"Mungkin inilah masalahnya." Claire melihat ke arah Cherry, lalu melanjutkan, "Bukannya Pak Aditya nggak suka dengan Hardy karena gaya hidup playboy-nya di masa lalu? Coba bayangkan, seorang playboy seperti Hardy tiba-tiba mengubah sikapnya. Siapa yang bisa menjamin kalau dia nggak akan macam-macam setelah menikah?"Claire menambahkan, "Pak Aditya cuma punya seorang putri yang bahkan belum pernah pacaran sebelumnya. Naomi itu bagaikan selembar kertas kosong. Apa dia bisa menyerahkan Naomi kepada Hardy dengan tenang?"Cherry tertegun sejenak, lalu membantah, "Tapi, orang-orang bilang, playboy yang bersedia berubah dan menjadi pria baik itu langka banget!"Claire berkata sambil tersenyum, "Ya, tapi Hardy sendiri nggak bisa menjamin kalau dia bisa membahagiakan Naomi. Dia seharusnya memang serius dengan Naomi. Tapi, seorang playboy seperti dia malah bertemu dengan wanita polos yang nggak punya pengalaman pacaran.""Kalaupun Hardy ingin mempertahankan hubungan mereka, dia pasti takut dirin
Dimas berbalik bertanya, "Memangnya kenapa kalau dia tahu?"Ekspresi Hardy berubah menjadi serius. Sementara itu, Dimas melihat ke arahnya dan tertawa sebelum berkata, "Silakan kasih tahu dia saja, aku tidak peduli." Usai berkata demikian, dia menepuk bahu Hardy dengan tangan kanannya seraya melanjutkan, "Bagaimanapun, dia yang sukarela mau bertunangan denganku. Aku tidak memaksanya."Hardy mengernyit dengan dingin. Tangannya yang berada di samping tanpa sadar terkepal dengan erat. Segera setelah itu, dia berkata, "Aku tidak akan membiarkanmu begitu saja."Kemudian, Hardy berbalik dan kembali ke dalam mobil, lalu pergi dengan mobilnya. Ketika melihat mobil Hardy yang menjauh, Dimas pun berdecak. Tampaknya Hardy sudah tidak bisa menahan diri. Dimas perlu memanas-manasinya lagi.....Keesokan siangnya, Naomi datang ke restoran. Dia mendapati Dimas telah menyewa satu restoran ini dan sedang menunggunya. Naomi duduk di tempat yang sudah disediakan di hadapan pria itu, lalu berkata dengan c
Naomi pergi untuk membuka pintu. Namun, ketika melihat orang yang berdiri di sana, dia sontak membeku. Pikirannya tiba-tiba menjadi kosong. Ketika melihat Naomi yang mengenakan jubah mandi dan mendengar teriakannya sebelumnya, ekspresi Hardy seketika menjadi suram.Sementara itu, Naomi tersadar kembali, lalu bertanya, "Pak Hardy, kenapa kamu ...."Sebelum menyelesaikan perkataannya, Hardy telah mendorongnya masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Dia melihat kelopak mawar yang berserakan di atas ranjang dengan ekspresi dingin, lalu berkata sambil tersenyum dingin, "Kamu lagi tunggu Dimas, ya?"Naomi yang kebingungan pun bertanya, "Apa?"Hardy bertanya dengan ekspresi datar, "Kamu menyewa couple suite dan mandi secara khusus demi dia. Kamu ingin tidur dengannya, ya?"Ini couple suite? Naomi tertegun sejenak. Sebelum dia menyadari apa yang terjadi, Hardy telah memojokkannya ke tembok dan tiba-tiba menciumnya.Bulu mata Naomi tampak bergetar. Ciuman Hardy penuh dengan nafsu dan lebih gana
Tampaknya, rencananya sudah berhasil. Dimas menempelkan gelas ke bibirnya dan perlahan menghabiskannya.Ketika melihat gelas kosong di tangannya, Dimas tak kuasa tertawa. Dia benar-benar telah menjadi seorang "mak comblang". Bisa-bisanya dia setuju untuk melakukan hal membosankan seperti ini? Membantu sepasang kekasih untuk berbaikan bukanlah sesuatu yang akan dilakukan oleh Dimas biasanya.Saat ini, ponselnya yang diletakkan di atas meja tiba-tiba berdering. Dia mengernyit ketika melihat layar panggilan yang masuk. Dimas pun mengambil ponsel dan menjawab, "Kakek."Suara Herbert terdengar di ujung telepon. "Bocah Nakal, cepat pulang dalam 2 hari."Mendengar ini, Dimas pun menggosok pelipisnya. Tampaknya, kabar pertunangan palsunya telah diketahui oleh kakeknya.....Naomi terbangun di dalam pelukan Hardy. Saat melihat wajah yang begitu dekat dengannya, rasanya seperti dalam mimpi. Dia mendekati Hardy dan menciumnya secara perlahan. Tiba-tiba, pria itu malah mengulurkan tangan untuk mem
