Setelah mendengar ucapan ibunya, Jessie pun menggigit bibirnya dan matanya juga berkaca-kaca.Claire menyeka air matanya, lalu lanjut berkata, “Jessie, ayahmu bukan nggak akui kemampuan Jules. Justru karena menaruh harapan, dia baru kasih Jules kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.”Jessie tersenyum dan menjawab, “Aku ngerti, Bu.”“Kamu pasti sudah capek, ‘kan? Istirahat yang baik, ya. Ibu nggak ganggu kamu lagi,” ujar Claire. Kemudian, dia pun meninggalkan kamar Jessie. Baru saja dia menutup pintu dan berbalik, dia langsung melihat Javier yang sedang berdiri bersandar di dinding.Claire berjalan mendekatinya dan berkata, “Kamu curi dengar percakapan kami?”Javier memalingkan wajah dan menjawab dengan agak kesal, “Begitu Jessie pulang, kamu langsung mengabaikanku.”Claire pun tertawa, lalu menarik dasinya dan bertanya, “Siapa yang abaikan kamu?”Javier menjawab, “Kamu.”“Javier, kamu makin menjadi-jadi saja! Apa kamu mau dihukum?” tanya Claire sambil menempelkan tubuhnya ke tubuh
Tidak peduli bergabung dengan agensi mana pun, seorang artis yang unggul akan hidup enak selama dia memiliki karya dan populer. Bagaimanapun juga, transaksi selalu dilakukan atas dasar keuntungan.Saat hendak menandatangani kontrak itu, Jessie tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya, “Apa aku boleh ajukan 1 syarat?”Tommy tertegun sejenak, lalu mengangguk dan menjawab, “Boleh saja asalkan syarat itu masuk akal.”Jessie pun menjawab tanpa ragu, “Kelak, aku mau pilih sendiri naskah yang ditawarkan padaku.”Tommy mengira Jessie akan mengajukan syarat yang sulit dipenuhi. Tak disangka, itu hanyalah masalah pemilihan naskah. Dia pun menyetujuinya tanpa ragu.Siang ini, sekretaris Tommy membawa Jessie pergi menemui manajernya. Saat berjalan melewati koridor, Jessie pun melihat ke sekeliling. Di dalam lemari kaca, terdapat banyak poster film dan foto grup karyawan perusahaan.Jessie bertanya siapa nama sekretaris itu dan sekretaris itu menjawab, “Namaku Effendi.”Berhubung merasa penasaran, J
Ditolak dengan mentah-mentah! Tanpa ragu sama sekali!Tiba-tiba terdengar suara tawa. “Samuel, dia itu putrinya Tuan Javier. Kamu malah berani menolak?”Jessie melihat ke arah datangnya suara. Pria berambut panjang sedang duduk di sofa sembari menyilangkan kedua kakinya. Dia kelihatan tampan dan penampilannya sangat modis. Jika bukan karena dia memiliki suara yang kasar, semua orang pasti akan mengira pria berkulit putih ini adalah perempuan.Effendi merasa malu. “Pak Samuel, ini perintah direktur utama.”Samuel mengangkat kepalanya untuk mengembuskan asap rokok. Pandangannya yang tajam itu dilayangkan ke sisi Jessie. “Kalau putrinya Tuan Javier ingin mencari pengalaman hidup, kamu bisa pergi ke Agensi Majestik atau Agensi Pencari Bakat. Agensi Solar terlalu kecil, tidak sanggup untuk mengangkatmu menjadi tenar. Kami saja sudah cukup sakit kepala untuk mengurus seorang Levin.” Samuel mengetuk-ngetuk batang rokok. “Aku juga bukan kurang kerjaan.”Levin menyandarkan kepalanya di atas ked
Beberapa hari lalu, reporter memergoki dia berkelahi di klub malam. Citranya di mata publik langsung anjlok parah. Dalam waktu satu malam, dia pun kehilangan 50-an ribu pengikut Instagram.Samuel menghabiskan waktu satu tahun untuk membentuknya. Pada akhirnya, jerih payahnya berakhir sia-sia. Wajar jika Samuel merasa sangat marah.Hanya saja, kondisi Jessie berbeda dengan Levin. Dia adalah putri semata wayang Javier Fernando. Nilainya akan lebih tinggi berkali-kali lipat daripada Levin. Sekarang Samuel malah tidak memberinya muka sama sekali, bukannya itu sama saja dengan bosan hidup?Effendi sedang berpikir bagaimana cara menyelesaikan masalah. Siapa sangka Jessie malah tersenyum. “Kamu juga nggak kenal sama aku. Atas dasar apa kamu mengira aku akan bersikap seperti Levin? Kamu bahkan nggak beri aku satu kesempatan sama sekali, kamu malah bilang aku datang untuk main-main?”Kali ini, Samuel baru mengangkat kepala untuk menatapnya. Gadis di hadapannya memang kelihatan lebih patuh darip
