Share

Bab 2604

Author: Daun Jahe
Tidak mungkin! Balai seni bela diri ini adalah jerih payah Bos Yogi!

“Bukan mau ditutup.” Yogi menjelaskan dengan perlahan, “Tapi mau pindah.”

“Pin … pindah?” Devin merasa kaget.

Yogi mengangguk, lalu memalingkan kepalanya untuk melihat mereka. Kali ini, dia tidak bisa tersenyum lagi. “Ganti lingkungan baru.”

“Jangan-jangan kita dikomplain sama mereka? Tapi, kita mau pindah ke mana? Kita sudah di sini selama 10 tahun. Lagi pula, apa ada tempat yang lebih bagus dari sini?”

Tidak lama kemudian, Devin pun tertampar dengan ucapannya. Mereka tiba di depan pintu gedung baru yang memiliki tiga lantai. Tempat ini lebih luas berkali-kali lipat daripada balai mereka sebelumnya!

“Bos, besar sekali!”

“Iya, lokasinya juga cukup bagus. Yang paling penting, tempat ini menghadap jalan raya. Lokasinya sangat mencolok dan gampang untuk ditemukan. Begitu keluar dari kereta bawah tanah, langsung bisa melihat balai kita.”

Tadinya mereka semua khawatir lokasi balai baru tidak sebagus balai sebelumnya. Siapa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2605

    Ariel memang tidak mengancam mereka.Mana mungkin Ariel melakukan hal seperti itu?Yogi juga tidak mengatakan apa-apa lagi.Satu minggu kemudian, balai seni bela resmi pindah ke tempat baru. Selain ruang pribadi Yogi di lantai tiga, lantai satu dan dua sudah disusun dengan rapi. Mereka pun sudah bisa mulai beroperasi.Pada hari ini, Riko dan Hendra membawa anggotanya untuk ikut meramaikan. Mereka juga membawa banyak papan bunga dipajang di depan pintu untuk memberi ucapan selamat atas pembukaan balai mereka. Suasana terasa sangat meriah.Ariel melihat orang-orang yang keluar-masuk untuk memindahkan barang dan juga anggota yang sedang sibuk di dalam ruangan, tiba-tiba dia merasa sangat gembira. Sebab, semuanya terlihat sangat kompak.Tiba-tiba pandangan Ariel tertuju pada mobil yang berhenti di luar sana. Jendela kaca pintu baris belakang diturunkan. Orang yang duduk di dalam mobil adalah Jodhiva.“Kak, mau dipindahkan ke mana?” tanya Hendra. Ariel menoleh untuk melihat peralatan yang c

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2606

    Ketika melihat Ariel yang terus melayaninya, Jodhiva mengangkat-angkat alisnya. “Ada apa denganmu hari ini?”Ariel menggeser mangkuk ke hadapan Jodhiva. “Aku hanya masak makan malam saja. Memangnya kenapa?”Jodhiva pun tersenyum, lalu mencicipi sup masakan Ariel. “Sedikit asin.”“Oh, asin?” Ariel berdiri. “Kalau begitu, aku tambahkan sedikit air lagi.”Jodhiva meraih pergelangan tangan Ariel, lalu menatapnya. “Aku bohong. Memangnya kamu sendiri tidak mencobanya? Tidak asin, kok.”Ariel tidak berbicara.Jodhiva menarik Ariel untuk duduk di atas pangkuannya. Dia mengusap wajah Ariel, lalu berkata, “Kamu tidak usah memaksakan dirimu untuk melakukan hal yang tidak kamu sukai. Istriku tidak mesti bisa masak, kok.”Ariel memeluk Jodhiva, lalu menempelkan wajahnya di leher Jodhiva.Gerakan tangan Jodhiva terkaku sejenak. Dia pun membelai rambut Ariel. “Ada apa?”Suara Ariel sangat kecil. “Kamu yang cariin tempat baru untuk buka balai, ‘kan? Dasar pembohong!”Jodhiva terdiam lagi. Dia tidak me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2607

    Ketika mendengar kabar ayahnya baik-baik saja, Ariel pun merasa tenang. Dia merangkul pundak Dessy, lalu membawanya ke area istirahat. “Kenapa kamu nggak telepon aku? Biar aku pergi menjemputmu?”“Nggak usah repot-repot. Nona pernah beri tahu aku alamatmu. Aku pun mencari sesuai dengan alamat itu. Tapi, aku nggak nyangka ternyata kalian sudah pindah. Untung saja lokasinya nggak jauh.”Setelah berjalan ke area istirahat, kebetulan Devin dan beberapa anggota lainnya berjalan keluar ruangan. Saat seorang anggota melihat Ariel merangkul seorang wanita berjalan ke area istirahat pekerja, dia pun tertegun. “Nona, siapa dia?”“Oh, dia itu sahabatku yang tinggal di Pulau Persia, namanya Dessy. Kami tumbuh besar bersama. Dia tergolong putri ayahku juga.”Dessy mengangguk kepada mereka dengan hormat. “Halo.”Dari luar, Dessy kelihatan lemah lembut, apalagi dia memiliki paras yang indah. Alhasil, para lelaki itu pun merasa agak canggung. “Salam kenal, Nona Dessy.”“Sudah dulu, biar aku jamu teman

