Javier memang berbicara seperti itu, tetapi Claire tetap merasa sedih. Claire memegang tangan Javier dan berkata, "Javier, kelak apa pun yang terjadi, aku nggak akan pernah meninggalkanmu, kecuali ...."Apa? Claire belum memikirkannya. Dia sendiri tidak tahu kenapa dirinya tiba-tiba melontarkan kata-kata ini. Mungkin karena Javier terlalu baik kepadanya.Dulu, Claire pernah mengira Javier bersamanya hanya karena tiba-tiba tertarik atau mungkin karena anak-anak. Namun, setelah menghabiskan waktu bersama begitu lama, Claire baru menyadari Javier yang paling banyak berkorban.Javier tersenyum dan memandang Claire dengan penuh kasih sayang, lalu berucap, "Kamu itu istri yang aku dapatkan dengan susah payah, mana mungkin aku meninggalkanmu? Kecuali aku mati. Kalau tidak, kamu memang tidak bisa meninggalkanku." Javier tidak akan membiarkan hal itu terjadi.Claire yang berusaha mencairkan suasana menceletuk, "Tenang saja, kamu pasti akan berumur panjang." Setelah itu, Claire berbalik dan menc
Kemudian, Javier menghampiri Claire. Melihat raut wajah Claire yang muram saat berlutut di depan papan nisan, Javier merangkul Claire dan berkata sembari menatap papan nisan, "Ibu, kamu tenang saja. Aku akan menjaga Claire selamanya dan siapa pun tidak bisa memisahkan kita, kecuali kematian."Claire yang terkejut memandang Javier. Sementara itu, Javier hanya mengangkat alisnya. Dia memapah Claire, lalu Claire melihat Rendy seraya bertanya, "Ayah, apa kamu mau bicara dengan Ibu?"Rendy tertegun sejenak, lalu menunduk. Dia memandang papan nisan dan tersenyum getir. Rendy menyahut, "Nggak ada. Kalau ada, aku cukup mengucapkannya di dalam hati."....Claire yang baru datang ke studio melihat Yvonne mondar-mandir di koridor dengan panik. Claire pun bertanya, "Ada apa?"Yvonne menjadi gugup begitu melihat Claire, lalu menjelaskan, "Kak, pihak kepolisian sudah menemukan titik terang mengenai kematian Wanda. Dia ... dia memang bukan bunuh diri."Jadi, Wanda memang difitnah dan dikambinghitamka
Bar Goldia tidak ramai di siang hari, hanya ada beberapa tamu yang sedang makan. Seorang pelayan membawa Claire ke tempat River duduk. Claire menyapa, "Paman River."River memegang sebotol anggur Conti edisi kolektor dan sedang memeriksa tanggal produksi anggur. Begitu melihat Claire datang, River segera menyimpan botol anggur itu ke dalam kotak dan bertanya, "Akhirnya kamu datang juga."Setelah duduk, Claire melirik sekilas anggur yang diletakkan di samping River dan berucap, "Itu hadiah, ya?"River tertawa, lalu menyahut, "Iya. Ini hadiah dari teman lama yang baru kembali dari luar negeri. Dia baru saja pergi dan khusus memberiku anggur ini."Kemudian, River berkata seraya memandang Claire, "Kenapa kamu tiba-tiba datang?"Claire menopang dagu sambil menatap River dan berujar, "Tentu saja aku datang khusus untuk berterima kasih kepadamu karena sudah banyak membantuku."River tersenyum, lalu memesan secangkir kopi kepada pelayan. Dia menggeser gelas anggur ke samping dan menimpali, "Ng
