Apalagi, abangnya Jessie dan Cahya sedang berada di tempat. Perbuatan Nora memicu rasa kesal di hati penonton. Ada yang berkomentar.[ Nora memang malu-maluin saja. ]Kening sutradara berkerut. Tadinya dia berencana untuk menghentikan syuting. Siapa sangka, angka penonton malah semakin bertambah. Jangan-jangan penonton suka melihat Nora yang “cari masalah” itu?Shinta mengenakan sarung tangan dengan tenang, lalu memalingkan kepalanya berkata pada orang di samping dengan tersenyum, “Kenapa banyak banget orang yang sirik sama Jessie?”Jusman hanya tersenyum canggung saja. Jessie itu seniornya. Dia juga tidak berani mengatakan apa-apa.Temperamen Cahya dan Jodhiva sangat bagus. Mereka semua tidak mengekspresikannya. Kelihatan sekali mereka tidak menghiraukan masalah sepele itu, hanya fokus dalam masalah mereka masing-masing.Saat ini, Nora pun ditertawakan oleh para penonton. Setelah beberapa saat kemudian, Jessie baru tiba di ladang tebu dengan santai. Dia membawakan teh susu untuk semu
Bahkan sutradara dan kru juga terkejut.Seorang kru menyerahkan tablet untuk diperlihatkan kepadanya. “Pak, coba lihat!”Sekarang jumlah penonton sudah menembus angka satu juta dan masih terus bertambah. Semua warganet terus menge-like, lalu tidak berhenti memuji betapa canggihnya perkembangan teknologi pertanian.Setengah jam kemudian, akhirnya tebu sudah berhasil dipanen. Dibandingkan dengan metode penebangan manual yang lebih lambat dan intensitas kerja yang tinggi, jelas bahwa teknologi mesin khusus telah mendatangkan efisiensi dalam memenuhi semua kebutuhan.Setelah panen selesai, para warga desa di lokasi bertepuk tangan memuji Jessie. “Kamu belajarnya cepat juga.”Jessie membungkukkan tubuhnya memberi hormat dengan sikap merendah. “Semua ini juga jerih payah kalian. Terima kasih sudah membuka wawasan kami mengenai perkembangan teknologi pertanian. Masih banyak hal yang perlu kami pelajari.”Ariel berjalan ke sisi Jodhiva, lalu berbisik, “Adikmu hebat sekali.”Dengan memanfaatkan
Siaran langsung terpaksa dihentikan.Setelah kembali ke kediaman, Shinta dan Ariel mengobrol dengan serunya. Mereka sudah semakin akrab saja. Ariel bertanya, “Apa sebelumnya ada konflik di antara Nora dan Jessie?”Shinta berdecak, lalu membalas, “Bisa ada konflik apa lagi. Sebelumnya dia pernah rebutan peran sama Jessie. Mungkin dia nggak terima dengan Jessie yang mendapat pengakuan Pak Yusa kali.”Masalah merebut peran adalah hal yang wajar di dunia hiburan. Ada banyak artis yang memiliki “konflik” karena masalah perebutan peran. Hanya saja, mereka tidak bersikap terang-terangan seperti yang dilakukan Nora. Paling-paling mereka hanya menjaga jarak untuk tidak berhubungan saja.Ariel mengusap dagunya. “Sempit banget hatinya. Bukannya hanya sebuah peran saja?”“Mungkin kamu nggak tahu. Merebut peran itu sama halnya dengan merebut pekerjaan. Misalnya, kamu dengan nggak gampangnya berhasil menerima tawaran pemeran utama wanita. Tapi setelah syuting dimulai, ternyata kamu malah bukan menja
Javier, Claire, dan Steven sedang menjamu tamu. Berwin menggendong Jennie, sedangkan Zefri dan Ester sedang berdiri di samping untuk bermain bersama Jennie.“Astaga, Jerry hebat sekali. Masih muda malah sudah punya anak.”Pada saat ini, Herbert datang dengan dipapah Dimas dan juga istrinya Dimas.Berwin tersenyum lebar. “Namanya keturunanku.”Herbert juga ikut tersenyum. “Waktu berlalu dengan begitu cepat. Jujur saja aku sungguh kaget ketika melihat kamu masih bugar.”Berwin merasa kesal hingga melebarkan matanya. “Hei, apa kamu lagi mengutukku?”Herbert sudah terbiasa untuk beradu mulut dengannya. “Aku saja masih hidup. Kamu? Tidak akan mati secepat itu.”Claire dan Javier berjalan mendekat. “Dimas, Julie.”Julie berjalan ke sisi Claire dengan tersenyum. “Lama nggak berjumpa.”Claire dan Julie berjalan ke samping. Sementara, Javier dan Dimas berdiri di tempat. “Kamu tidak bawa putramu kemari?”Dimas tertawa. “Kalau aku bawa ke sini, bukannya aku akan merusak acaramu?”Putra Dimas sang
Kedudukan Keluarga Fernando di ibu kota boleh dikatakan adalah lebih tinggi daripada keluarga konglomerat. Jadi, siapa juga yang tidak penasaran dengan wanita yang bisa menjadi bagian dari Keluarga Fernando. Dengan status tinggi Keluarga Fernando, tidak seharusnya keluarga besan absen dalam acara kali ini.Pada saat ini, raut wajah sebagian orang berubah. Orang-orang yang mengikuti berita tidak mungkin tidak mengetahui alasannya. Hanya orang yang tidak tahu baru akan mengungkit masalah ini.Leo juga tidak menyadari suasana di sekitar. Ketika melihat Dacia tidak menjawab, dia masih saja bertanya, “Jangan-jangan keluarganya Nona Dacia lagi ada urusan, jadi tidak bisa ke sini? Bagaimanapun, acara perayaan ini tergolong acara penting. Kenapa malah dilewatkan? Meskipun ada urusan, seharusnya orang tuamu wajib hadir, ‘kan?”Dacia menggigit bibirnya hendak berbicara.Jerremy menekan tangan Dacia, tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. “Hari ini adalah acara perayaan satu bulan putriku.
