“Oh ya, Juliana sudah kembali ke akademi.”Langkah kaki Jessie berhenti. Dia memalingkan kepalanya untuk melihat Dacia. “Dia sudah kembali sekolah?”Dacia melipat kedua tangannya. “Baru dua hari lalu. Setelah dikhianati oleh Lisa, sepertinya dia menerima pukulan besar. Sekarang dia kelihatan minder, nggak berani mengangkat kepalanya.”Meskipun Juliana tidak melakukan apa-apa di pasar gelap, dia tetap menjadi buah bibir orang-orang. Semua orang juga tahu kebanyakan wanita di pasar gelap adalah penduduk ilegal ataupun tenaga kerja dari luar negeri. Kawasan seperti ini tidaklah dilarang keras di Negara Hyugana. Para lelaki pun suka mencari wanita di kawasan ini.Dacia menemani Jessie setengah hari. Setelah meninggalkan rumah sakit, tampak seorang lelaki sedang merokok. Si lelaki tidak mengancing kemeja di bagian dadanya. Dia kelihatan agak berantakan.“Kenapa kamu ke sini?” Kening Dacia tampak berkerut.Charles mengetuk asap rokoknya, lalu mengangkat kepalanya. “Apa Clara baik-baik saja?”
Jessie merasa kaget. “Gimana ceritanya kamu bisa nabung uang sebanyak itu?”Jerremy bersandar di samping jendela dengan malas-malasan. “Tenang saja. Semua itu hasil jerih payahku, bukan hasil curian.”Mobil berhenti di Kompleks Vila Bagya. Jarak Kompleks Vila Bagya dengan Akademi Victoria tidaklah jauh.Jessie memeluk kotak hadiah menuruni mobil. Dia mengamati sekeliling, lalu bertanya dengan bingung, “Ngapain kita ke sini?”Jerremy mengambil kotak hadiah, lalu membalas, “Ayah bilang kamu tidak usah tinggal di asrama sekolah lagi. Kamu bisa tinggal di sini sampai kamu wisuda nanti.”“Sepertinya nggak praktis untuk tinggal di luar?” Jessie mengikuti langkah Jerremy. “Kalian nggak usah khawatirin aku ….”Belum sempat Jessie menyelesaikan omongannya, tampak sederetan pengawal sedang berbaris rapi di halaman. Mereka serempak mengangguk untuk memberi hormat. “Tuan Muda! Nona Muda!”Jessie terbengong beberapa detik. “Sepertinya kalian sudah berlebihan?”Jangan-jangan kelak Jessie akan dikawa
“Aku nggak ada maksud lain. Aku cuma lagi nanya Kak Charles saja, dari mana dia dengar informasi itu. Sepertinya aku nggak pernah bilang putrinya Tuan Javier itu temanku.”Ketika melihat penyangkalan Dacia, Charles pun tersenyum. “Kalau bukan teman, kenapa dia begitu membelamu?” Maksud ucapan Charles adalah masalah dia mencari Jessie waktu itu. Dacia tidak menjawab.Lidya menatapnya. “Dacia, kamu itu anaknya Ibu dan juga adik kandungnya kakakmu. Sekarang kamu tidak peduli dengan masalah keluargamu sendiri, malah peduli sama masalah Keluarga Tanzil. Aku tahu hubunganmu dengan Jules, tapi dia itu berasal dari Keluarga Tanzil. Kamu saja bisa membantunya, kenapa kamu tidak bisa membantu anggota keluargamu sendiri?”Dacia menggigit bibirnya sejenak. “Tapi, memangnya Tante bukan anggota keluargamu?”“Lancang!” Lidya membuang gelas di meja hingga pecah berkeping-keping di lantai. Raut wajah Lidya sangat tidak bersahabat. “Apa begini cara kamu berbicara terhadap ibumu?”“Ibu, jangan marah-mar
“Tidak tergolong teman? Atau kamu tidak ingin melakukannya?” Charles mendekati Dacia. “Jules menyuruhmu tinggal satu asrama dengannya juga demi membantunya menjaga Jessie, ‘kan? Jangan kira aku tidak tahu Jules bisa ke restoran waktu itu juga karena diberi tahu kamu.”Dacia menggigit bibir bawahnya dan tidak membalas.Charles melonggarkan dasinya, lalu membalikkan tubuhnya. “Sekarang kamu hanya punya dua pilihan saja. Jalin hubungan bagus dengan Keluarga Fernando atau aku aturkan pernikahan bisnis untukmu. Keluarga Hirakama juga sedang sibuk dalam mencarikan calon pasangan.”Tanpa menghiraukan tatapan syok Dacia, Charles melanjutkan, “Keluarga Hirakama memang tidak bisa dibandingkan dengan Keluarga Zirma, tapi kakeknya itu baron. Kamu boleh mempertimbangkannya.”Charles meninggalkan ruang baca, meninggalkan Dacia yang sedang terkejut di tempat. Dia merasa sangat asing dengan rumah ini. Selain itu, dia merasa takut dan juga tertekan. Itulah sebabnya Dacia memilih untuk meninggalkan ruma
