuan Javier?” Roger melihat Javier yang sedang berdiri di atas tangga dengan terkejut.Apa Javier telah mendengar semua percakapan tadi?Javier berjalan menuruni tangga dengan perlahan, lalu berhenti di hadapan Claire dengan tersenyum. “Aku kira kamu sudah pergi.”Claire menyusun sendok dan garpu di atas meja. “Sebelum pergi, aku harus mempersiapkan sarapan buat anak … dan ayah anakku, ‘kan?”Ketika mendengar kata “ayah anakku”, Javier pun tersenyum hangat. “Sepertinya kakekku akan kehilangan selera makan dan susah tidur dalam beberapa hari ini.”Claire menuangkan segelas susu untuk Jody. “Aku hanya lagi jujur saja. Memangnya aku salah?”Javier kembali tersenyum. Tanpa menghiraukan orang-orang di sekitar, Javier langsung memeluknya dan menghirup aroma rambutnya. “Emm, kamu hebat sekali.”Claire melirik sekeliling dan wajahnya spontan merona. Dia mendorong Javier dengan sikunya. “Jangan beronar, cepat makan. Sebentar lagi aku sudah harus p
Owl terbengong sejenak. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata dengan menunduk, “Iya, kelahiranmu membuktikan bahwa aku sudah berhasil ….”Mobil berhenti di depan gedung laboratorium.Terdapat seorang lelaki dan perempuan sedang menunggu di depan pintu. Mereka berdua adalah warga Negara Mardani. Usia mereka sekitar 30 tahunan. Mereka tampak mengenakan jubah putih yang biasanya dikenakan di saat eksperimen dan juga kartu identitas digantung di depan saku dada.Ketika si lelaki menyadari kedatangan Owl, dia pun tersenyum dengan antusias tinggi. “Akhirnya kamu kembali juga?”“Jangan bocorkan masalah ini kepada orang lain, termasuk Pak Dekan,” pesan Owl.Si lelaki mengangguk tanda dirinya mengerti. “Oke, dia ….”Claire tidak pernah menunjukkan wajahnya di Negara Maradani. Jadi, wajar mereka tidak mengetahuinya.Owl melihat Claire, lalu memperkenalkannya, “Dia adalah putri Vina, Alice.”Si lelaki dan si perempuan pun merasa syok.Di dalam ruangan, Claire mengambil cangkir kopi yang disuguh
Tristan menatap Owl dan berkata, "Mengembangkan antibodi baru dengan menggunakan darahnya? Tapi setelah darahnya diambil, tingkat eksistensi antibodi virus di dalam darah pada suhu ruangan akan sangat rendah."Itu berarti setiap kali pengambilan darah, mereka hanya memiliki peluang beberapa detik untuk memisahkan antibodi setelah darah diambil. Jika gagal, itu berarti mereka harus mencoba lagi. Jadi, berapa banyak pengambilan darah yang diperlukan!Bagaimana jika semua upaya mereka tidak berhasil? Bukankah darah Alice akan terkuras habis?Owl mengerti kekhawatiran Tristan. Hanya saja, awalnya dia juga tidak ingin menggunakan cara ini. Hanya saja, kepikiran Claire begitu memercayainya, Owl pun merasa terbebani.Owl tidak ingin mengecewakan kepercayaan Claire. Hanya saja, dia takut eksperimennya akan gagal.Waktu itu, Owl tidak sanggup menciptakan serum antibodi untuk menyelamatkan Vina. Sekarang apa Owl bisa melakukannya? Dia sendiri juga tidak tahu.Selama beberapa tahun ini, Owl terus
