Di dalam mobil, Javier mengambil kotak obat dan mengobati goresan di pipi Claire. Meskipun goresannya tidak dalam, itu bisa meninggalkan bekas luka kalau tidak ditangani dengan baik. Claire hanya duduk di kursinya tanpa berbicara ataupun menatap Javier."Apa kamu merasa aku kejam, jadi ketakutan?" tanya Javier yang mengernyit. Dia menyadari bahwa dirinya mungkin telah membuat Claire ketakutan, tetapi Javier benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Dia merasa sangat marah, bahkan ingin membunuh Kayla.Claire kembali menatap ke arah Javier, lalu berkata, "Masih bisa diterima." Dengan tatapan yang agak dingin, Javier bertanya, "Apa maksud dari 'masih bisa diterima'?"Claire mengulurkan tangan untuk memeluknya. Wanita itu menempelkan wajahnya ke dada Javier yang hangat, seolah-olah mengandalkannya. Tindakan Claire membuat Javier tertegun sejenak.Javier berkata, "Claire, kamu ...." Wanita itu menunduk dan tersenyum dalam pelukan hangatnya seraya berkata, "Javier, aku tahu kamu
Begitu mendengar janji dari Javier, Claire tak kuasa tersenyum dan berkata, "Kamu yang berjanji sendiri, ya." Javier menjawab seraya tersenyum penuh kasih, "Iya, aku yang berjanji."....Keesokan harinya, Rosy datang ke kantor. Ketika melewati meja resepsionis, dia mendengar beberapa staf wanita sedang menggosip tentang sesuatu."Sejak Tuan Javier dan Nona Claire resmi menikah, mereka benar-benar sangat romantis. Dulunya, mereka masih diam-diam, tapi sekarang sudah terbuka.""Mereka sudah menjadi suami istri, jadi kenapa harus diam-diam?""Tuan Javier benar-benar sangat memanjakan Nona Claire. Aku nggak sia-sia mendukung pasangan ini!"Langkah Rosy terhenti sejenak dengan ekspresi sangat suram. Kemarin, dia kehilangan kontak dengan Kayla dan sudah menduga bahwa wanita itu gagal dalam misinya. Untungnya, saat menghubungi Kayla, dia selalu menggunakan nomor ponsel yang bukan miliknya. Jadi, meskipun Javier menyelidikinya, dia tidak akan menemukan jejak Rosy.Saat pintu lift terbuka, dia
Bulu mata Claire tampak bergetar. Dia yang kebingungan pun bertanya, "Javier, apa yang kamu lakukan?""Bukannya kamu sangat senang memanggilku dengan sebutan 'sayang' barusan? Kenapa sekarang berubah lagi?" tanya Javier yang agak tidak puas. Claire menjelaskan dengan angkuh, "Aku hanya ingin membuatnya kesal. Siapa suruh dia menargetkan priaku ...."Menargetkan prianya? Javier sangat puas dengan jawaban ini. Dia meletakkan tangannya di pinggang Claire, lalu bertanya, "Barusan, kamu mengatakan ingin melakukan sesuatu yang seru, apa itu?"Seluruh sosok Claire gemetar dengan wajah yang memerah. Dia menekan tangan nakal Javier dan berkata dengan geram, "Javier, jangan macam-macam di sini. Hal seru yang kumaksud bukan ini!" Pria berengsek ini selalu hanya memikirkan hal itu. Apakah dia tidak takut gagal ginjal? Javier tersenyum dan tidak berkata apa-apa."Kamu sudah berjanji akan menghabiskan waktu denganku sepanjang hari. Jadi, apa pun yang ingin aku lakukan, kamu nggak akan menolak, 'kan
Rosy berkata seraya mendongak, "Nona Claire jelas tahu bahwa Javier harus menghadiri rapat sore ini, tapi dia tetap bersikeras membuat Javier menemaninya keluar. Nggak peduli bagaimanapun aku membujuk, Javier tetap nggak mau mendengarkanku.""Nggak peduli apa pun yang aku lakukan, Javier selalu merasa aku yang salah. Kalau ini terus berlanjut, Javier mungkin nggak ingin menetap di perusahaan ini lagi," timpal Rosy.Melihat Berwin yang berhenti mengelap porselen, sorot mata Rosy sontak memancarkan kilau dingin. Berwin memang sudah tidak menyukai Claire sejak awal.Sementara itu, pernyataan Rosy jelas mengindikasikan bahwa wanita itu tengah membujuk Javier untuk mengabaikan perusahaan. Bagaimana mungkin wanita penggoda seperti Claire cocok untuk menikah dengan Keluarga Fernando?Akan tetapi, setelah menunggu sekian lama, Berwin tak kunjung meluapkan emosinya. Sebaliknya, pria tua itu malah memberikan porselen kepada Herman dan bertanya dengan serius, "Rosy, kamu harus paham bahwa sebagai
