Beberapa hari lalu, reporter memergoki dia berkelahi di klub malam. Citranya di mata publik langsung anjlok parah. Dalam waktu satu malam, dia pun kehilangan 50-an ribu pengikut Instagram.Samuel menghabiskan waktu satu tahun untuk membentuknya. Pada akhirnya, jerih payahnya berakhir sia-sia. Wajar jika Samuel merasa sangat marah.Hanya saja, kondisi Jessie berbeda dengan Levin. Dia adalah putri semata wayang Javier Fernando. Nilainya akan lebih tinggi berkali-kali lipat daripada Levin. Sekarang Samuel malah tidak memberinya muka sama sekali, bukannya itu sama saja dengan bosan hidup?Effendi sedang berpikir bagaimana cara menyelesaikan masalah. Siapa sangka Jessie malah tersenyum. “Kamu juga nggak kenal sama aku. Atas dasar apa kamu mengira aku akan bersikap seperti Levin? Kamu bahkan nggak beri aku satu kesempatan sama sekali, kamu malah bilang aku datang untuk main-main?”Kali ini, Samuel baru mengangkat kepala untuk menatapnya. Gadis di hadapannya memang kelihatan lebih patuh darip
Jessie tersenyum. “Nggak apa-apa. Aku percaya dengan kemampuan Pak Samuel.”…Di jurusan bisnis, Akademi Victoria, Negara Hyugana.Jerremy berdiri di koridor dengan siku bersandar di atas pegangan. Jari tangannya mengusap-ngusap liontin kalung.“Jerry.” Seorang pria berambut cepat datang, lalu menyandarkan lengan di atas pundaknya. “Bukannya sudah janjian untuk makan bersama?” Baru saja si pria menyelesaikan omongannya, tampak ada kalung di tangan Jerremy. “Bagus, aksesori CD, mau kasih ke cewek?”Jerremy menyimpan kalung itu, lalu menjawab dengan raut tak berekspresi, “Untuk adikku.”Pria berambut cepak tersenyum. “Oh, ya! Di mana cewek cantik itu?”Kening Jerremy tampak berkerut. “Ngapain kamu tanya soal dia?”“Kenapa kamu malah gugup? Aku cuma asal tanya saja. Biasanya dia suka menempel di sisimu, tapi aku tidak melihatnya selama beberapa hari ini. Bukannya dia lagi mengejarmu?”“Dia mengejarku?” Jerremy merasa ada yang aneh dengan ucapan itu.Teman-teman Jerremy tidak tahu “perjanj
Belum sempat Jessie berbicara, Samuel pun duluan bersuara, “Pak Tommy bilang kamu ajukan persyaratan untuk memilih naskah sendiri. Tapi persyaratan itu tidak berlaku di diriku. Sebab, kamu lagi dalam masa percobaan. Kalau kamu bisa mendapatkan peran ini dalam waktu satu bulan, aku akan mengakui kemampuanmu.”“Apa sulit untuk mendapatkan peran ini?” tanya Jessie.Samuel pun tersenyum tipis, lalu menyesap kopinya. “Kamu baca dulu, baru bicara.”Jessie membaca isi naskah secara ringkas. Kemudian, dia baru membaca analisis karakter yang dia perankan. Karakter pendukung wanita ini adalah siluman naga, seorang tokoh antagonis bermuka dua, yang setara dengan memiliki kepribadian ganda.Diperlukan pemahaman mendalam untuk bisa membentuk karakter. Karakter ini juga memiliki kekuatan sihir yang tinggi dan kemampuan bela diri yang hebat. Terdapat banyak adegan perkelahian dengan tingkat kesukaran yang sangat tinggi.Bukan hanya harus melakukan adegan perkelahian dengan bantuan tali, tetapi juga h
Kali ini, Jessie baru tersadar dari bengongnya, lalu segera mengiakan. Dia segera berlari ke dalam lift.Setelah kembali ke ruang kerjanya, Jessie menyadari ada seseorang di dalamnya. Bayangan tubuh pria yang sedang berdiri di depan jendela tampak sangat familier bagi Jessie.Saat si pria membalikkan tubuhnya, Jessie pun merasa kaget. “Ayah Cahya?”Tampak sedikit kumis di wajah Cahya. Namun, dia masih kelihatan tampan seperti biasanya. Perbedaannya, dia sudah terlihat lebih dewasa dari sebelumnya.Cahya duduk di sofa. “Aku dengar dari ayahmu, kamu datang ke Agensi Solar. Dia suruh aku untuk memilihkan manajer untukmu. Aku sungguh tidak menyangka kamu malah sudah menjadi anggotanya Samuel.”Jessie juga duduk di sofa. “Sepertinya kekhawatiran Ayah sudah kelewatan?”Cahya menuangkan teh, lalu tersenyum. “Mana mungkin dia tidak khawatir? Dulu, dia bisa merasa tenang juga karena ada aku yang menjagamu. Sekarang kamu sudah dewasa, kamu mesti menghadapinya sendiri. Kehidupan di dunia hiburan
