Terdapat pemandangan indah, makanan lezat, permainan seru, dan suara tawa. Program acara TV ini menjadi lebih berwarna dan tidak monoton lagi. Beragam jenis kehidupan akan mendatangkan keramaian. Suara tawa dari dampingan adalah yang dambaan semua orang. Rating juga otomatis mengalahkan acara lain.Jessie menatap Cahya. “Memang berbeda dari sebelumnya. Kali ini, kedatangan dua tamu istimewa dari luar dunia hiburan.”Cahya menyipitkan matanya. “Tamu istimewa dari luar dunia hiburan?”Sebuah mobil sedan mewah berhenti di depan halaman. Jessie menoleh, lalu berkata, “Nah, sudah datang.”Jodhiva dan Ariel menuruni mobil. Pada saat ini, Cahya pun tertawa. “Bagaimanapun, Jody memang tergolong bintang cilik sebelumnya.”Jessie mengangkat-angkat alisnya. “Itulah alasannya kenapa aku mengundangnya menjadi tamu istimewa. Seru, ‘kan?”Jodhiva berjalan ke sisi Cahya. “Paman Cahya.”Cahya menepuk-nepuk pundak Jodhiva. “Akhirnya setelah bertahun-tahun, kita bisa syuting program acara TV bersama. Aku
Sebuah mobil SUV berhenti di depan pintu. Jessie berdiri, lalu berkata, “Seharusnya kedatangan bintang tamu lain lagi. Aku pergi lihat dulu.”Jessie berjalan ke depan pintu, lalu mencondongkan kepalanya untuk melihat. Seorang wanita duluan menuruni mobil. Dia melepaskan kacamata hitamnya, lalu bertanya, “Eh, siapa itu? Jessie, ya?”Jessie menyambut dengan tersenyum. Dia memeluk sang wanita. “Sudah lama nggak bertemu.”Shinta mendengus. “Aku kira kamu sudah melupakanku.”“Kamu lagi bercanda, ya? Mana mungkin aku melupakanmu?”Usai Jessie berbicara, dia melihat dua bintang tamu yang berjalan menuruni mobil. Mereka adalah aktor yang sedang naik daun dalam belakangan saat ini, Jusman, dan salah satu anggota idol grup wanita, Nora.Sebenarnya Jessie terkejut saat mendengar bahwa kru mengundang Shinta yang mana dikabarkan memiliki “hubungan kurang baik” dengannya. Padahal sebenarnya, tidak ada masalah apa pun antara Jessie dengan Shinta.Namun, berbeda dengan Nora. Jessie pernah berselisih d
[ Ini pertama kalinya aku lihat ada yang ikut acara bawa anggota keluarga. Lucu sekali! Benar apa kata Nora. Entah apa serunya menonton tokoh di luar industri hiburan. Acara ini membosankan sekali. ][ Sini biar aku jelaskan, kakak sulungnya Jessie itu pernah syuting drama bareng Cahya. Waktu itu dia adalah bintang cilik yang lagi terkenal. Kalau dia ingin memulai kariernya bersama Jessie, memangnya apa yang bisa kalian katakan? ]Jessie tidak marah, melainkan tertawa. “Kamu juga boleh bawa anggota keluarga.”Raut wajah Nora tidaklah bagus. Jodhiva dan Cahya menyuguhkan makanan keluar. Kemudian, Jusman juga ikut meletakkan camilan ke atas meja.Shinta merasa terkejut. “Kenapa banyak sekali yang dipersiapkan? Apa semua ini buatan Kak Cahya?”“Aku hanya bantu-bantu saja.” Cahya meletakkan tangannya di atas pundak Jodhiva. “Semua ini hasil karya Jody.”Jessie membalas, “Masakan Kak Jody memang nomor satu!”[ Munafik sekali! Mana mungkin Tuan Muda Jody masuk dapur? ][ Biasanya di rumah or
