Share

Bab 1466

Penulis: Daun Jahe
Setelah itu, Gilbert tersenyum tipis. “Sepertinya kamu orangnya agak sensitif.”

Gilbert mengangkat cangkir tehnya, lalu menyesapnya. “Hari ini sewaktu aku di kafe, aku ketemu dengan rekan kerjamu.”

Melia tertegun. Tetiba dia tersenyum. “Oh ya?”

“Apa yang dia katakan padamu?”

Senyuman di wajah Melia terkaku. Saat berpapasan dengan tatapan tajam Gilbert, dia malah merasa bersalah. Jangan-jangan dia menyadari dirinya dipotret oleh rekan kerjanya?

Namun, betul juga! Seandainya Gilbert tidak memiliki kepekaan tingkat tinggi, bagaimana dia bisa menjadi mata-mata?

Dengan terpaksa, Melia mengakuinya. Dia menunjukkan senyuman tipis di wajahnya. “Dia memang sudah bilang sama aku. Tapi aku nggak bakal nanya masalah pribadimu. Orang lain nggak tahu kondisi kita, makanya bisa terjadi masalah seperti ini. Maaf ya kalau perbuatan rekan kerjaku sudah mengganggumu.”

“Apa kamu mematikan ponselmu juga karena hal ini?”

Melia langsung berkeringat dingin. Sepertinya Gilbert bahkan lebih peka daripada wanita
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1467

    Awalnya Gilbert mengira dirinya bisa menebus Melia setelah dirinya mendapat saham dari Suryadi. Melia ingin mendapatkan keuntungan. Gilbert juga tidak pelit sama sekali. Hanya saja, dia mengabaikan sesuatu, yaitu soal “perasaan”.Meskipun lelaki dan wanita yang terikat oleh pernikahan tidak berlandaskan cinta, seiring berjalannya waktu, pasti akan tumbuh sedikit perasaan di antara mereka. Malam hari itu Gilbert tidak tergolong mabuk. Dia sangat jelas dengan apa yang dilakukan Melia.Gilbert pernah berhubungan dengan banyak wanita. Semua wanita yang mendekatinya juga tidaklah tulus. Semuanya bisa dirasakan dari setiap gerak-gerik mereka.Berbeda dengan Melia, dia bersikap sangat sungkan dan selalu menjaga jarak dengan Gilbert. Dia tahu hubungan mereka hanyalah sebuah “transaksi” belaka.Melia menunduk seolah-olah mengerti maksud ucapan Gilbert. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Jadi, kita hanya bertunangan saja, ‘kan?”Gilbert tidak berbicara.Raut wajah Melia sangatlah tenang. “Se

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1468

    Setelah keluar dari penjara, Thomas pasti akan memberi pelajaran kepada Gilbert. Seandainya identitas wanita ini tidak sederhana, hal itu pun tidak menguntungkan bagi Thomas. Namun, Thomas tidak percaya.Thomas mendengus dingin. “Apa kamu lagi menakutiku? Atau sekarang kamu lagi memanfaatkan wanita untuk menaikkan statusmu? Apa wanita ini tahu siasat burukmu?”Tatapan Thomas tertuju pada diri Melia. “Saat dia memanfaatkan wanita, dia itu sadis sekali. Kalau kamu tidak percaya, coba kamu cari tahu sendiri. Wanita mana yang tidak hancur di tangannya. Bisa jadi, kamu hanyalah pion yang lagi dimanfaatkan dia saja.”Melia menggigit bibirnya. Beberapa saat kemudian, Melia melihat Gilbert sekilas. “Kamu nggak perlu beri tahu aku mengenai Gilbert.”Setelah mendengar ucapan itu, Thomas langsung tertawa. Terlintas ekspresi galak di wajahnya. “Kamu memang setia sekali. Tapi sayangnya, kalian tidak bisa pergi malam ini.”“Gilang, sepuluh tahun lalu kamu sudah mengkhianatiku, lalu mengantarku ke pe

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1469

    Melia tersenyum paksa. “Aku nggak tahu dia pegang pisau.”Sebenarnya Melia hanya tidak ingin Gilbert terluka saja.Gilbert berusaha menutup bagian cedera Melia, lalu memeluk erat Melia. “Bertahanlah! Melia, jangan tidur!”Ambulans telah tiba di tempat. Melia diangkat anggota medis ke dalam mobil. Saat ini, darah Melia sudah membaluti tangan Gilbert.Saat Melia diantar ke rumah sakit, dia sudah dalam keadaan tidak menyadarkan diri. Dia langsung dibawa ke ruang operasi untuk melakukan penyelamatan pertama.Setelah Emir dan Giselle mengetahui kabar ini, mereka bergegas ke rumah sakit. Saat Gilbert berdiri di koridor, Emir langsung bertanya, “Di mana Melia? Apa yang terjadi?”“Maaf.” Gilbert menunduk. “Aku sudah menyusahkannya.”Langkah kaki Emir tidak stabil. Dia melihat lampu merah di ruang operasi, rautnya menjadi serius.Setelah melakukan operasi selama dua jam, dokter berjalan keluar ruangan. Emir segera melangkah maju untuk bertanya, “Gimana kondisi putriku?”Dokter melepaskan masker