Malam harinya, di Vila Blue Canyon, Claire telah menyiapkan makan malam. Kemudian, dia merenungkan percakapannya dengan River pada siang tadi selama beberapa saat. Ketika tersadar kembali, dia masih belum melihat Javier yang turun sehingga dia pun pergi ke ruang kerja. Namun, saat akan mengetuk pintu, Claire malah mendengar suara Javier. "Apakah itu karena kerusakan mesin? Apa kamu yakin?" Claire menarik kembali tangannya yang terangkat untuk mengetuk pintu. Kerusakan mesin apa yang sedang dibicarakan?Javier berkata, "Apakah Pak Wilbert masih belum bangun? Baiklah, aku mengerti. Kalian harus bekerja sama dengan penyelidikan polisi dulu untuk memeriksa apakah mereka berdua menghubungi seseorang sebelum kecelakaan itu terjadi atau apakah ada jejak transaksi di rekening mereka."Javier mengakhiri panggilannya. Saat berbalik, dia mendapati Claire telah membuka pintu. Melihat ekspresi di wajah istrinya, dia pun mengerucutkan bibir tipisnya dan perlahan berkata, "Claire, kamu ...." Claire
Javier menjawab pertanyaan Claire, "Dia nggak akan melepaskan Pak Wilbert. Apa kamu ingin memancing dalangnya keluar?"Claire tersenyum seraya berkata, "Apa kamu yakin dengan hal ini?" Kemudian, dia bisa merasakan kehangatan tangan Javier di pinggangnya. Pria itu menatapnya, lalu berkata sambil tersenyum, "Layak untuk dicoba."....Di dalam ruang istirahat departemen administrasi, beberapa staf yang memesan makanan dari luar tengah berkumpul untuk bergosip."Apa kalian sudah mendengarnya? Beberapa hari lalu, pasangan suami istri yang mencari masalah dengan Nona Claire itu sudah meninggal dalam kecelakaan mobil.""Tentu saja kami sudah mendengar. Orang-orang di lantai enam mengatakan bahwa pasangan suami istri itu sangat nggak tahu malu. Mereka menyalahkan Nona Claire atas kematian putri mereka sendiri, bahkan meminta kompensasi dari Nona Claire.""Iya, semuanya sudah dijelaskan beberapa hari yang lalu. Rasanya aneh, Nona Claire benar-benar disalahkan tanpa alasan. Siapa nama wanita itu
Claire meletakkan tangannya di bahu Javier sembari bertanya, "Apakah Roger sudah siap sekarang?" Javier mengangkat alisnya sambil bertanya balik, "Bagaimana menurutmu?"Malam harinya, di luar ruang ICU rumah sakit, sudah tidak ada yang berjaga. Seorang perawat sedang melakukan pemeriksaan ke kamar pasien. Begitu melihat ada dokter yang mendekat, dia pun menyapanya. Dokter itu hanya menganggukkan kepala, lalu melangkah menuju ruang ICU.Saat berada di luar pintu, dia memandang perawat yang telah menjauh, lalu membuka pintu dan berjalan masuk. Seiring dengan pencahayaan lampu samar yang masuk dari luar, dia melihat seseorang terbaring di ranjang pasien. Dokter itu mendekati ranjang dan mengeluarkan sebuah jarum suntik dari saku pakaiannya.Dokter itu menusukkan jarum tersebut ke dalam kantung infus dan hampir menekan jarum untuk menyuntikkan cairan obat. Namun, lampu di dalam ruangan tiba-tiba menyala. Begitu berbalik, Roger langsung menghajarnya hingga jatuh ke lantai.Roger segera mena
Claire meliriknya dan berbisik pelan, "Kamu nggak usah mengkhawatirkanku, aku bisa menangani ini." Ada beberapa orang yang mungkin tidak tahan melihat kekerasan dan bisa merasa mual. Meskipun Claire merasa tidak nyaman, dia masih mampu menangani situasi ini.Javier hanya tersenyum. Roger berdeham, lalu sosok berpakaian hitam itu pun menghentikan aksinya. Pria yang telah dihajar hingga babak belur itu tersenyum dengan gigi yang berlumuran darah seraya berkata, "Nggak peduli bagaimana kalian menyiksaku ... semua itu dilakukan olehku. Kalau kalian sehebat itu, hajar saja aku sampai mati."Sosok berpakaian hitam itu mendekati Javier, lalu berkata dengan hormat, "Tuan, orang ini sangat keras kepala. Nggak peduli bagaimana kita menghajarnya, dia tetap nggak mau memberi tahu siapa rekannya."Javier menatap tajam ke arah pria yang terluka, lalu berkata dengan dingin, "Kalau dia masih ingin menderita, biarkan dia terus menderita." Javier mengajak istrinya untuk duduk di sofa sembari mengambil m