Sarah memeluk Charles. “Charles, aku tahu kamu nggak mungkin akan tinggalin aku. Aku sadar dengan kesalahanku waktu itu. Nggak seharusnya aku marah sama kamu. Sekarang aku sudah nggak punya apa-apa lagi. Aku cuma punya kamu saja.”Charles kelihatan sabar ketika mendengar ucapan Sarah. Beberapa saat kemudian, dia mengusap setengah wajah Sarah yang tidak dibaluti perban. “Aku bawa bunga kesukaanmu.”Sarah tersenyum sembari menangis. “Kamu masih ingat dengan kesukaanku.”Charles menunduk. Tidak terlihat senyuman di wajahnya. “Dulu aku pernah menjadi calon menantu Keluarga Zirma. Tentu saja aku tahu semua yang kamu sukai.”Kali ini, Sarah merasa syok.Telapak tangan Charles berhenti di dagu Sarah. “Kalau kamu dengar apa kataku waktu itu, kamu pun tidak akan mengalami semua ini.”Tubuh Sarah seketika gemetar. Dia meraih lengan Charles. “Aku tahu aku salah. Charles, kamu bantu aku, ya.” Dia sedang memelas Charles, “Asalkan kamu bersedia membantuku, setelah kita menikah nanti, ayahku akan mem
Sekarang Keluarga Zirma telah kehilangan kekuatannya. Awalnya Tom mengira kesempatannya sudah datang. Siapa sangka Sarah malah mengalami kerusakan pada wajahnya.Derrick kepikiran sesuatu. “Hari ini Charles pergi menjenguknya di rumah sakit.”Gerakan jari Jules berhenti. Dia mengangkat kepalanya. “Keluarga Zirma sudah kehilangan kekuatannya, seharusnya Charles akan memutuskan hubungannya dengan Sarah. Dia juga bukan tipe lelaki yang tidak tegaan.”Charles bisa menggaet putri dari Keluarga Zirma juga demi keuntungan. Sekarang tidak ada lagi keuntungan yang bisa diraup Charles, tentu saja Sarah sudah tidak berguna lagi. Kecuali, Charles memiliki rencana lain.…Jessie baru selesai kelas. Dia sengaja berdiri di depan gedung untuk menunggu Dacia.Kebetulan Dacia sedang berjalan keluar pintu. Kemudian, tampak Jessie sedang melambaikan tangan ke sisinya.Jessie berjalan ke sisinya, lalu berkata, “Dacia, apa telah terjadi sesuatu sama kamu?”Langkah kaki Dacia berhenti. Dia menunduk dan tidak
Tetiba Jessie merasa dirinya sangat tidak berguna. Dia malah bisa masuk ke jebakan Jules dengan gampangnya.“Apa kamu merindukanku?”“Sekarang aku nggak tinggal di asrama lagi.”Jules mengiakan dengan lembut. “Aku tahu.”Jessie pun tertawa. “Gimana kamu bisa mengetahuinya?”Jules juga tersenyum. “Karena aku lagi di bawah rumahmu.”Jessie langsung melihat ke luar jendela. Ada sebuah mobil sedan sedang parkir di sekitar vila. Jendela diturunkan setengah. Dia dapat melihat sosok bayangan familier di dalam sana.Jessie mengenakan terusan tidur kembang dengan luaran tipis. Dia berlari ke luar halaman dengan buru-buru.Jules berdiri di samping mobil. Postur tubuhnya sangat tinggi. Dia mengenakan kemeja putih itu kelihatan sangat dewasa, tampan, dan berwibawa.Ketika melihat sosok menawan Jules, Jessie malah menyandung kakinya sendiri. Alhasil, Jessie malah masuk ke dalam pelukan Jules.Jules merangkul pinggang Jessie, lalu membelai rambut hitamnya. “Kamu tidak usah buru-buru. Aku juga tidak
Jules tersenyum dingin. “Sepertinya kamu sudah belajar banyak selama di pasar gelap?” Usai berbicara, Jules berjalan melintasi dirinya.Ketika menghadapi sindiran Jules, raut wajah Lisa menjadi kaku. Dia pun menggigit erat bibirnya.Selama di pasar gelap, Lisa memang pernah dilecehkan. Namun, setelah mencoba untuk melakukan hubungan intim, Lisa baru mengetahui bahwa dia bisa menerima hubungan itu. Awalnya memang terasa menyiksa, tapi seiring semakin sering berhubungan, boleh dikatakan dia semakin menikmatinya.Bukankah semua lelaki menyukainya?Hanya saja, Jules tidak pernah merasakannya. Seandainya Lisa bisa mendapatkannya, bisa jadi Jules akan jatuh cinta terhadapnya.Jules kembali ke kamarnya. Baru saja Jules mengganti pakaian tidur, terdengar suara pintu kamarnya. Dia memiringkan kepalanya, lalu spontan menunjukkan tatapan sinisnya. “Keluar.”Namun, Lisa bagai tidak mendengar saja. Dia malah menutup pintu kamar, lalu melepaskan tali di bagian pinggangnya. Kemudian, Lisa berjalan ke