Aditya menunduk. Dia terkejut begitu mendengar kabar pertunangan Naomi dan Dimas. Bagaimanapun, kedua anak ini belum kenal terlalu lama. Dia tentu saja tidak tenang putrinya menikah dalam waktu yang begitu cepat, apalagi di saat hubungan Naomi dan Hardy baru berakhir.Lantaran masih memikirkan hal ini, Aditya tidak berani bertindak gegabah. Dia pun mencari Javier untuk mengobrol karena Javier memiliki hubungan dengan Keluarga Ozara.Aditya mengetahui sebuah fakta dari Javier bahwa hubungan Naomi dan Dimas hanya pura-pura. Dimas sendiri sudah bertunangan. Calon istrinya adalah putri dari raja judi. Hubungan mereka direstui oleh kedua keluarga.Dimas berpura-pura bertunangan dengan Naomi untuk menguji reaksi Hardy. Meskipun Aditya sedikit marah mendengar kebenarannya, hal ini lebih baik dibandingkan alasan Dimas yang berbohong tentang pernikahannya."Ayah." Naomi duduk di sebelah Aditya, lalu memegang tangannya sambil bertutur, "Hardy benar-benar tulus padaku. Tolong izinkan kami bersama
Di Vila Blue Canyon. Claire sedang berdiri di balkon sambil bertelepon. Begitu panggilan diakhiri, seseorang meletakkan jaket di pundaknya. Dia menoleh dan menatap Javier yang memeluknya dari belakang, lalu bertanya, "Kamu pulang lebih awal?"Javier tersenyum sembari membalas, "Urusan di perusahaan sudah selesai, jadi aku pulang."Claire membalikkan badan memandang Javier seraya berujar, "Kali ini, Hardy dan Naomi benar-benar sudah bersama. Sepertinya pertunangan pura-pura ada gunanya."Javier mencubit hidung Claire dengan pelan, lalu menimpali, "Kamu yang punya ide untuk meminta bantuan Dimas." Dia menyipitkan matanya sambil melanjutkan, "Berdasarkan wataknya, dia tidak akan melakukan sesuatu secara cuma-cuma. Kenapa dia bisa setuju membantumu?"Claire terkekeh-kekeh sembari berjinjit memeluk leher Javier. Dia menjawab, "Aku memanfaatkan dirimu."Javier mengernyit dan bertanya, "Memanfaatkanku?""Kamu kakak sepupunya. Memangnya dia bisa menolak? Kalau dia nggak mau membantu, kelak dia
Hardy mengulurkan tangan ke arah Naomi. Kemudian, Aditya meletakkan tangan putrinya ke tangan Hardy. Naomi menatap Hardy, lalu mengikutinya berdiri di hadapan pembawa acara.Pembawa acara memandang Naomi sembari bertanya, "Naomi, apa kamu bersedia menjadi istri Hardy, menemaninya seumur hidup, selalu peduli padanya saat dia lelah, dan tidak akan meninggalkannya meskipun menghadapi kesulitan apa pun?"Naomi menatap Hardy sambil tersenyum dan menjawab, "Aku bersedia.""Hardy, apa kamu bersedia menjadikan Naomi sebagai istri, mencintainya dan melindunginya seumur hidup, selalu berada di sisinya setiap dia membutuhkanmu, dan tidak akan meninggalkannya dalam keadaan apa pun?" tanya pembawa acara kepada Hardy.Hardy menjawab dengan tegas, "Aku bersedia." Dia membuka veil Naomi dengan perlahan, lalu meraih wajahnya dan menciumnya. Mereka bertukar cincin dengan diiringi suara tepuk tangan para tamu.Pembawa acara tersenyum sembari berseru, "Selamat berbahagia untuk kedua mempelai!"Naomi melir
"Nona Claire, ini aku," ucap seseorang dari ujung telepon.Mendengar suara ini, Claire sontak tersenyum dan memanggil, "Izza?"Izza sudah lebih dari setengah tahun tinggal di Negara Mardani. Dia mengatakan ingin mencari keberadaan orang tuanya di sana, tetapi selama ini tidak ada kabar darinya. Claire tidak menyangka akhirnya Izza menghubungi dirinya. Claire mengira Izza sudah melupakan dirinya."Maaf karena aku baru menghubungimu," ucap Izza."Nggak apa-apa. Yang penting kamu baik-baik saja." Claire bersandar di dinding sambil bertanya, "Bagaimana kabarmu di Negara Mardani?""Kabarku sangat baik, Nona nggak perlu khawatir. Aku akan segera pulang," jawab Izza.Claire sontak tertegun, lalu bertanya lagi, "Pulang ke mana?"Setelah diam sejenak, Izza menimpali dengan perlahan, "Aku sudah bertemu orang tuaku. Tapi, keadaannya nggak seperti yang aku bayangkan. Lebih baik aku kembali ke sisi Nona saja."Claire tidak mengatakan apa-apa. Dia bisa mendengar bahwa Izza sangat sedih. Ketika meng