Belum sempat Jessie merespons, Dacia berjongkok untuk menggendongnya. “Clara, apa kamu merindukanku?”Si anak perempuan membenamkan kepalanya di dalam leher Dacia. Dia mengangguk, lalu menatap Jessie dengan ketakutan.Dacia menyerahkan Clara kepada pengasuh. Pengasuh pun menggendongnya ke dalam kamar.Jessie tersadar dari bengongnya, lalu bertanya dengan syok, “Dia … dia putrimu?”Jangan-jangan Dacia benar-benar telah melahirkan?Dacia memalingkan kepalanya untuk bertanya, “Kamu juga percaya sama gosip itu?”Jessie menggeleng. Dia memang tidak percaya, tetapi dia merasa penasaran dengan hubungan Dacia dan anak perempuan itu.Bagaimanapun, Clara baru berusia satu tahun. Seandainya dia benar-benar adalah buah hati Dacia, seharusnya dia memang berusia seperti ini. Kecuali, Dacia melahirkan di saat usia 16 tahun. Namun, semuanya tidak memungkinkan.Dacia melipat kedua tangannya di depan dada. “Dia itu putrinya lelaki di sekolah waktu itu.”Jessie merasa syok. “Lelaki yang gangguin kamu?”D
Kedua mata Jessie terbelalak lebar. Pikirannya menjadi hampa. Saat ini, Jessie tidak meronta lagi.Lantaran tidak berpengalaman dalam berciuman, Jessie pun tidak tahu cara untuk mengambil napas. Wajahnya pun tampak merona lantaran terus menahan napas. Dia hampir kehabisan oksigen.Jules melepaskan bibir Jessie, lalu menatap kedua mata yang berlinangkan air mata. “Jessie, maafkan aku.”Hati Jessie terasa penat. Air mata tak berhenti menetes. “Apa semuanya bisa diselesaikan dengan kata maaf? Dasar penipu!”Jules mengusap bibir Jessie. “Aku tidak pernah kepikiran untuk memungkiri janjiku. Tapi, ada urusan mendadak ….”Ibunya malah didiagnosis mengidap tumor tulang belakang. Tumor mesti segera diangkat. Jika tidak, ibunya akan mengalami kelumpuhan.Saat Jules hendak menjelaskan, dia menyadari Jessie telah memblokir nomornya.“Meski kamu ada urusan, kamu juga bisa hubungi aku ….” Jessie menyeka air matanya, lalu memalingkan wajahnya. “Aku juga bukan orang yang berhati sempit. Tadi waktu aku
Berbeda dengan Jules, perilakunya di luar bayangan Lisa. Dia kelihatan sangat tenang, tetapi sebenarnya dia sangatlah sadis.Andreas masih akan melindunginya lantaran Lisa adalah “penyelamatnya”. Jules memang menghormati keputusan Andreas. Namun, dia tidak akan membiarkan Lisa hidup tenang di belakang.“Kimin.” Jules melihat ke sisi pengurus rumah. “Aturkan pekerjaan rumah yang paling melelahkan untuknya. Keluarga Tanzil tidak menghidupi pengangguran. Suruh pelayan untuk mengawasinya. Kalau dia berani malas-malasan, jangan beri dia minum setetes air pun.”Kimin mengangguk. “Baik.”Wajah Lisa terasa sangat sakit. Dia masih duduk di atas lantai. Biasanya, Lisa tidak pernah melakukan pekerjaan rumah di rumahnya. Setelah tinggal di Kediaman Tanzil, dia malah harus melakukan semuanya.Kedudukan Lisa di Kediaman Tanzil bahkan lebih rendah daripada pelayan. Sepertinya kehidupannya lebih buruk daripada diusir dari Kediaman Tanzil. Tidak! Lisa mesti mencari cara untuk bangkit kembali.…Keesoka
Jules memalingkan kepala untuk menatap Jessie. “Ada apa?”Jessie menunduk. “Aku merasa nggak enak, soalnya aku datang dengan tangan kosong.”Setidaknya Jessie mesti mempersiapkan sebuket bunga atau keranjang buah.Jules berhadapan dengan Jessie yang sedang cemberut. “Dia sudah cukup gembira bisa dijenguk oleh calon menantunya.”“Calon ….” Tetiba Jessie terbengong di tempat. Dia mengangkat kepalanya menatap Jules dengan kaget. “Calon menantu?”Jules hanya mengangkat-angkat alis dan tidak menjawab.Wajah Jessie seketika merona. Dia mendorong Jules. “Siapa juga yang mau nikah sama kamu? Dasar nggak tahu malu!” Jessie langsung melarikan diri.Jules pun tersenyum ketika melihat Jessie yang berlari itu. Pada hari Selasa.Belakangan ini Jerremy sedang sibuk dengan skripsinya. Dia pun tidak memiliki waktu luang untuk mengurus masalah lain. Saat Jerremy berjalan menuruni tangga, tetiba dia mendengar ada yang sedang membahas kabar pacaran Jules dengan Jessie.“Serius? Putri dari Keluarga Ferna
“Maaf sekali.” Dacia mengangkat-angkat pundaknya. “Aku nggak pernah memahaminya.”Dacia tidak pernah berhubungan dengan Jules. Mereka juga baru sering berinteraksi pada beberapa tahun belakangan ini.Saat Jules masih kecil, dia diantar ke Negara Makronesia atas bisa terhindar dari serangan Lidora. Pada saat itu, Dacia masih belum kenal dengan Jules. Dacia hanya pernah mendengar namanya saja.Jules memang adalah kakak sepupunya, tetapi sebenarnya dia hanya lebih besar satu tahun dari Dacia.Di mata para senior, meski usia Jules masih muda, dia sangat berbakat. Dia menguasai banyak pengetahuan seperti keuangan, teknologi, saham, dunia hiburan, perjudian, bahkan perhiasan. Dengan kemampuan Jules, bisa jadi Keluarga Tanzil akan bangkit kembali dalam beberapa tahun ini. Beberapa tahun lalu, saat Andreas membawa Jules menghadiri berbagai jenis acara. Jules diragukan dan juga dipersulit, tapi dia tetap bersikap tenang.Dunia bisnis penuh dengan jebakan. Seandainya Jules tidak menguasai sedik
Atas dasar apa? Kenapa Lisa tidak bisa dibandingkan dengan Jessie?Lisa mengepal erat tangannya. Tetiba muncul sebuah ide “brilian” di benaknya.Silvia merangkul lengan Hengky berjalan ke hadapan para hadirin. Silvia yang sudah pulih itu kelihatan lebih bersemangat dan tidak sepucat sebelumnya.Meskipun Silvia adalah seorang tuan putri, dia tetap bersikap layaknya seorang wanita biasa yang ramah dan baik hati. Dia mengambil gelas, lalu bersulang terhadap para tamu.Hengky juga sangat pengertian. Dia menyuruh pelayan untuk membawakan segelas jus. “Kamu baru saja sembuh. Jangan minum alkohol dulu.”Silvia pun tersenyum. “Hanya sedikit saja, tidak apa-apa, kok. Aku juga bukan anak kecil.”Hengky menyelipkan rambut ke belakang daun telinga Silvia. Dia juga ikut tersenyum. “Di mataku kamu itu seorang anak kecil.”Orang-orang di sekitar pun tertawa. “Sudah bertahun-tahun Pak Hengky dan Bu Silvia menikah. Tapi kalian bagai pasangan baru saja.”“Kamu mesti menciptakan keromantisan dalam hubung
Orang-orang hanya akan mengasihani Lisa. Kemudian, berasumsi Keluarga Tanzil sedang menganiayanya.Hal yang paling penting adalah Andreas tidak mengetahui masalah ini. Belakangan ini Andreas sangat sibuk hingga jarang pulang ke rumah. Lisa berani bertaruh, dia pasti akan mempertanyakan masalah ini ketika melihat penampilan Lisa.Berhubung semua orang lagi berkumpul bersama, Lisa pun beraksi. Memangnya kenapa kalau Jules cukup berkuasa di Keluarga Tanzil? Apa dia berani mempersulit Lisa di hadapan banyak orang?Asalkan Andreas menyadari Lisa telah dipersulit, Andreas pasti tidak mungkin tidak mengabulkan permintaan Lisa untuk tinggal di luar. Setelah Lisa keluar dari pantauan Jules, dia pun bisa memperoleh apa yang dia inginnya.Lisa melihat ke sisi Andreas, lalu berkata dengan penuh hati-hati, “Ayah, aku … aku hanya ingin menyenangkan semua orang. Apa aku sudah melakukan kesalahan?”Kening Andreas tampak berkerut. Acara hari ini adalah acara syukuran atas pulihnya kondisi tubuh Silvia.
Dulu Jessie juga memanggil Jules dengan sebutan itu. Ketika mendengar ada yang memanggil Jules dengan sebutan itu, hati Jessie pun terasa tidak nyaman.Jules dan Andreas berjalan ke ruang baca. Lisa sudah mengganti pakaiannya, sedang berjalan menuruni tangga. Kebetulan dia bertemu dengan sosok Jessie.Berhubung Lisa berani melawan Jules di hadapan orang banyak, tentu saja dia tidak takut Jules akan membalasnya. Apalagi akan ada adegan seru nanti.Bukankah Jules peduli dengan Jessie? Bukankah Jules sengaja menyiksanya demi Jessie? Seandainya reputasi Jessie hancur, apa mungkin Jules masih akan menyukai Jessie lagi?Lisa berjalan ke samping meja, lalu mengambil segelas anggur. Dia memasukkan bubuk obat ke dalam minuman tersebut.Selagi Jessie sedang membalikkan kepalanya berbincang dengan orang lain, Lisa pun menukar minuman di meja.“Jessie.”Jessie memalingkan kepalanya dan senyuman di wajahnya spontan menghilang. Entah sejak kapan Lisa yang sedang memegang gelas berdiri di sampingnya.
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me