Share

Bab 1538

Author: Daun Jahe
Padahal mereka pernah menikah selama tiga tahun, tapi mereka tidak pernah sarapan bersama, bahkan tidak pernah berbicara sebanyak ini. Sekarang setelah bercerai, sikap Dimas malah berubah drastis. Apa mungkin Julie tidak merasa kaget?

Tatapan Dimas berhenti di wajah Julie. “Benci.” Setelah terdiam beberapa detik, Dimas pun berkata lagi, “Tapi aku benci dengan hubungan pernikahan kita.”

Julie terbengong sejenak. Dia masih tidak mengerti. “Jadi, setelah kita bercerai, kamu nggak benci lagi?”

“Setelah bercerai, bukannya kamu juga merasa gembira?” tanya Dimas kembali.

Kali ini, Julie kehabisan kata-kata. Dia pun menunduk.

Iya, tanpa ikatan pernikahan, Julie merasa lebih bebas sekarang. Tentu saja dia merasa gembira. Namun, dia merasa ada yang aneh.

Di sisi lain, Claire dan Javier membawa kedua anak makan sarapan di restoran yang sama.

Ketika melihat Jessie membuka pintu ruangan, Claire pun tersenyum. “Bukannya kamu sarapan bareng Tante?”

“Tante ditemani sama Paman Dimas. Aku nggak suka ja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1539

    Ketika menyadari sesuatu, Julie langsung mengangkat kepalanya melihat bayangan punggung ayahnya. “Ayah.”Andri menghentikan langkahnya tanpa menoleh.Julie menatapnya. “Akibat apa yang akan Ayah tanggung?”Andri mengangkat kepalanya sembari menarik napas dalam-dalam. “Anggap saja Ayah sedang menebus kesalahan itu.” Kemudian, Andri langsung berjalan pergi.Julie tertegun di tempat. Dia mengejar langkah ayahnya, tetapi mobil sudah melaju pergi. Hujan mengaburkan bayangan mobil itu.Andri pergi ke kantor polisi, lalu berterus terang mengatakan dirinya adalah dalang dalam kasus penculikan beberapa tahun lalu.Waktu itu, dia penculik itu tidak mengungkit nama Andri karena Andri mengerahkan banyak koneksi. Itulah sebabnya dia bisa terbebas dari jeratan hukum. Sekarang Andri menyerahkan dirinya, bahkan tidak menyewa pengacara untuk melindunginya. Setelah pihak polisi mendengar penjelasannya, mereka semua merasa sangat kaget.Dalam insiden waktu itu, Andri menyembunyikan kebenaran. Mereka hany

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1540

    “Aku antar kamu pulang.” Dimas menyalakan mesin mobil, lalu mengendarai mobil.Di sepanjang perjalanan, mereka berdua tidak berbicara sama sekali.Suasana tenang ini juga telah menenangkan hati Julie. Sebenarnya Julie ingin membuka topik pembicaraan, hanya saja dia takut Dimas tidak menghiraukannya.Setelah dipikir-pikir, sepertinya Julie pernah menangis dua kali di hadapan Dimas. Pertama kali, di kamarnya Albert. Kali ini, di luar kantor polisi.Mobil berhenti di depan halaman Kediaman Morales. Dimas mengantarnya ke rumah.Asti yang sedang duduk di sofa tampak sangat serius. Sepertinya dia sudah tahu apa yang terjadi. Ketika melihat Dimas pulang bersama Julie, dia langsung berdiri dengan perlahan. “Julie, kamu sudah pulang.”“Ibu, aku ….”“Sudah, semuanya tidak perlu dibicarakan lagi.” Asti memotong dengan lembut. “Ibu mengerti keputusan yang dibuat ayahmu.” Asti berjalan ke hadapan Julie, lalu menarik tangannya. “Ayahmu memang melakukan kesalahan. Kita tinggal tunggu keputusan dari

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1541

    Asti sungguh takut putrinya tidak memegang kesempatan ini dengan baik, malahan akan melewatkan kesempatan bagus ini.Tiba-tiba Asti kepikiran sesuatu. Dia pun berkata, “Julie, Ibu ingin pulang ke rumah nenekmu untuk beberapa hari ini. Tapi Ibu tidak tenang untuk meninggalkanmu sendirian di rumah. Gimana kalau kamu tinggal di Kediaman Ozara untuk beberapa hari ini?”Julie terbengong sejenak. “Apa kamu ingin mencampakkanku?”Asti tertegun sejenak. “Apa yang lagi kamu pikirkan? Ibu pulang karena ada sedikit urusan. Bukankah ada Hiro di Area Andes? Tapi kamu seharusnya akan bosan kalau tinggal di sana.”Untung saja Asti memahami putrinya.Julie menggigit sendoknya sembari melirik ke sisi Dimas. “Sepertinya nggak bagus kalau aku pulang ke Kediaman Ozara? Aku bisa kok tinggal sendirian di rumah.”Asti bertanya kembali, “Pelayan akan pulang kampung pada akhir pekan nanti. Apa kamu bisa masak sendiri?”Julie terdiam.Asti pun langsung melihat ke sisi Dimas. “Dimas, mohon bantuannya selama bebe