Ariel takut dengan tikus, tetapi tidak takut dengan kalajengking dan ular.[ Jusman terkejut hingga hampir menangis. Hahaha. ][ Wanita itu pemberani sekali, malah berani memegang ular. ][ Celaka! Hahaha! Kenapa wanita itu imut sekali? ][ Apa aku salah lihat? Tatapan si Jody ketika melihat wanita itu penuh dengan kasih sayang. ]Mereka bertiga belanja sekitar dua jam. Mereka telah membeli tidak sedikit makanan. Semuanya dipilih langsung oleh Jodhiva. Ariel dan Jusman mengikuti di belakang. Mereka tidak mengerti dalam soal memilih bahan makanan. Para penggemar pun menyindir Jusman bagai ekor Jodhiva saja terus mengikutinya ke mana-mana.Selesai membeli bahan makanan, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam.Jessie dan Cahya sedang menunggu mereka di depan pintu, juga sekalian bantu mengangkat bahan makanan ke dalam dapur.Jodhiva menggulung lengan pakaian ke atas dengan perlahan. “Jessie cuci sayur. Paman Cahya bantu aku.”Cahya membalas dengan tersenyum, “Baik.”Jessie juga merasa
Jusman menggaruk kepalanya, lalu berjalan kembali ke tempatnya. “Kenapa pihak acara kejam sekali?” Jusman menyerahkan kartu misi kepada Shinta. Shinta melihatnya sekilas. Dia merasa sangat tidak kaget.Jessie mendekatkan diri. “Apa itu?”“Tebang tebu.” Tulisan itu membuat Jessie ikut merasa kaget.Sutradara berkata, “Jadi, setelah kalian selesai makan dan minum, kalian istirahat dengan bagus. Jam delapan besok pagi, kalian sudah harus berkumpul. Aku berharap kalian bisa panen lima mobil sebelum jam satu siang.”Shinta dan Jusman sungguh merasa sakit kepala. Tebu sebanyak lima mobil. Bagaimana caranya?Jessie mengangkat tangannya untuk bertanya, “Apa mesti turun tangan sendiri?”Para kru saling bertukar pandang dan tidak berbicara.Kemudian, sutradara menjelaskan, “Tidak boleh minta bantuan orang lain. Kalian berenam mesti cari cara sendiri.”Akhirnya Jessie paham. Kedua matanya seketika berkilauan.Dari tadi Ariel hanya makan saja. Saat ini, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu mengan
Ariel ditarik oleh Jodhiva. Dia mengambil jaketnya. Kemudian, mereka berdua diam-diam meninggalkan kamar.Setelah berjalan ke halaman belakang, Ariel yang mengantuk dan dingin itu bertanya, “Sebenarnya kamu mau bawa aku ke mana?”Jodhiva menggandeng tangan Ariel. “Sudah hampir sampai.”Ariel menguap beberapa kali, lalu mengikuti langkah Jodhiva. “Besok kita mesti bangun pagi.”Saat terlihat kunang-kunang di dalam hutan, akhirnya rasa kantuk di diri Ariel sudah menghilang. Kunang-kunang yang berkumpul itu kelihatan bagai bintang di malam hari. Mereka kelihatan indah menghiasi malam hari ini.Ariel berjalan mendekat. “Banyak sekali kunang-kunangnya?”Jodhiva memalingkan kepala untuk menatap Ariel. “Sepertinya jarang bisa melihat kunang-kunang sebanyak ini?”Ariel mengulurkan tangan hendak menyentuh kunang-kunang. Kunang-kunang langsung terbang mengitari tubuhnya. Dia pun tersenyum. “Cantik sekali.”Jodhiva berhenti di samping Ariel. “Aku tidak membohongimu, ‘kan?”Ariel memalingkan kepal
Apalagi, abangnya Jessie dan Cahya sedang berada di tempat. Perbuatan Nora memicu rasa kesal di hati penonton. Ada yang berkomentar.