Gina tertegun. “Dia?”Loewe membalas dengan tersenyum, “Dia adalah Tuan Marco.”Gina pun akhirnya teringat. “Oh, ternyata Tuan Marco.”Marco berjalan ke sisi Gina, lalu mencium punggung tangan Gina tanda sedang memberi hormat. “Aku merasa sangat terhormat bisa bertemu denganmu.”Gina juga mengangguk dengan tersenyum. Setelah Marco berjabat tangan dengan Loewe, tatapannya pun tertuju pada diri Claire.Marco pun tersenyum. “Siapa nona ini?”Gina memperkenalkan, “Dia adalah Desainer Zora. Nama aslinya adalah Claire Adhitama.”Claire memberi hormat dengan mengangguk sedikit kepalanya.“Oh ya?” Marco melihatnya. Kedua mata galaknya terlihat sangat berkilauan. “Ternyata Nona Zora dari Keluarga Adhitama.”Terlukis kebingungan di wajah Claire. Apa ada yang aneh jika dirinya bermarga Adhitama?Marco duduk di samping Loewe. Dia berbincang-bincang dengan Loewe. Loewe pun tertawa dan berkata pada mereka, “Tuan Marco mensponsori Pertunjukan Perhiasan Swan kali ini. Dia adalah pemegang saham dari pi
Melihat Claire sedang meronta, si lelaki baru bersuara, “Aku.”Claire sungguh terkejut. Setelah lampu di ruang tamu menyala, dia baru membalikkan kepalanya dan tampak Javier di hadapannya.“Kenapa kamu ke sini?” Setelah melihat kedatangan Javier, Claire pun merasa tenang.Javier mengikuti langkah Claire. “Aku datang untuk melihatmu.”Kemudian, Javier mengulurkan tangannya untuk memeluk Claire dan menyandarkan dagu ke atas pundaknya. Aroma wangi sabun memudarkan rasa penat di hati Javier. “Hari ini kamu ketemu dengan Marco?”Claire tidak mendorongnya. Dia tertegun ketika mendengar pertanyaannya. “Marco?”Javier tidak membalas.Claire membalikkan tubuhnya untuk menatap sepasang mata tajam Javier. “Javier, apa kamu kenal dengan lelaki yang bernama Marco itu?”Bibir Claire disumpal dengan kehangatan. Javier mendorongnya ke sofa. Setelah berciuman selama beberapa saat, ujung bibirnya tiba-tiba terasa sakit.Claire menggigitnya!Javier yang digigit pun menyipitkan matanya. “Kamu gigit aku la
“Claire, jangan nakal ….” Javier bagai seekor singa yang baru bangun dari tidurnya. Dia merasa sangat mengerikan saat ini.Hanya saja, Claire tidak memedulikan Javier dan melanjutkan aksinya. Hawa di tubuh si lelaki semakin membara. Dia sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. “Kamu semakin bandel saja.”“Manusia itu bisa berubah.” Sepasang tangan Claire melilit di lehernya dengan tersenyum. “Gimana kalau kamu mohon sama aku?”Javier pun tidak berdaya. Dia mencium Claire, lalu berkata dengan suara serak, “Iya, aku mohon.”…Keesokan harinya.Baru saja Claire selesai berdandan, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Yvonne pergi membukakan pintu. Tampak seorang pelayan wanita sedang berdiri di luar dengan membawakan sebuah kotak ungu di tangannya. “Tuan Javier suruh aku mengantarkannya ke kamar ini.”Yvonne mengambil kotak hadiah, lalu berterima kasih. Si pelayan pun meninggalkan tempat.Saat ini Claire berjalan keluar kamar, dia melihat ada kotak di tangan Yvonne. Dia pun bertanya, “Apa itu?
