Ariel mencicipi makanan bernutrisi yang diantar Jerremy. "Biasalah, perasaan jadi hambar setelah punya anak."Jerremy terkekeh. "Yang benar itu, kamu jadi melawan lagi setelah punya anak."Dacia hanya lanjut makan tanpa memedulikannya.Sejak melahirkan anak sampai sekarang, Jerremy belum menunjukkan sikap yang seharusnya. Terlebih lagi, sebelum melahirkan, Jerremy selalu mondar-mandir di sekitar dan memberinya perhatian penuh. Sementara itu, setelah melahirkan, orang ini cuma muncul sesekali.Mungkin perubahan sikapnya karena dia menyaksikan proses melahirkan Jennie?Cih, dasar pria.Menyadari aura di sekitar Dacia terasa aneh, Jerremy tertegun. "Siapa lagi yang membuatmu marah?"Dacia memelototinya, seolah-olah menyindirnya, kenapa masih pakai tanya?Jerremy merasa bingung. Dia mendekati Dacia dan hendak memeluknya. Namun, Dacia menepis tangan Jerremy. "Tidak perlu peluk-peluk."Jerremy pun mengurungkan niatnya. Dacia memelotot lagi. "Terus, kamu langsung menyerah?"Jerremy tertawa.
"Jerremy, sepuluh miliar cuma nominal kecil buatmu. Asalkan kamu beri aku sepuluh miliar, masalah-masalah itu tidak akan diketahui oleh orang selain kita."Jerremy mengangkat alis. "Apa alasanku untuk memercayaimu?" Lalu, dia berjalan mendekati tempat tidur dengan pandangan sinis. "Setelah sepuluh miliar itu kamu habiskan, kamu akan meminta uang lagi dengan menggunakan masalah ini sebagai alasan. Kamu kira aku segampang Manuel, Mellisa?"Layaknya orang yang niat buruknya ketahuan, Mellisa menjadi tegang. Dia berseru, "Apa kamu tidak takut aku membeberkan hal itu?"Jerremy menarik kursi dan duduk dengan tenang. "Silakan saja."Mellisa tercengang. "Kamu ...."Jerremy menyilangkan kaki. "Kamu menyalahgunakan profesimu untuk mendoktrin Clara menyakiti dirinya sendiri, memaksanya mengonsumsi obat antipsikotik, bahkan memanipulasinya untuk mencelakai Tante dan anak dalam kandungan tantenya. Semua ini sudah cukup menjadikanmu pelaku kriminal.""Kalaupun kamu punya bukti aku menyuruh orang mel
Hari berikutnya, sejumlah mobil mewah berhenti di depan rumah sakit.Para wartawan yang mengetahui kabar ini sudah menunggu di sana sejak awal.Saat ini, Claire yang menggendong cucu perempuannya keluar dari rumah sakit di tengah kawalan pengawal pribadinya. Yang menyusul di belakang adalah Jerremy yang tengah memapah Dacia. Para wartawan pun berebutan mengambil foto mereka untuk segera membuat liputan."Apa Tuan Muda Jerremy akan menikahi Nona Dacia karena anak ini? Sebelumnya, tidak pernah terdengar kabar tentang pernikahan kalian. Jadi, bisa tolong jelaskan, apa kalian baru mau menikah karena Nona Dacia hamil?"Pertanyaan para wartawan begitu lugas.Sebelumnya, orang-orang cuma tahu bahwa Jerremy dan Dacia sedang berpacaran. Kemudian, kabar tentang kehamilan Dacia menyebar dan para warganet jadi banyak berkomentar tentang hubungan mereka berdua.Terlebih, opini terhadap Dacia agak rumit. Jadi, banyak yang menduga, posisi istri dari Tuan Muda Kedua Keluarga Fernando di Ibu Kota ini d
[ Yang tulis komentar tadi itu pohon lemon, ya? Kok rasanya kecut? Lagi pula, upik abu itu tadinya juga berasal dari keluarga kaya, tahu? Keluarga Fernando saja tidak bilang apa-apa, kenapa kamu yang heboh? ][ Kayaknya identitas Dacia pernah bocor, deh. Dia benaran ada hubungannya dengan keluarga kekaisaran Negara Hyugana, tahu? ][ Tapi dia sendiri tidak termasuk keluarga kekaisaran. Neneknya itu selir dari raja terdahulu. Kalau dibawa ke zaman sekarang, dia itu pelakor. Masa kalian bela pelakor? ][ Selir dan pelakor itu beda. Selir itu dinikahi secara sah, kayak poligami yang sah. Yah, ada yang bisa terima, ada yang tidak, tapi hubungan itu tetap sah. Lagian, yang jadi selir itu neneknya. Memangnya Dacia bisa pilih mau lahir di mana? ][ Dia juga tidak menikmati fasilitas istana. Terus, hubungannya dengan keluarganya juga jelek. Katanya, ibu kandungnya suka menyiksanya. Masa kalian langsung mengucilkannya karena dia keturunan selir? Apa kalian begitu suci? ]....Vila Kandara.Samb
Senyum Dacia langsung hilang.Tidak lama kemudian, Jerremy lagi-lagi diusir dari kamar.....Kota Jimbar.Saat istirahat paruh waktu syuting hari ini, semua anggota kru mengambil bekal yang dibagikan. Melihat Jessie kembali ke mobil van, Mutya mencibir. "Pak Yusa, Pak Hiro, bahkan Kenneth saja makan bersama kita. Cuma dia yang paling istimewa."Orang di sebelahnya menjawab, "Dia dimasakkan oleh suami, kamu mau membanding-banding?"Mutya menghela napas. "Mentang-mentang cowoknya berinvestasi di film ini, apa hebatnya? Yah, dia dapat penghargaan aktris terbaik sih, tapi orangnya sombong sekali.""Katanya, dia kurang sehat.""Apanya yang kurang sehat. Bukannya dia mengaku sangat giat? Pakai alasan kurang sehat segala." Usai berkata, pandangan Mutya berhenti pada seorang aktris cilik berumur dua belas tahun.Dia ingat, akrtris kecil ini punya adegan jatuh ke dalam air dan peran yang harus menyelamatkannya adalah "Monela". Dia pun kepikiran sesuatu dan berjalan mendekati aktris cilik itu.D