[ Nora memang malu-maluin saja. ]Kening sutradara berkerut. Tadinya dia berencana untuk menghentikan syuting. Siapa sangka, angka penonton malah semakin bertambah. Jangan-jangan penonton suka melihat Nora yang “cari masalah” itu?Shinta mengenakan sarung tangan dengan tenang, lalu memalingkan kepalanya berkata pada orang di samping dengan tersenyum, “Kenapa banyak banget orang yang sirik sama Jessie?”Jusman hanya tersenyum canggung saja. Jessie itu seniornya. Dia juga tidak berani mengatakan apa-apa.Temperamen Cahya dan Jodhiva sangat bagus. Mereka semua tidak mengekspresikannya. Kelihatan sekali mereka tidak menghiraukan masalah sepele itu, hanya fokus dalam masalah mereka masing-masing.Saat ini, Nora pun ditertawakan oleh para penonton. Setelah beberapa saat kemudian, Jessie baru tiba di ladang tebu dengan santai. Dia membawakan teh susu untuk semu
Bahkan sutradara dan kru juga terkejut.Seorang kru menyerahkan tablet untuk diperlihatkan kepadanya. “Pak, coba lihat!”Sekarang jumlah penonton sudah menembus angka satu juta dan masih terus bertambah. Semua warganet terus menge-like, lalu tidak berhenti memuji betapa canggihnya perkembangan teknologi pertanian.Setengah jam kemudian, akhirnya tebu sudah berhasil dipanen. Dibandingkan dengan metode penebangan manual yang lebih lambat dan intensitas kerja yang tinggi, jelas bahwa teknologi mesin khusus telah mendatangkan efisiensi dalam memenuhi semua kebutuhan.Setelah panen selesai, para warga desa di lokasi bertepuk tangan memuji Jessie. “Kamu belajarnya cepat juga.”Jessie membungkukkan tubuhnya memberi hormat dengan sikap merendah. “Semua ini juga jerih payah kalian. Terima kasih sudah membuka wawasan kami mengenai perkembangan teknologi pertanian. Masih banyak hal yang perlu kami pelajari.”Ariel berjalan ke sisi Jodhiva, lalu berbisik, “Adikmu hebat sekali.”Dengan memanfaatkan
Kening Jerremy berkerut. Jangan-jangan telah terjadi sesuatu dengan Dacia?Kebetulan Edwin berdiri di depan pintu. “Tuan Muda.”Jerremy kelihatan tidak fokus. “Ada masalah apa?”Edwin berkata, “Tuan Muda Jody datang.”Usai berbicara, Edwin memiringkan tubuhnya. Jodhiva pun muncul di belakangnya.Di dalam ruang kerja, Edwin menyeduh teh untuk mereka berdua, lalu meninggalkan ruangan.Jodhiva mengangkat cangkir teh. “Apa Dacia pulang ke Negara Hyugana?”Jerremy mengiakan, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa.“Apa yang ingin kamu katakan? Tidak ada orang lain di sini.” Jodhiva yakin ada yang ingin dikatakan adiknya.Jerremy bersandar di tempat duduknya. “Sudah beberapa hari dia pulang. Dia malah tidak pernah telepon aku sama sekali. Aku khawatir sudah terjadi sesuatu sama dia.”Jodhiva tertawa. “Baru empat hari saja. Kamu malah khawatir seperti ini?”Jerremy melipat kedua lengan di depan dada. “Setidaknya dia bisa berkabar.”Jodhiva meletakkan cangkir teh ke depan bibirnya. “Mungkin sudah
Jerremy melihat pelukannya yang terasa hampa itu. Saat bayangan Dacia menghilang dari dalam kerumunan, Jerremy baru meninggalkan tempat. Dia merasa agak merindukan Dacia, tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Ponsel Jerremy berdering. Dia menerima panggilan dari Edwin.Jerremy mengambil ponsel untuk mengangkatnya. Edwin berkata, “Tuan Muda, Tuan Leo ingin bertemu denganmu.”Kening Jerremy menjadi berkerut. Saat ini, Leo sedang berada di lobi Grup Angkasa. Dia bahkan berkata jika Jerremy tidak bersedia untuk menemuinya, dia tidak akan meninggalkan perusahaan. Tidak peduli bagaimana Edwin membujuknya, dia tetap tidak meninggalkan tempat. Jadi, Edwin terpaksa menghubungi Jerremy.Ketika Jerremy menampakkan diri di lobi, Leo segera berlari pergi memeluk kaki Jerremy. Dia berlutut sembari meminta pengampunan. “Tuan Muda Jerry, semua ini salahku. Aku mohon kamu bisa memaafkanku. Aku bisa melakukan apa yang kamu inginkan, tapi aku mohon untuk jangan batalkan kerja sama kita.”Grup Angkasa t
