Ketika menyadari sesuatu, Julie langsung mengangkat kepalanya melihat bayangan punggung ayahnya. “Ayah.”Andri menghentikan langkahnya tanpa menoleh.Julie menatapnya. “Akibat apa yang akan Ayah tanggung?”Andri mengangkat kepalanya sembari menarik napas dalam-dalam. “Anggap saja Ayah sedang menebus kesalahan itu.” Kemudian, Andri langsung berjalan pergi.Julie tertegun di tempat. Dia mengejar langkah ayahnya, tetapi mobil sudah melaju pergi. Hujan mengaburkan bayangan mobil itu.Andri pergi ke kantor polisi, lalu berterus terang mengatakan dirinya adalah dalang dalam kasus penculikan beberapa tahun lalu.Waktu itu, dia penculik itu tidak mengungkit nama Andri karena Andri mengerahkan banyak koneksi. Itulah sebabnya dia bisa terbebas dari jeratan hukum. Sekarang Andri menyerahkan dirinya, bahkan tidak menyewa pengacara untuk melindunginya. Setelah pihak polisi mendengar penjelasannya, mereka semua merasa sangat kaget.Dalam insiden waktu itu, Andri menyembunyikan kebenaran. Mereka hany
“Aku antar kamu pulang.” Dimas menyalakan mesin mobil, lalu mengendarai mobil.Di sepanjang perjalanan, mereka berdua tidak berbicara sama sekali.Suasana tenang ini juga telah menenangkan hati Julie. Sebenarnya Julie ingin membuka topik pembicaraan, hanya saja dia takut Dimas tidak menghiraukannya.Setelah dipikir-pikir, sepertinya Julie pernah menangis dua kali di hadapan Dimas. Pertama kali, di kamarnya Albert. Kali ini, di luar kantor polisi.Mobil berhenti di depan halaman Kediaman Morales. Dimas mengantarnya ke rumah.Asti yang sedang duduk di sofa tampak sangat serius. Sepertinya dia sudah tahu apa yang terjadi. Ketika melihat Dimas pulang bersama Julie, dia langsung berdiri dengan perlahan. “Julie, kamu sudah pulang.”“Ibu, aku ….”“Sudah, semuanya tidak perlu dibicarakan lagi.” Asti memotong dengan lembut. “Ibu mengerti keputusan yang dibuat ayahmu.” Asti berjalan ke hadapan Julie, lalu menarik tangannya. “Ayahmu memang melakukan kesalahan. Kita tinggal tunggu keputusan dari
Asti sungguh takut putrinya tidak memegang kesempatan ini dengan baik, malahan akan melewatkan kesempatan bagus ini.Tiba-tiba Asti kepikiran sesuatu. Dia pun berkata, “Julie, Ibu ingin pulang ke rumah nenekmu untuk beberapa hari ini. Tapi Ibu tidak tenang untuk meninggalkanmu sendirian di rumah. Gimana kalau kamu tinggal di Kediaman Ozara untuk beberapa hari ini?”Julie terbengong sejenak. “Apa kamu ingin mencampakkanku?”Asti tertegun sejenak. “Apa yang lagi kamu pikirkan? Ibu pulang karena ada sedikit urusan. Bukankah ada Hiro di Area Andes? Tapi kamu seharusnya akan bosan kalau tinggal di sana.”Untung saja Asti memahami putrinya.Julie menggigit sendoknya sembari melirik ke sisi Dimas. “Sepertinya nggak bagus kalau aku pulang ke Kediaman Ozara? Aku bisa kok tinggal sendirian di rumah.”Asti bertanya kembali, “Pelayan akan pulang kampung pada akhir pekan nanti. Apa kamu bisa masak sendiri?”Julie terdiam.Asti pun langsung melihat ke sisi Dimas. “Dimas, mohon bantuannya selama bebe
“Aku bukan hanya mengecewakan neneknya Javier, aku juga sudah mengecewakan neneknya Dimas. Aku tidak bisa memberinya perasaan yang dia inginkan, membuatnya mati dalam kesedihan. Bahkan ayahnya Dimas juga membenciku gara-gara masalah ini. Itulah sebabnya aku sangat menyayangi Dimas. Inilah satu-satunya tebusan yang bisa aku lakukan.”Julie tidak berbicara lantaran dia merasa sangat syok.Herbert mengangkat kepala untuk melihatnya. “Julie, aku bisa setuju kamu bercerai dengan Dimas karena aku tidak ingin kamu mengulangi langkahku. Aku juga tidak ingin ada dendam di antara kalian.”“Aku sungguh berharap kalian bisa melepaskan semua bias di masa lalu, kemudian memulai lembaran baru. Perjalanan kalian masih sangat panjang. Terkadang ada orang dan masalah yang tidak bisa dilupakan, tapi hidup tetap mesti dilanjutkan.”Julie memegang pion di tangan, lalu menggigit bibirnya. Saat Julie berjalan keluar ruang baca, dia pun terkejut ketika melihat batangan tubuh yang sedang berjalan di koridor.
