Saat awak media menunggu kabar Prisca dicampakkan untuk kedua lagi, Steven menggunakan aksinya untuk “menampar” wajah para awak media. Pernikahan selama sepuluh tahun itu sangatlah kekal.Kemudian, ada satu masalah yang ramai diperbincangkan di kalangan ibu kota. Setiap kali Steven makan bersama tamu, dia tidak mengizinkan ada kupu-kupu malam di dalam ruangan itu. Jika tidak, dia akan langsung meninggalkan tempat.Selain itu, Prisca yang selalu dihebohkan dengan kehidupan asmaranya pun lebih memilih untuk melakukan syuting drama keluarga dan bisnis daripada drama percintaan. Semua itu bukan karena mereka tidak memercayai satu sama lain, melainkan karena terlalu percaya. Jadi, Prisca memilih untuk menghargai dan menghormati perasaan suaminya.Bulu mata Claire bergetar. Dia menghela napas panjang, lalu berkata, “Setelah Bu Prisca mengalami kecelakaan di Negara Shawana pada 15 tahun lalu, Tuan Javier jadi nggak suka bicara. Pak Steven bisa memilih untuk terus tinggal di kediaman kuno juga
Beberapa lelaki lainnya juga tidak menganggur. Mereka semua mengelilingi Claire dan bertanya panjang lebar. Claire juga menjawab dengan penuh kesabaran. Dia tidak kesulitan dalam berbahasa asing.Jaxon melihat dari samping. Lelaki berambut keriting menyandarkan lengan di atas pundaknya sembari mengangkat alisnya. “Jaxon, jangan-jangan kamu punya maksud lain sama dia?”“Aku?” Jaxon melirik temannya sekilas, lalu berkata dengan tersenyum, “Sedikit, tapi dia sudah menikah.”“Sudah menikah? Kalau begitu, tidak ada kesempatan lagi.” Si lelaki rambut keriting mengangkat-angkat pundaknya.Jaxon mengambil tongkat golf, lalu memukul bola di atas rerumputan. Hanya saja, pukulan itu agak melenceng.Si lelaki berambut biru pun tersenyum. “Sepertinya teknik pukulan Nona Zora cukup bagus.”Tatapan Jaxon spontan tertuju pada diri Claire. Tampak Claire sedang memegang tongkat golf dengan kedua tangannya, lalu memukulkan bola tepat pada sasarannya.“Bagus.” Jaxon semakin kagum dengan Zora. Jarang ada t
Orang-orang di sekitar pun terkejut. Bukankah Nona Zora telah menikah?Tuan Javier memanggilnya “Sayang”?Jangan-jangan Nona Zora adalah ….Claire yang berada di dalam pelukannya menggertakkan giginya. Sayang? “Javier, apa kamu merasa seru?”Javier menghirup aroma wangi rambut si wanita. Tatapannya seketika menjadi muram lantaran dia tidak mengizinkan lelaki mana pun mengidamkan wanitanya. Hanya saja, berhubung ada banyak mata yang mengawasinya di Negara Shawana, dia tidak boleh mengakui status wanita ini. “Apa suamimu tahu kamu bermain sepuas ini?”Claire mendengus dingin. “Suamiku saja boleh pelukan sama cewek lain. Kenapa aku nggak boleh pelukan sama suami orang lain?”Roger dan Yvonne terbelalak. Permainan apa yang sedang mereka permainkan?Javier merendahkan suaranya. “Besar sekali nyalimu. Sepertinya semalam suamimu terlalu baik sama kamu, jadi kamu masih ada tenaga untuk menggaet orang lain?”Claire melukis lingkaran di dada Javier. “Gimana kalau Tuan Javier hibur aku?”Javier
Claire yang tidur dengan membelakangi Javier mulai melebarkan matanya. Namun, dia berlagak sedang tertidur.Setelah Javier keluar dari kamar, Claire melebarkan matanya dan membangkitkan tubuhnya. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Javier bisa bersikap segugup ini? Hingga harus merahasiakan masalah ini darinya?Javier bisa datang langsung ke Negara Shawana, itu berarti masalah itu sangatlah penting. Tiba-tiba Claire kepikiran sesuatu dan keringat dingin langsung membasahi tubuhnya. Jangan-jangan ada hubungannya dengan ibu Javier?Waktu itu, Tante Prisca diculik di Negara Shawana. Apa benar Javier datang ke Negara Shawana demi masalah ini?Saat ini, di kamar hotel lainnya.Seorang lelaki sedang berdiri di depan jendela memandang pemandangan kota sembari menggoyangkan gelas anggur di tangan. Dia mengenakan jubah mandi. Jubah mandi itu terlihat agak terbuka memamerkan lekuka ototnya. Jika dilihat ke bagian lebih bawah lagi, itu pun adalah bagian intim yang tidak boleh diintip.Rosy baru