Jerremy menahan tangan Dacia. “Dacia, kamu ….”“Jadi aku sudah memutuskan.” Dacia menarik dasi Jerremy. Kerah pakaiannya ditarik hingga kusut. Dacia pun mendekatinya. “Aku akan berdiri di jarak yang paling dekat sama kamu. Meski aku nggak bisa berdiri di titik setinggi kamu, semuanya juga bukan masalah bagiku. Setidaknya aku bisa menjadi diriku sendiri.”Jerremy mengira Dacia ingin mengatakan ucapan hendak meninggalkannya. Dia pun tertegun di tempat. Beberapa saat kemudian, Jerremy memeluk Dacia. Bayangan tubuh mereka saling bertumpang tindih di kaca jendela. “Kapan kamu pulangnya?Dacia memeluk leher Jerremy. “Besok pesawat sore. Jadi ….”Jerremy menindih Dacia di depan jendela, lalu mencium bibirnya. Dacia melepaskan jas Jerremy dan membuangnya ke lantai. Embun di depan jendela kaca mengaburkan pandangan. Tidak terlihat jelas hubungan dekat kedua orang. Hingga … terdengar suara tangis Jennie dari kamar sebelah.Dacia bersandar di atas pundak Jerremy, kemudian berkata dengan suara ser
Pada akhirnya, anak-anak dibiarkan untuk foto bersama. Clara dan anak-anak lainnya disuruh duduk di samping Jennie. Mereka melakukan foto bersama untuk kenang-kenangan.…Di dalam mobil, Ariel membuka foto bersama. Dia melihat beberapa saat dan dia pun merasa penat. “Kenapa aku mesti foto bersama kalian?”Jodhiva yang sedang mengendarai mobil mengusap ujung bibir dengan satu jarinya. Dia pun tertawa. “Selamat bergabung menjadi bagian Keluarga Fernando.”Ariel memalingkan kepalanya. “Hubungan kita masih belum sampai tahap seperti itu.”Jodhiva melirik Ariel sekilas. Tiba-tiba mobil dihentikan di samping jalan. Dia membalikkan tubuhnya untuk mendekati Ariel. “Bagaimana caranya biar bisa sampai tahap itu?”Ariel tidak bisa menjawab.Jodhiva mengusap ujung mata Ariel. Tatapannya tertuju pada bibir Ariel. Padahal Ariel hanya terbengong sejenak saja, sesuatu yang hangat langsung menempel di atas bibirnya. Bulu mata Ariel bergerak. Kedua tangannya menindih di atas dada Jodhiva.Ciuman itu me
“Apa Pak Leo tidak mengerti maksud ucapanku sebelumnya?”Seluruh tubuh Leo gemetar. Dia mulai merasa panik. “Aku … bukan aku. Wanita itu yang memutarbalikkan fakta.”Saat melihat Javier dan Claire, dia bagai melihat secercah harapan saja, segera maju untuk menjelaskan, “Tuan Javier, Nyonya Claire, kalian mesti percaya sama aku. Aku benar-benar tidak lagi berbohong!”Raut wajah Javier kelihatan sangat dingin. Dia tidak berbicara sama sekali.Claire kembali tertawa. “Menantuku sudah jelaskan tadi. Pak Leo, apa kamu merasa dirimu lebih unggul daripada putraku?”“Aku tidak bermaksud seperti itu ….”Jerremy berdiri di samping Dacia, lalu melindungi Dacia di belakangnya. “Mengenai bagaimana kenyataannya, apa perlu aku menarik rekaman CCTV?”Ketika mendengar kata “CCTV”, Leo langsung kehilangan kesempatan untuk menjelaskan lagi. Keringat dingin membasahi belakang punggung Leo. Dia langsung berlutut di hadapan Jerremy. “Tuan Muda Jerry, aku salah. Aku tahu semua ini akibat dari keteledoranku.