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1470

    Suara Melia terasa serak. “Nggak dingin lagi.”Gilbert menyentuh tangannya. Tangan yang diinfus itu terasa dingin. Gilbert menggenggam tangan Melia dengan perlahan. Rasa hangat seketika terasa Melia. Melia pun tidak gemetar lagi lantaran merasa agak hangat.Gilbert menatap Melia. “Kamu tidur dulu. Kamu akan membaik setelah bangun nanti.”Suara Gilbert sangatlah kecil, bagai bulu yang membelai hati Melia saja. Melia memejamkan matanya, lalu mulai tertidur.….Setelah Claire mendengar Widya hendak mengambil cuti, dia baru tahu bahwa Melia dirawat di rumah sakit karena cedera. Dia bertanya bagaimana cedera yang dialami Melia. Tetiba Widya pun terdiam.Claire merasa bingung. “Ada apa?”“Bu Claire ….” Widya menggigit bibirnya. “Kakakku, dia … kemungkinan dia nggak bisa mengandung lagi.”Claire tertegun di tempat. Berhubung sibuk, Claire tidak sempat menjenguk Melia. Dia menyuruh Izza menemani Widya untuk pergi ke rumah sakit.Widya tidak ingin mengganggu pekerjaan Hendri. Jadi, dia tidak me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1471

    “Gimana kalau kita berpacaran?”“Apa?”Melia kembali terbengong. Dia tidak berani percaya dengan telinganya sendiri.Gilbert menatapnya. “Aku bilang … gimana kalau kita coba untuk berpacaran?”Melia sungguh tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Apa Gilbert salah makan obat?Hanya saja, tetiba Melia kepikiran sesuatu, dia pun tersenyum. “Apa kamu merasa bersalah karena aku membantumu mengadang tusukan?”Gilbert menatapnya tanpa berbicara.Melia kelihatan sangat santai. Dia mengangkat-angkat pundaknya. “Sebenarnya kamu nggak usah bersikap seperti ini. Aku bisa mendorongmu juga bukan ada maksud lain. Kamu nggak usah merasa berutang budi sama aku.”Seandainya Gilbert ingin berpacaran dengannya karena merasa bersalah, Melia juga tidak membutuhkannya. Sebab hubungan itu bukanlah hubungan yang diinginkan Melia. Semua itu hanyalah “tebusan” saja. Masalah perasaan tidak boleh dikaitkan dengan masalah utang budi.Gilbert memutar bola matanya. “Aku juga tidak ada maksud lain.”Melia tertegun

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1472

    Seandainya ada sedikit pun masalah dalam saham di tangan Gilbert, dia pun akan mengganti Suryadi untuk menerima hukuman.Javier mengetuk jari tangannya di atas dokumen. Dia memutarkan bola matanya. “Sepertinya Suryadi tidak tahu hubungan Gilbert dengan anggota pemerintahan?”Roger menggeleng. “Gilbert memiliki identitas palsu yang terlalu banyak. Meski Pak Suryadi menyelidikinya, dia juga tidak mungkin akan menyelidiki sampai ke kantor provinsi.”Javier tersenyum. “Sepertinya Pak Suryadi sama sekali tidak memahami anak haramnya.”“Jika dia paham, sepertinya Pak Suryadi sudah menjalin hubungan baik dengan anak haramnya. Dengan hubungan Gilbert dan anggota pemerintahan, dia pun bisa melindungi Suryadi jika dia menginginkan.”Sayangnya, Suryadi terlalu arogan. Dia merasa anak haramnya hanyalah seorang “preman” saja. Dia tidak pernah memasukkannya ke dalam hati.“Tuan Javier, sepertinya kali ini kita tidak perlu turun tangan untuk menghadapi Pak Suryadi.”Javier menutup dokumennya, lalu me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1473

    Roger tersenyum. “Kalau aku yang ulang tahun, aku pasti tidak akan menggunakan barang-barang ini. Pak Steven itu sudah tua, tidaklah cocok dengan warna merah dan ungu yang kamu pilih.”Izza melihat tumpukan aksesori yang dipilihnya. Kata pemilik toko, orang tua Negara Makronesia suka warna yang norak-norak. Roger mengusap dagu sembari menatapnya. “Jangan-jangan ini pertama kalinya kamu memilih dekorasi ulang tahun?”Izza melipat kedua tangannya dan tidak berbicara.Roger tersenyum. Dia menepuk-nepuk pundak Izza. “Tidak masalah. Biar aku pilih.”Seharian ini, Roger memilih barang-barang dekorasi. Bagaimanapun, Roger tumbuh besar di Kediaman Fernando. Dia cukup memahami kesukaan Steven.Izza mengikutinya dari satu toko ke toko lain. Konon katanya, wanita suka belanja. Namun sekarang, sepertinya malah terbalik.Saat Roger melihat ada sedikit cacat, dia langsung menggantinya. Dia sudah keluar masuk banyak toko, tetapi dia masih saja merasa tidak puas. Kemudian, Roger pun lanjut memilih ba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 1474

    Seandainya Izza diculik, Roger juga tidak bisa memberi penjelasan kepada majikannya.Namun setelah dipikir-pikir, sepertinya ada yang salah ….Lelaki mana yang berani menculik Izza? Jika ada, sepertinya orang itu sudah bosan hidup, baru berani mengincar Izza?Izza berjalan maju. Tanpa berbasa-basi, dia memegang dua cone es krim dengan satu tangan. Kemudian, tangannya yang satu lagi langsung menenteng kantongan belanja.Roger terbengong, lalu tersenyum. “Baik sekali. Tak disangka kamu akan bantu aku angkat belanjaan?”Izza berjalan di depan. “Karena kamu beliin aku es krim tadi.”Roger mengikuti langkah Izza. Melihat Izza sendirian makan dua cone es krim, dia pun mengernyitkan keningnya. “Tidak bagus untuk makan sebanyak itu, nanti kamu bakal sakit perut.”Izza tidak ingin meladeninya. “Cerewet sekali.”Roger lanjut mengoceh, “Kenapa kamu tidak patuh? Nanti kamu tanggung sendiri akibatnya. Kalau nanti perutku sakit, jangan salahkan aku tidak ingatin kamu.”Langkah kaki Izza terhenti. Di

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status