Marco mendorong Rosy ke sisi ranjang. Tanpa sedikit pun kelembutan, dia langsung menarik jubah yang membungkus tubuh Rosy. Namun ketika melihat tubuhnya, Marco malah tidak terlihat bergairah sama sekali. “Waktu itu kamu saja bisa mendorong masalah penculikan ibu Javier, bahkan Berwin juga tertipu olehmu. Apa kamu merasa trik kamu itu efektif di diriku?”Saat ini Rosy bukan merasa malu, melainkan merasa takut. Dia bahkan tidak berani menatap kedua mata si lelaki.Marco sangatlah menakutkan. Dia bahkan lebih menakutkan daripada Keluarga Fernando. Selain itu, dia juga sangat curigaan. Sepertinya dia bisa membaca isi pikiran semua orang.Berhubung Marco sangat menakutkan, Rosy pun mencari cara untuk menghindarinya dulu. Saat ini, sekujur tubuh Rosy terasa kaku. “Tuan, aku … aku nggak berani memanfaatkanmu.”Marco mengambil botol anggur di atas meja, lalu menuangkannya di tubuh Rosy. Anggur merah dituang membasahi kulit putih si wanita bagai bunga mawar yang bermekaran saja.“Sepertinya k
Gina tertegun. “Dia?”Loewe membalas dengan tersenyum, “Dia adalah Tuan Marco.”Gina pun akhirnya teringat. “Oh, ternyata Tuan Marco.”Marco berjalan ke sisi Gina, lalu mencium punggung tangan Gina tanda sedang memberi hormat. “Aku merasa sangat terhormat bisa bertemu denganmu.”Gina juga mengangguk dengan tersenyum. Setelah Marco berjabat tangan dengan Loewe, tatapannya pun tertuju pada diri Claire.Marco pun tersenyum. “Siapa nona ini?”Gina memperkenalkan, “Dia adalah Desainer Zora. Nama aslinya adalah Claire Adhitama.”Claire memberi hormat dengan mengangguk sedikit kepalanya.“Oh ya?” Marco melihatnya. Kedua mata galaknya terlihat sangat berkilauan. “Ternyata Nona Zora dari Keluarga Adhitama.”Terlukis kebingungan di wajah Claire. Apa ada yang aneh jika dirinya bermarga Adhitama?Marco duduk di samping Loewe. Dia berbincang-bincang dengan Loewe. Loewe pun tertawa dan berkata pada mereka, “Tuan Marco mensponsori Pertunjukan Perhiasan Swan kali ini. Dia adalah pemegang saham dari pi
Melihat Claire sedang meronta, si lelaki baru bersuara, “Aku.”Claire sungguh terkejut. Setelah lampu di ruang tamu menyala, dia baru membalikkan kepalanya dan tampak Javier di hadapannya.“Kenapa kamu ke sini?” Setelah melihat kedatangan Javier, Claire pun merasa tenang.Javier mengikuti langkah Claire. “Aku datang untuk melihatmu.”Kemudian, Javier mengulurkan tangannya untuk memeluk Claire dan menyandarkan dagu ke atas pundaknya. Aroma wangi sabun memudarkan rasa penat di hati Javier. “Hari ini kamu ketemu dengan Marco?”Claire tidak mendorongnya. Dia tertegun ketika mendengar pertanyaannya. “Marco?”Javier tidak membalas.Claire membalikkan tubuhnya untuk menatap sepasang mata tajam Javier. “Javier, apa kamu kenal dengan lelaki yang bernama Marco itu?”Bibir Claire disumpal dengan kehangatan. Javier mendorongnya ke sofa. Setelah berciuman selama beberapa saat, ujung bibirnya tiba-tiba terasa sakit.Claire menggigitnya!Javier yang digigit pun menyipitkan matanya. “Kamu gigit aku la
“Claire, jangan nakal ….” Javier bagai seekor singa yang baru bangun dari tidurnya. Dia merasa sangat mengerikan saat ini.Hanya saja, Claire tidak memedulikan Javier dan melanjutkan aksinya. Hawa di tubuh si lelaki semakin membara. Dia sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. “Kamu semakin bandel saja.”“Manusia itu bisa berubah.” Sepasang tangan Claire melilit di lehernya dengan tersenyum. “Gimana kalau kamu mohon sama aku?”Javier pun tidak berdaya. Dia mencium Claire, lalu berkata dengan suara serak, “Iya, aku mohon.”…Keesokan harinya.Baru saja Claire selesai berdandan, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Yvonne pergi membukakan pintu. Tampak seorang pelayan wanita sedang berdiri di luar dengan membawakan sebuah kotak ungu di tangannya. “Tuan Javier suruh aku mengantarkannya ke kamar ini.”Yvonne mengambil kotak hadiah, lalu berterima kasih. Si pelayan pun meninggalkan tempat.Saat ini Claire berjalan keluar kamar, dia melihat ada kotak di tangan Yvonne. Dia pun bertanya, “Apa itu?