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1542

    “Aku bukan hanya mengecewakan neneknya Javier, aku juga sudah mengecewakan neneknya Dimas. Aku tidak bisa memberinya perasaan yang dia inginkan, membuatnya mati dalam kesedihan. Bahkan ayahnya Dimas juga membenciku gara-gara masalah ini. Itulah sebabnya aku sangat menyayangi Dimas. Inilah satu-satunya tebusan yang bisa aku lakukan.”Julie tidak berbicara lantaran dia merasa sangat syok.Herbert mengangkat kepala untuk melihatnya. “Julie, aku bisa setuju kamu bercerai dengan Dimas karena aku tidak ingin kamu mengulangi langkahku. Aku juga tidak ingin ada dendam di antara kalian.”“Aku sungguh berharap kalian bisa melepaskan semua bias di masa lalu, kemudian memulai lembaran baru. Perjalanan kalian masih sangat panjang. Terkadang ada orang dan masalah yang tidak bisa dilupakan, tapi hidup tetap mesti dilanjutkan.”Julie memegang pion di tangan, lalu menggigit bibirnya. Saat Julie berjalan keluar ruang baca, dia pun terkejut ketika melihat batangan tubuh yang sedang berjalan di koridor.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1543

    Dimas tersenyum dengan datar. “Waktu masih panjang.”Julie terbengong sejenak. Dia sungguh jarang melihat senyuman di wajah Dimas. Bukannya Dimas tidak bisa tersenyum, hanya saja dia jarang tersenyum di hadapan Julie.Julie tidak berpikir kepanjangan. Dia hanya menganggap seorang “kakak angkat” ingin memahami “adik angkatnya” saja.“Kalau Kakak senggang banget, kamu bisa pahami aku dengan perlahan.” Julie mengangkat dagunya untuk bertatapan dengan Dimas. “Lagi pula, aku tidak akan beri tahu kamu.”Julie mendengus dingin, lalu berjalan ke kamarnya.Dimas menatap bayangan tubuhnya dengan tersenyum.Jessie mencondongkan kepalanya dari ujung dinding. Jody dan Jerry berdiri di belakangnya, mereka sungguh tidak berdaya ketika melihat adiknya yang sedang mengintip itu. Hanya saja, gerak-gerik mereka dipergoki oleh Dimas.Dimas berjalan ke sisi Jessie. “Keponakanku, apa sudah cukup nontonnya?”Jessie menggaruk pipinya dengan canggung. Dia pun tersenyum. “Paman, aku juga bukan sengaja. Aku hany

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1544

    Julie menunduk. “Baik-baik saja. Ayah suruh kita untuk nggak usah khawatirin dia.”Sebenarnya baik atau tidak, hanya Andri sendiri yang mengetahuinya. Meskipun dia hanya ditahan selama dua tahun, dia pun akan kehilangan kebebasan selama dua tahun. Waktu dua tahun tidaklah panjang, tetapi juga tidaklah pendek.Asti juga tidak berbicara lagi.Dimas mengantar mereka kembali ke Kediaman Morales. Dia berdiri di halaman, melihat mereka memasuki rumah. Beberapa saat kemudian, Dimas baru membalikkan tubuh hendak memasuki mobil.Saat hendak membuka pintu mobil, tetiba Julie berlari. “Sebentar.” Dimas memiringkan tubuhnya. Tatapannya tertuju pada wajah Julie. “Ada apa?”Julie ragu sejenak. Tanpa mengangkat kepala, dia berkata, “Aku ingin berterima kasih sama kamu.”Namun, Dimas tidak membalas sama sekali.Julie pun melanjutkan, “Ya sudah kalau kamu nggak terima.”Dimas tetiba tersenyum. “Kata siapa aku tidak menerimanya?”Julie tertegun sejenak, lalu bertatapan dengan mata Dimas. Terlihat senyu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1545

    Dimas menyipitkan matanya. Dia mengangkat gelasnya, bersulang dengan Julie. “Masih belum makan. Apa kamu ingin mabukin aku?”Julie menyesap dengan perlahan. “Bukankah ada sopir? Apa kamu takut aku akan mabukin kamu?”Dimas menatap Julie dari gelas anggurnya. “Setelah mabukin aku, kamu buang aku di jalanan, biar aku masuk berita?”Julie terdiam membisu. Dia tidak memiliki pemikiran seperti itu, dia hanya ingin melihat sikap kekanak-kanakan Dimas di saat mabuk nanti.Dimas meraba ujung gelas, lalu mengangkat kepalanya. “Apa tebakanku benar?”Kali ini, Julie meletakkan gelasnya. “Aku nggak keterlaluan seperti itu.”Terdengar suara tawa Dimas. “Aku juga penasaran apa adikku sanggup memabukkanku?”Julie tidak percaya. “Oke, kamu tunggu saja.”Malam semakin gelap. Cahaya lampu jalan menerangi gelapnya jalan raya. Sebuah mobil sedan hitam melintas di jalan raya.Julie sudah mabuk. Ketika melihat Dimas yang duduk di bangku tanpa bergerak itu, Julie pun mendekatinya, lalu menepuk-nepuk pipinya.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1546

    Dimas menempelkan bibirnya di samping leher Julie. “Mabukin aku.”Julie sungguh tidak habis pikir. “Jelas-jelas kamu sendiri yang bilang sanggup.”Sepertinya Julie memang sudah memandang tinggi kemampuan minum Dimas. Padahal tidak sanggup, malah berlagak hebat.“Julie,” panggil Dimas di samping telinga Julie.Julie merasa agak geli. Dia pun mengelak, lalu menyahut, “Hmm?”Suara magnetis yang terdengar di telinga membuat Julie hampir larut dalam suasana kasmaran ini. Julie juga sudah dewasa. Dia pernah melakukannya, tetapi hanya dengan Albert saja.Julie sangat mencintai Albert. Dia bersedia untuk menyerahkan segalanya untuk Albert. Kelembutan yang diberikan Albert saat itu membuat Julie merasa sangat gembira.Julie tidak bisa melupakan Albert karena dia mati pada usia di mana Julie sangat mencintainya. Ada banyak kenangan indah yang ditinggalkan Albert untuknya.Setiap kali kepikiran dengan Albert, semuanya terasa bagai mimpi saja. Semuanya bagai baru terjadi semalam saja.Setelah kema

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status