Beberapa saat kemudian, Javier menutup bukunya. “Ayo, kita ke sana.”Restoran Minstar terletak di bagian timur Chinatown. Restoran itu dijuluki sebagai terbesar di area Chinatown Negara Shawana.Di sekitarnya, terdapat bangunan-bangunan berarsitektur retro yang memancarkan nuansa klasik. Terdapat juga toko-toko barang antik, restoran, toko perhiasan, bank, kafe, dan sebagainya.Kebanyakan orang-orang di sekitar berwajah oriental. Namun, terlihat juga wajah kebulean di area ini.Saat ini, terdapat dua orang di dalam ruang mewah Restoran Minstar. Seorang pelayan sedang menuangkan teh yang diseduhnya ke dalam cangkir.Berwin mengangkat cangkir teh ke mulutnya. “Apa Nona Sofie suka minum teh? Aku lihat sepertinya kamu sangat memahami jenis daun teh.”Wanita yang duduk di seberang mengenakan jas berwarna putih. Dia terlihat sangat berkarisma.Rambutnya dipotong pendek sebahu. Kemudian, rambutnya diselipkan ke belakang telinga. Apalagi dengan riasan di wajahnya, Sofie kelihatan sangat berkel
Waktu itu, Jeska melakukan operasi plastik dengan mereferensi wajah Jessie. Meskipun wajah mereka tidak 100% mirip, setidaknya ada kesamaan di wajah mereka.Pria paruh baya mengenakan jasnya. “Aku tidak keberatan kalau kamu masuk ke dunia hiburan, tapi lebih baik kamu jaga mulutmu.”Jeska tersenyum. “Aku akan jaga mulutku.”Beberapa hari kemudian, Jeska berhasil tanda tangan kontrak kerja sama dengan Agensi Solar melalui jalur belakang. Saat manajer Agensi Solar ditunjuk untuk mengurus Jeska, dia pun terbengong. Sebab, wajah wanita ini sungguh mirip dengan Jessie.Tidak lama kemudian, berita yang tersebar luas di dalam perusahaan, juga sudah terdengar sampai ke telinga Samuel. Setelah asisten Samuel menjelaskan kepadanya, dia pun mendengus dingin. “Apa gunanya punya wajah mirip? Apa semua orang di muka bumi ini bisa menggantikan Jessy? Mimpi!”Asisten tahu temperamen Samuel. Perusahaan tiba-tiba menandatangani artis pendatang baru yang memiliki wajah mirip dengan Jessie. Dia malah disu
Ucapan Hiro sudah sangat jelas.Tatapan Jeska menjadi dingin. “Kamu lagi minta putus?”Hiro menatap Jeska dengan tenang. “Iya, aku merasa hubungan kita tidak usah dilanjutkan lagi. Aku juga sudah capek.”Setiap kali melihat wajah yang mirip dengan Jessie, perasaan Hiro terasa tidak nyaman. Dia menganggap Jeska sebagai Jessie. Perbuatannya sama saja dengan membohongi dirinya sendiri.Jeska dan Jessie adalah dua individu yang berbeda, mereka bukanlah orang yang sama.“Kak Hiro, kenapa? Apa aku kurang baik?” Jeska menggenggam tangan Hiro. “Kenapa kamu tiba-tiba minta putus? Jangan-jangan … karena Yura?”Raut wajah Hiro menjadi muram. “Tidak ada hubungannya dengan dia.”Jeska pun tersenyum. “Apa kamu yakin nggak ada hubungannya sama dia? Hiro, sejak kamu tahu Yura diam-diam menyukaimu, apa kamu mulai goyah?”“Jeska.” Tatapan Hiro sangat dingin. “Jangan sembarangan menebak isi hatiku.”Jeska mengepal erat tangannya sembari menarik napas dalam-dalam. “Hiro, aku tahu selama ini kamu mengangga
Jules terdiam membisu.Jessie menginjak kaki Levin. “Kenapa banyak sekali omong kosongmu?”Selesai makan, hari pun sudah sore. Jessie dan Jules mengantar Yusa ke depan pintu. Yusa minum banyak hari ini. Dia berkata kepada Jessie, “Biasanya artis yang sudah melahirkan akan kehilangan pasarnya di dunia hiburan. Posisi juga akan digantikan oleh artis yang lebih muda. Tapi, bagiku, usia bukanlah masalah bagi seorang artis. Jessie, kamu tidak usah mencemaskan masalah itu. Kamu rawat dirimu dengan baik. Kelak, kalau ada naskah bagus dan cocok denganmu, aku pasti akan mempertimbangkanmu.”Jessie mengangguk dengan tersenyum. “Tenang saja. Kelak kita pasti akan ada kesempatan buat kerja sama lagi.”Setelah mengantar Yusa dan yang lain ke mobil, Jessie memalingkan kepalanya melihat Jules. “Entah kenapa, aku merasa diriku sangat beruntung.”Setidaknya di dalam dunia hiburan yang mengejar reputasi dan kekuasaan itu, Jessie bisa bertemu dengan orang seperti Yusa dan juga Samuel, yang tidak memanfa
