Ariel mengayunkan cambuknya. “Apa kamu mau belajar?”Jessie tertegun sejenak, lalu menunjuk. “Kamu ingin aku belajar ini darimu?”“Jangan remehkan cambuk ini. Cambuk juga adalah senjata di zaman dulu. Cambuk itu terbagi banyak jenis. Sementara, cambuk di tanganku ini paling cocok untuk pemula sepertimu.”Jessie mengambil cambuk pendek berwarna merah itu. Cambuk ini terbuat dari bahan kulit. Ketika dipegang, tangan pun terasa agak dingin. Apalagi cambuk ini sangat praktis untuk dibawa ke mana-mana, bentuknya juga sangat cantik.Ariel menyipitkan matanya sembari tersenyum. “Kalau kamu suka, aku bisa hadiahkan kepadamu.”Jessie tertegun sejenak. “Apa bagus seperti itu ….”Ariel memasukkan cambuk ke tangannya. “Kenapa kamu sungkan sekali! Ambillah! Aku akan suruh Dessy untuk mengajarimu teknik mencambuk. Asalkan kamu rajin belajar, aku jamin kamu bisa menguasai teknik mencambuk hanya dalam waktu satu bulan.”Jessie menggenggam cambuk pendek itu sembari menggigit bibir bawahnya.Saat Izza m
Jodhiva tersenyum. “Tuan Muda Ariel baik juga terhadap adikku.”Ariel mengangkat-angkat alisnya sembari tersenyum. “Siapa suruh aku suka sama dia.”Usai berbicara, dia menatap Jessie yang masih bersemangat itu sembari berdecak. “Dia sangat cantik, imut, dan lugu. Alangkah bagusnya jika dia bisa menjadi istriku.”Jodhiva menatap Ariel dengan tatapan dalam. “Secepat itu Tuan Muda Ariel melupakan Nona Candy?”Ariel menatap Jodhiva dengan ekspresi agak bingung. “Sepertinya Tuan Muda Jody tidak bisa melupakan Nona Candy?”“Sedikit,” balas Jodhiva dengan acuh tak acuh. Kemudian, dia mengangkat kelopak matanya untuk melirik Ariel sekilas. “Meskipun malam itu gelap, entah kenapa aku merasa familier dengan wajah Nona Candy.”Ariel melipat kedua lengan di depan dadanya. “Jangan-jangan Tuan Muda Jody selalu merasa familier terhadap semua wanita yang baru pertama kali kamu jumpai?”Jodhiva tidak berbicara.Kedua pasang mata saling bertemu. Tiba-tiba Jessie yang jatuh itu mengalihkan perhatian mere
Kabar mendadak ini sungguh mengagetkan Ariel dan juga Jodhiva.Tobias berjalan ke sisi meja baca, lalu duduk di depannya. Raut wajahnya kelihatan muram. “Sepertinya apa yang aku khawatirkan itu benar.”Ariel bertopang dagu sembari merenung. “Jangan-jangan Sania ….”“Aku tidak berani memastikan dia pelakunya,” balas Tobias, “Jika Sania benar-benar sadis, tega membunuh ayahnya demi mendapatkan kekuasaan, dia pasti sudah turun tangan sejak dulu. Aku curiga masalah ini ada hubungannya dengan orang di sisinya.”Sebelumnya orang di sisi Sania mengeluarkan ide untuk menyewa pembunuh bayaran Organisasi Skelem demi membunuh Ariel. Bisa jadi, dia juga ingin membunuh Gamma.Gamma adalah pemimpin dari Organisasi Imoana. Setelah dia mati, kekuasaan Organisasi Imoana otomatis akan jatuh ke tangan Sania. Orang itu berharap Sania bisa meneruskan posisi Gamma.Jodhiva mengangkat kelopak matanya. “Aku merasa Sams patut dicurigai. Bisa jadi masalah ini ada hubungannya dengan dia.”Tobias mengangguk. “Aku
Raut wajah Sams spontan berubah. Hanya saja, dia tidak begitu mengekspresikannya.Kali ini, raut wajah Sania juga tidak begitu bagus. “Kenapa ayahku bisa dibunuh? Apa Keluarga Oswaldo nggak jelas?”Tobias langsung tersenyum. “Apa masalah itu ada hubungannya dengan Keluarga Oswaldo?”Sania mendengus dingin. “Seandainya kalian tidak menjebak Klub Doras, menjadikan ayahku sebagai kambing hitam, apa mungkin ayahku akan dibunuh?”“Oh?” Tobias mengangguk. “Ternyata gara-gara masalah Klub Doras. Semua ini semakin aneh saja. Apa hubungannya masalah Klub Doras dengan Organisasi Imoana?”Sams langsung memutarbalikkan fakta. “Seandainya bukan karena kalian menahan miras Klub Doras, lalu menyamar sebagai anggota Organisasi Imoana untuk menukarkannya dengan miras milik Kamar Dagang Bardi, apa mungkin Bos Gamma akan mati!”Lagi-lagi Tobias tersenyum. “Maksudmu, kematian Gamma ada hubungannya dengan Tuan Puzo?”Raut wajah Sams langsung berubah. “Apa yang lagi kamu katakan ….”“Jangan-jangan pemahaman
Jodhiva hanya menyaksikan pertunjukan saja. Saat hendak meninggalkan kediaman, dia memperhatikan ekspresi wajah Sams sejenak, lalu mengikuti langkah Tobias. Kemudian, Ariel baru mengikuti langkah mereka.Sania menatap bayangan punggung yang semakin menjauh. Tangannya spontan dikepal erat. Rasa benci terasa semakin mengental.Seandainya bukan karena Keluarga Oswaldo, apa mungkin ayahnya akan mati dengan mengenaskan? Bahkan jasadnya juga tidak utuh!Kali ini, Keluarga Oswaldo yang menyinggung Keluarga Imoana. Jadi, jangan salahkan Sania bersikap sadis!Setelah kembali ke dalam mobil, Ariel melihat ke luar jendela. “Ayah, jangan-jangan Gamma masih belum meninggal? Padahal jasadnya masih belum utuh, malah langsung diadakan upacara? Apa semua ini tidak terasa aneh?”Jodhiva memalingkan kepala untuk menatapnya. “Sepertinya semua sesuai dengan dugaan Tuan Tobias. Ada orang yang sudah tidak sabaran ingin Sania meneruskan posisinya.”“Seandainya mereka sudah yakin ingin meninggalkan Keluarga Os
“Menurutku, sepertinya ada anggota Organisasi Imoana yang kenal dengan Tom. Tom paling pintar dalam soal menyodok. Dia sangat royal terhadap orang yang menguntungkannya. Bisa jadi, kebetulan persyaratan yang dibuka Tom cukup menggiurkan. Tentu saja dia bersedia bekerja untuk Tom.”Tobias juga merasa ucapan Jules cukup masuk akal. Dia memandang laut luas di depan, lalu bertanya, “Sekarang kamu sudah memiliki petunjuk yang sangat penting, apa rencanamu selanjutnya?”Raut wajah Jules kelihatan tenang. “Tom berani berbuat seperti ini pasti karena dia sudah memiliki rencana lain lagi. Sepertinya bukan saat yang tepat untuk beri tahu Puzo sekarang. Lebih baik kita kumpulkan informasi yang lebih banyak lagi untuk menghancurkannya.”Tobias tersenyum. “Aku kira kamu akan tidak sabaran untuk cari gara-gara sama Tom. Sepertinya kamu cukup waspada.”Jules membalas, “Ada bagusnya untuk lebih waspada.”“Bagaimana kondisi cedera Gamma?” tanya Tobias.Jules pun tertawa. “Dia cukup beruntung, masih bel
Pria ini sama sadisnya seperti Tom. Hanya saja, dia tidak ambisius.Sams berkata, “Aku rela melakukan apa pun asalkan bisa membantu Nona Sania.”Tom menyesap anggur dengan perlahan. “Daripada melakukannya demi dia, lebih baik kamu melakukannya demi dirimu sendiri. Jangan-jangan kamu tidak menginginkan kekuasaan?”Kali ini, Sams tertegun sejenak.Tom meletakkan gelas anggur di atas meja. Kedua mata tajamnya tertuju pada diri Sams, seolah-olah sedang membaca pikirannya saja. “Setelah seorang pria memiliki kekuasaan, kamu bisa mendapatkan semua wanita yang kamu inginkan, termasuk wanita yang paling kamu cintai.”Sams menunduk. Hatinya mulai tergerak.Tom menuang anggur untuknya. “Kamu juga tahu aku menumpang tinggal di pulau orang lain. Sekarang satu-satunya orang yang bisa aku percaya hanya kamu saja. Aku menganggapmu sebagai saudaraku sendiri. Asalkan kamu menginginkan kekuasaan, aku pasti akan membantumu.”Tangan yang diletakkan Sams di atas kedua pahanya dikepal erat. Ucapan Tom tidak
“Tidak peduli berapa banyak anggota yang kita miliki, selain kekuatan fisik, daya tahan, dan pertahanan, sebenarnya kita semua sama saja. Semuanya memiliki titik kelemahan dan saat di mana bisa lengah.”Jessie menggigit bibirnya. Sekarang dia benar-benar memahami apa artinya terlalu berambisi sehingga merugikan diri sendiri.Jodhiva mengusap kepalanya sambil tertawa. “Kalau orang lain memiliki tekad sepertimu, mereka pasti sudah tidak terkalahkan.”Kening Jessie berkerut. “Apa Kakak lagi menyindirku?”Senyuman di wajah Jodhiva semakin lebar lagi. “Jangan memaksakan diri sendiri.”Jessie memalingkan kepalanya. “Nggak boleh! Berhubung aku ingin belajar, aku mesti latihan dengan serius. Kalau aku latihan secara asal-asalan, nanti … aku kutuk diriku akan naik lima kilo setiap makan sesuap.”Kutukan itu memang adalah kutukan tersadis bagi Jessie.Jodhiva menggeleng dengan tidak berdaya.Jessie telah latihan dari pagi hari. Sekarang sekujur tubuhnya telah dibasahi oleh keringat hingga terasa