Dimas tersenyum dengan datar. “Waktu masih panjang.”Julie terbengong sejenak. Dia sungguh jarang melihat senyuman di wajah Dimas. Bukannya Dimas tidak bisa tersenyum, hanya saja dia jarang tersenyum di hadapan Julie.Julie tidak berpikir kepanjangan. Dia hanya menganggap seorang “kakak angkat” ingin memahami “adik angkatnya” saja.“Kalau Kakak senggang banget, kamu bisa pahami aku dengan perlahan.” Julie mengangkat dagunya untuk bertatapan dengan Dimas. “Lagi pula, aku tidak akan beri tahu kamu.”Julie mendengus dingin, lalu berjalan ke kamarnya.Dimas menatap bayangan tubuhnya dengan tersenyum.Jessie mencondongkan kepalanya dari ujung dinding. Jody dan Jerry berdiri di belakangnya, mereka sungguh tidak berdaya ketika melihat adiknya yang sedang mengintip itu. Hanya saja, gerak-gerik mereka dipergoki oleh Dimas.Dimas berjalan ke sisi Jessie. “Keponakanku, apa sudah cukup nontonnya?”Jessie menggaruk pipinya dengan canggung. Dia pun tersenyum. “Paman, aku juga bukan sengaja. Aku hany
Julie menunduk. “Baik-baik saja. Ayah suruh kita untuk nggak usah khawatirin dia.”Sebenarnya baik atau tidak, hanya Andri sendiri yang mengetahuinya. Meskipun dia hanya ditahan selama dua tahun, dia pun akan kehilangan kebebasan selama dua tahun. Waktu dua tahun tidaklah panjang, tetapi juga tidaklah pendek.Asti juga tidak berbicara lagi.Dimas mengantar mereka kembali ke Kediaman Morales. Dia berdiri di halaman, melihat mereka memasuki rumah. Beberapa saat kemudian, Dimas baru membalikkan tubuh hendak memasuki mobil.Saat hendak membuka pintu mobil, tetiba Julie berlari. “Sebentar.” Dimas memiringkan tubuhnya. Tatapannya tertuju pada wajah Julie. “Ada apa?”Julie ragu sejenak. Tanpa mengangkat kepala, dia berkata, “Aku ingin berterima kasih sama kamu.”Namun, Dimas tidak membalas sama sekali.Julie pun melanjutkan, “Ya sudah kalau kamu nggak terima.”Dimas tetiba tersenyum. “Kata siapa aku tidak menerimanya?”Julie tertegun sejenak, lalu bertatapan dengan mata Dimas. Terlihat senyu
Dimas menyipitkan matanya. Dia mengangkat gelasnya, bersulang dengan Julie. “Masih belum makan. Apa kamu ingin mabukin aku?”Julie menyesap dengan perlahan. “Bukankah ada sopir? Apa kamu takut aku akan mabukin kamu?”Dimas menatap Julie dari gelas anggurnya. “Setelah mabukin aku, kamu buang aku di jalanan, biar aku masuk berita?”Julie terdiam membisu. Dia tidak memiliki pemikiran seperti itu, dia hanya ingin melihat sikap kekanak-kanakan Dimas di saat mabuk nanti.Dimas meraba ujung gelas, lalu mengangkat kepalanya. “Apa tebakanku benar?”Kali ini, Julie meletakkan gelasnya. “Aku nggak keterlaluan seperti itu.”Terdengar suara tawa Dimas. “Aku juga penasaran apa adikku sanggup memabukkanku?”Julie tidak percaya. “Oke, kamu tunggu saja.”Malam semakin gelap. Cahaya lampu jalan menerangi gelapnya jalan raya. Sebuah mobil sedan hitam melintas di jalan raya.Julie sudah mabuk. Ketika melihat Dimas yang duduk di bangku tanpa bergerak itu, Julie pun mendekatinya, lalu menepuk-nepuk pipinya.
