“Apa kalian pernah minta izin sebelum membuat onar di area kekuasaan Keluarga Oswaldo?” Ariel berjalan ke sisi Sania dengan perlahan. “Atau hanya gara-gara ayahku memberi kebebasan kepada Organisasi Imoana, kalian jadi bersikap semena-mena di area kekuasaan Keluarga Oswaldo?”Sekujur tubuh Sania gemetar. “Jadi, kamu mau membantu warga asing ini?”“Semua orang yang menginjakkan kakinya di area kekuasaan Keluarga Oswaldo adalah tamu Keluarga Oswaldo. Terserah apa yang ingin dilakukan Keluarga Oswaldo. Organisasi Imoana tidak berhak untuk ikut campur atau ….”Ariel terdiam beberapa detik, lalu mengangkat kelopak matanya. Tatapannya kelihatan sangat datar. “Apa sekarang Organisasi Imoana semakin hebat saja? Kalian ingin terlepas dari Keluarga Oswaldo dan mencari sandaran lain?”Ucapan ini bagai sebuah bom atom yang meledak di hadapan Sania. Raut wajahnya seketika berubah.Tentu saja Ariel bisa menyadari sesuatu. Jika tidak, dia tidak mungkin bisa berbicara seperti ini. Sebenarnya Sania tah
Sosok pria ini sangatlah agung. Pantas saja Sania terpana dengannya.“Ternyata putra Keluarga Fernando hebat juga. Kamu bahkan tidak takut ketika dihadapkan dengan bahaya.”Jessie menatapnya dengan kaget. Ariel bahkan mengetahui identitas abangnya?Jodhiva menyipitkan matanya. “Apa lagi yang bisa dirahasiakan dari Tuan Muda Ariel?”“Sepertinya Pulau Persia akan semakin ramai untuk sementara waktu ini.” Ariel memalingkan kepalanya melihat ke sisi Jessie. Dia mengangkat-angkat alisnya tersenyum pada Jessie. “Dik, gimana kalau kamu ke rumahku saja? Akan lebih aman untuk tinggal di rumahku daripada tinggal bersama kakakmu.”Jessie tertegun sejenak. Dia menatap Jodhiva, lalu berkata, “Aku nggak takut. Aku akan selalu bersama kakakku.”Ariel tertawa, lalu mendekatinya. “Dasar bodoh, Nona Sania palingan hanya menginginkan tubuh kakakmu saja, tapi dia menginginkan nyawamu. Kalau kamu tinggal di rumahku, aku bisa melindungimu.”Orang-orang di belakang merasa kaget. Sepertinya tuan muda mereka s
Ketika melihat putrinya menerima siksaan seperti ini, Gamma spontan menggertakkan giginya. Tatapannya kelihatan tajam dan sadis. “Bagus, seorang orang luar pulau malah berani memprovokasi anggota Keluarga Imoana. Kalau kalian tidak beri aku penjelasan hari ini, aku pasti tidak akan melepaskan kalian.”“Kenapa Tuan Gamma tidak melepaskan kami? Jangan-jangan aku perlu menghubungi Tuan Tobias untuk menegakkan keadilan?” Jules berjalan keluar aula dengan perlahan. Dia mengenakan topeng untuk menutupi setengah wajahnya. Kening Gamma seketika berkerut. “Apa kamu yang bernama Wales?”Jules berjalan menuruni anak tangga dengan perlahan. “Tidak disangka Tuan Gamma kenal sama aku. Seharusnya aku tidak perlu memperkenalkan diriku lagi?”Gamma mendengus dingin. “Berani-beraninya kamu turun tangan terhadap putriku. Kamu memukul putriku hingga seperti ini. Sepertinya kamu sengaja ingin menyinggung kami?”Jules melipat tangannya di belakang punggung, lalu berhenti di hadapan Gamma. “Aku baru saja me
Gamma membelalaki Jules. “Kamu tunggu saja.”Gamma membawa anggotanya meninggalkan tempat.Jules mengusap cincin di jari manisnya. Tatapan dinginnya terasa mengerikan.Inilah akibat dari menyentuh Jessie.Saat ini, di Kediaman Keluarga Oswaldo.Pelayan dengan ramah mengantar Jessie ke kamar. “Nona, ini kamarmu. Kalau kamu butuh sesuatu, kamu bisa memanggilku kapan saja.”Jessie tersenyum. “Terima kasih.”Setelah pelayan meninggalkan tempat, Jessie berdiri di depan jendela, memandang pepohonan di belakang halaman. Angin berembus. Aroma tanah segar pun tercium. Kamar ini memang bergaya klasik, tapi semua perabotan sangatlah modern. “Dik, apa kamu puas dengan kamar ini?”Saat mendengar adanya suara, Jessie lekas memalingkan kepalanya. Ariel sedang melipat kedua tangannya sembari bersandar di samping pintu.Jessie berjalan mendekat. “Tuan Muda Ariel, apa kakakku akan baik-baik saja? Emm, bukannya Nona Sania adalah calon istrimu? Kenapa dia malah ….” (mengincar Kak Jody?)Ariel tersenyum.