Setelah pegawai wanita itu selesai bicara, dia gemetaran saat melihat Claire muncul. Pegawai itu berujar, "Nona ... Nona Claire ....""Apa yang kalian bicarakan?" tanya Claire seraya tersenyum. Kedua pegawai wanita itu ragu-ragu, mereka merasa agak canggung."Nggak masalah. Aku nggak akan menyalahkan kalian. Aku cuma mau tahu siapa yang menyebarkan rumor ini," ucap Claire dengan tenang.Salah satu pegawai wanita pun berkata terbata-bata sesudah menyadari Claire tidak marah, "Itu ... kami dengar dari departemen administrasi ... mereka bilang ... kemarin Nona Claire terus mengganggu Tuan Javier dan ... melarang Tuan Javier ... rapat."Claire menyahut sembari menyipitkan mata, "Departemen administrasi?"Pegawai wanita itu mengangguk, lalu melanjutkan dengan gugup begitu teringat sesuatu, "Sepertinya, Nona Rosy yang bilang sama anggota departemen administrasi lainnya. Setelah itu ..."Claire langsung paham. Dia mengangguk dan berucap sembari tersenyum, "Terima kasih."Di departemen adminis
"Kamu ...," ucap Rosy sembari mengepalkan tangan. Dia memelototi Claire dengan penuh kebencian.Semua orang di departemen administrasi terdiam. Sebenarnya, sebagian besar urusan di perusahaan memang diselesaikan oleh Roger. Selain itu, Javier menyerahkan banyak pekerjaan untuk Roger.Namun, setelah Roger dipindahkan dan Rosy datang, entah kenapa Javier menjadi begitu sibuk. Javier adalah bos, sedangkan mereka hanya pegawai Javier. Kalaupun Javier tidak hadir, asisten yang akan memimpin rapat.Sekarang, para pegawai ini baru tahu bahwa mereka dihasut. Mereka juga melihat kehebatan istri Javier. Untung saja yang ditampar bukan mereka.Claire tetap tersenyum saat berbicara, "Nona Rosy, kalau kamu memang nggak mau kerja, Roger bisa kembali untuk menggantikanmu. Bagaimanapun, Roger jauh lebih berguna daripada kamu. Dia nggak akan terus bergantung kepada bosnya. Benar, 'kan?"Claire memang tampak tersenyum, tetapi sindirannya begitu pedas. Semua orang langsung paham, istri Javier memang heba
Javier mengatupkan bibirnya. Saat itu, memang Rosy yang membawa foto itu kepada Javier. Jadi, Wanda yang mengambil foto itu?Claire memanggil, "Javier?""Um?" sahut Javier yang tersadar dari lamunannya."Apa yang kamu pikirkan?" tanya Claire sambil menatap Javier dengan tenang. Kenapa Javier melamun?Claire yang teringat sesuatu berucap seraya mengernyit, "Kamu nggak menyuruh orang untuk mengawasiku secara diam-diam, 'kan?"Javier membelai wajah Claire dan menjelaskan, "Yvonne dan Hudson yang melaporkan kondisimu di kamp pelatihan kepadaku. Tapi, Rosy yang memberitahuku masalahmu dengan Hardy."Rosy? Claire berpikir sesaat. Jadi, Wanda adalah mata-mata Rosy di kamp pelatihan? Pantas saja, Rosy bisa memakai cincin giok itu saat mencari Claire dan membuatnya salah paham. Sementara itu, Javier juga tiba-tiba tahu masalahnya dengan Hardy dan salam paham kepada Claire."Jangan-jangan, kematian Wanda berhubungan dengan Rosy," ujar Claire. Dia memang tidak mempunyai bukti. Masalahnya, hubunga
Javier membelai wajah Claire. Pengakuan Kayla cukup membuktikan bahwa tebakan Javier sebelumnya benar.Saat Claire keluar dari kamp pelatihan, Berwin tiba-tiba tahu bahwa Claire berhubungan dengan Keluarga Gufree. Javier dan ayahnya merahasiakan hal ini, bahkan Rendy dan orang lain tidak tahu. Selain itu, hanya Kayla yang pernah berniat merebut status Nona Keluarga Gufree tahu hal ini.Javier yang teringat sesuatu menatap Claire seraya berkata dengan lembut, "Untuk berjaga-jaga, mulai besok aku akan mengutus Yvonne untuk menjagamu. Terserah kamu mau memberinya tugas apa. Mengenai anak-anak, mereka pasti akan aman karena ada Ayah dan Kakek yang mengawasi. Sekarang, aku paling mengkhawatirkan kamu."Claire merasa tersentuh. Dia tahu bahwa Javier benar-benar mencemaskannya. Claire menggenggam tangan Javier dan menempelkannya ke wajahnya. Javier tertegun sejenak, lalu Claire berucap sambil tersenyum, "Aku merasa aman kalau ada kamu."Sore harinya, di Akademi Musik Royal. Jerry yang memikul