Share

Bab 1617

Kedua mata Jessie terbelalak lebar. Pikirannya menjadi hampa. Saat ini, Jessie tidak meronta lagi.

Lantaran tidak berpengalaman dalam berciuman, Jessie pun tidak tahu cara untuk mengambil napas. Wajahnya pun tampak merona lantaran terus menahan napas. Dia hampir kehabisan oksigen.

Jules melepaskan bibir Jessie, lalu menatap kedua mata yang berlinangkan air mata. “Jessie, maafkan aku.”

Hati Jessie terasa penat. Air mata tak berhenti menetes. “Apa semuanya bisa diselesaikan dengan kata maaf? Dasar penipu!”

Jules mengusap bibir Jessie. “Aku tidak pernah kepikiran untuk memungkiri janjiku. Tapi, ada urusan mendadak ….”

Ibunya malah didiagnosis mengidap tumor tulang belakang. Tumor mesti segera diangkat. Jika tidak, ibunya akan mengalami kelumpuhan.

Saat Jules hendak menjelaskan, dia menyadari Jessie telah memblokir nomornya.

“Meski kamu ada urusan, kamu juga bisa hubungi aku ….” Jessie menyeka air matanya, lalu memalingkan wajahnya. “Aku juga bukan orang yang berhati sempit. Tadi waktu aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status