“Sayangnya, hasilnya terlambat,” kata River, “Kondisi ibumu sudah sangat buruk dan waktunya sudah tidak panjang lagi. Itulah sebabnya dia memilih untuk pergi. Hanya saja, saat Ibumu pergi, Owl memberinya serum antibodi. Serum itu hanya ada dua botol di dunia ini. Satunya ada di tangan ibumu dan satunya lagi di tangan Owl. Aku rasa sebelum ibumu memutuskan untuk melahirkanmu, dia pasti sudah menyuntikkan serum antibodi itu. Kalau tidak, ayahmu pasti akan terinfeksi juga. Mengenai kamu ….”River hanya menatap Claire dan tidak berbicara.Hati Claire terasa gugup. “Jadi, itulah sebabnya darah di tubuhku agak istimewa?”Saat Vina berencana untuk mengandung, dia telah menyuntikkan serum antibodi ke tubuhnya sendiri. Hanya saja, serum antibodi itu sudah tidak berguna baginya. Dia menyuntikkannya karena tidak ingin ayahnya terjangkit virus itu dan tidak ingin virus itu diturunkan ke tubuh Claire.Ternyata Vina telah melakukan keputusan seperti ini. Hanya saja, kenapa Vina tidak memilih cinta p
Claire berlagak sedang kesal. “Kamu … jahat sekali!”Beberapa saat kemudian, Claire baru merapikan dirinya.Dengan perlahan, Javier membantu Claire untuk mengenakan pakaiannya. “Claire-ku semakin hebat saja. Berarti didikanku berguna juga.”“Iya, buktinya kamu senang sekali.” Claire menggembungkan pipinya. Cowok ini semakin tidak tahu malu saja. Dia malah melakukan hal seperti itu.Melihat Claire sering mengambek, tatapan Javier menjadi semakin lembut saja. Saat seorang wanita sedang jatuh cinta terhadap seorang lelaki, si wanita baru akan bersikap manja terhadap lelaki itu.Semuanya terbukti oleh pengalaman nyata mereka. Javier memeluk si wanita dengan senang, lalu berkata dengan suara serak, “Hari ini aku menyelidiki masalah penculikan ibuku. Rosy mengetahui masalah ini.”Claire tertegun sejenak. “Jadi, dia telah merahasiakannya dari Pak Berwin?”Tatapan Javier menjadi dingin. “Dia merahasiakannya dari Kakek dan juga semua anggota Hunter, bahkan mengambinghitamkan Wilson.”Claire tid
Javier menundukkan kepalanya menahan belakang kepala Claire. Dia pun kembali membalas ciuman yang diberikan Claire. Meskipun semua itu hanyalah makna simbolis dari bianglala dan hanyalah sebuah legenda, Javier juga bersedia membiarkan wanitanya melakukan apa yang ingin dia lakukan. Setelah ciuman berakhir, wajah Claire tampak merona lantaran kehabisan napas saja. Javier mengusap belakang kepalanya, lalu berkata dengan tersenyum, “Sudah selama ini, masih tidak bisa ambil napas?”Claire mengedipkan matanya dan tidak berbicara.“Sepertinya aku mesti mengajarimu.” Javier mencubit dagu si wanita, kembali menciumnya.Beberapa saat kemudian, Claire baru meninggalkan bibirnya. Dia masih kesulitan untuk mengambil napas, tapi dia takut Javier akan melanjutkannya lagi. Jadi, Claire segera mendorongnya. “Sudahlah, aku sudah bisa!”Saking lamanya ciuman mereka, bibir Claire pun membengkak.Saat mereka berdua berjalan menuruni bianglala, seorang anak lelaki bertopi yang berusia sekitar 6-7 tahun m
Javier segera berlari ke sisinya.Claire membantu anak perempuan menahan lukanya, lalu berkata dengan wajah pucat, “Javier, dia pencar dengan orang tuanya. Dia juga lagi terluka. Kita nggak boleh biarin dia begitu saja.”“Aku tahu. Kamu bawa dia bersembunyi dulu.”“Bagaimana sama kamu?”Menyadari Javier hendak membangkitkan tubuhnya, Claire langsung menariknya. “Personel mereka banyak sekali. Mereka semua ingin menyerangmu. Jadi, kamu nggak boleh ambil risiko!”Tadi Claire sempat kedengaran bahwa orang-orang itu menginginkan nyawa Javier!Javier mengecup bibir Claire, lalu mengusap ujung matanya. “Tenang saja, aku akan baik-baik saja. Kamu sembunyi dulu dan tunggu aku.”Javier segera berdiri, lalu berjalan pergi.Saat Claire hendak menarik tangannya, Javier pun sudah pergi jauh. Anak perempuan di dalam pelukan Claire masih menangis akibat kesakitan. Dia segera menenangkan, “Jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja. Aku akan bawa kamu keluar dari sini.”Anak perempuan itu berusaha