Jika dilihat dari kedekatan hubungan, Firman tergolong berpihak di sisi Tobias.Firman sudah mendengar kabar Ariel membawa pulang seorang warga asing. Konon katanya, latar belakang orang itu cukup istimewa. Firman juga mengerti alasan Tobias membiarkan orang luar untuk mengambil alih Geng Markus.Saat ini, Firman menyesap tehnya. “Apa Wales tidak khawatir perbuatannya akan menyinggung Gamma? Dia itu orang yang kamu utus untuk mengelola Geng Markus. Perbuatannya sama saja membuat Gamma semakin membencimu.”Tobias meletakkan gelas tehnya, lalu membalas, “Gamma memang sudah berniat untuk mengkhianatiku. Cepat atau lambat dia juga akan memberontak. Dia hanya belum menemukan kesempatan untuk melakukannya saja.”Firman mengusap jam tangan emasnya. “Puzo memang bersedia untuk memberikan keuntungan kepada Gamma, tapi Gamma masih ragu dalam mengambil keputusan. Dia juga tidak langsung memercayai Puzo.”“Belakangan ini Puzo sedang berusaha mengumpulkan kekuatan lain. Dia melakukan semuanya untuk
“Pada saat itu, Tobias pasti akan larut dalam suasana duka. Dia juga tidak akan berwaspada terhadap serangan mana pun.”Sania langsung tertawa terbahak-bahak. Dia mulai menantikannya. “Bagus sekali, aku juga sudah lama nggak suka sama Keluarga Oswaldo. Kali ini, aku ingin Ariel yang nggak tahu diri itu mati di tanganku!”Baru saja Jodhiva tiba di hotel, dia pun menyadari bayangan tubuh yang familier baginya. Orang itu tak lain adalah Jules. Dia sedang berdiri di depan jendela, menunggu kepulangan Jodhiva.Jules memalingkan kepalanya untuk menatapnya. “Aku tidak menyangka kamu akan membawa Jessie kemari.”Jodhiva pun tersenyum. “Dia mencemaskanmu. Meskipun aku tidak mengizinkannya, aku juga tidak bisa menghalanginya.”Siapa juga yang tidak mengetahui karakter keras kepala Jessie.Jules juga menyangka akan seperti ini. “Aku dengar-dengar anggota Organisasi Imoana mencari masalah dengan kalian?”“Kamu diberi tahu Ariel?” Jodhiva berjalan ke depan pintu kamarnya. Dia menempel kartu kamar,
Tobias tertegun sejenak, lalu tertawa. “Iya, memang hebat. Dia lebih sopan daripada si siapa itu.”Jessie merasa heran. “Siapa?”Ariel berdeham, lalu mengalihkan topik pembicaraan. “Ayah, aku berencana pergi mencari Gamma untuk membahas masalah pernikahanku dengan wanita garang itu.”Kedua mata Tobias terbelalak lebar. “Apa kamu ingin menikahinya?”Kening Ariel berkerut. “Kata siapa aku ingin menikahinya? Aku ingin membahas soal pembatalan perjanjian pernikahan.”Tobias menatapnya. “Apa kamu yakin dia akan setuju?”“Meski dia tidak setuju, dia juga mesti setuju.” Ariel menuangkan teh dengan perlahan. “Aku tidak ingin menikahi wanita yang suka selingkuh itu.”Tobias terdiam membisu. Kenapa Ariel berbicara seolah-olah dia bisa menikahi wanita saja?Usai berbicara, Ariel melihat ke sisi Jessie. “Sebenarnya boleh juga jika Nona Jessie bersedia menjadi istriku.”Kali ini, Jessie merasa kaget. Dia segera berkata, “Aku sudah menikah!”Ariel menopang dagunya dengan satu tangan sembari menunjuk
Manusia pada dasarnya egois. Hanya saja, terlalu berambisi hanya akan berakhir dengan hasil yang berlawanan.Gamma juga tidak bodoh. Dia tidak boleh terlalu mengekspresikannya di saat seperti ini.“Berhubung Tuan Muda Ariel tidak menyukai Sania, aku juga tidak boleh memaksa kalian untuk menikah.” Gamma mengangkat kelopak matanya. “Tapi, Wales telah turun tangan terhadap putriku. Sudah seharusnya Keluarga Oswaldo memberiku sebuah penjelasan.”Ariel memainkan gelas kosong di atas meja. “Boleh-boleh saja kalau kamu minta penjelasan. Tapi bukannya Nona Sania seharusnya minta maaf duluan karena sudah membuat onar di Geng Markus?”Gamma kelihatan tidak senang. “Sania memang bersalah karena sudah membuat onar di Geng Markus. Dia bisa minta maaf. Tapi sekarang Sania dipukul hingga babak belur, jangan-jangan semua itu bukan disengajai?”Ariel bertanya kembali, “Kalau ada orang yang membuat onar di Organisasi Imoana, apa kalian akan membuat orang itu meninggalkan tempat dengan kondisi baik-baik
Pengawal melepaskan Sissae. Dia jatuh duduk di atas lantai. Lantaran meminum sebotol obat itu, dia mulai merasa tidak nyaman dan perutnya samar-samar mulai terasa sakit.Sissae juga tidak peduli dengan penampilannya lagi, langsung muntah di samping. Hanya saja, tidak ada yang berhasil dia muntahkan.Reyhan melihat ke sisi Jules sembari menjerit dengan histeris, “Jules, sebenarnya apa yang kamu berikan kepadanya?”Jules melempar botol obat ke sisi kaki Reyhan. “Aku hanya memberinya obat yang dia berikan kepada istriku saja. Tapi, kamu tenang saja, obat untuk aborsi ini tidak akan merenggut nyawanya.”Usai berbicara, Jules bersama anggotanya meninggalkan tempat.Reyhan segera berlari ke sisi Sissae. “Sissae! Panggilan ambulans! Cepat!”Di rumah sakit, Jessie berjalan ke luar pintu kamar Miya. Dia mengetuk pintu. Miya spontan memalingkan kepalanya. Terlihat senyuman di wajahnya. “Bos?”Jessie berjalan ke dalam kamar pasien, lalu duduk di atas bangku. “Apa kamu sudah merasa enakan?”Miya m
“Mengizinkan putrimu untuk mencelakai keturunan kerajaan. Apa itu yang dinamakan setia?”Jules masih bersikap tegas.Reyhan melihatnya. “Kamu sudah kehilangan anak. Kami juga sangat bersedih atas kejadian itu. Tapi, kamu adalah Pangeran Negara Hyugana. Masalah pernikahanmu akan memiliki dampak yang cukup besar. Putri dari Keluarga Fernando memang kaya dan berkuasa, tapi kedudukannya tidak setara denganmu ….”Jules langsung membanting gelas teh di atas meja. Suara keras itu mengagetkan Sissae hingga Sissae menjerit.Reyhan juga merasa kaget.Pada saat ini, Jules berdiri. “Kamu selalu mengatakan semua yang kamu lakukan demi keluarga kerajaan. Tapi sebenarnya kamu ingin putrimu menggantikan posisi Putri saja, ‘kan? Karena kakekku sudah meninggal, Keluarga Taylor ingin mencoba mengendalikan internal kerajaan. Tentu saja semua orang akan berpihak ke sisimu. Kalau kamu ingin putrimu menduduki posisi tinggi, aku juga rela untuk melepaskan posisi pangeranku.”Sissae terbengong sejenak. Dia sun
Apa kata Sissae, Jules pasti akan mencarinya!Sepertinya rencana Wika akan berhasil!Wanita itu pasti sudah keguguran. Suasana di dalam ruang tamu terasa sangat aneh. Reyhan sedang duduk di sofa dengan raut muram. Sementara itu, Jules sedang duduk di seberangnya. Dia sedang mencicipi teh yang disuguhkan pelayan.“Ayah.” Sissae berjalan ke sisi Reyhan dengan tersenyum, lalu melihat ke sisi Jules. “Kenapa Yang Mulia nggak kabari aku dulu sebelum ke rumah?”Raut wajah Reyhan semakin muram saja. “Sissae, kamu kembali ke kamar dulu.”Ketika menyadari ada yang aneh dengan sang ayah, Sissae pun terbengong sejenak. Hanya saja, dia tidak memasukkannya ke hati. “Kenapa? Apa ada yang nggak boleh aku dengar?”Jules mengesampingkan gelas teh dengan santai. “Nona Sissae tidak usah menghindar. Aku datang memang untuk mencarinya.”Saat mendengar ucapan itu, Sissae semakin gembira saja. “Ayah, sudah dengar, ‘kan? Yang Mulia datang untuk mencariku.”Reyhan menatap Jules. “Sebenarnya apa yang kamu piki
