Ariel terkejut hingga bersandar di sisi jendela kaca. Keringat dingin membasahi punggungnya. Embusan angin sepoi-sepoi terasa cukup sejuk.Kenapa Ariel bisa mimpi seperti itu?Kenapa pasangan Ariel adalah Jodhiva? Apalagi, dia juga mimpi telah berhubungan ranjang dengan Jodhiva. Ariel menepuk keningnya, ingin sekali melupakan mimpi itu. Bagaimana Ariel menghadapi Jodhiva selanjutnya?Ariel tidak turun ke lantai bawah untuk sarapan. Dia sengaja menunggu mereka selesai sarapan, baru turun ke lantai bawah. Sekitar pukul setengah sepuluh, Ariel menebak seharusnya mereka tidak di ruang makan lagi, dia pun baru turun ke lantai bawah.Namun, begitu sampai ke ruang tamu, kebetulan Jodhiva dan Tobias baru kembali dari halaman. Ariel terbengong sejenak. Tatapan Ariel berpapasan dengan diri Jodhiva.Gambaran itu muncul di dalam benak Ariel. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu segera berlari ke lantai atas.“Ariel, kenapa kamu malah pergi?” Terdengar suara Tobias dari belakang.Langkah kaki Ariel
Jodhiva memalingkan kepala untuk melihatnya. “Rencana Tuan Muda Ariel memang bagus. Puzo meremehkan kekuatan Tom. Sekarang Tom sudah membuatnya kehabisan akal. Dia pasti akan melenyapkan Tom. Satu-satunya cara agar Puzo bergegas melawan Tom adalah dengan menyadari keberadaan Tom di pulau ini sudah mendatangkan ancaman baginya.”Tobias berpikir sejenak. “Berarti kita mesti membuat Puzo mengira Tom sudah tidak sabar ingin melenyapkannya?”Jodhiva mengangguk. “Pertama-tama, kita mesti melenyapkan seluruh mata-mata Tom di area kekuasaan Keluarga Oswaldo. Setelah berhasil, Tom pasti akan merasa terancam. Dia pasti bingung tidak tahu harus melawan Keluarga Oswaldo atau melawan Puzo duluan. Demi melindungi diri, siapa yang akan diserangnya?”Tom pasti akan duluan menyerang pihak terdekatnya. Setelah berhasil melenyapkan mata-mata di area kekuasaan Keluarga Oswaldo, Tom pun tidak memiliki orang dalam lagi. Mata-mata itu sama sekali tidak sanggup mengalahkan Keluarga Oswaldo. Hanya saja, berbe
“Tapi beda cerita kalau Puzo kalah. Demi kedudukan dan kekuasaan, Puzo pasti akan memilih untuk bekerja sama dengan Keluarga Oswaldo, karena dia sudah tidak sabaran untuk melenyapkan Tom. Setelah berhasil melenyapkan Tom, Puzo pun tidak memiliki kesempatan untuk turun tangan terhadap Keluarga Oswaldo. Sebaliknya, akan sangat gampang bagi Keluarga Oswaldo untuk menghadapinya.”Ericko terdiam sejenak. “Ternyata begitu.”Beberapa saat kemudian, Ericko berjalan meninggalkan ruangan. Jessie berjalan keluar dinding belakang koridor. Jelas sekali, dia telah mendengar isi percakapan mereka.Jessie membuka pintu ruangan dengan perlahan, lalu berjalan ke belakang Jules dengan langkah ringan. Baru saja Jessie mengulurkan tangannya, Jules pun meraih pergelangan tangan kurus Jessie, lalu menariknya ke dalam pelukan. “Kamu mau kagetin aku lagi?”Jessie merasa syok. “Aku nggak kepikiran untuk kagetin kamu.” Dia menunjukkan mata lugu dan senyuman manisnya. “Aku hanya ingin pijitin pundakmu saja.”Jule
Apalagi masalah waktu itu sepertinya cukup terpukul bagi Alicia. Setelah Firman mengetahui masalah itu, Firman pun merasa sangat syok. “Kamu bilang mereka berdua ciuman?”“Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri.” Alicia kelihatan sangat sedih. Dengan tidak mudahnya dia menyukai seseorang, ternyata pria itu malah menyukai sesama jenis.Firman berpikir sejenak, ternyata berita itu bukan gosip belaka.Tobias hanya memiliki satu keturunan saja. Seandainya dia mengetahui hal ini, bukannya dia akan sangat bersedih? Beberapa saat kemudian, nada bicaranya terdengar semakin berat lagi. “Sudahlah, salahku tidak menyadarinya. Kamu sembunyikan masalah ini dulu. Jangan sampai Tuan Tobias mengetahuinya.”Firman tidak berharap Tobias akan terpukul atas masalah ini.Alicia menggigit bibirnya dan tidak berbicara. Setelah keluar dari ruangan VIP, Alicia masih merasa tidak puas. Dia tahu Ariel bukanlah pria idamannya. Alicia bisa datang ke pulau ini juga demi mencari pasangan yang cocok dengannya. Seb
Seketika terlintas senyuman di wajah serius Tobias. Tidak lagi kelihatan ekspresi gusar di wajahnya. “Dia saja sudah datang khusus untuk mengadu. Mana mungkin dia berbohong?”Sepertinya Tobias akan menang dalam taruhannya dengan Jessie.Pengurus rumah menyadari Tobias tidak merasa kaget, malah tersenyum lebar. “Tuan Tobias, jangan-jangan kamu ….”Terdengar suara tawa Tobias. “Ariel sudah dewasa. Bukannya sangat wajar kalau dia ingin berpacaran?”Pengurus rumah tidak berani memercayainya. “Dengan Tuan Muda Jody?”Tobias menyesap teh beraroma wangi itu dengan puas. “Hanya pria itu saja pantas menjadi menantuku.”Tobias sungguh berterima kasih kepada Alicia lantaran telah memberinya kejutan sebesar ini.Sebenarnya Tobias tahu apa maksud Alicia. Dia memberi tahu Tobias juga demi memisahkan Ariel dengan Jodhiva. Dengan begitu, Alicia baru bisa turun tangan terhadap Jodhiva.Hanya saja, mana mungkin Tobias akan merelakan calon menantu seunggul itu kepada orang lain? Jodhiva sudah pasti akan
Pagi harinya, Ariel sedang latihan di arena seni bela diri. Dia yang sudah lama tidak latihan itu pun melampiaskan kekesalannya kepada para anggotanya. Setelah beberapa ronde, semuanya pun kalah telak.Ada yang memijat lengan yang terasa sakit sembari menuruni arena. “Apa suasana hati Tuan Muda Ariel sedang tidak bagus? Coba kalian lihat, betapa sadisnya Tuan Muda! Hampir saja ajalku dijemput!”Yang lain menepuk-nepuk pundak temannya. “Sudahlah, anggap saja kita lagi latihan untuk meningkatkan kemampuan kita.”Ariel yang sedang berdiri di atas arena berkacak pinggang sembari bertanya, “Apa masih ada yang ingin bertanding?”Orang di bawah arena spontan melambaikan tangan dan menggeleng, lalu melangkah mundur sejauh mungkin. Ariel pun berdecak sembari menuruni arena. “Nggak seru.”Jodhiva sedang berdiri di bawah pohon sembari melipat kedua tangannya. Cahaya matahari bersinar menutupi setengah wajahnya, membuat lekuk wajah Jodhiva kelihatan semakin lembut lagi.Ariel sedang menggulung len
Tadinya Andry mengira ingin menggunakan identitas Ariel untuk mengancam Tobias. Siapa sangka, Tobias malah akan berbicara seperti itu. Andry berkata dengan geram, “Apa kamu tidak takut anggotamu tidak bisa menerimanya?”Tetap saja Tobias tidak masuk ke jebakannya. “Terima atau tidak juga bukan urusanmu. Kalian semua sudah menyaksikan kemampuannya. Jadi, apa kalian keberatan kalau Ariel itu wanita?”Para pengawal di halaman langsung tersadar dari bengong mereka, kemudian membalas dengan serempak, “Tidak!”Jenis kelamin juga tidak ada hubungannya sama sekali. Mereka hanya melihat kemampuan. Meskipun Ariel adalah wanita, selama beberapa tahun ini mereka semua menganggapnya sebagai seorang pria. Selama ini, Ariel juga melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Jadi, apa gunanya membeda-bedakan jenis kelamin?“Ka … kalian ….” Andry emosi hingga tidak bisa berkata-kata. Anggota Keluarga Oswaldo malah membela seorang wanita?Ariel melipat kedua tangan di depan dada sembari berjalan ke
Jodhiva menatap Ariel dengan tersenyum.Di sisi lain, di vila barat daya.“Apa? Ariel itu wanita?”Puzo kelihatan sangat syok setelah mendengar kabar ini.Ariel adalah satu-satunya putranya Tobias. Semua orang di pulau juga jelas dengan masalah itu. Namun, ternyata Ariel adalah seorang wanita.Pengawal yang datang melapor melihat Puzo. “Sekarang semua orang di area kekuasaan Keluarga Oswaldo malah menerima kenyataan ini. Andry ingin menggunakan rahasia ini untuk mengancam Tuan Tobias, tapi Tuan Tobias juga tidak takut sama sekali.”Ekspresi Puzo terlihat muram. “Ternyata Andry memang setia terhadap Tom. Tom tidak memahami Tobias. Dia kira perbuatannya akan membuat Tobias mengalah? Lucu sekali!”Puzo telah gegabah dalam soal Tom. Tidak seharusnya dia membiarkan seorang buronan menetap di Pulau Persia. Tidak disangka, sekarang Tom malah berulah hendak melawannya.Pantas saja Sams bisa menyewa pembunuh Organisasi Skelem untuk membunuh Ariel di area kekuasaan Keluarga Oswaldo. Ternyata Sam
Jodhiva berjalan keluar. “Apa kamu tidak pernah berendam?”“Nggak ada musim dingin di Pulau Persia. Siapa juga yang akan berendam?” Ariel menoleh. Ketika melihat Jodhiva hanya membungkus setengah tubuhnya dengan handuk, dia segera mengalihkan pandangannya.Jodhiva berjalan ke belakang Ariel, lalu mengulurkan tangan untuk memeluk Ariel. “Bukannya kamu mau berendam air panas?”Ariel menarik napas dalam-dalam. “Aku memang mau berendam, tapi kamu malah menggodaku.”Jodhiva pun tersenyum. “Sekalian.”Usai berbicara, Jodhiva langsung menggendong Ariel.Ariel memeluk leher Jodhiva sembari memejamkan matanya. “Jangan ceburin aku!”Jodhiva membawanya turun ke dalam pemandian air panas. Seiring dengan suara “byur”, air memercik ke segala arah. Ariel muncul ke permukaan. Rambut panjangnya yang basah menempel di punggungnya.Ariel mengusap air di wajahnya dan berteriak, “Dasar berengsek!”Jodhiva memeluk Ariel di dalam pelukannya. “Ariel.”Ariel hanya merasa jari tangannya terasa dingin. Dia pun t
Di Grup Angkasa.Saat jam istirahat, para karyawan sedang membahas acara malam hari ini. Saat Edwin membawa kotak hadiah melewati sisi mereka, ada yang bertanya dengan tersenyum, “Tuan Edwin, itu hadiah buat kekasihmu?”Edwin merasa kaget. “Sejak kapan aku punya kekasih? Bukan punyaku, tapi punya Tuan Muda Jody.”Semua orang langsung mengerumuninya. “Apa isinya perhiasan?”“Apa Tuan Muda Jody menghadiahkannya untuk istrinya?”“Romantis sekali. Kenapa nggak ada yang kasih hadiah Natal buat aku?”Sebenarnya Edwin juga tidak tahu. Hanya saja, isinya memang adalah perhiasan dari suatu merek ternama.Entah sejak kapan Jodhiva berdiri di belakang mereka, dia pun tersenyum. “Apa kalian tidak mau cepat pulang kerja? Kalau begitu, kalian lembur saja?”“Tidak, tidak! Kami ingin pulang kerja tepat waktu. Kami semua punya acara nanti malam.” Mereka segera kembali ke tempat duduk mereka.Edwin berjalan ke sisi Jodhiva, lalu menyerahkan kotak hadiah kepadanya. Dia bertanya dengan penasaran, “Ini had
Ariel terdiam sejenak.Pemikiran Sulivan sangat jernih, tetapi terlalu blak-blakan. Bagaimana dia bisa memiliki pacar nantinya?Ariel berjongkok di hadapan Sulivan untuk bertatapan dengan matanya. “Nggak ada yang menentukan kamu mesti menyukainya dan kamu nggak boleh menolak. Tapi, hadiah ini niat baik dari orang lain. Nggak peduli kamu suka atau nggak, kamu mesti berterima kasih.”“Meski kamu nggak mau, kamu boleh mengatakan kamu nggak memerlukannya, terima kasih atas maksud baikmu. Ini yang dinamakan sopan santun.”Sulivan menatap Ariel dalam beberapa saat. “Kamu cerewet sekali.”Saat Ariel hendak mengatakan sesuatu, anak perempuan itu pun menangis. Kali ini, Ariel merasa kewalahan, segera membujuk.Yogi mendengar suara tangisan itu. Dia langsung mendekat. Dia menyadari Ariel sedang membujuk anak perempuan yang sedang menangis dengan penuh kesabaran. Namun, anak perempuan itu masih tidak berhenti menangis.Yogi mendekat, lalu menggendong si anak perempuan. “Kenapa malah menangis? Apa
Ariel tertegun. “Selain kamu, siapa yang bisa bawa aku pergi?”Jodhiva meletakkan sebutir telur ayam di atas piring Ariel. “Bagaimana kalau bukan aku?”Ariel menggigit bibirnya. “Lain kali aku nggak bakal minum sebanyak ini lagi.”Ketika melihat Ariel sedang merenung kesalahannya, Jodhiva pun tertawa. “Kamu cukup tulus ketika mengakui kesalahanmu.”Ariel mengupas kulit telur. “Semalam … aku nggak ngawur, ‘kan?”Jodhiva mengiakan. “Sedikit.”Ariel merasa syok, spontan mengangkat kepalanya. “Apa yang aku katakan?”Jodhiva tidak menjawab, melainkan mempermainkannya. “Coba pikir sendiri.”Ariel berpikir dalam waktu lama. Sepertinya dia ingat dengan apa yang dikatakannya semalam. ‘Jody, aku sangat menyukaimu.’Tiba-tiba kedua mata Ariel terbelalak lebar. Dia menutup wajah meronanya. Apa? Dia malah mengutarakan perasaannya di saat sedang mabuk?Jodhiva mengangkat-angkat alisnya. “Sudah ingat?”“Ergh … aku … aku mabuk.” Sekarang Ariel tidak sanggup mengatakannya lagi.Jodhiva membungkukkan tu
Yogi mengangkat kelopak matanya, lalu memalingkan kepalanya. “Masalah itu nggak ada hubungannya sama kamu.”Mengenai masalah dua orang wanita pendamping itu, Yogi tahu semua itu adalah ide Ariel.Ariel memang arogan, tapi dia tidak jahat hingga berencana menghancurkan reputasi seseorang. Sebenarnya Ariel dan dua wanita pendamping itu juga masuk jebakan orang lain.Ide buruk Ariel kebetulan melancarkan rencana orang lain. Itulah sebabnya setelah masalah terekspos, Yogi pun dijuluki sebagai “buaya darat”.Hanya saja, semuanya sudah berlalu lama. Yogi juga sudah tidak mempermasalahkannya lagi dan sudah tidak ada lagi “dendam” di hatinya.Beberapa saat kemudian, tidak lagi kedengaran suara Ariel, Yogi pun menatapnya.Ariel sedang tertidur bersandar di atas meja. Entah sejak kapan Ariel ketiduran? Sepertinya suara ribut di samping tidak bisa mengganggu tidurnya.Tatapan Yogi tertuju pada wajah Ariel. Dulu saat pertama kali bertemu dengan Ariel di Pulau Persia, dia merasa Ariel sungguh mirip
“Apa aku masih sanggup untuk menggendongnya?”Jerremy mencubit pipinya. “Kamu malah menghina putrimu?”Dacia menepis tangan Jerremy, lalu menurunkan kelopak matanya. “Aku takut setelah aku pulang nanti, dia nggak mengenaliku lagi. Menurutmu, apa aku egois sekali?”Jerremy menggenggam tangan Dacia. “Setelah kita pulang nanti, kita akan luangkan waktu kita untuk temani dia.”Ketika Daniel melihat mereka, dia pun tersenyum. “Kalian sudah kembali.”“Ayah, apa yang lagi kamu lakukan?”“Haih, Ayah lagi tidak ada kerjaan. Jadi, Ayah cari kegiatan.” Daniel menggantung hadiah di atas pohon Natal. “Dulu ibuku tidak suka hal-hal seperti ini. Aku pun tidak ada kesempatan untuk menghias pohon Natal.”Dacia memutar bola matanya. Pada malam hari Natal sebelumnya, Lidya tidak suka Daniel membeli barang-barang seperti ini. Pernah sekali, demi menyenangkan Dacia dan Charles, Daniel pernah menghias rumah. Namun, Lidya malah murka setelah melihatnya. Dia bahkan menyuruh pelayan untuk mencabut semua hiasan
