Meninggalkan tempat ini? Satu minggu lagi?Hardy terbengong, lalu bertanya, “Kamu akan pergi secepat ini?”“Iya, aku hanya mengikuti pelatihan selama setengah bulan saja. Aku akan pergi setelah nilai ujianku keluar,” balas Claire dengan datar.Oleh sebab itu, Claire tidak berniat berhubungan banyak dengan orang-orang di sini. Dia hanya ingin menyelesaikan misinya saja.Terlihat kekecewaan di wajah Hardy. Ternyata si Cantik akan pergi secepat ini. Bagaimana ini? Hardy sungguh tidak merelakannya.“Tuan Hardy, jadi jangan buang-buang waktumu di diriku.”Hardy merasa sangat canggung, hanya saja dia berkata dengan serius, “Ini namanya bukan buang-buang waktu. Lagi pula, aku bersedia melakukannya.”“Kalau begitu, aku akan terus terang sama kamu. Aku sudah … menikah dan punya anak. Jadi, serius … jangan buang waktu di diriku.”Hardy terbengong dalam beberapa saat. “Kamu … nggak lagi bercanda, ‘kan? Meski kamu nggak ingin menerimaku, kamu juga nggak usah mengarang cerita.”“Aku nggak bohong da
“Kak Claire, apa kamu benar-benar ingin mengikuti ujian?” tanya Molly dengan suara kecil.“Tenang saja, aku yakin dengan diriku.” Claire menepuk-nepuk pundaknya.Saat ini, Instruktur Leon, Hudson, dan Yvonne memasuki balai ujian. Tentu saja, ada juga Rosy di samping mereka.Menyadari kedatangan Rosy, Claire spontan menyipitkan matanya. Kenapa dia bisa berada di sini?Rosy duduk di bangku wakil penguji, lalu bertatapan dengan Claire sambil tersenyum.“Itu kakak senior kita, namanya Rosy. Dia akan menjadi salah satu penguji pada ujian hari ini.”“Kak Rosy cantik sekali.”Banyak penonton memuji Rosy. Rosy satu generasi dengan Hudson dan Yvonne. Jadi, Rosy memang adalah senior mereka.Pada saat ini, kedatangan Javier menggemparkan seluruh orang di tempat.“Astaga! Bukankah cowok itu Tuan Javier?”“Tuan Javier malah datang ke kamp pelatihan? Apa dia datang untuk menyaksikan ujian? Wah, kita beruntung amet!”“Wah! Bukankah dia itu tuan muda dari Keluarga Fernando?” Molly sungguh tidak menyan
Claire tidak meladeninya. Dia mengeluarkan sebuah cincin hitam, lalu memasangkannya di jari telunjuknya. Kemudian, Claire pun berjalan ke atas arena pertandingan.Lona juga mengikuti langkah Claire menaiki arena. Lona adalah seorang wanita berambut pendek dengan postur tubuh kurus. Dia mengamati Claire sekilas, lalu menatapnya dengan tatapan meremehkan.Apa mereka yakin Lona disuruh untuk melawan wanita lemah seperti ini? Sepertinya wanita ini tidak akan tahan sanggup untuk menerima pukulannya? Dia sudah pasti akan kalah telak.Pasir di dalam jam mulai mengalir. Lona ingin mengakhiri pertandingan dengan cepat. Dia tidak ingin menghabiskan waktu berharganya di diri anak baru.Sewaktu Lona melawan Claire, dia mengira dirinya sanggup menghadapi anak baru itu hanya dengan satu pukulan. Tak disangka Claire malah bisa mengelak pukulannya dan meraih pergelangan tangannya.Dalam sesaat, Lona yang meremehkan lawannya kehilangan keseimbangan. Claire memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkann
Protes yang dilakukan Lona membuat semua orang di bawah pentas merasa kaget.“Ternyata dia membawa barang tajam. Itu namanya curang.”“Iya, apa kataku? Mana mungkin dia bisa mengalahkan Kak Lona?”Wanda menjerit terhadap Instruktur Leon, “Claire melukai lawannya dan bermain curang. Masa Kak Lona yang kalah? Nggak adil, dong!”“Iya!”Meski orang-orang di sebelahnya tidak tahu apa yang terjadi, mereka juga tidak setuju jika Claire bermain curang.Raut wajah Javier terlihat sangat mengerikan. Sepertinya instruktur di samping menyadari sesuatu. Saat dia hendak mengumumkan keputusan, Claire pun berkata, “Apa di dalam aturan pertandingan tercantum bahwa peserta nggak boleh melukai orang lain?”Leon terbengong sejenak, lalu menjawab, “Memang tidak ada aturan seperti itu di dalam peraturan pertandingan ….”“Kalau nggak ada, kenapa kalian menyalahkan aku telah melukai orang lain? Bukankah dia juga telah melukaiku?” Raut wajah Claire terlihat sangat pucat. Hingga saat ini, lengan Claire terasa s