Kabar pernikahan Jodhiva viral di internet. Selain meliput dekorasi indah di aula, pusat perhatian mereka juga tertuju pada gaun pengantin antik.Tidak sedikit orang familier dengan gaun pengantin antik itu. Ada banyak warganet mengunggah gaun pengantin yang dikenakan zaman nenek mereka dulu.Sementara itu, setelah Jessie hamil, ini pertama kalinya dia menampakkan diri di depan umum. Nama Jessie juga menjadi viral dalam seketika.Sebelumnya ada banyak warganet mengira Jessie sudah vakum dari dunia hiburan. Sebab, mereka semua merasa tidaklah mungkin seorang Tuan Putri akan melakukan syuting lagi. Hanya saja, dalam wawancara Jessie kali ini, para penggemar Jessie juga tidak menyatakan bahwa mereka sangat menghormati keputusan Jessie. Tidak peduli dia akan tetap bergumul di dunia hiburan atau tidak, para penggemar akan senantiasa mendukungnya.Setelah “Embun” tayang, ratingnya menduduki peringkat pertama dan menjadi drama yang sangat populer. Sutradara Yusa dan para kru mengundang beber
Jerremy mendengus dingin. “Memang sengaja.”Jessie kelihatan kesal.Jules pun membujuknya. “Tidak usah takut. Nanti kita tidak usah undang dia ke pernikahan kita saja.”Jerremy terkekeh. “Kamu rasa kamu bisa melakukannya?”Jules pun tersenyum. “Apa ini hari pertama kamu kenal sama aku?”Dacia sungguh merasa tidak berdaya. “Kalian itu anak SD, ya?”Mereka berdua selalu saja beradu mulut. Semuanya spontan tertawa.Resepsi pernikahan dimulai. Pencahayaan di dalam ruangan menjadi gelap, hanya tersisa kilauan bintang di atas langit.Pembawa acara berjalan ke atas panggung, lalu mulai mengucapkan doa restu kepada kedua mempelai. Disusul, sepasang pengantin berjalan memasuki aula.Semua orang menghadap ke belakang. Terlihat juga Dessy dan Bastian yang bertugas sebagai pengiring pengantin berjalan di belakang mereka.Ariel merangkul tangan Jodhiva dan buket bunga, berjalan ke hadapan semua orang. Ada yang berbisik, “Kenapa gaun pengantin istrinya Jody kelihatan familier sekali?”“Bukannya ga
Ariel menunduk melihat gaun pengantin di tubuhnya. “Aku sungguh nggak percaya dengan mataku.”“Coba kamu lihat.”Ariel berjalan ke depan cermin, lalu menatap dirinya yang sedang mengenakan gaun pengantin. Dia seolah-olah berbaur dalam era itu.Herla berjalan keluar ruang ganti, lalu berkata pada Jodhiva, “Coba kamu lihat pengantinmu.”Ariel membalikkan tubuhnya. Ketika melihat Jodhiva berdiri di depan pintu, tiba-tiba dia merasa tidak enak hati.Jodhiva menatapnya. Ujung bibirnya melengkung ke atas. “Kamu memang cantik sekali.”…Pada hari ini, seluruh kota sedang menyiarkan kabar pernikahan putra Javier. Resepsi pernikahan kali ini terbuka untuk umum. Bahkan, awak media juga diperbolehkan untuk menghadirinya. Jessie yang berperut besar itu berjalan ke dalam aula dengan dipapah oleh Jules. Dia menerima wawancara dari awak media, mereka menanyakan kapan Jessie akan kembali ke layar kaca. Pada saat ini, Jessie menjawab dengan tersenyum, “Aku nggak buru-buru. Aku masih ingin istirahat s