Claire tersenyum sambil berkata, "Ketika aku bertanya tadi, pupil matamu jelas melebar. Itu menunjukkan bahwa kamu sangat gugup dengan pertanyaan ini. Saat menjawab nggak punya, kamu sempat ragu-ragu sejenak.""Aku sudah mengatakan nggak punya!" bantah pria itu. Dia tiba-tiba panik, seolah-olah ingin melawan dengan segala tenaganya. Namun, dua sosok berpakaian hitam segera menahannya. Claire agak terkejut, tetapi segera kembali tenang.Wanita itu berdiri perlahan dan menatapnya tanpa ekspresi sambil berkata, "Aku memang nggak tahu apa yang sedang kamu sembunyikan, tapi kamu sebaiknya memikirkan baik-baik, apakah kamu punya kemampuan untuk menjaga keamanan mereka.""Kamu sudah melihat akhir yang dialami oleh Pak Wilbert dan Bu Winny. Bagaimanapun, kalian yang mencelakainya sendiri, jadi tentu paling paham," lanjut Claire. Pria itu terbaring di lantai tanpa bergerak, entah karena kehabisan tenaga atau menyerah. Matanya tampak kosong dan melihat ke arah yang lain.Javier berjalan mendekat
“Meskipun dia adalah anggota keluarga kerajaan, dia juga mesti dihukum kalau dia melakukan hal yang melanggar hukum. Kalau dia mengidap penyakit mental, seharusnya kalian mengutus lebih banyak orang lagi untuk mengawasinya. Jangan sampai dia bunuh diri di dalam sel. Nantinya reputasimu malah akan menjadi buruk.”Kepala penjara menunduk. “Benar apa kata Yang Mulia.”Silvia memasuki mobil. Mobil kerajaan melaju kencang.Satu minggu kemudian, Jules menyuruh pelayan untuk membersihkan Vila Laguna. Berhubung vila ini didirikan pada era 60-an, interior di dalam vila ini tergolong kuno.Kimin mengikuti Jules berjalan menuruni tangga. “Tuan Muda, aku sudah unggah lowongan pekerjaan itu. Sekarang sudah ada sepuluh orang yang melamar. Apa kamu ingin menyortirnya?”Jules duduk di sofa. “Coba aku lihat.”Kimin mengeluarkan tablet yang diambilnya. Di atasnya terdapat CV dari semua pelamar pekerja.Jules membaca CV dan keningnya seketika berkerut. “Semuanya anak muda?”Kimin sungguh tidak berdaya. “
Orang yang duduk di dalam ruangan memalingkan kepala melihat ke sisi Silvia. Silvia yang berpakaian rapi dan mewah itu sungguh tidak cocok dengan lingkungan di dalam penjara. Berbeda dengan Lidya, dia sedang mengenakan seragam tahanan. Dibandingkan dengan dulu, Lidya yang sekarang tidak kelihatan sombong lagi. Dia kelihatan bagai sudah kehilangan semangat hidupnya saja.“Adik kesayanganku. Aku sungguh gembira kamu masih mengingatku.” Silvia tersenyum, seolah-olah sedang mengenang masa lalu saja.Tatapan Lidya kelihatan muram. “Selamat! Setelah Ayah meninggal, kamu pun berhasil menjadi Ratu.” Lidya tidak memberi selamat dengan tulus.Silvia juga menganggap Lidya sedang memberi selamat untuknya saja. “Terima kasih.” Kepala penjara membawa kursi mempersilakan Silvia untuk duduk.Setelah Silvia duduk, dia berkata kepada kepala penjara dengan tersenyum, “Aku ingin ngobrol berdua sama dia.”Kepala penjara mengangguk. Dia memerintah anak buahnya untuk mundur. Setelah mereka menjauh, Silvia b