Siapa sangka Leo tiba-tiba mengusap tangan Dacia.Dacia spontan menurunkan tangannya. Lantaran tenaganya terlalu besar, gelas anggur langsung jatuh pecah di lantai. Suara keras itu menarik perhatian para hadirin.Leo langsung memanfaatkan kesempatan. “Nona Dacia, aku sudah minta maaf. Kalau kamu tidak mau memaafkanku, kamu juga tidak perlu berbuat seperti ini, ‘kan?”Dacia menggertakkan giginya. “Apa kamu lagi minta maaf? Jelas-jelas kamu ….”“Coba semuanya lihat. Padahal Nona Dacia masih belum resmi menjadi bagian dari Keluarga Fernando, temperamennya sudah seburuk ini. Aku cuma ingin bersulang untuk minta maaf sama dia. Dia tidak terima permintaan maafku, malah langsung mendorongku.”Leo tidak memberi Dacia kesempatan untuk berbicara. Dia mulai memojokkan Dacia.Kedua tangan di samping tubuh Dacia dikepal erat. Jelas-jelas Dacia tidak ingin terjadi masalah di acara anaknya. Kenapa Leo malah memaksanya?Leo menyadari Dacia tidak bisa berkata-kata. Dia pun menebak Dacia tidak berani be
Kedudukan Keluarga Fernando di ibu kota boleh dikatakan adalah lebih tinggi daripada keluarga konglomerat. Jadi, siapa juga yang tidak penasaran dengan wanita yang bisa menjadi bagian dari Keluarga Fernando. Dengan status tinggi Keluarga Fernando, tidak seharusnya keluarga besan absen dalam acara kali ini.Pada saat ini, raut wajah sebagian orang berubah. Orang-orang yang mengikuti berita tidak mungkin tidak mengetahui alasannya. Hanya orang yang tidak tahu baru akan mengungkit masalah ini.Leo juga tidak menyadari suasana di sekitar. Ketika melihat Dacia tidak menjawab, dia masih saja bertanya, “Jangan-jangan keluarganya Nona Dacia lagi ada urusan, jadi tidak bisa ke sini? Bagaimanapun, acara perayaan ini tergolong acara penting. Kenapa malah dilewatkan? Meskipun ada urusan, seharusnya orang tuamu wajib hadir, ‘kan?”Dacia menggigit bibirnya hendak berbicara.Jerremy menekan tangan Dacia, tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. “Hari ini adalah acara perayaan satu bulan putriku.
Javier, Claire, dan Steven sedang menjamu tamu. Berwin menggendong Jennie, sedangkan Zefri dan Ester sedang berdiri di samping untuk bermain bersama Jennie.“Astaga, Jerry hebat sekali. Masih muda malah sudah punya anak.”Pada saat ini, Herbert datang dengan dipapah Dimas dan juga istrinya Dimas.Berwin tersenyum lebar. “Namanya keturunanku.”Herbert juga ikut tersenyum. “Waktu berlalu dengan begitu cepat. Jujur saja aku sungguh kaget ketika melihat kamu masih bugar.”Berwin merasa kesal hingga melebarkan matanya. “Hei, apa kamu lagi mengutukku?”Herbert sudah terbiasa untuk beradu mulut dengannya. “Aku saja masih hidup. Kamu? Tidak akan mati secepat itu.”Claire dan Javier berjalan mendekat. “Dimas, Julie.”Julie berjalan ke sisi Claire dengan tersenyum. “Lama nggak berjumpa.”Claire dan Julie berjalan ke samping. Sementara, Javier dan Dimas berdiri di tempat. “Kamu tidak bawa putramu kemari?”Dimas tertawa. “Kalau aku bawa ke sini, bukannya aku akan merusak acaramu?”Putra Dimas sang
Siaran langsung terpaksa dihentikan.Setelah kembali ke kediaman, Shinta dan Ariel mengobrol dengan serunya. Mereka sudah semakin akrab saja. Ariel bertanya, “Apa sebelumnya ada konflik di antara Nora dan Jessie?”Shinta berdecak, lalu membalas, “Bisa ada konflik apa lagi. Sebelumnya dia pernah rebutan peran sama Jessie. Mungkin dia nggak terima dengan Jessie yang mendapat pengakuan Pak Yusa kali.”Masalah merebut peran adalah hal yang wajar di dunia hiburan. Ada banyak artis yang memiliki “konflik” karena masalah perebutan peran. Hanya saja, mereka tidak bersikap terang-terangan seperti yang dilakukan Nora. Paling-paling mereka hanya menjaga jarak untuk tidak berhubungan saja.Ariel mengusap dagunya. “Sempit banget hatinya. Bukannya hanya sebuah peran saja?”“Mungkin kamu nggak tahu. Merebut peran itu sama halnya dengan merebut pekerjaan. Misalnya, kamu dengan nggak gampangnya berhasil menerima tawaran pemeran utama wanita. Tapi setelah syuting dimulai, ternyata kamu malah bukan menja