Dulu Jessie juga memanggil Jules dengan sebutan itu. Ketika mendengar ada yang memanggil Jules dengan sebutan itu, hati Jessie pun terasa tidak nyaman.Jules dan Andreas berjalan ke ruang baca. Lisa sudah mengganti pakaiannya, sedang berjalan menuruni tangga. Kebetulan dia bertemu dengan sosok Jessie.Berhubung Lisa berani melawan Jules di hadapan orang banyak, tentu saja dia tidak takut Jules akan membalasnya. Apalagi akan ada adegan seru nanti.Bukankah Jules peduli dengan Jessie? Bukankah Jules sengaja menyiksanya demi Jessie? Seandainya reputasi Jessie hancur, apa mungkin Jules masih akan menyukai Jessie lagi?Lisa berjalan ke samping meja, lalu mengambil segelas anggur. Dia memasukkan bubuk obat ke dalam minuman tersebut.Selagi Jessie sedang membalikkan kepalanya berbincang dengan orang lain, Lisa pun menukar minuman di meja.“Jessie.”Jessie memalingkan kepalanya dan senyuman di wajahnya spontan menghilang. Entah sejak kapan Lisa yang sedang memegang gelas berdiri di sampingnya.
Bahkan Lisa juga terbengong. Betapa inginnya dia membanting gelas di tangannya saat ini.Jessie merasa kesal, langsung mencubit pinggang Jules. Dia berbisik, “Sejak kapan aku setuju buat jadi kekasihmu?”Jules merangkul pinggang Lisa dengan terang-terangan. “Sekarang masih bukan?”Jessie menggembungkan pipinya. “Kakakku nggak akan setuju.”Jules menyentil hidung Jessie. Dia melayangkan tatapan manja ke sisi Jessie. “Aku akan membuat mereka setuju.”Tetiba terdengar suara tawa Silvia. Dia bersama Hengky berjalan ke sisi mereka. “Jules, kenapa kamu malah bercanda sama Jessie?”Hengky juga menimpali, “Iya, kenapa kalian pacarannya diam-diam? Bahkan kami juga tidak mengetahuinya.”Jules tersenyum. “Bukannya aku lagi publikasi?”Silvia berjalan maju, lalu menarik tangan Jessie. “Aku cukup menyukai Jessie. Aku sungguh gembira apabila Jessie bisa menjadi kekasihnya Jules.”Wajah Jessie terasa panas. Dia sungguh merasa malu.Masalah Jules mempublikasikan Jessie sebagai kekasihnya menutup masal
Kimin menghentikan mobil, lalu mematikan mesin mobil. Dia melihat ke sisi kaca spion tengah dengan wajah datar. “Apa kamu kira Tuan Muda akan mengaturnya?”Lisa merasa gemetar. “Apa maksudmu?”Kimin tidak menjawab.Tetiba tampak beberapa lelaki membuka pintu mobil hendak menariknya keluar mobil. Namun, Lisa berusaha untuk meronta. “Aku nggak mau! Aku mau pulang. Aku mau cari Ayah ….”“Meskipun kamu cari Pak Andreas, semuanya juga tidak ada gunanya. Dia tidak akan ikut campur dalam urusan ini.”Lisa diseret keluar mobil. Dia pun meronta dengan menangis. “Jangan! Aku nggak mau tinggal di tempat rongsokan ini. Aku mau ketemu sama Jules!”Pada saat ini, sebuah mobil berhenti di hadapan Lisa. Begitu melihat Jules menuruni mobil, para lelaki itu pun langsung memberi hormat kepadanya.Lisa berlari ke hadapan Jules, lalu menarik ujung celananya sembari memelas, “Kak Jules, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini? Meskipun kamu benci sama aku, kamu juga nggak boleh antar aku ke tempat seperti i
Sekujur tubuh Lisa gemetar.Akhirnya Lisa mengerti kenapa Jules tidak memperlakukannya dengan baik selama beberapa tahun ini. Ternyata ingatan Jules sudah pulih.“Bukannya kamu ingin Jessie mencoba rasanya dihancurkan? Kalau begitu, kamu bisa tinggal di pasar gelap ini untuk menikmati perlakuan itu.” Jules pun membalikkan tubuhnya dengan dingin.Lisa melebarkan matanya. Rasa takut seketika membaluti dirinya. Dalam hitungan detik, Lisa diseret oleh beberapa orang lelaki. Tak peduli bagaimana Lisa menjerit maupun menangis, tidak ada satu pun yang memedulikannya.Malam harinya, Andreas masih belum tidur. Dia duduk di ruang tamu sembari memikirkan sesuatu. Saat Jules pulang, Andreas pun bertanya, “Apa kamu sudah mengatur tempat tinggal untuk Lisa?”Jules memutar bola matanya, lalu tersenyum tipis. “Dia sangat puas dengan tempat tinggalnya sekarang.”Andreas mengerutkan sedikit keningnya. Dia terdiam beberapa saat, baru berkata, “Jules, apa benar kecelakaanku waktu itu sudah direncanakan?”
Jessie pun tersenyum. “Aku yang dulu sama seperti kamu yang sekarang. Aku sangat memercayainya. Tapi dia sendiri yang sudah menghancurkan rasa percayaku terhadapnya. Dia beri tahu kamu, dia barulah orang yang melewati masa sukar bersama Jules? Jelas-jelas aku orangnya, kenapa malah jadi dia? Dia hanya berani mengatakannya di hadapanmu saja. Coba suruh dia mengatakannya di hadapanku!”Akhirnya Jessie tahu kenapa Lisa terus memanggil Jules dengan sebutan “Kak Jules”. Ternyata dia ingin membohongi Jules yang sedang amnesia. Pantas saja, empat tahun lalu, dia bisa pergi mencari Jules.Seandainya bukan karena Jessie sudah menyadari intrik Lisa, sepertinya hatinya akan terasa lara saat ini.Juliana terbengong di tempat. Dia tidak percaya dengan apa kata Jessie. “Mana mungkin? Dia nggak bakal bohongi aku.”“Kalau kamu percaya sama dia, itu juga urusanmu. Tapi jangan cari masalah sama aku lagi. Aku, Jessie, bukanlah orang yang bisa ditindas.”Jessie mendorong Juliana, lalu berjalan meninggalka
Inilah model yang diidamkan perusahaan periklanan!“Dik, tunggu sebentar!”Langkah kaki Jessie seketika berhenti. Dia menoleh dengan bingung, lalu tampak seorang lelaki berkacamata menyerahkan kartu namanya. “Dik, izinkan aku mengganggu sedikit waktumu.”Jessie melihat kartu namanya. Lelaki ini adalah direktur dari Perusahaan AF.Jessie mengangkat kepalanya. “Pak Randy, ada urusan apa?”“Perusahaan kami lagi mencari bintang iklan parfum. Aku merasa kamu sangat sesuai dengan kriteria model yang aku cari. Jadi, bisa tidak kamu membantu kami?”Tanpa menunggu balasan dari Jessie, Randy pun berkata dengan serius, “Kamu tenang saja, kami tidak akan memberi imbalan kecil, apalagi memaksamu untuk tanda tangan kontrak dalam jangka panjang. Kami hanya butuh kamu ikut syuting iklan parfum saja.”Jessie mulai merasa ragu. “Tapi aku masih belum tamat ….”“Tidak masalah. Kami hanya butuh beberapa foto dan video saja. Kalau cepat, paling-paling akan selesai dalam waktu satu jam.”Randy sudah mencari
Di dalam asrama, Jessie sedang melewati depan kamar Dacia. Ketika melihat pintu kamar yang tidak ditutup rapat, Jessie jadi kepikiran dengan ucapan Jerremy sewaktu di kantin tadi. Dia merasa sudah seharusnya dia mewakili abangnya untuk minta maaf.“Dacia, ada yang ingin ….”Saat Jessie membuka pintu kamar, Dacia segera menutup laptopnya, lalu mengangkat kepala untuk menatapnya. “Kamu kagetin aku saja.”Jessie menunduk. “Maaf, aku bukan sengaja.”“Nggak apa-apa, bukan masalah besar juga.” Dacia membereskan meja belajar yang berantakan, lalu melanjutkan, “Oh, ya, apa yang ingin kamu katakan tadi?”“Aku ingin minta maaf sama kamu.”Gerakan tangan Dacia berhenti. Dia bertanya dengan bingung, “Minta maaf?”Jessie menunduk. “Kamu jangan masukin ucapan Kak Jerry ke hati, ya. Dia cuma takut aku ….”Belum sempat Jessie menyelesaikan omongannya, tatapannya tertuju pada selembar sketsa yang jatuh di atas lantai.Dacia tidak memperhatikan Jessie yang sedang memungut sketsa itu. Dia sedang memberes
Hanya saja mitra kerja sama tiba-tiba mengubah persyaratannya lantaran mengingat Negara Makronesia adalah pasar terbesar mereka.Saat Randy merasa serbasalah, Jessie pun bersuara, “Aku nggak merasa aku akan menghancurkan reputasi merek ini. Berhubung mereka mencari aku untuk menjadi bintang iklan mereka, aku pun semakin yakin aku bisa menyelesaikan pemotretan dengan baik.”Namun, Sarah malah meremehkan rasa percaya diri Jessie. “Hanya dengan mengandalkan seorang anak yang masih kuliah? Kamu kira kamu siapa, bisa ikut syuting iklan? AF itu merek yang sangat besar. Kamu kira merek abal-abal?”Selebritas memiliki penggemar. Menggunakan selebritas untuk menjadi bintang iklan pasti akan membuat penjualan lebih laris lagi. Sekarang seorang mahasiswi malah akan menjadi bintang iklan merek terkenal ini, mana mungkin dia tidak diragukan oleh orang-orang?Jessie mengangkat kepalanya, lalu berkata dengan serius, “Kalau begitu, kita mulai sekarang. Kalau kalian nggak puas dengan hasilnya, aku bisa
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me