Ekspresi Wika menjadi muram, seolah-olah semua harapan sudah lenyap. Dia terus menghindari incaran polisi dan keluarga bangsawan. Namun, ternyata Wika tidak berhasil untuk menghindar lagi.Begitu Wika diserahkan ke tangan polisi, dia pun akan melewati hidupnya di penjara. Namun, apa mungkin keluarga bangsawan itu akan membiarkan Wika hidup tenang di dalam penjara? Sepertinya dia akan merasa hidup bagai di neraka!“Bawa dia pergi.” Saat Jules hendak membalikkan tubuhnya, Wika yang diseret itu pun menjerit, “Aku akan beri tau kamu siapa dalangnya. Aku mohon untuk lepaskan aku. Aku nggak mau jatuh ke tangan mereka. Asalkan kamu janji sama aku, aku akan beri tahu kamu!”Langkah kaki Jules berhenti. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Wika. “Kamu kira atas dasar apa aku percaya dengan omonganmu.”“Siapa yang untung kalau Nyonya keguguran. Seharusnya kamu lebih jelas daripada aku. Putri dari Keluarga Taylor bersikeras ingin menjadi Putri. Dia mengira setelah anak di dalam kandungan Nyo
Saat Wika sedang berpikir bagaimana menjelaskan masalah ini kepada Sissae, dia menyadari mobil melaju ke tempat yang sangat terpencil. Pada saat ini, Wika baru menyadari ada yang aneh. Dia pun memberanikan diri untuk bertanya, “Ini bukan jalan ke rumahku?”Pengurus rumah pria yang sedang menyetir tidak berbicara.Wika semakin gugup lagi. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu langsung menarik kemeja si pria. “Kamu mau bawa aku ke mana? Berhenti!”Mobil bergoyang dengan kencang. Pengurus rumah pria segera menginjak pedal rem, lalu menepis tangan pengurus rumah.Wika jatuh duduk di baris belakang. Kali ini pengurus rumah baru segera menghentikan mobil di samping.Saat kunci pintu mobil terbuka, Wika segera melarikan diri untuk menuruni mobil. Dia bahkan tidak peduli dengan kopernya lagi.Ketika menyadari tidak ada yang mengejarnya, Wika mengira dirinya sudah berhasil melarikan diri. Siapa sangka di depan sana, ada beberapa mobil sedang menghalangi langkahnya.Lampu mobil menyilaukannya.B
Pengurus rumah mengangguk. “Baik.”Setelah dia pergi, Jules mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Jerremy. Beberapa saat kemudian, terdengar suara Jerremy dari ujung telepon. “Kenapa kamu tidak tidur di tengah malam? Untuk apa kamu telepon aku?”“Sudah terjadi sesuatu. Sepertinya kamu perlu ke rumah sakit.”Dua puluh menit kemudian, Dacia dan Jerremy sudah tiba di rumah sakit. Jules sedang menunggu di koridor. “Ada apa dengan adikku?”Jules membalas, “Jessie baik-baik saja. Hanya saja, sudah terjadi sesuatu dengan Miya.”Dacia tertegun sejenak. “Miya?”Jules menceritakan kronologis cerita kepada mereka. Setelah Dacia mendengarnya, raut wajahnya berubah muram. “Pasti ada masalah dengan pengurus rumah wanita itu. Aku sudah menyadari ada yang aneh sama dia saat pertama kali bertemu.”Jerremy berjalan mendekati Jules. “Jules, untung saja Jessie baik-baik saja. Kalau tidak, aku pasti tidak akan melepaskanmu.”“Aku tahu.” Jules kelihatan sangat tenang. “Aku akan mencari dalang di balik pe