Meskipun sedang makan, Jessie juga sedang meneliti isi naskah. Saat di rumah pun, Jessie akan mengurung diri di kamar, lalu latihan di depan cermin. Tanpa disadari, waktu setengah bulan telah berlalu.Postur tubuh Jessie lebih bagus dari sebelumnya. Otot abs di bagian perut semakin kencang, bahkan otot di lengan juga sudah terbentuk.Siang harinya, Jessie sedang latihan seni bela diri dengan instruktur. Setelah latihan selama dua jam penuh, Jessie yang letih itu berbaring di atas bantalan. Lehernya dipenuhi dengan keringat yang lengket. Pada saat ini, seseorang berjalan menghampirinya.Jessie duduk di tempat untuk melihat. Ternyata si Levin.Levin melepaskan kacamata hitamnya. “Kamu memang hebat, ya. Padahal tokoh itu masih belum ditetapkan, kamu malah sudah mulai latihan?”Jessie berjalan ke samping untuk mengambil handuk. Dia menyeka keringatnya sambil membalas, “Nggak ada salahnya untuk melakukan persiapan duluan.”“Biar aku ingatkan kamu lagi. Ada banyak orang yang mengikuti audis
Erin tersenyum. “Tuan Muda Levin, gimanapun kita berasal dari satu agensi. Untuk apa kamu bersikap sungkan sama aku?”Levin memalingkan kepalanya, menunjukkan wajah yang sangat arogan. “Cih, sejak kapan aku pernah mengaku aku itu bagian dari Agensi Solar? Kondisiku berbeda sama kamu.”Erin juga tidak menghormatinya lagi. “Memang nggak sama. Kamu mengandalkan Samuel untuk bisa menjadi artis papan atas. Setelah terkenal, kamu malah jadi lupa diri.”“Jangan omong kosong! Kalau kamu mau dengar apa kata Samuel, kamu dengar saja sendiri. Terserah siapa yang mau terkenal.” Levin malas untuk meladeninya lagi. Dia langsung meninggalkan tempat.Jessie melihat bayangan punggung Levin yang semakin menjauh. Dia maklum jika Levin tidak menyukai pekerjaannya, hanya saja kenapa dia malah begitu membenci profesinya?“Nona Jessie, maaf sudah membuatmu melihat kekonyolan ini.” Erin menatapnya. “Levin memang sangat temperamen. Dia suka bersikap semena-mena. Tapi, aku cukup terkejut dengan omonganmu tadi.”
Sebelum Erin pergi, tak lupa dia mengingatkan, “Oh ya, jangan pakai jalur belakang, ya! Pak Samuel paling benci ada anggotanya yang suka menggunakan hak istimewa. Kemampuan lebih penting baginya.”Selama beberapa hari ini, Jessie terus meminta bimbingan dari Erin. Sepertinya Erin juga sangat gembira untuk berbagi pengalaman aktingnya.Bagi Jessie, Erin adalah seniornya. Apalagi Erin lebih besar 5 tahun daripada dirinya. Erin pun memperlakukan Jessie bagai adiknya saja.Samuel berdiri di depan jendela ruang kerja sembari merokok. Pintu ruangan diketuk. Dia mengetukkan batang rokok, lalu berkata tanpa menoleh sama sekali, “Masuk.”Erin membuka pintu, lalu menghentikan langkahnya di belakang Samuel. “Kak Samuel, kamu mencariku?” Sikap Erin sangat sopan. “Dengar-dengar belakangan ini kamu terus membantu Jessie? Kamu bahkan berbagi pengalaman aktingmu kepadanya?” Kali ini, Samuel membalikkan tubuh untuk melihatnya.Erin tersenyum. “Iya, dia tergolong juniorku, apalagi sikapnya juga sangat
Jessie menunduk. “Iya, aku merasa agak gugup.”Erin berjalan ke hadapannya, lalu meletakkan tangan di atas pundak Jessie. “Kamu nggak usah gugup. Cukup lakukan seperti saat kamu latihan saja. Saat audisi nanti, jangan selalu berpikir untuk bisa lolos. Semakin besar harapanmu, semakin besar pula tekanan di hatimu. Nanti kamu malah nggak berhasil menunjukkan kemampuanmu.”Jessie menatapnya. Senior memang hebat, ya. Ucapannya itu benar-benar membuat Jessie merasa lebih lega.Jessie pun tersenyum “Terima kasih, Kak Erin.”Erin juga tersenyum. “Kita itu satu agensi, apalagi kita sama-sama di bawah manajemen Samuel, kamu nggak usah sungkan sama aku.”Tak lama kemudian, nomor Jessie dipanggil. Jessie berpamitan dengan Erin, lalu mengikuti langkah staf untuk memasuki ruangan.Audisi berlangsung di studio sebesar lapangan basket, dengan banyak CV artis yang diletakkan di atas meja. Seorang pria berusia sekitar 50-an tahun yang sedang duduk di depan kamera sepertinya adalah Sutradara Wisnu.Jess