Saat Yusa sedang berbincang dengan aktris kecil itu, Jessie menghangatkan diri di depan penghangat. Tubuhnya terasa sangat tidak nyaman.Pada waktu yang bersamaan, dia teringat dengan gerakan mendorong dari aktris cilik itu. Gerakan itu tidak ada di dalam naskah. Bahkan semua gerak-geriknya seperti sengaja mengacaukan akting Jessie."Jessie, kamu baik-baik saja?" Hiro berjalan ke arahnya.Jessie tertegun, lalu memaksakan sebuah senyuman. "Iya, aku tidak apa-apa."Hiro mengangguk. "Sepuluh menit lagi, kita harus mengulang adegan jatuh ke air itu. Kalau tidak nyaman, bilang saja."Jessie mengatupkan mulut. "Baik."Dalam pengambilan gambar selanjutnya, Jessie masih saja terjun ke dalam air tanpa memedulikan ketidaknyamanannya. Semua kru di sekitar juga mengagumi ketekunannya. Di cuaca yang begitu dingin, dia terus melompat ke dalam air sampai sekarang karena NG yang tak terhitung jumlahnya dari aktris kecil itu.Jessie berenang menuju arah anak itu, tapi kaki dan tangannya tidak bisa dibe
Sementara ini, para kru syuting terpaksa menghentikan pengambilan adegan yang melibatkan Jessie karena dia masih beristirahat. Mereka hanya bisa mengambil adegan dari aktris lain.Para kru sedang mendiskusikan kejadian waktu itu. Semuanya membahas tentang Jessie yang jatuh pingsan demi pengambilan satu adegan. Saat ini, Mutya yang sedang keluar dari ruang rias mendengarnya. Dia menyilangkan tangan dan menggerutu, "Buat apa dibesar-besarkan? Dia sendiri tidak jujur badannya lagi kurang sehat. Kalau dia kenapa-kenapa, orang-orang akan menyalahkan sutradara dan kru, 'kan?"Para kru menatap Mutya. Salah satunya bertanya karena penasaran, "Mutya, kamu ada dendam sama Jessie? Kenapa terus menyerangnya?""Makanya. Kayaknya Jessie tidak pernah berbuat sesuatu yang keterlaluan, 'kan? Lagi pula, dia yang punya latar belakang begitu sama sekali tidak mengeluh harus mengambil adegan yang sama berulang-ulang. Bukannya itu sikap profesional?""Profesional?" Mutya tertawa sinis. "Banyak kok aktris pr
Jantung Mutya berdegup kencang. Pak Hiro mau mempercayainya, bahkan berniat membantunya? Bagus sekali!"Baik, kalau begitu, aku ceritakan."Mutya menceritakan kejadian waktu itu dengan lengkap. Namun, karena terlalu senang dirinya mendapat kepercayaan dari orang yang disukai, dia sama sekali tidak menyadari raut sinis Hiro yang tersembunyi itu.Setelah sesaat, ekspresi Hiro menjadi tenang. "Karena aku mempercayaimu, apa kamu bisa mempercayaiku juga?"Mutya tersenyum. "Tentu saja aku percaya."Hiro tersenyum tanpa mengungkapkan niat aslinya. "Kalau begitu, harus kuingatkan. Jules sedang menyelidiki masalah ini. Mungkin sebentar lagi, dia akan tahu soal kamu."Senyum Mutya lantas menjadi kaku. Dia tampak gugup. "Jadi, aku harus bagaimana?"Hiro menatapnya. "Aku bisa membantumu, tapi bagaimana caramu membalasku?"Mutya membalas dengan tersipu, "Aku akan melakukan apa saja yang Bapak minta."Hiro pun mendekati Mutya dan berbisik, "Kebetulan, aku punya satu cara. Kamu tinggal mempersiapkan
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me
Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya
Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka
Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala
Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem
Pada saat ini, pengurus rumah bergegas ke dalam rumah. “Tuan, ada yang melapor, katanya mereka melihat Tuan Yogi di dalam kota.”Benny spontan berdiri. “Apa benar?”Apa Yogi telah kembali?“Iya, dia lagi berada di Kediaman Keluarga Tanoto.”Ketika mendengar Yogi pergi ke Kediaman Keluarga Tanoto, Benny langsung menggebrak meja. “Begitu pulang, malah langsung ke Kediaman Keluarga Tanoto, sepertinya dia benar-benar tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari Keluarga Amkasa!”Sekarang Febri sangat panik. Dia hanya berharap putranya bisa kembali. “Suamiku, berhubung dia sudah kembali, biarkan dia pergi tebus Anton. Bukannya Yogi itu anak sulungmu? Sekarang nyawa Anton sangat penting!”Kening Benny berkerut. Tangannya dikepal erat.Tidak lama kemudian, Yogi dan Dessy berada di halaman luar. Begitu Benny melihat kepulangannya, Benny pun terbengong sejenak. Ekspresinya seketika berubah muram. “Bukannya kamu tidak bersedia untuk pulang?”Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Yogi. “Kalau
Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid