Louis menarik Candice ke samping. “Apa kamu tidak merasa malu?”Ketika si wanita menyadari kedatangan Louis, dia pun tidak bersikap seangkuh tadi lagi. “Tuan Louis, akhirnya kamu datang juga. Anaknya telah memukul anakku, sekarang wanita ini juga memukulku!”“Bu Cindy, anakmu memang berbicara kasar duluan. Sudah seharusnya dia minta maaf.”Cindy terbengong. “Anakku … sejak kapan anakku berbicara kasar? Dia telah memukul anakku. Lagi pula, wanita ini juga telah memukulku.”“Kalau kamu ingin menyelidiki masalah anakmu dan anak ini, kita bisa melihat rekaman CCTV. Mengenai masalah kamu dengan wanita ini ….” Louis melirik Candice yang sedang merapikan pakaiannya.Candice berpapasan dengan tatapannya, lalu tersenyum. “Kenapa? Kamu ingin bilang semuanya salah aku? Bu Cindy-mu itu memarahi anak angkatku nggak punya ibu, nggak berpendidikan, dia juga mengancam keselamatan anak angkatku. Apa salah kalau aku memukulnya?”Sambil berbicara, Candice berkacak pinggang menatap Cindy. “Aku sarankan le
Tinggi badan Candice memang hanya 1,65 meter saja, cara berpakaiannya juga sangatlah anak muda. Jadi, jika dibandingkan dengan Louis yang setinggi 1,9 meter itu, Candice memang kelihatan pendek. Namun, agak keterlaluan jika Louis mengatakannya memiliki dada rata. Ucapan itu adalah penghinaan yang sangat besar bagi Candice!Jerry tidak bisa menahan tawanya. “Jerry, kamu keterlaluan sekali. Kamu dan dia bersekongkol untuk menindas ibu angkatmu, ya? Kamu percaya nggak aku akan beri tahu ibumu!”Jerry segera memeluk Candice dan mengeluarkan siasat manjanya. “Ibu, aku sudah menyadari kesalahanku. Kamu jangan beri tahu Ibu, ya ….”Melihat sosok imut Jerry, Candice juga tidak tega melihat dia dimarahi Claire.Saat ini, tiba-tiba ada panggilan masuk dari smartwatch Jerry, senyumannya langsung menghilang dalam sesaat. “Celaka! Ibu datang menjemputku!”Candice membawa Jerry keluar sekolah. Kemudian, tampak sebuah mobil Rolls-Royce berhenti di depan gerbang.“Ibu ….” Melihat Claire yang menuruni
“Apa yang sedang kamu lakukan?” Gabriana menyadari Rendy sedang emosi, dia pun semakin kesal lagi.“Kamu sendiri juga tahu hubungan Javier dengan Claire. Jangan kira aku tidak tahu apa yang sedang kamu pikirkan. Kalau kamu berani mencari Claire, kamu pulang kampung saja.”Berhubung Gabriana ada ibunya, selama ini Rendy memilih untuk bersabar. Namun kali ini, dia tidak bisa bersabar lagi. “Apa? Berani-beraninya kamu mengancam ibumu sendiri?”“Ternyata kamu tahu aku itu anakmu.” Suara Rendy terdengar sangat serius. “Claire itu cucumu, tapi kamu tidak pernah peduli sama dia. Kamu lebih menyayangi cucu laki-laki, ‘kan? Kalau bukan karena kamu menyukai cucu laki-laki, sekarang aku pun sudah bercerai dengan Imelda. Dia juga tidak perlu membohongiku dengan masalah kehamilannya.”“Membohongi?” Gabriana terlihat sangat kaget.Pantas saja Gabriana tidak bertemu dengan Imelda hari ini. Awalnya dia mengira Imelda sedang melakukan pemeriksaan janin di rumah sakit. Tak disangka, ternyata masalah ke
Gabriana harus diawasi dengan ketat.Terlintas ekspresi muram di wajah Claire. “Seandainya nenekku itu benar-benar ingin mengambil Perusahaan Vienna, aku pun harus pergi menemuinya.”“Claire, bagaimana kalau aku temani kamu ke sana? Kamu tidak akan tahu siasat buruk apa yang telah disusun mereka.” Fendra sungguh khawatir dengan keselamatan Claire.Claire tertegun sejenak. Benar apa kata Fendra, pasti mereka memiliki maksud lain. Jadi, dia harus meningkatkan kewaspadaan.Beberapa saat kemudian, Claire masuk ke dalam restoran kelas atas. Dia mengucir rambutnya dengan mengenakan terusan hitam putih. Tentu saja dilengkapi dengan anting-anting hasil karya Studio Soul.Ketika masuk ke dalam restoran, tak sedikit tatapan tertuju pada dirinya. Resepsionis juga menyadari kedatangan tamu wanita ini. Dia langsung maju untuk menyambut dengan ramah, “Nona, apa kamu sudah melakukan reservasi.”“Ruang tiga di lantai dua.”“Oke, sebelah sini.” Pelayan tersenyum membawa Claire ke lantai atas.Setelah t
“Iya, Claire, latar belakang Keluarga Hermansyah di Kota Jimbar tergolong bagus. Setelah kamu menikah nanti, kamu akan hidup berkecukupan.”Anita dan Gabriana berusaha untuk membujuk Claire. Sepertinya mereka sudah tidak sabar ingin menikahkan Claire.Claire pun tersenyum. “Aku sudah punya anak. Apa Keluarga Hermansyah menerima menantu yang punya anak dengan lelaki lain?”Mendengar ucapan ini, raut wajah Anita dan Bella langsung berubah. Gabriana pun segera meredakan suasana canggung. “Claire, apa yang sedang kamu katakan? Sejak kapan kamu punya anak?”“Aku punya anak atau nggak, kalian bisa tanya ayahku.”Claire melipatkan kedua tangannya sambil bersandar di tempat duduknya. “Ayah dari anakku itu Javier Fernando. Meskipun latar belakang Keluarga Hermansyah di Kota Jimbar tergolong bagus, apa bisa dibandingkan dengan latar belakang Keluarga Fernando?”Raut wajah Bella langsung berubah canggung. Dia menatap Anita dan yang lain. “Apa kalian sedang menipu aku dan putraku?”“Bu Bella, kamu
Seorang wanita yang dicampakkan lelaki malah berharap lelaki lain untuk mengasuh anaknya? Tidak mungkin!Hanya saja, berhubung putranya sangat menyukai Claire, Bella pun terpaksa menerima kenyataan dirinya telah memiliki anak. Namun setelah menikah nanti, Claire tetap harus melayani mertuanya.“Hah? Kalian ingin aku melepaskan hak asuh anak-anak?” Claire tersenyum.“Claire, Keluarga Hermansyah tidak keberatan kamu pernah melahirkan. Mana mungkin juga kamu membawa anakmu untuk tinggal di Kediaman Hermansyah? Apa kamu bodoh?” Gabriana tidak bisa bersabar lagi.Sepertinya wanita jalang ini ingin merusak pernikahan ini? Tidak mungkin!Gabriana melirik Anita lagi. Tentu saja Anita tahu apa maksudnya. Pokoknya mereka harus menyukseskan rencana hari ini. Mereka akan membuat nasi menjadi bubur.Saat sedang menyantap makanan, mereka pun melanjutkan obrolan mereka. Terkadang Kewin akan mengintip Claire. Semakin dilihat, wanita ini semakin cantik saja. Alhasil, tenggorokan Kewin terasa kering.Cl
Saat Lucy hendak meninggalkan ruangan, tiba-tiba Claire membuka matanya, lalu maju untuk memukul Lucy hingga pingsan. Setelah memastikan Lucy tidak menyadarkan diri, Claire pun menyeretnya ke atas sofa.“Heh, beraninya menjebakku! Jangan salahkan aku.”Untung saja Claire sudah melakukan persiapan. Sewaktu di perjalanan datang tadi, dia singgah ke toko obat untuk membeli obat yang berkhasiat untuk menetralisasi obat-obat itu.Botol minuman di depan Claire memang belum dibuka segelnya. Sayangnya, Claire menyadari ada lubang kecil di sampingnya.Claire menutup gorden jendela. Cahaya di dalam ruangan sangatlah gelap. Ketika menyadari adanya suara pintu, Claire langsung bersembunyi di belakang sofa, lalu menjerit, “Jangan buka lampu.”Setelah Kewin mendengar suaranya, tangan yang awalnya hendak menekan saklar pun diturunkan. Dia tersenyum membalas, “Aku tahu, kamu suka yang menantang?”Claire sungguh mual. “Tuan, aku tunggu kamu di sofa, ya. Cepat ke sini, aku … aku hampir kehilangan kesada
“Bukankah seharusnya si Claire, kenapa jadi ….” Gabriana terhuyung-huyung. Bukankah Claire telah diberi obat?Claire berjalan maju dengan perlahan, lalu menutup mulutnya berlagak baru merespons, “Ah! Kenapa bisa begini?”“Claire, semua ini kerjaanmu, ‘kan? Kamu sudah mencelakai putriku!” Anita berjalan maju hendak memukul Claire, tetapi Claire berhasil menghindar.Claire bersembunyi ke sisi Bella. “Semua ini juga bukan salahku. Tadi waktu Lucy antar aku ke sini, dia bilang dia sangat menyukai Tuan Kewin. Kemudian, dia malah memukulku sampai pingsan. Setelah aku bangun, aku pun sudah berada di ruangan lain.”“Bohong! Jelas-jelas kamu ….”Akhirnya Lucy mulai menyadarkan diri. Namun, ketika melihat ada banyak orang berada di dalam ruangan, ditambah lagi tubuhnya terasa sakit dan dingin, Lucy spontan menunduk. Dia menyadari bahwa dirinya sedang dalam keadaan tidak berbusana. Dia terkejut langsung memungut pakaian untuk menutupi tubuhnya. “Aku … kenapa aku bisa ada di sini ….”Ketika meliha