Kaki Jessie terasa lemas. Dia langsung jatuh ke dalam pelukan Jules. Jules pun segera memapahnya.Setelah dokter meninggalkan tempat, Jessie segera memasuki kamar pasien. “Miya!”Miya sedang berbaring di atas ranjang sembari diinfus. Raut wajahnya tidak sepucat tadi lagi. Hanya saja, dia masih tetap kelihatan lemas. “Bos, aku baik-baik saja ….”Jessie bertanya, “Miya, coba kamu beri tahu aku, kamu makan obat apa?”Miya merasa sangat bingung. “Obat? Aku nggak lagi makan obat.”Jessie menatapnya dengan saksama. Sepertinya Miya tidak sedang berbohong. Seandainya dia sedang mengonsumsi obat, tidak mungkin dia tidak tahu obat apa yang sedang dikonsumsinya. Namun, jika Miya tidak mengonsumsi obat, bagaimana dia bisa ….Miya berkata, “Aku hanya mulai merasa nggak enak badan setelah makan.”Raut wajah Jessie langsung berubah. “Makanan yang kamu bawa ke kamarku?”Miya mengangguk. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu. “Untung saja bukan kamu yang makan. Kalau nggak, aku pasti akan mencelakaimu. Tapi
Jules membuka pintu kamar. Saat ini, Jessie sedang duduk bersandar di atas sofa sembari menonton film. Dia memang tidak memiliki selera makan, tapi dia masih bisa ngemil keripik.Jules menggantung jas, lalu melipat lengan kemejanya ke atas. Dia berjalan ke sisi Jessie. “Selera makanmu lumayan bagus hari ini.”Jessie menjilat ujung bibirnya. “Hari ini aku makan mie masakan Miya. Aku menghabiskannya.”Jules tertawa sembari mencubit pipi gendutnya. “Jadi, enakan masakan aku atau masakan dia?”Jessie menegakkan tubuhnya. “Kamu malah mau dibandingkan sama dia?”Jules menggendong Jessie, membiarkannya duduk di atas paha. Kemudian, dia mulai membelai rambut Jessie. “Jawab pertanyaanku.”Jessie melirik keripik kentang, lalu melingkari leher Jules. “Kamu malah cemburu sama seorang wanita?”“Tentu saja.”Jessie tertawa. “Masakan suamiku juara satu di dunia ini, puas?”Jules mencium pipi Jessie. Dia sungguh bahagia saat ini. “Mulutmu memang manis.”“Suamiku, hari ini kamu masih mau dirias, nggak?
“Oke.” Filbert langsung maju untuk menarik Sissae. Sissae pun menjerit, “Coba saja kalau kamu berani! Jules, kalau kamu berani bersikap seperti ini sama aku, itu berarti kamu mau melawan Keluarga Taylor!”Meski Sissae menjerit, tetap saja tidak ada yang menghiraukannya.Hingga Sissae dibawa keluar gedung perusahaan, dia baru terdiam. Betapa inginnya dia membakar gedung itu. Seumur hidupnya, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Dia pasti tidak akan melepaskan mereka!Sissae berkata dengan galak, “Mengenai Jules, aku punya cara agar kamu bisa menyelamatkannya!”Di sisi lain, di Vila Laguna.Miya sudah selesai mempersiapkan makan malam. Dia mengantar makan malam ke lantai atas. Begitu pintu kamar dibuka, Miya berkata, “Bos, makan malam sudah selesai.”Jessie menatap makan malam yang begitu mewah. Dia mulai merasa mual lagi. Miya menatapnya. “Bagaimana sekarang? Apa kamu masih mual-mual? Padahal aku sudah memasukkan perasan buah lemon.”Jessie bersandar di sofa. “Aku masih saja nggak