Dimas menempelkan bibirnya di samping leher Julie. “Mabukin aku.”Julie sungguh tidak habis pikir. “Jelas-jelas kamu sendiri yang bilang sanggup.”Sepertinya Julie memang sudah memandang tinggi kemampuan minum Dimas. Padahal tidak sanggup, malah berlagak hebat.“Julie,” panggil Dimas di samping telinga Julie.Julie merasa agak geli. Dia pun mengelak, lalu menyahut, “Hmm?”Suara magnetis yang terdengar di telinga membuat Julie hampir larut dalam suasana kasmaran ini. Julie juga sudah dewasa. Dia pernah melakukannya, tetapi hanya dengan Albert saja.Julie sangat mencintai Albert. Dia bersedia untuk menyerahkan segalanya untuk Albert. Kelembutan yang diberikan Albert saat itu membuat Julie merasa sangat gembira.Julie tidak bisa melupakan Albert karena dia mati pada usia di mana Julie sangat mencintainya. Ada banyak kenangan indah yang ditinggalkan Albert untuknya.Setiap kali kepikiran dengan Albert, semuanya terasa bagai mimpi saja. Semuanya bagai baru terjadi semalam saja.Setelah kema
“Hujan terlalu lebat. Kami tidak bisa melihat wajah orang itu. Tapi, dari gerak-gerik mereka, sepertinya mereka itu preman.”Jules melihat ke sisi kamar pasien. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Kalian jaga dia dengan baik.”“Yang Mulia, tenang saja.”Jules meninggalkan rumah sakit, lalu memasuki mobil. Dia sungguh merasa geram. Saking geramnya, dia memukul setir mobil. Urat hijau kelihatan menonjol di punggung tangannya. Hanya saja, saat ini Jules semakin yakin lagi bahwa masalah ini berhubungan dengan pengurus rumah Keluarga Taylor.Namun sekarang Derrick belum siuman. Mereka tidak memiliki bukti untuk melaporkan masalah ini kepada pihak berwajib. …Beberapa hari kemudian, sebuah rekaman suara dipublikasikan oleh peretas. “Transaksi” Reyhan dan anggota menteri yang tidak diketahui orang-orang viral di internet dan menggemparkan semua orang.Mereka memang sudah menghabiskan banyak uang untuk menekan berita itu. Hanya saja, berita itu sudah dicetak di majalah dan juga sudah terjua
Usai berbicara, Benn mengangkat kepalanya untuk melihat orang-orang itu. “Jadi, anak dan istri Pangeran baik-baik saja. Untuk apa Pangeran balas dendam?”Semua menteri di dalam ruangan terdiam membisu. Jika benar seperti itu, Jules memang tidak memiliki kemungkinan untuk meracuni narapidana. Silvia memecahkan suasana tegang. “Kalian semua juga sudah mendengarnya. Aku sangat memahami putraku. Seandainya aku memilih untuk melindunginya, untuk apa aku membiarkannya diselidiki oleh pihak kepolisian? Kalau putraku dan menantuku dipersulit, apa tidak seharusnya aku maju?”“Urusan negara memang adalah urusanku. Tapi, urusan keluargaku juga urusanku. Kalau aku tidak sanggup untuk mengurus keluargaku, apa aku sanggup untuk mengurus urusan negara? Aku menerima banyak tekanan sejak aku duduk di posisi ini. Apa ini yang dinamakan rasa setia kalian? Atau aku mesti menyerahkan posisiku kepada kalian?”“Yang Mulia, kami tidak bermaksud seperti itu ….”“Tidak bermaksud seperti ini? Sudah berapa banya
Pria tua itu mempersilakan Derrick memasuki rumah. Istri dari pria tua itu menyuguhkan segelas teh hangat untuk Derrick. Si pria menyuruh istrinya untuk istirahat dulu, lalu bertanya, “Kira-kira apa yang ingin Tuan tanyakan?”“Begini, beberapa waktu lalu Brayden dibunuh. Aku menerima perintah atasanku untuk menyelidiki alasan kematian Tuan Brayden.”Ketika pria tua itu mendengar masalah kematian Brayden, dia pun terbengong. “Apa? Brayden sudah mati?”Derrick mengangguk. “Aku dengar-dengar sebelumnya kamu pernah menjadi tetangga Brayden. Apa kamu tahu masalah Tuan Brayden, termasuk masalah keluarganya?”Hujan di luar sana semakin deras saja.Setelah beberapa saat kemudian, Derrick berpamitan dengan pria tua itu. Saat dia berjalan ke depan mobilnya, dia menyadari ada yang aneh dengan sekitar, dia segera menghentikan langkahnya.Di tengah hujan, beberapa pria berpakaian hitam mendekati Derrick.Lampu di dalam ruang baca Keluarga Taylor kelihatan menyala. Reyhan berdiri di belakang jendel
Raut wajah Reyhan berubah muram. Dia berusaha untuk menahan amarahnya. “Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Sissae. Wanita itu yang memanfaatkan Sissae. Sissae tidak mungkin melakukan hal yang akan mencelakai keturunan keluarga kerajaan.”“Oh, ya?” Silvia mengangkat cangkir teh. Tatapannya tertuju pada teh yang bening itu. “Kalau begitu, kenapa putraku dianggap sebagai tersangka ketika memeriksa penyebab kematian pengurus rumah itu?”“Yang Mulia, semua yang Pangeran adalah demi balas dendam terhadap istrinya. Pangeran mengutus anggotanya untuk mencari pelaku pembunuhan. Hanya saja, orang itu malah ditemukan dalam kondisi mati mengenaskan. Dalam masalah ini, Pangeran memang patut dicurigai.”“Kalau Jules patut dicurigai, memangnya Nona Sissae tidak patut untuk dicurigai?”Raut wajah Reyhan berubah tegang.Silvia mengangkat kepalanya untuk menatap Reyhan. Setiap ucapan yang dilontarkan sangat jelas. “Tahanan wanita itu memperalat Nona Sissae? Apa mungkin? Apa keuntungan baginya deng
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun