Share

Bab 1615

Setelah tersadar dari bengongnya, terlihat pantulan bayangan Dacia dari dalam cermin. Dia sedang berdiri di belakang Jessie.

Dacia baru saja selesai membasuh tubuhnya, sepertinya dia juga ingin menukar pakaiannya. Namun, hanya terdapat satu cermin di dalam asrama. Jessie malah terus menggunakannya di saat memilih pakaian.

Jessie berkata dengan canggung, “Aku sudah selesai. Kamu pakai sana.”

Saat Jessie hendak kembali ke kamarnya, tetiba terdengar suara Dacia. “Aku merasa pakaianmu itu cukup bagus.”

Jessie terbengong di tempat. Dia memalingkan kepalanya, lalu menatap Dacia sedang menunjuk sepotong terusan berwarna biru muda.

Jessie mengeluarkannya. “Yang ini?”

Dacia mengangguk.

“Terima kasih.” Jessie tersenyum, lalu segera berlari ke kamarnya.

Sekitar pukul sembilan, Jessie menunggu di depan gerbang sekolah. Ada banyak murid-murid yang keluar masuk. Setelah menunggu sepuluh menit, masih tidak ditemukan batang hidung Jules.

Jessie menggigit bibir bawahnya, lalu mengeluarkan ponsel untuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status