“Kamu memang cerewet.” Jerremy bersandar di bangku. “Kalau bukan karena Ibu bilang kamu lagi mengandung, aku juga tidak bakal kemari.”Usai berbicara, Jerremy melihat ke sisi Jules. “Ibuku dan ayahku sangat menyayangi Jessie. Sekarang dia sedang mengandung, kalau kamu berani membuatnya sedih, kami tidak akan melepaskanmu.”Jules tersenyum. “Tenang saja, dengan adanya contoh Kak Jerry sebelumnya, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.”Jerremy terdiam membisu. Jules malah menyindirnya?Jerremy makan siang bersama dengan mereka. Sebenarnya setelah Jessie datang, Silvia berpesan kepada koki rumah untuk menyesuaikan masakan sesuai kebiasaan lidah Jessie.Jerremy melihat makanan di atas meja. Dia tidak berbicara apa-apa. Hanya saja, dari detail, dapat diketahui bahwa Keluarga Tanzil memperlakukan adiknya dengan baik.Silvia masih bersikap ramah seperti biasanya. “Apa makan siang hari ini sesuai dengan seleramu? Apa kamu mau minta yang lain?”Belum sempat Jerremy menjawab, Jessie dul
Carly berkata, lalu memalingkan kepala melihat ke sisi Dacia. “Kamu juga nggak usah ladeni dia. Dia sudah terbiasa untuk dikelilingi orang-orang. Tentu saja dia merasa kesal karena dikucilkan. Semuanya akan baik-baik saja nanti.”Dacia mengangguk dengan tersenyum.Pada saat yang sama, di Kediaman Keluarga Tanzil.Sebuah mobil berhenti di depan gerbang. Jerremy menuruni mobil dengan membawa hadiah. Dia berjalan ke dalam halaman. Kebetulan Kimin berjalan keluar rumah. “Tuan Jerry, ya?”Jerremy mengangguk. “Sebelah sini.” Kimin memiringkan tubuhnya, lalu membuat isyarat tangan mempersilakan.Jerremy memasuki vila. Silvia dan Hengky sedang duduk di dalam ruang tamu. Setelah mengetahui kabar abangnya Jessie hendak berkunjung ke rumah, mereka pun sudah mempersiapkan semuanya dari awal.Kimin membawa Jerremy memasuki vila. Silvia berdiri sembari tersenyum padanya. “Apa kamu itu kakaknya Jessie? Ayo, silakan duduk.”Jerremy duduk, lalu meletakkan kotak hadiah di atas meja. “Ibuku tidak ada wa
“Apa kamu merasa sangat puas sekarang?”Dacia mengerutkan keningnya. Belum sempat dia mengatakan sesuatu, Jane langsung mencengkeram kerah pakaiannya. “Gara-gara kamu, aku dikucilkan sama mereka. Apa kamu puas sekarang?”Dacia menepis tangannya, lalu mendorongnya. “Apa hubungannya sama aku?”“Sejak awal, kamu terus membohongiku. Kamu dan suamimu sudah bersekongkol. Kalau nggak, mana mungkin dia akan datang? Kalau bukan karena kalian, mana mungkin mereka akan pergi? Semua ini salah kalian!”Jane melampiaskan semua amarah ke diri Dacia.Dacia tidak ingin menghiraukannya, hendak berjalan pergi.Jane malah menyeret Dacia, tidak membiarkan dia pergi. “Hari ini kamu mesti jelasin ke aku. Kalau nggak, aku nggak akan lepasin kamu!”Pada saat ini, Carly datang. “Jane, apa yang lagi kamu lakukan?” Carly pergi mendorong Jane. “Apa kamu sudah gila?”Jane mendorongnya. “Aku gila? Kita sudah berteman selama delapan tahun. Apa kamu melupakannya? Aku sudah minta maaf juga. Apa lagi yang kalian inginka