Tatapan si lelaki terus tertuju pada diri Claire. Hawa panas mulai membara. Dia spontan menelan air liurnya. Saat si lelaki sedang terbengong, Claire segera mengelak dari todongan pistol dan berlari.“Duarr!”Peluru memelesat di tempat kosong.Saat ini, Claire sudah berdiri di belakang si lelaki, lalu menggunakan sikunya untuk mencekik leher si lelaki. Tatapannya sangatlah galak. “Di mana Javier?”Entah apa yang dikatakan si lelaki. Kemudian, Claire memukul si lelaki hingga kehilangan kesadarannya. Dia merebut pistol di tangannya, lalu berlari ke dalam.Di sisi lain, beberapa lelaki berpakaian hitam di belakang ditembak Javier hingga meminta pengampunan. Javier memukul lelaki berpakaian hitam terakhir hingga jatuh terkapar di lantai. Saat si lelaki hendak mengambil pistolnya, pistolnya malah ditendang.Kemeja yang awalnya sangatlah rapi telah menjadi kusut dan juga berlubang. Ada luka di lengan dan juga punggungnya. Bahkan, rambutnya juga sudah dibasahi oleh keringat. Hanya saja, dia m
Seiring dengan suara tembakan yang tajam, peluru pun memelesat ke tubuh Javier.Claire pun terbengong dan kedua matanya mengecil.Di bawah pancaran cahaya lampu, wajah si lelaki yang tampan itu terlihat semakin muram. Dia menatap kedua mata si wanita sembari mengelus pipinya. “Claire, jangan takut, aku ….”Javier langsung menunduk untuk mencium bibir Claire. Namun, tiba-tiba Javier terjatuh tersungkur ke lantai.Claire segera menahan tubuhnya dan menyadari ada luka tembakan di belakang punggungnya. Air mata yang panas mulai bercucuran. Dia memeluk Javier sembari menjerit, “Nggak mungkin! Javier! Jangan tidur! Aku nggak akan izinin kamu buat tinggalin aku!”Roger, Yvonne, dan pihak kepolisian telah tiba di lokasi. Ketika melihat Claire memeluk Javier dengan menangis histeris, sekujur tubuhnya pun gemetar. “Tuan ….”Mobil ambulans melaju kencang di jalan. Claire duduk di samping sambil menggenggam erat tangan Javier. Dia sedang berusaha memberi kehangatan pada tangan Javier yang dingin i
Setelah River menyadari Claire keluar dari ruangan, dia berbicara sesuatu pada dokter, lalu berjalan menghampiri Claire. “Claire, ternyata kamu lagi di rumah sakit.”Claire tersenyum getir. “Memangnya aku bisa ke mana lagi kalau bukan ke rumah sakit.” Selesai ucapan dilontarkan, dia melihat River. “Apa yang Paman bicarakan dengan dokter?”River tertegun sejenak, lalu membalas dengan tersenyum, “Hanya membahas masalah kondisi Javier.”“Apa kondisinya sangat rumit?” tanya Claire. Menyadari River terdiam, dia pun menunduk dan berbicara dengan suara serak, “Apa kondisinya sangat parah?”“Sedikit.” Raut wajah River juga sangat kacau. Masalah ini bukan hanya sekadar tembakan peluru biasa, kondisi Javier malah lebih parah daripada luka tembakan.Saat Claire hendak mengatakan sesuatu, tiba-tiba dia menerima panggilan dari ayahnya.Claire ragu sejenak. Pada akhirnya, dia memilih untuk mengangkatnya. “Ayah?”“Claire, apa kamu baik-baik saja di luar sana? Aku dengar ada penembakan di Negara Shawa
Bukan hanya sumber air di hotel itu saja, bahkan sumber air yang tersedia di tempat lain pun telah terjangkit virus. Wabah yang merebak itu bukanlah bencana alam, melainkan ulah manusia.Jika Javier benar-benar terinfeksi, itu berarti kekhawatirannya itu memang benar. Ada yang masih tidak gentar untuk melakukan penelitian virus genetik lagi.…Setelah Claire kembali ke hotel, dia pun terkejut ketika melihat kedatangan Berwin dan Roger.Saat Berwin melihatnya, dia pun semakin marah lagi. “Apa kamu sudah melupakan apa yang pernah kamu janjikan padaku? Sekarang gara-gara kamu, Javier dirawat di rumah sakit. Apa kamu puas sekarang?”Claire menunduk. “Maaf ….”Sekarang Claire tidak tahu harus berkata apa lagi. Sebab Javier memang bisa ditembak demi menyelamatkannya.Raut wajah Berwin semakin muram lagi. “Javier sudah cukup berbahaya ketika bersamamu. Seandainya kamu memang memikirkan Javier, aku harap kamu bisa meninggalkannya.”Claire terbengong sejenak, lalu berkata, “Aku nggak akan tingg