Suara Ariel terdengar netral. Mungkin juga karena tubuhnya yang kurus. Saat mengenakan pakaian, memang tidak terlihat bentuk tubuhnya, tapi pinggang dan bahu seorang pria biasanya tidak selangsing itu. Bahkan lehernya sangat ramping, tangannya juga tidak besar. Jodhiva tidak berkata apa-apa, entah apa yang sedang dipikirkannya.Jessie mengetuk kepalanya untuk menghentikan khayalannya. “Sudahlah, mungkin aku sudah berpikir kebanyakan.”…Di Kamar Dagang Bardi.Pengawal berpakaian hitam menyeret Rizky ke dalam kantor. Rizky juga tidak tahu sejak kapan dia menyinggung anggota Kamar Dagang Bardi. Dia melihat sosok Bruce yang sedang duduk di sofa sembari bertanya, “Tuan Bruce, apa maksudmu?”“Apa maksudku?” Bruce kepikiran dengan ancaman Puzo tadi pagi. Kalau dia tidak berhasil menemukan petunjuk, nyawanya pun akan melayang. Semakin dipikir-pikir, emosi di hati Bruce semakin membara. “Bos Rizky, kamu hebat sekali, ya. Kamu bahkan berani menukar miras Kamar Dagang Bardi.”Rizky terbengong d
Beberapa saat kemudian, Bruce menerima panggilan dari Puzo.Entah apa yang dikatakan Puzo, Bruce pun membalas dengan tersenyum, “Aku mengerti, kamu tenang saja. Aku pasti akan menangani masalah ini dengan baik.”Setelah panggilan diakhiri, Bruce kembali melayangkan ekspresi galaknya ke sisi Rizky. “Maaf sekali, Bos Rizky. Berhubung rencanamu gagal, Tuan Puzo juga tidak berencana untuk membantumu lagi.”Kali ini, raut wajah Rizky langsung berubah drastis. Dia segera merangkak ke sisi kaki Bruce. “Aku benar-benar telah difitnah. Semua ini jebakan Nona Sania. Aku mohon, tolong beri tahu Tuan Puzo. Beri aku satu kesempatan lagi!”Bruce tidak mengindahkan jeritan Rizky, langsung melambaikan tangannya.Seorang pengawal berjalan ke belakang Rizky. Dia membekap mulut Rizky dengan kuat, kemudian memutar kepalanya. “Krek!” Setelah tidak menyadari respons apa pun dari Rizky lagi, pengawal menyeretnya meninggalkan ruangan.Di pusat pemandian air panas.Pencahayaan di dalam ruangan VIP sangat redup
Gamma mengangkat kepalanya. Raut wajahnya kelihatan sangat datar. “Apa kamu yang menyewa pembunuh dari Organisasi Skelem untuk membunuh Ariel?”Sania sungguh tidak menyangka ayahnya akan mempertanyakan hal ini. Dia sungguh merasa kesal. “Memangnya kenapa kalau semua itu ulahku? Asalkan Ariel mati, kita pun bisa ….”“Dasar berengsek!” Gamma yang gusar itu langsung menjatuhkan cangkir teh ke atas lantai. Dia berdiri, lalu berjalan ke hadapan Sania dan menamparnya.Lagi-lagi Sania ditampar. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hati. Kedua matanya kelihatan memerah. Namun, dia malah tersenyum saat ini. “Sebegitu takutnya kamu dengan Keluarga Oswaldo? Pantas saja selama ini kamu hanya diinjak-injak oleh Keluarga Oswaldo. Dasar pengecut!”“Tutup mulutmu!”Urat hijau kelihatan menonjol di kening Gamma. “Kamu malah berani membuat onar di area kekuasaan Keluarga Oswaldo? Kamu kira kamu punya kemampuan untuk menghabisi Ariel?”Sania memalingkan kepalanya untuk melihatnya. “Kenapa nggak beran
Ariel mengayunkan cambuknya. “Apa kamu mau belajar?”Jessie tertegun sejenak, lalu menunjuk. “Kamu ingin aku belajar ini darimu?”“Jangan remehkan cambuk ini. Cambuk juga adalah senjata di zaman dulu. Cambuk itu terbagi banyak jenis. Sementara, cambuk di tanganku ini paling cocok untuk pemula sepertimu.”Jessie mengambil cambuk pendek berwarna merah itu. Cambuk ini terbuat dari bahan kulit. Ketika dipegang, tangan pun terasa agak dingin. Apalagi cambuk ini sangat praktis untuk dibawa ke mana-mana, bentuknya juga sangat cantik.Ariel menyipitkan matanya sembari tersenyum. “Kalau kamu suka, aku bisa hadiahkan kepadamu.”Jessie tertegun sejenak. “Apa bagus seperti itu ….”Ariel memasukkan cambuk ke tangannya. “Kenapa kamu sungkan sekali! Ambillah! Aku akan suruh Dessy untuk mengajarimu teknik mencambuk. Asalkan kamu rajin belajar, aku jamin kamu bisa menguasai teknik mencambuk hanya dalam waktu satu bulan.”Jessie menggenggam cambuk pendek itu sembari menggigit bibir bawahnya.Saat Izza m
Jodhiva tersenyum. “Tuan Muda Ariel baik juga terhadap adikku.”Ariel mengangkat-angkat alisnya sembari tersenyum. “Siapa suruh aku suka sama dia.”Usai berbicara, dia menatap Jessie yang masih bersemangat itu sembari berdecak. “Dia sangat cantik, imut, dan lugu. Alangkah bagusnya jika dia bisa menjadi istriku.”Jodhiva menatap Ariel dengan tatapan dalam. “Secepat itu Tuan Muda Ariel melupakan Nona Candy?”Ariel menatap Jodhiva dengan ekspresi agak bingung. “Sepertinya Tuan Muda Jody tidak bisa melupakan Nona Candy?”“Sedikit,” balas Jodhiva dengan acuh tak acuh. Kemudian, dia mengangkat kelopak matanya untuk melirik Ariel sekilas. “Meskipun malam itu gelap, entah kenapa aku merasa familier dengan wajah Nona Candy.”Ariel melipat kedua lengan di depan dadanya. “Jangan-jangan Tuan Muda Jody selalu merasa familier terhadap semua wanita yang baru pertama kali kamu jumpai?”Jodhiva tidak berbicara.Kedua pasang mata saling bertemu. Tiba-tiba Jessie yang jatuh itu mengalihkan perhatian mere
Kabar mendadak ini sungguh mengagetkan Ariel dan juga Jodhiva.Tobias berjalan ke sisi meja baca, lalu duduk di depannya. Raut wajahnya kelihatan muram. “Sepertinya apa yang aku khawatirkan itu benar.”Ariel bertopang dagu sembari merenung. “Jangan-jangan Sania ….”“Aku tidak berani memastikan dia pelakunya,” balas Tobias, “Jika Sania benar-benar sadis, tega membunuh ayahnya demi mendapatkan kekuasaan, dia pasti sudah turun tangan sejak dulu. Aku curiga masalah ini ada hubungannya dengan orang di sisinya.”Sebelumnya orang di sisi Sania mengeluarkan ide untuk menyewa pembunuh bayaran Organisasi Skelem demi membunuh Ariel. Bisa jadi, dia juga ingin membunuh Gamma.Gamma adalah pemimpin dari Organisasi Imoana. Setelah dia mati, kekuasaan Organisasi Imoana otomatis akan jatuh ke tangan Sania. Orang itu berharap Sania bisa meneruskan posisi Gamma.Jodhiva mengangkat kelopak matanya. “Aku merasa Sams patut dicurigai. Bisa jadi masalah ini ada hubungannya dengan dia.”Tobias mengangguk. “Aku
Raut wajah Sams spontan berubah. Hanya saja, dia tidak begitu mengekspresikannya.Kali ini, raut wajah Sania juga tidak begitu bagus. “Kenapa ayahku bisa dibunuh? Apa Keluarga Oswaldo nggak jelas?”Tobias langsung tersenyum. “Apa masalah itu ada hubungannya dengan Keluarga Oswaldo?”Sania mendengus dingin. “Seandainya kalian tidak menjebak Klub Doras, menjadikan ayahku sebagai kambing hitam, apa mungkin ayahku akan dibunuh?”“Oh?” Tobias mengangguk. “Ternyata gara-gara masalah Klub Doras. Semua ini semakin aneh saja. Apa hubungannya masalah Klub Doras dengan Organisasi Imoana?”Sams langsung memutarbalikkan fakta. “Seandainya bukan karena kalian menahan miras Klub Doras, lalu menyamar sebagai anggota Organisasi Imoana untuk menukarkannya dengan miras milik Kamar Dagang Bardi, apa mungkin Bos Gamma akan mati!”Lagi-lagi Tobias tersenyum. “Maksudmu, kematian Gamma ada hubungannya dengan Tuan Puzo?”Raut wajah Sams langsung berubah. “Apa yang lagi kamu katakan ….”“Jangan-jangan pemahaman
Jodhiva hanya menyaksikan pertunjukan saja. Saat hendak meninggalkan kediaman, dia memperhatikan ekspresi wajah Sams sejenak, lalu mengikuti langkah Tobias. Kemudian, Ariel baru mengikuti langkah mereka.Sania menatap bayangan punggung yang semakin menjauh. Tangannya spontan dikepal erat. Rasa benci terasa semakin mengental.Seandainya bukan karena Keluarga Oswaldo, apa mungkin ayahnya akan mati dengan mengenaskan? Bahkan jasadnya juga tidak utuh!Kali ini, Keluarga Oswaldo yang menyinggung Keluarga Imoana. Jadi, jangan salahkan Sania bersikap sadis!Setelah kembali ke dalam mobil, Ariel melihat ke luar jendela. “Ayah, jangan-jangan Gamma masih belum meninggal? Padahal jasadnya masih belum utuh, malah langsung diadakan upacara? Apa semua ini tidak terasa aneh?”Jodhiva memalingkan kepala untuk menatapnya. “Sepertinya semua sesuai dengan dugaan Tuan Tobias. Ada orang yang sudah tidak sabaran ingin Sania meneruskan posisinya.”“Seandainya mereka sudah yakin ingin meninggalkan Keluarga Os