Akhirnya Lidya merespons. Dia memalingkan kepala untuk menatap Daniel dengan tatapan menyindir. “Apa kamu lupa? Sekarang wanita itu bisa memberimu kedudukan juga berkat aku?”Daniel tertegun.Lidya tersenyum sinis. “Ada darah keluarga kerajaan yang mengalir di dalam tubuhku. Siapa kamu? Kalau waktu itu aku tidak menikah sama kamu, apa mungkin kamu dan anak sialan itu akan dianugerahkan kedudukan? Hahaha.”Lidya tertawa histeris. Polisi langsung melihat ke dalam kamar.Daniel menurunkan kelopak matanya. “Apa kamu begitu membenci putri kandungmu?”Lidya langsung berdiri. Polisi khawatir dia akan menyerang anggota keluarganya. Mereka pun sudah siap siaga.“Apa aku bersedia untuk melahirkannya?” Lidya menjerit dengan mata merah. “Kamu yang mohon sama aku untuk melahirkannya. Anak perempuan itu tidak berguna. Dia bisa hidup sampai sekarang juga karena beruntung saja.”Raut wajah Daniel berubah tegang. “Putraku sudah mati. Dia dicelakai oleh anggota Keluarga Tanzil. Sekarang, suami dan putr
Nordin merasa bingung. “Terima kasih sama aku?”Dacia tersenyum. “Kalau bukan karena ucapanmu di atap waktu itu, aku nggak bakal kepikiran metode pembunuhan yang begitu sempurna.”Carly tersenyum, lalu menarik tangan Dacia. “Metode apa?”Baru saja Dacia ingin menjawab, suara dering ponsel memotong ucapannya. Dia mengeluarkan ponselnya. Ternyata ada panggilan masuk dari Jerremy.…Di sisi lain, di pusat penilaian forensik.Jules duduk di mobil baris belakang. Tatapannya tertuju pada pintu gedung pusat penilaian forensik. Tidak lama kemudian, Derrick berjalan ke sisi mobil, lalu mengetuk kaca jendelanya.Jendela mobil diturunkan secara perlahan. Derrick membungkukkan sedikit tubuhnya, lalu berkata, “Hasil penilaian sudah keluar. Dia bukan menderita gangguan mental, tapi dia didiagnosis mengidap depresi berat.”Jules menyipitkan matanya. “Apa ada yang aneh?”“Tidak ada. Anggota di pusat penilaian forensik tidak pernah ikut campur dalam masalah di penjara. Hanya saja … selain diawasi oleh
”Mengenai bagaimana pelaku bisa menghindar dari kamera CCTV, dia hanya bisa melewati tangga darurat saja. Karena nggak ada kamera CCTV di sana. Dia bisa bersembunyi hingga keesokan paginya, hingga ada yang menyadari jenazah, kemudian berpura-pura menjadi pemilik apartemen. Dia turun dari salah satu lantai melalui jalur darurat dan meninggalkan tempat.”Asisten terlihat bingung, “Kenapa harus menunggu sampai pagi?”Lance berdiri dengan perlahan. “Karena siang hari adalah waktu semua penghuni beraktivitas keluar masuk rumah. Kalau dia pergi malam itu juga, justru akan menambah kecurigaan. Jadi, demi nggak menimbulkan kecurigaan, dia menunggu hingga pagi, lalu bersama penghuni lainnya keluar gedung di pagi hari.”Asisten pun merespons.Dacia tersenyum melihat ekspresi mereka yang terkejut dan tersenyum. “Tentu saja, setiap metode pembunuhan yang sempurna di dunia nyata pasti memiliki celah. Bagaimana menurut Tuan Lance, apa Tuan Lance menganggap metode pembunuhan ini masuk akal?”Lance me
Asisten merasa kaget. “Korban digantung di luar?”“Sebenarnya semua ini adalah inspirasi dari Tuan Muda Nordin. Di bagian luar atap terdapat satu anak tangga yang menonjol. Kalaupun ada kamera CCTV di atap, saat pelaku melompat, dia pun akan jatuh di anak tangga itu. Kalau seperti itu, pelaku tindak kriminal ini mesti dijalankan dua orang.”“Pembantu pelaku berada di balkon rumah korban untuk menarik pelaku yang meluncur turun dengan tali. Pembantu pelaku pasti adalah orang yang sangat dekat dengan korban. Dia bisa menggunakan alasan terlalu emosi ketika melihat orang yang dicintainya bunuh diri, lalu menghancurkan rekaman CCTV itu. Jadi, pelaku utama bisa melarikan diri dengan kesempatan itu.”Lance tersenyum dengan puas dan tertawa. “Bagus, memang lebih cocok kalau metode kejahatan yang dilakukan oleh dua orang.”Dacia menjentikkan jarinya. ”Jadi, berbeda kalau tindak kriminal hanya dilakukan oleh satu orang saja. Pelaku utama mengikat satu ujung tali di anak tangga bagian luar atap,