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2608

    Yura dan dua sahabat lainnya sedang jalan-jalan di mal. Semua barang yang dilihat mereka adalah barang mewah.Saat mereka memasuki sebuah toko mewah dan hendak mencoba pakaian, Yura pun menemukan keberadaan Hiro. Salah seorang teman Yura bertanya, “Eh? Bukannya dia itu Tuan Hiro? Kenapa dia bisa ada di toko busana wanita?”Yura berjalan menghampiri Hiro. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Hiro tertegun sejenak, lalu memalingkan kepalanya. Belum sempat dia menjawab, seorang wanita berjalan keluar ruang ganti. “Kak Hiro, gimana dengan pakaian tadi? Cantik?”Yura melihat ke sisi wanita itu dan dia pun terbengong. Dari segi wajah dan juga tinggi badan, wanita yang berjalan keluar ruang ganti itu sungguh mirip dengan Jessie. Hati Yura bagai ditusuk sesuatu. Namun, dia tidak mengekspresikannya. “Dia ….”Saat Hiro belum menjawab, si wanita langsung merangkul lengan Hiro, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku kekasihnya Kak Hiro. Namaku Jeska Chia.”Jessie? Jeska? Sepertinya Yura memahami sesuatu.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2609

    Yura meneguk alkohol di gelas hingga tidak bersisa. Dia pun menuangkannya lagi hingga penuh.Kedua sahabatnya hendak menari. Mereka menarik Yura. Yura melambaikan tangannya. “Aku nggak mau ikut. Kalian saja.”“Kalau begitu, kamu tunggu kami di sini.”Mereka berdua berlari ke kerumunan. Yura menghabiskan semua alkohol di dalam botol. Kemudian, dia menyuruh pelayan untuk mengantar beberapa botol bir lagi. Dia memabukkan dirinya hendak meredakan rasa sakit di hati.Namun, tidak peduli berapa botol bir dihabiskan Yura, dia masih saja kepikiran dengan sosok Hiro. Hatinya terasa semakin penat lagi.Sepertinya karena minum kebanyakan, Yura berjalan ke toilet dengan terhuyung-huyung. Begitu memasuki bilik, dia langsung berjongkok dan muntah ke dalam kloset. Selesai muntah, dia pun kembali menangis.Yura berusaha menenangkan dirinya di dalam bilik toilet. Setelah keluar dari bilik, riasan di wajahnya sudah berantakan. Dia juga tidak mengindahkannya, langsung berjalan kembali ke tempat duduknya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2610

    Namun belum sempat Bastian berjalan ke parkiran, dia melihat wanita itu sedang berjalan ke jalan raya. Bastian merasa panik segera menjerit, “Hei!”Suara klakson terdengar memekakkan telinga. Bastian langsung berlari untuk menarik Yura, lalu memapahnya. “Apa kamu sudah bosan hidup? Kalau kamu mau mati, jangan libatkan aku!”Yura menatap sang pria. Tiba-tiba dia malah menangis dan duduk di lantai. “Kamu marah aku.”Para pejalan kaki melihat ke sisi mereka.Bastian berkacak pinggang sembari melihat wanita mabuk yang sedang menggila itu. Dia menggembungkan pipinya sembari mengangguk. “Oke, anggap saja aku lagi kepo hari ini.”Bastian langsung mengangkat Yura, lalu membawanya pergi. Mobil dikendarai ke depan kantor polisi. Dia menepuk Yura berusaha untuk membangunkannya. “Bangun, turun.”Yura melebarkan matanya dengan linglung. Dia terus memeluk bangkunya. “Nggak mau. Aku mau tidur.”Bastian menarik Yura untuk menuruni mobil. “Nona, kamu sudah mengganggu waktuku. Segera turun dari mobilku

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2611

    Bastian sungguh marah dengan wanita itu. Dengan apa yang wanita itu lakukan semalam, dia malah bisa-bisanya melapor polisi mengatakan Bastian telah melecehkannya? Dia malah menggugat Bastian telah mengambil kesempatan dalam kesempitan?Jodhiva tertawa. “Oke, apa kalian berencana untuk terus tinggal di sini?”Bastian berdiri, lalu mengikuti langkah Jodhiva berjalan keluar ruang interogasi. Saat keluar ruangan, dapat dilihat Yura sedang berjalan mondar-mandir di depan ruangan.Polisi wanita sudah membawa Yura untuk melakukan pemeriksaan medis. Tidak ada tanda-tanda Yura dilecehkan. Bahkan, resepsionis hotel juga bisa menjadi saksi mata bahwa Bastian bersikeras ingin membuka dua kamar, tetapi Yura malah tidak bersedia.Kemudian saat tengah malam, Bastian juga menelepon pelayan. Katanya, Yura mandi hingga ketiduran di dalam kamar mandi. Pihak hotel pun mengutus dua orang pelayan wanita untuk membawa Yura keluar kamar mandi, lalu menggantikan pakaiannya.Yura menatap mereka berdua yang ber

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2612

    Ariel meletakkan tangannya di atas pundak Dessy. “Sepertinya mereka bukan lagi mewaspadaimu. Aku malah merasa mereka sedang berusaha meninggalkan kesan bagus di hatimu.”Dessy masih saja tidak mengerti. “Kesan bagus?”Ariel menghela napas. Dia menepuk-nepuk pundak Dessy, lalu berkata dengan serius, “Mungkin inilah hak istimewa yang dimiliki wanita.”“Tapi, Nona juga wanita.”Ariel tersenyum getir. “Sejak hari pertama aku datang ke sini, mereka nggak pernah menganggapku sebagai wanita.”Usai berbicara, sepertinya Ariel melihat seseorang di depan pintu. Dia menurunkan tangannya, lalu berjalan ke sisi pintu.Emiko dan Sulivan sedang berada di depan pintu. Ariel membungkukkan tubuhnya untuk mendekati mereka. “Kenapa kalian kemari?”Belum sempat Sulivan mengatakan sesuatu, Emiko langsung menyerahkan sebuah kotak hadiah dari tasnya kepada Ariel. “Kak, ini hadiah buat kamu. Kami harap kamu bisa menerimanya.”Ariel terbengong sejenak. Dia mengambil hadiah itu. “Buat aku?”Sulivan melipat kedua

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status