“Suka, aku bagai berdiri di bawah langit saja. Begitu mengulurkan tanganku, aku sudah bisa menggapai bintang.” Ariel mengangkat tangannya, seolah-olah hendak meraihnya.Tiba-tiba Ariel kepikiran sesuatu, lalu memalingkan kepalanya. “Berapa banyak uang yang sudah kamu habiskan?”Jodhiva berjalan di sisi Ariel, kemudian menghentikan langkahnya. “Aku tidak peduli. Yang penting kamu menyukainya.”“Hanya sebuah resepsi pernikahan saja, jangan menghamburkan uang yang terlalu banyak. Kalau sampai ayahku tahu, dia pasti akan memarahiku boros.”Jodhiva tersenyum, lalu merangkul Ariel ke dalam pelukannya. “Kalau Tuan Tobias tahu aku menghabiskan banyak uang untuk menyewa sepotong gaun pengantin, sepertinya dia bakal emosi hingga pingsan?”Ariel tertegun dan tidak berbicara lagi.Jodhiva mengusap kepalanya. “Pernikahan hanya sehidup sekali. Aku tidak ingin meninggalkan penyesalan untukmu.”Pada saat ini, direktur dekorasi pernikahan datang. Dia bertanya dengan tersenyum, “Tuan Jody, apa kamu suda
“Ayah pergi ke Kediaman Keluarga Gufree.”Pada saat yang sama, di Kediaman Keluarga Gufree.Javier sedang mengobrol dengan Louis di ruang baca. Saat Louis mengetahui masalah Jodhiva mengalami kecelakaan, dia pun bertanya, “Bagaimana kondisi Jody sekarang?”“Sudah istirahat selama seminggu. Kondisinya sudah membaik. Dia sudah diperbolehkan keluar minggu depan.”Louis mengangkat cangkir teh. “Keluar rumah sakit minggu depan? Seingatku, resepsi pernikahan Jody diadakan tanggal sembilan?”Javier mengangkat kelopak matanya. “Terpaksa diundur ke pertengahan bulan. Bukannya hari Valentine cocok untuk mengadakan hari pernikahan?”Louis tertegun sejenak, lalu tertawa dan menyesap teh dengan perlahan. “Betul juga, tanggal 14 Februari memang adalah hari bagus.”“Siapa yang mengadakan resepsi pernikahan di hari Valentine? Jody?” Caden membawa camilan ke dalam ruang baca.Louis tersenyum lebar. “Siapa lagi selain anak angkatmu?”“Bagus juga.” Candice meletakkan camilan di atas meja. “Kebetulan kami
Bastian tersenyum menyeringai. “Nyonya Herla, berhubung dia bukan sengaja ingin mengingkari janjinya, bisa tidak kamu meminjamkan gaun pengantin itu kepadanya?”Herla mengangkat kepalanya, lalu menaikkan gagang kacamatanya. “Kalau dia mau pinjam gaun pengantin, dia bisa datang sendiri. Kenapa kamu yang datang?”“Aku melakukan semua ini juga demi teman baikku. Sepertinya masih butuh setengah bulan lagi untuk dia bisa membahas masalah gaun denganmu. Waktu dengan jadwal resepsi pernikahannya terlalu mepet. Kalau kamu tidak meminjamkannya, dia pun tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada istrinya.” Bastian menghela napas berat. “Demi gaun pengantin, dia hampir saja kehilangan nyawanya.”“Apa kamu merasa semua ini salahku?”“Bukan, mana mungkin aku berani ….” Bastian berjalan ke samping Herla. “Nyonya Herla, aku hanya ingin bilang, tolong pinjamkan gaun itu kepadanya. Meski cuma setengah hari, juga tidak masalah.”Selesai menyusun bunga, Herla meletakkan vas bunga di samping. Dia mengambil v