Setelah Molly mendengar ucapan itu, dia malah merasa gugup. “Kak Yvonne, kenapa Tuan Javier ingin bertemu dengan Kak Claire? Jangan-jangan dia merasa Kak Claire telah bermain curang?”Yvonne hanya bisa menunjukkan senyuman canggung saja. “Tentu saja bukan. Tenang saja.”Yvonne membawa Claire ke ruang kantor, lalu membuka pintu ruangan. Tampak Javier sedang duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya. Selain itu, tampak juga keberadaan Rosy dan Hudson.Setelah menyadari kedatangan Claire, Javier pun berkata kepada mereka berdua, “Kalian keluar dulu.”Rosy membalikkan kepalanya dan melihat keberadaan Claire. Pada akhirnya, dia hanya bisa meninggalkan ruangan dengan terpaksa.Yvonne yang terakhir meninggalkan ruangan menutup pintu ruangan. Saat ini, hanya tersisa mereka berdua di dalam sana.“Kenapa berdiri sejauh itu?” Javier menyipitkan matanya, lalu menepuk-nepuk tempat duduk di sampingnya. “Duduk di sini.”“Ini kamp pelatihan. Ada banyak mata yang mengawasi kita. Nggak enak kalau keliha
Javier membuka pakaian yang membungkus tubuh Claire. Tatapannya seketika menjadi muram, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. Ketika menyadari situasi tidaklah bagus, Claire pun hendak melarikan diri. Hanya saja, dia malah ditindih Javier di atas sofa.…Claire membungkus tubuhnya dengan jaket, lalu buru-buru kembali ke asrama. Namun, dia malah ketemu dengan Rosy dan Wanda di perjalanan.Rosy melihat pipi merona dan rambut berantakan Claire, apalagi Claire membungkus tubuhnya dengan jaket. Dapat ditebak apa yang telah terjadi di antara dia dengan Javier.Namun, Rosy menyembunyikan rasa bencinya. Sekarang masih belum saatnya untuk turun tangan.Awalnya Wanda tidak menyukai Claire, apalagi Claire malah memenangkan ujian praktik tadi. Ketika melihat dia kembali dengan diam-diam, Wanda pun menyindir, “Hmph, dari penampilan dia, sepertinya dia baru tidur sama cowok.”Ekspresi wajah Claire berubah muram. Dia hanya melirik Rosy sekilas, lalu pergi meninggalkan mereka.Wanda yang diabaikan it
Raut wajah Rosy berubah. Si Wanda ini memang tidak bisa melihat sikon. Biasanya jika Wanda berbicara seperti itu di hadapannya, dia juga tidak mempermasalahkannya. Namun sekarang, dia malah mengatakannya di hadapan Claire. Bukankah itu sama saja telah mempermalukan dirinya?Wanda tidak menyadari perubahan ekspresi dari wajah Rosy. Dia melihat Claire dengan galak. “Memangnya kenapa kalau kamu hebat? Asal kamu tahu, Tuan Javier lagi berada di kamp pelatihan. Kalau kamu berani turun tangan, aku ….”“Plak!” Wanda ditampar hingga terbengong. Kenapa dia malah berani?Claire menyunggingkan senyuman di wajahnya. “Kenapa? Apa kamu ingin Nona Rosy membantumu karena dia didukung oleh Tuan Javier? Kalau begitu, aku camkan sekali lagi! Meski Tuan Javier ada di sini, aku juga akan memukulmu. Mau coba?”“Kamu … kamu ….” Wanda tidak tahu harus berkata apa lagi. Kenapa Claire bisa bersikap begitu arogan? Siapa yang memberinya kekuatan seperti ini?“Kalau biasanya kamu nggak banyak bicara seperti sekara
Hudson memalingkan kepalanya melihat Rosy dengan kaget. Kenapa dia tiba-tiba mengatakan masalah ini?Rosy tidak berlagak lugu, melayangkan tatapannya ke sisi Hudson. “Aku tahu Nona Claire mungkin akan kalah dalam pertandingan itu, tapi bukankah ujian praktik itu adalah ujian menguji kekuatan fisik?”Ketika mendengar ucapan Rosy, Hudson merasa ucapannya cukup masuk akal.Berwin mengelus janggut sambil mengangguk. Sementara, Steven malah mengerutkan keningnya. “Kenapa cincin tergolong senjata?”Rosy menjelaskan dengan serius, “Cincin yang dikenakan Nona Claire berbeda dengan cincin biasa. Cincinnya itu sejenis barang untuk melindungi diri sendiri, ada sesuatu yang tajam tersimpan di dalam sana. Jadi, cincin itu bisa melukai lawan mainnya.”Steven tertegun sejenak seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Hudson terlihat agak kaget. “Jadi, cincin itu bukan hanya untuk melindungi diri saja, bisa melukai orang lain juga?”Pantas saja Lona mengatakan bahwa Claire telah melukainya dengan cincin