Jessie tersenyum. “Nggak apa-apa. Aku percaya dengan kemampuan Pak Samuel.”…Di jurusan bisnis, Akademi Victoria, Negara Hyugana.Jerremy berdiri di koridor dengan siku bersandar di atas pegangan. Jari tangannya mengusap-ngusap liontin kalung.“Jerry.” Seorang pria berambut cepat datang, lalu menyandarkan lengan di atas pundaknya. “Bukannya sudah janjian untuk makan bersama?” Baru saja si pria menyelesaikan omongannya, tampak ada kalung di tangan Jerremy. “Bagus, aksesori CD, mau kasih ke cewek?”Jerremy menyimpan kalung itu, lalu menjawab dengan raut tak berekspresi, “Untuk adikku.”Pria berambut cepak tersenyum. “Oh, ya! Di mana cewek cantik itu?”Kening Jerremy tampak berkerut. “Ngapain kamu tanya soal dia?”“Kenapa kamu malah gugup? Aku cuma asal tanya saja. Biasanya dia suka menempel di sisimu, tapi aku tidak melihatnya selama beberapa hari ini. Bukannya dia lagi mengejarmu?”“Dia mengejarku?” Jerremy merasa ada yang aneh dengan ucapan itu.Teman-teman Jerremy tidak tahu “perjanj
Belum sempat Jessie berbicara, Samuel pun duluan bersuara, “Pak Tommy bilang kamu ajukan persyaratan untuk memilih naskah sendiri. Tapi persyaratan itu tidak berlaku di diriku. Sebab, kamu lagi dalam masa percobaan. Kalau kamu bisa mendapatkan peran ini dalam waktu satu bulan, aku akan mengakui kemampuanmu.”“Apa sulit untuk mendapatkan peran ini?” tanya Jessie.Samuel pun tersenyum tipis, lalu menyesap kopinya. “Kamu baca dulu, baru bicara.”Jessie membaca isi naskah secara ringkas. Kemudian, dia baru membaca analisis karakter yang dia perankan. Karakter pendukung wanita ini adalah siluman naga, seorang tokoh antagonis bermuka dua, yang setara dengan memiliki kepribadian ganda.Diperlukan pemahaman mendalam untuk bisa membentuk karakter. Karakter ini juga memiliki kekuatan sihir yang tinggi dan kemampuan bela diri yang hebat. Terdapat banyak adegan perkelahian dengan tingkat kesukaran yang sangat tinggi.Bukan hanya harus melakukan adegan perkelahian dengan bantuan tali, tetapi juga h
Kali ini, Jessie baru tersadar dari bengongnya, lalu segera mengiakan. Dia segera berlari ke dalam lift.Setelah kembali ke ruang kerjanya, Jessie menyadari ada seseorang di dalamnya. Bayangan tubuh pria yang sedang berdiri di depan jendela tampak sangat familier bagi Jessie.Saat si pria membalikkan tubuhnya, Jessie pun merasa kaget. “Ayah Cahya?”Tampak sedikit kumis di wajah Cahya. Namun, dia masih kelihatan tampan seperti biasanya. Perbedaannya, dia sudah terlihat lebih dewasa dari sebelumnya.Cahya duduk di sofa. “Aku dengar dari ayahmu, kamu datang ke Agensi Solar. Dia suruh aku untuk memilihkan manajer untukmu. Aku sungguh tidak menyangka kamu malah sudah menjadi anggotanya Samuel.”Jessie juga duduk di sofa. “Sepertinya kekhawatiran Ayah sudah kelewatan?”Cahya menuangkan teh, lalu tersenyum. “Mana mungkin dia tidak khawatir? Dulu, dia bisa merasa tenang juga karena ada aku yang menjagamu. Sekarang kamu sudah dewasa, kamu mesti menghadapinya sendiri. Kehidupan di dunia hiburan
Meskipun sedang makan, Jessie juga sedang meneliti isi naskah. Saat di rumah pun, Jessie akan mengurung diri di kamar, lalu latihan di depan cermin. Tanpa disadari, waktu setengah bulan telah berlalu.Postur tubuh Jessie lebih bagus dari sebelumnya. Otot abs di bagian perut semakin kencang, bahkan otot di lengan juga sudah terbentuk.Siang harinya, Jessie sedang latihan seni bela diri dengan instruktur. Setelah latihan selama dua jam penuh, Jessie yang letih itu berbaring di atas bantalan. Lehernya dipenuhi dengan keringat yang lengket. Pada saat ini, seseorang berjalan menghampirinya.Jessie duduk di tempat untuk melihat. Ternyata si Levin.Levin melepaskan kacamata hitamnya. “Kamu memang hebat, ya. Padahal tokoh itu masih belum ditetapkan, kamu malah sudah mulai latihan?”Jessie berjalan ke samping untuk mengambil handuk. Dia menyeka keringatnya sambil membalas, “Nggak ada salahnya untuk melakukan persiapan duluan.”“Biar aku ingatkan kamu lagi. Ada banyak orang yang mengikuti audis