Tangan yang diletakkan di sisi Claire spontan dikepal erat. Saat dia membalikkan kepalanya, lelaki berjas biru pun telah berjalan pergi.“Semoga kamu beruntung.” Apa maksud ucapan itu?Claire duduk di belakang baris Gina. Dia spontan memalingkan kepalanya. Tiba-tiba dia melihat sosok seorang wanita yang sangat familier. Hanya saja, setelah wanita itu bertatapan dengan Claire, dia segera membalikkan tubuhnya dan menenggelamkan tubuhnya ke dalam kerumunan.Kali ini Claire sungguh terkejut. Dia dapat melihat dengan jelas bahwa wanita itu adalah Rosy?Bagaimana mungkin?Apa Rosy sedang berada di Negara Shawana?Tiba-tiba Claire kepikiran sesuatu dan segera berjalan ke belakang panggung. Saat Marco melihat Claire berjalan ke belakang panggung, tampak senyuman dingin di wajahnya.Claire mengangkat gaunnya berjalan ke koridor yang kosong itu. Hanya dalam sekilas mata, bayangan tubuh itu malah sudah menghilang.Kenapa Rosy bisa ada di sini? Claire sungguh penasaran. Tiba-tiba dia memiliki fir
Claire menarik napas dalam-dalam. Saat ini wajahnya spontan memucat. “Rosy, apa kamu nggak tahu Pak Berwin dan Javier tahu masalah yang kamu perbuat?”Rosy melepaskannya, lalu berjalan ke sisi lain sembari mendengus dingin. “Memangnya kenapa kalau tahu?” Tiba-tiba Rosy menghentikan langkahnya dan memalingkan kepalanya. “Lagi pula, dia juga nggak tahu semua ini adalah ulahku. Kamu … juga nggak ada kesempatan buat beri tahu dia.”Dua petugas yang mengenakan alat pelindung diri berjalan maju. Sepertinya mereka sedang bersiap-siap. Claire berusaha untuk meronta. Rasa takut seketika menjalar di seluruh tubuhnya. Sepertinya Claire akan mati kali ini? Tidak! Claire masih tidak ingin mati. Dia tidak ingin meninggalkan anak-anak dan juga Javier!Saat kedua petugas hendak melepaskan pakaiannya, tiba-tiba terdengar suara tembakan keras dari luar sana. Mereka berdua spontan ketakutan.Rosy juga baru merespons dan pintu sudah didobrak. Saat melihat lelaki di luar pintu, Rosy pun melongo seolah-ola
Claire mengerutkan keningnya. Dia tiba-tiba berpikir kenapa Marco bisa mengetahui hubungannya dengan Javier? Padahal Javier tidak pernah mengekspos hubungan mereka sewaktu di Negara Shawana!Jangan-jangan si Rosy!Pantas saja, pantas saja Rosy menangkapnya.Ujung dagu Javier disandarkan di atas kepala Claire. Hatinya terasa sakit dan bahkan tidak berani memberitahunya bahwa semua ini adalah sebuah jebakan.Javier tahu ada yang ingin menjebak Claire. Jadi, Javier sengaja memasang alat pelacak ukuran mini dalam hiasan mutiara di atas gaun pemberiannya. Semua ini dilakukan demi menjaga keselamatan Claire. Tak disangka, orang-orang itu akan beraksi secepat ini. Sementara, ternyata Rosy satu komplotan dengan mereka.“Marco.”Tatapan Javier menjadi dingin. Ucapannya ditujukan kepada orang di luar sana. “Apa kamu benar-benar mengira aku datang ke sini tanpa persiapan apa-apa?”Marco tertegun sejenak. Tatapannya yang tajam terlihat sedikit dingin.Javier melihat ke bagian atas bangunan yang te
Javier berjalan ke dalam kamar, lalu menarik kursi untuk duduk di dekat Claire. “Claire, apa kamu merasa tidak enak badan?”Claire menggeleng, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa bersama Paman River?”Kening Javier spontan berkerut. “Aku yang memanggilnya kemari. Aku khawatir kamu akan dalam bahaya. Jadi, aku beri tahu masalah ini kepada River. Bagaimanapun, aku juga harus membuat persiapan cukup.”“Javier, jujur saja, kenapa kamu bisa datang ke Negara Shawana? Apa demi masalah ibumu?” tanya Claire.Javier tertegun sejenak dan tidak berbicara. Dia menundukkan kepalanya dan menggigit erat bibirnya. “Maaf, aku sudah melibatkanmu dalam masalah ini.”Javier menggenggam sepasang tangan dingin Claire. “Sebenarnya aku tahu semua ini adalah sebuah jebakan. Mereka ingin menggunakan masalah ibuku untuk memancingku. Mereka ingin melawan Keluarga Fernando. Aku bisa memanggil River juga karena aku takut jika terjadi apa-apa dengan diriku, setidaknya ada dia yang bisa menyelamatkanmu.”Claire sungguh s
Claire membangkitkan tubuhnya berjalan ke sisi River dengan perlahan. “Apa kamu bisa beri tahu aku mengenai masalah mereka?”…“Ahh!”Rosy dicambuk hingga sekujur tubuh berlumuran dengan darah. Dia terjatuh di lantai dengan tubuh merinding.Saat ini Rosy mengangkat kepalanya melihat lelaki yang sedang duduk sembari mengisap rokok elektrik. “Tuan Macro … aku … nggak bohongi kamu. Aku nggak tahu Claire punya hubungan sama Organisasi Dawn.”Macro mengembuskan asap rokok. Tatapannya yang dingin terlihat sangat mengerikan. “Padahal Javier sudah masuk ke jebakanku! Padahal tinggal sedikit lagi dia akan jatuh ke tanganku!”Gigi Rosy sedang bergertak.Marco menurunkan kaki panjangnya, berjalan ke sisi Rosy. Dia menunduk melihat sosok wanita yang sedang telungkup di atas lantai. “Semua ini gara-gara kamu. Kamu tidak menyelidiki latar belakang wanita itu dengan jelas dan merusak rencana bagusku!”Rosy langsung menarik ujung celananya. “Tuan, maaf … beri aku satu kesempatan lagi. Aku … aku bisa m