“Kebetulan nggak ada kamera CCTV di lantai atas. Di dalam rekaman kamera CCTV lift hanya terlihat pelaku yang menyamar sebagai korban. Setelah itu, nggak ada siapa pun yang tertangkap kamera lagi. Mengenai bagaimana pelaku menghindari kamera CCTV dan melarikan diri, atau korban sebenarnya didorong dari lantai atas atau bukan, aku rasa semua itu adalah teka-teki yang ingin diketahui oleh semua penonton,” kata Dacia.Asisten itu tersenyum lagi. “Biasanya untuk skenario seperti ini, pelaku pasti bekerja sama dengan seseorang. Pelaku utama menyamar sebagai korban dan pergi ke atap, sedangkan korban yang sebenarnya dilempar dari balkon rumahnya oleh kaki tangan pelaku. Tentu saja kaki tangan pelaku bisa jadi adalah suami atau pacar korban.”Dacia menggeleng. “Di dalam naskahku, Nona Mimosa tinggal sendiri.”Asisten tertegun sejenak, lalu melirik ke ujung. Terlihat Lance sedang memberi isyarat mata. Kemudian, dia baru bertanya, “Pelakunya satu orang saja? Jadi, pelaku sudah lebih dulu melem
Dacia tersadar dari lamunannya, lalu berdiri dengan perlahan. “Kalau begitu, aku akan datang lagi besok.”Resepsionis menatap bayangan punggung Dacia sembari menggeleng. Padahal wanita ini sudah ditolak dua kali, dia masih saja datang ke perusahaan. Sebenarnya, tidak peduli dia datang berapa kali, Sutradara Lance juga tidak akan menemuinya.Dacia berdiri di depan pintu. Ketika melihat mobil dan pejalan kaki yang hilir mudik di jalan raya, dia berusaha untuk menenangkan dirinya. Kemudian, dia segera menghalangi taksi untuk meninggalkan tempat.Carly sedang duduk di lapangan basket akademi. Ketika melihat Dacia sudah kembali, dia bergegas ke hadapan Dacia. “Bagaimana?”Dacia menggeleng.Sebenarnya Carly juga sudah menduganya. Dacia masih belum berhasil untuk menemuinya.Bukan hanya mahasiswa seperti mereka saja yang ditolak, bahkan selebritas papan atas yang pernah memenangkan penghargaan di ajang Goldwood juga belum pasti bisa mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan Lance.Dacia mena
Benn mengerti apa maksud ucapan Jerremy. Dia mengangkat gelas anggur, lalu menyesapnya dengan perlahan dan bertanya, “Apa kamu mencurigainya?”Jerremy tersenyum. “Dia menerima pukulan di saat mengetahui kabar penobatan. Apa mungkin aku tidak curiga?”Lidya telah mengetahui kabar kekuasaan jatuh ke tangan anggota Keluarga Tanzil. Apa mungkin dia akan merasa rela?Seorang wanita yang sudah kehilangan akal sehatnya bisa melakukan apa pun. Meskipun dia memiliki kesempatan untuk keluar dari penjara dan menerima pengobatan, apa dia benar-benar sedang fokus dalam pengobatannya atau dia sedang menyusun rencana selanjutnya? Siapa juga yang mengetahuinya?Benn menghela napas ringan. “Jerry, aturan di Negara Hyugana memang seperti itu. Seandainya narapidana mengidap penyakit mental, dia akan dibebaskan dari masa hukumannya untuk menerima pengobatan.”“Aku mengerti.” Tatapan Jerremy semakin serius. “Jadi, apa pun ceritanya, aku tidak boleh membiarkannya memiliki kesempatan itu.”Di sisi lain, di r