Siapa sangka Leo tiba-tiba mengusap tangan Dacia.Dacia spontan menurunkan tangannya. Lantaran tenaganya terlalu besar, gelas anggur langsung jatuh pecah di lantai. Suara keras itu menarik perhatian para hadirin.Leo langsung memanfaatkan kesempatan. “Nona Dacia, aku sudah minta maaf. Kalau kamu tidak mau memaafkanku, kamu juga tidak perlu berbuat seperti ini, ‘kan?”Dacia menggertakkan giginya. “Apa kamu lagi minta maaf? Jelas-jelas kamu ….”“Coba semuanya lihat. Padahal Nona Dacia masih belum resmi menjadi bagian dari Keluarga Fernando, temperamennya sudah seburuk ini. Aku cuma ingin bersulang untuk minta maaf sama dia. Dia tidak terima permintaan maafku, malah langsung mendorongku.”Leo tidak memberi Dacia kesempatan untuk berbicara. Dia mulai memojokkan Dacia.Kedua tangan di samping tubuh Dacia dikepal erat. Jelas-jelas Dacia tidak ingin terjadi masalah di acara anaknya. Kenapa Leo malah memaksanya?Leo menyadari Dacia tidak bisa berkata-kata. Dia pun menebak Dacia tidak berani be
“Apa Pak Leo tidak mengerti maksud ucapanku sebelumnya?”Seluruh tubuh Leo gemetar. Dia mulai merasa panik. “Aku … bukan aku. Wanita itu yang memutarbalikkan fakta.”Saat melihat Javier dan Claire, dia bagai melihat secercah harapan saja, segera maju untuk menjelaskan, “Tuan Javier, Nyonya Claire, kalian mesti percaya sama aku. Aku benar-benar tidak lagi berbohong!”Raut wajah Javier kelihatan sangat dingin. Dia tidak berbicara sama sekali.Claire kembali tertawa. “Menantuku sudah jelaskan tadi. Pak Leo, apa kamu merasa dirimu lebih unggul daripada putraku?”“Aku tidak bermaksud seperti itu ….”Jerremy berdiri di samping Dacia, lalu melindungi Dacia di belakangnya. “Mengenai bagaimana kenyataannya, apa perlu aku menarik rekaman CCTV?”Ketika mendengar kata “CCTV”, Leo langsung kehilangan kesempatan untuk menjelaskan lagi. Keringat dingin membasahi belakang punggung Leo. Dia langsung berlutut di hadapan Jerremy. “Tuan Muda Jerry, aku salah. Aku tahu semua ini akibat dari keteledoranku.
Pada akhirnya, anak-anak dibiarkan untuk foto bersama. Clara dan anak-anak lainnya disuruh duduk di samping Jennie. Mereka melakukan foto bersama untuk kenang-kenangan.…Di dalam mobil, Ariel membuka foto bersama. Dia melihat beberapa saat dan dia pun merasa penat. “Kenapa aku mesti foto bersama kalian?”Jodhiva yang sedang mengendarai mobil mengusap ujung bibir dengan satu jarinya. Dia pun tertawa. “Selamat bergabung menjadi bagian Keluarga Fernando.”Ariel memalingkan kepalanya. “Hubungan kita masih belum sampai tahap seperti itu.”Jodhiva melirik Ariel sekilas. Tiba-tiba mobil dihentikan di samping jalan. Dia membalikkan tubuhnya untuk mendekati Ariel. “Bagaimana caranya biar bisa sampai tahap itu?”Ariel tidak bisa menjawab.Jodhiva mengusap ujung mata Ariel. Tatapannya tertuju pada bibir Ariel. Padahal Ariel hanya terbengong sejenak saja, sesuatu yang hangat langsung menempel di atas bibirnya. Bulu mata Ariel bergerak. Kedua tangannya menindih di atas dada Jodhiva.Ciuman itu me
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me
Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya
Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka
Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala
Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem