Tobias tertegun sejenak, lalu tertawa. “Iya, memang hebat. Dia lebih sopan daripada si siapa itu.”Jessie merasa heran. “Siapa?”Ariel berdeham, lalu mengalihkan topik pembicaraan. “Ayah, aku berencana pergi mencari Gamma untuk membahas masalah pernikahanku dengan wanita garang itu.”Kedua mata Tobias terbelalak lebar. “Apa kamu ingin menikahinya?”Kening Ariel berkerut. “Kata siapa aku ingin menikahinya? Aku ingin membahas soal pembatalan perjanjian pernikahan.”Tobias menatapnya. “Apa kamu yakin dia akan setuju?”“Meski dia tidak setuju, dia juga mesti setuju.” Ariel menuangkan teh dengan perlahan. “Aku tidak ingin menikahi wanita yang suka selingkuh itu.”Tobias terdiam membisu. Kenapa Ariel berbicara seolah-olah dia bisa menikahi wanita saja?Usai berbicara, Ariel melihat ke sisi Jessie. “Sebenarnya boleh juga jika Nona Jessie bersedia menjadi istriku.”Kali ini, Jessie merasa kaget. Dia segera berkata, “Aku sudah menikah!”Ariel menopang dagunya dengan satu tangan sembari menunjuk
Manusia pada dasarnya egois. Hanya saja, terlalu berambisi hanya akan berakhir dengan hasil yang berlawanan.Gamma juga tidak bodoh. Dia tidak boleh terlalu mengekspresikannya di saat seperti ini.“Berhubung Tuan Muda Ariel tidak menyukai Sania, aku juga tidak boleh memaksa kalian untuk menikah.” Gamma mengangkat kelopak matanya. “Tapi, Wales telah turun tangan terhadap putriku. Sudah seharusnya Keluarga Oswaldo memberiku sebuah penjelasan.”Ariel memainkan gelas kosong di atas meja. “Boleh-boleh saja kalau kamu minta penjelasan. Tapi bukannya Nona Sania seharusnya minta maaf duluan karena sudah membuat onar di Geng Markus?”Gamma kelihatan tidak senang. “Sania memang bersalah karena sudah membuat onar di Geng Markus. Dia bisa minta maaf. Tapi sekarang Sania dipukul hingga babak belur, jangan-jangan semua itu bukan disengajai?”Ariel bertanya kembali, “Kalau ada orang yang membuat onar di Organisasi Imoana, apa kalian akan membuat orang itu meninggalkan tempat dengan kondisi baik-baik
Gamma membalikkan tubuhnya, tidak melihat putrinya lagi. “Kalau kamu tidak bersedia untuk minta maaf, mulai sekarang kamu tidak usah keluar rumah lagi. Kembali ke kamarmu sana!”Sania menggigit bibir bawahnya. Dia berlari ke lantai atas dengan gusar.Hati Sams sungguh kalut ketika melihat apa yang menimpa Sania. Dia sudah lama mengabdi di sisi Sania. Ini pertama kalinya dia melihat Sania diperlakukan kasar oleh ayahnya. Sams sungguh tidak habis pikir, kenapa Gamma menuruti ucapan Keluarga Oswaldo? Bukannya mereka pantas untuk mati?Lantaran Sania tidak bersedia, Gamma terpaksa mengutus anak buahnya untuk mewakili Sania minta maaf. Kemudian, masalah ini pun berlalu.Beberapa hari kemudian, Ariel pergi ke pelabuhan untuk melakukan inspeksi. Keluarga Oswaldo sangat ketat dalam mengelola barang-barang impor dan ekspor. Setiap barang yang tidak sesuai standar atau ilegal akan segera dimusnahkan.Ariel menaiki kapal barang dengan ditemani oleh beberapa anak buah. Pengawal wanita di belakang
Ariel membalikkan tubuhnya, lalu berbicara terhadap orang di belakang, “Kelak setiap kali pemasok ini memasukkan minuman beralkohol ke pelabuhan Keluarga Oswaldo, kenakan biaya impor sebesar empat kali lipat. Kalau mereka tidak membayarnya, suruh mereka bawa kapal mereka meninggalkan pelabuhan. Apa kamu mengerti?”Orang di belakang mengangguk. “Mengerti.”Ariel melihat staf pelabuhan, lalu meletakkan tangan di atas pundaknya. Pundak si pria gemetar. Dia tidak berani berbicara lagi.“Hubungi Bos Klub Doras. Kalau dia tidak punya otak, suruh dia segera tutup klubnya.” Usai berbicara, Ariel membawa anak buahnya meninggalkan tempat.Ketika kembali ke mobil, Dessy merasa ada yang janggal. “Tuan Muda, jelas sekali Puzo sedang menjebak Klub Doras, kenapa kamu malah berbicara seperti itu?”Ariel menekan-nekan keningnya. “Apa kamu kira Bos Klub Doras itu bodoh? Apa mungkin dia menjual minuman beralkohol kepada Puzo tanpa alasan, lalu membelinya kembali dengan harga dua kali lipat?”Pebisnis man
Ariel melompat dan berputar di udara. Dia merebut tongkat, lalu mengadang serangan yang datang dengan menendang kaki lawannya dan mematahkan lengannya. Pria itu menjerit kesakitan dan tidak bisa bergerak lagi. Ariel mendorongnya ke samping, memutar tongkat di tangannya dengan lincah, kemudian melirik ke arah orang-orang yang hendak mendekat. “Tunggu apa lagi? Ayo, lawan aku secara bersamaan.”Sekelompok orang itu langsung menyerang Ariel secara bersamaan. Ariel melangkah maju, mendekati orang yang berada di paling depan. Dia menggunakan cincinnya untuk menangkis serangan, kemudian menyapu orang-orang di sekitarnya dengan tongkat di tangannya. Gerakan Ariel sangat gesit. Dia menghindari serangan mendadak dan menghantam keras tongkat besi ke paha dan lengan lawannya. Ketika mendengar suara tulang yang patah, orang itu pun jatuh pingsan di tempat.Ariel dan Dessy berada di tengah-tengah. Orang berpakaian hitam yang mengalami cedera sudah tidak sanggup untuk berdiri lagi. Pada saat ini,
Jodhiva tertegun sejenak. Tiba-tiba dia tersenyum. “Apa Tuan Muda Ariel sedang memerintahku?”Padahal Jodhiva hanya datang untuk menyaksikan keramaian, sekaligus membantunya saja. Sekarang Jodhiva malah diperintah?Ariel membuka pintu mobil sembari tersenyum. “Lagi pula, kamu sudah datang dan juga sudah mengulurkan bantuan, untuk apa kamu peduli dengan masalah sepele seperti ini? Ayo, yang cepat! Apa kamu tidak lihat dia lagi berdarah?”Dessy sungguh kehabisan kata-kata. Kenapa dia bisa berdarah? Sepertinya Ariel lebih paham daripada yang lain?Jodhiva menghela napas tanda tidak berdaya. Dia terpaksa membantu Dessy membawa pria itu ke dalam mobil. Ariel menyuruh Dessy untuk membawa orang itu pergi dulu. Kemudian, dia memanggil anak buah lainnya untuk membereskan yang lain.Ariel mengikat orang-orang itu. Setelah selesai, dia langsung duduk di mobil baris belakang Jodhiva. Kemudian, dia dengan santainya menganggap Jodhiva sebagai sopir. “Jalan!”Jodhiva hanya bisa tersenyum saja. Dia me
“Kalau Tuan Muda Jody tidak bawa uang bawa ke sini, semuanya juga bukan masalah.” Ariel mengeluarkan selembar cek kosong dari sakunya, lalu meletakkannya di hadapan Jodhiva. “Ada bank kok di pulau ini.”Ujung bibir Jessie berkedut. Kenapa dia merasa Ariel sedang berusaha untuk mengorek uang dari dompet abangnya?Jodhiva menjepit cek kosong dengan kedua jarinya. “Apa kamu yakin?”Ariel mengangguk dengan yakin.Jantung Jessie seketika berdebar kencang. Dia menatap Ariel dengan tatapan kasihan.Jerremy adalah tipikal orang yang pelit. Siapa pun tidak bisa mendapatkan sepeser pun dari dompetnya. Namun, berbeda dengan Jodhiva. Jika ada yang mengambil uang dari dompet Jodhiva, orang itu mesti membayarnya sepuluh kali lipat!Kelihatannya Ariel cukup pintar. Apa dia percaya Jodhiva rela mengeluarkan uangnya begitu saja?Sore harinya, Tobias buru-buru pulang ke rumah. Dia telah mengetahui kabar Ariel diserang secara mendadak. Dia juga sudah mengutus anak buahnya untuk menyelidiki asal-usul peny
“Seharusnya saat ini Bos Klub Doras masih belum berani memberi tahu masalah minuman keras mereka ditahan kepada Puzo. Jam delapan malam nanti, stok minuman keras untuk Kamar Dagang Bardi akan tiba di pelabuhan kawasan barat daya.”“Asalkan kita bisa tiba sebelum jam delapan, menyamar sebagai anggota Kamar Dagang Bardi, lalu mengarahkan kapal mereka ke pelabuhan kita, sedangkan kapal kita diarahkan ke pelabuhan barat daya, kita bisa melakukan penukaran tanpa ketahuan oleh siapa pun.”Dessy merasa tindakan itu sangat berisiko tinggi. “Apa kamu yakin?”“Kapal distributor hanya peduli dengan masalah uang saja. Mereka hanya perlu mengantar barang sampai ke tujuan yang dijanjikan. Setelah melakukan serah terima, pekerjaan mereka pun selesai.” Ariel mengambil handuk, lalu berdiri dari bathtub. Dia membungkus tubuh basahnya. Kemudian, Ariel melanjutkan, “Puzo baru saja memonopoli distributor, apalagi orang yang mengantar stok juga tidak kenal dengan anggota Kamar Dagang Bardi. Asalkan orang u
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me